Share

Bab 52. Pertempuran Sengit

Penulis: Andy Lorenza
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-27 02:42:05

“Apa-apaan ini..! Berani-berani kalian berteriak seperti itu..! Apa kalian sudah bosan hidup..!” gertak Saka Galuh yang berusaha menutup rasa gugup dan ketakutannya.

“Hei, Arga Komang kenapa kau diam saja dan justru berdiri berdampingan dengan mereka? Cepat usir mereka semua..!” sambungnya memberi perintah pada Panglima sambil berkacak pinggang.

Arga Komang pura-pura tak mendengar seruan dari raja Kerajaan Dharma itu, ia sengaja tetap bercakap-cakap dengan Arya dan Wayan Bima di barisan depan para prajurit dan warga desa yang telah berbaur jadi satu.

“Panglima...! Kau dengar tidak kalau aku memberi perintah..?!” Saka Galuh kembali berseru dengan suara sangat keras.

“Kau pikir aku tuli, Saka Galuh..?! Aku dengar semua yang kau teriakan itu..! Akan tetapi perlu kau ketahui saat ini aku tidak lagi menjadi Panglimamu..!” Arga Komang berseru tak kalah lantangnya.

“Keparat..! Kurang ajar kau telah berani berkhianat..!”

“Ha.. Ha.. Ha..! Kau memang tidak patut lagi untuk dihormati, dan sudah
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 53. Saka Galuh

    “Mampus kau bocah edan..! Wuuuuuus..! Wuuuuuuuus..!” seru Lakas Geni seiring di kedua telapak tangannya dan telapak tangan Gento Geni mengeluarkan pusaran api besar dan di lesatkan ke arah Arya yang berdiri cengengesan di depan mereka di jarak 7 tombak.Dua pusaran api melesat cepat ke arah Arya yang ternyata telah bersiap untuk menghadapinya, begitu pusaran api berada 3 tombak dari tubuhnya sang pendekar lepaskan kembali ajian Topan Gunung Sumbing.“Blaaaaaaaam..! Blaaaaaar..!” kembali kedua pusaran api yang dilesatkan Lakas dan Gento Geni itu meledak memercikan kembang api lalu lenyap menjadi abu bertebaran di udara.Lakas dan Gento Geni terkejut karena salah satu ajian andalan mereka kembali berhasil diredam Arya, Lakas Geni memberi isyarat pada Gento Geni untuk kembali menyerang lawan.“Kau takan bisa lolos kali ini bocah edan..!” seru Lakas Geni seiring dia dan Gento Geni mengeluarkan rantai besi sepanjang setengah meter dari balik pakaian bagian belakang mereka.Rantai itu merek

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 54. Karma Saka Galuh

    “Benar Paman, Arya telah membuat mampus kedua pendekar bayaran itu di sana!” seru salah seorang warga yang berada di samping Arya yang tadi menyaksikan langsung perkelahian sang pendekar dengan 2 orang utusan Pangeran Durjana itu.“Ya Paman, pendekar kita telah membuat mampus kedua pendekar bayaran itu di sana,” seru salah seorang warga yang berada di samping Arya yang tadi menyaksikan langsung perkelahian sang pendekar dengan 2 orang utusan Pangeran Durjana itu.“Nah, sekarang kau dengar sendiri Saka Galuh! Tak ada seorangpun yang bisa membelamu lagi,” ujar Wayan Bima, Saka Galuh yang kedua tangannya terikat ke belakang itu hanya diam namun masih bersikap congkak.“Lepaskan saja ikatan di tangan mereka itu Paman, tak baik juga orang yang sudah tak berdaya kita perlakukan seperti itu. Lagi pula dia hendak lari ke mana? Seluruh kawasan ini telah dikepung oleh warga,” ulas Arya, Wayan Bima mengangguk lalu memberi kode pada Arya Komang untuk membuka ikatan di tangan Saka Galuh dan Ibunya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 55. Diangkat Menjadi Ratu

    Tak berselang lama setelah beberapa prajurit membawa kedua mayat itu, dari arah depan istana terlihat rombongan para wanita datang dengan puluhan gerobak kuda membawa nasi dan lauk-pauk yang dibungkus daun pisang.Setelah tiba di depan pintu gerbang istana yang saat itu terbuka lebar, Sekar yang didampingi Weni dan Senjani menghampiri Arya, Wayan Bima dan Arga Komang di halaman istana. Meskipun Sekar sendiri tahu jika nanti Saka Galuh lengser tahta Kerajaan itu akan jatuh kepadanya, namun sikapnya tetap rendah hati dan berbaur dengan rombongan wanita yang bertugas menyediakan makanan untuk para warga yang ikut dalam aksi pelengseran Saka Galuh itu.“Aku dengar dari para warga di depan istana, bahwasanya kita telah berhasil melengserkan Saka Galuh dari tahta Kerajaan. Apa benar begitu, Paman?” tanya Sekar yang memimpin rombongan para wanita yang tadi ditugaskan memasak dan menyediakan makanan untuk seluruh warga desa yang ikut dalam pemberontakan itu.“Benar Sekar, istana Kerajaan ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 56. Para Wanita Dan Arya

    “Terima kasih yang mulia, kami mohon diri untuk kembali ke desa kami,” ucap salah seorang kepala desa itu, Sekar pun mengangguk sembari tersenyum.Para kepala desa beserta warga masing-masing meninggalkan kawasan istana Kerajaan Dharma itu dengan suka cita, yang tinggal di sana hanya para sahabat Wayan Bima beserta keluarga yang memang kembali diangkat sebagai orang-orang penting di istana Kerajaan itu.Seno dan keluarganya juga diminta Sekar untuk tinggal di istana, dan tentu saja Seno sekeluarga merasa senang dan merasa terhormat menjadi bagian dari keluarga besar istana Kerajaan Dharma itu.Sekar dan semua yang tadi berada di belakang istana tepatnya di depan 2 buah gudang besar sekarang tengah menuju ke ruangan bersingasana di mana selama ini menjadi milik Saka Galuh, setibanya di dalam ruangan Sekar pun di persilahkan duduk di singasana lalu semuanya duduk di deretan kursi-kursi di depannya.“Paman Wayan dan semua yang ada di sini, bagaimana kalau kita juga mengadakan acara syuku

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 57. Teror Di Desa Sampang

    “Kraaaaaaak...! Duuuuuuuuum..! Treeeeetektektek...!” belasan rumah warga di Desa Sampang runtuh dilalap api berasal dari belasan obor yang tadi dilemparkan oleh orang-orang berpakaian serba hitam.Akibat dari semua itu penghuni pemukiman Desa Sampang berlarian berpencar ke segala arah, beberapa orang tewas umumnya pria yang menentang aksi pembakaran dan pengusiran warga desa itu secara paksa, sementara para wanita dan anak-anak banyak yang terluka akibat terjatuh saat berlari menjauh dari pemukiman desa itu.Keadaan di sana saat itu benar-benar mencekam, puluhan pria berpakaian serba hitam makin brutal dan sulit dilawan oleh para warga yang kemampuan bela diri mereka jauh di bawah rata-rata puluhan orang yang datang menyerang secara tiba-tiba itu.Ada sekitar 400 kepala keluarga di desa itu yang di paksa pergi memencar tak tentu arah, jarak antara sebuah desa dan desa lainnya pada masa itu di Pulau Madura cukup jauh hingga dalam keadaan panik para warga Desa Sampang tak begitu memikir

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 58. Kiai Bimo

    Nun di ujung timur Pulau Madura terdapat deretan pemondokan yang dihuni sekitar 50 orang santri, pemodokan itu dipimpin oleh seorang kiyai yang cukup di kenal memiliki ilmu keagamaan dan bela diri mempuni.Para santri di sana di samping diajarkan ilmu agama juga dilatih seni bela diri, hingga setiap tahunnya selalu ada murid yang datang dan pergi setelah menguasai kedua ilmu yang diberikan itu.Malam itu seperti biasa selepas sholat magrib berjamaah di sebuah mushola yang dibangun di samping kanan bangunan pemodokan, Kiyai pemimpin pemodokan itu memberi ceramah sekaligus mengajarkan ilmu lebih dalam tentang pemahaman agama Islam.“Hidup di dunia ini hanya sementara saja, kehidupan kekal di akhirat nanti. Untuk itu para santriku semua harus dapat memanfaatkan hidup di dunia ini dengan sebaik-baiknya, di samping tekun beribadah kita juga harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Allah SWT. Tidak menginginkan hamba-Nya yang hanya beribadah tapi malas berusaha begitu pula sebal

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 59. Padepokan Gagak Hitam

    “Kedua orang tuamu telah dimakamkan, mari kita do’akan mereka agar mendapat tempat sebaik-baiknya yaitu surga,” Mantili kecil ikut tengadahkan tangan meniru apa yang dilakukan Kiai Bimo, begitu pula dengan beberapa orang warga yang tadi membantu pemakaman kedua orang tua Mantili.“Namamu siapa anak manis?” tanya Kiai Bimo setelah berdo’a dan berterima kasih pada beberapa orang warga yang membantu menguburkan serta mendo’akan kedua orang tua gadis kecil itu.“Mantili Kek,” jawab Mantili yang sudah hentikan tangisnya.“Karena kedua orang tuamu telah tenang di sana, bagaimana kalau Mantili ikut dan tinggal dengan Kakek?” Mantili langsung anggukan kepala karena dia merasa nyaman dengan Kiai Bimo.“Kalau begitu ayo sekarang kita berangkat ke tempat Kakek di seberang pulau ini, nanti sewaktu-waktu jika kamu ingin ke sini melihat makam kedua orang tuamu kakek akan izinkan jika kamu sudah dewasa,” tutur Kiai Bimo.“Iya Kek,” ulas Mantili, setelah berpamitan dan berbicara beberapa patah kata d

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 60. Siasat Licik Sandaka

    “Pulau Dewata berada di timur Pulau Madura ini, pulau itu juga memiliki kekayaan alam yang berlimpah dan terdapat sebuah Kerajaan dengan menguasai puluhan desa.”“Seperti yang Ketua katakan jika di Pulau Dewata telah terdapat sebuah Kerajaan, lalu bagaimana caranya kita akan dapat juga menguasai pulau itu?” Sabo semakin tak mengerti.“Ha.. Ha.. Ha..! Karena aku tahu jika raja yang memimpin Kerajaan Dharma itu adalah orang yang lemah dan bodoh, makanya aku yakin akan dapat menundukannya.”“Apakah Ketua pernah ke Pulau Dewata dan ke Kerajaan Dharma yang Ketua katakan itu?”“Ya, aku pernah ke sana beberapa tahun yang lalu bersama sahabatku Pangeran Durjana. Pada waktu itu Saka Galuh nama raja yang kini memimpin Kerajaan Dharma meminta Pangeran Durjana untuk membunuh Prabu Swarna Dipa yang saat itu memegang tahta Kerajaan, kami berhasil membunuh Prabu Swarna Dipa itu yang tidak lain adalah Ayah kandung dari Saka Galuh itu sendiri.”“Benar-benar keji, untuk merebut tahta Kerajaan Saka Galu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04

Bab terbaru

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 186. Mencaritahu Lebih Jauh

    “Pangeran Durjana memang sosok yang kurang ajar dan selalu membuat keonaran di mana-mana, makanya kami datang ingin bertanya banyak tentangnya kepada Baginda yang tentu saja sangat mengenalnya,” tutur Arya.“Ya, saya tentu saja sangat mengenalnya karena Kerajaan ini di bawah kendalinya. Saya dan seluruh prajurit Kerajaan tak berdaya saat dia dan pasukannya menyerang secara tiba-tiba beberapa tahun yang lalu, memang dia tak mengambil alih tahta Kerajaan Mandalu ini tapi saya merasa sama saja karena saya dan seluruh rakyat Kerajaan Mandalu tersiksa dengan upeti yang sangat tinggi yang harus kami bayar setiap bulannya,” Satrio Mandalu hentikan sejenak ceritanya sambil menarik napas dalam-dalam.“Pangeran Durjana memiliki pasukan yang sangat besar saat ini mencapai 2.000 orang, dan dia juga memiliki sebuah padepokan yang besar setara dengan istana Kerajaan besar di Pulau Jawa ini. Padepokan itu bernama Padepokan Neraka yang bertempat tidak jauh dari Gunung Merapi tepat di sebelah timur le

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 185. Satrio Mandalu

    “Maafkan saya yang mulia, saya datang menghadap karena hendak menyampaikan sesuatu,” ucap penjaga itu setelah sebelumnya memberi sembah hormat.“Oh, silahkan penjaga apa yang hendak kau sampaikan,” ujar Sang Raja yang bernama Satrio Mandalu itu.“Di depan ada tiga orang ingin bertemu dengan yang mulia, mereka mengatakan dari istana Kerajaan Demak.”“Hah? Ada utusan dari Kanjeng Sultan Demak? Kenapa tidak dipersilahkan saja masuk?”“Maaf yang mulia, kami tentunya harus memberi laporan terlebih dahulu seperti yang mulia perintahkan,” jawab penjaga itu.“Hemmm, ya sekarang kau bawa mereka masuk menghadap saya di sini.”“Baik yang mulia,” penjaga itu memberi sembah hormat lalu meninggalkan ruangan itu.Beberapa saat kemudian penjaga itu datang kembali beserta ketiga orang yang mengaku dari istana Kerajaan Demak, setelah mengantar ketiga tamu itu penjaga itupun kembali ke depan pintu gerbang.“Sebuah kehormatan atas kedatangan kalian bertiga yang merupakan utusan dari Kanjeng Sultan Demak,

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 184. Persyaratan Bejad

    “Dasar bocah bejad, masih saja tak percaya..!”Habis berkata pria berpakaian coklat itu berubah menjadi sosok bertubuh besar empat kali lipat besar dan tingginya dari tubuh ia sebelumnya, sosok itu sangat menyeramkan memiliki satu mata di tengah-tengah wajahnya dan bertanduk di bagian belakang kepalanya.“Sudah Guru..! Cepat Guru menyamar kembali, nanti ada yang melihat,” seru Pangeran Durjana yang terkejut sekaligus yakin jika sosok itu memang Gurunya.Sosok bertubuh besar bertanduk di bagian belakang kepalanya yang tidak lain adalah Setan Tanduk Neraka kembali merubah wujudnya menjadi seorang pria berpakaian coklat, beberapa kali ia menyentil-nyentil kuping Pangeran Durjana karena dari awal muridnya itu tak percaya padanya.“Luar biasa..! Saya tak menyangka Guru juga memiliki ilmu bisa merubah bentuk tubuh seperti ini, makanya saya tadi tidak percaya karena memang Guru tidak pernah mengatakan dapat berubah wujud,” puji Pangeran Durjana.“Hemmm, tapi ilmu ini tak bisa diwariskan kepa

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 183. Pria Berpakaian Coklat

    Seorang pria berbadan kekar berparas cukup tampan mengenakan pakaian coklat berjalan santai menuju Lembah Neraka, pria itu datang dari arah selatan dan mulai memasuki kawasan yang saat ini diawasi oleh para mata-mata dan para anggota yang dipilih Padepokan Neraka yang di pimpin Pangeran Durjana itu.Baru saja menjejakan kaki masuk di kawasan itu, seorang mata-mata padepokan datang menghadang yang diikuti beberapa orang bersenjata golok dan tombak.“Berhenti..! Kau memasuki kawasan padepokan kami, kau siapa dan ada keperluan apa masuk ke sini?” tanya mata-mata padepokan.“Hemmm, saya hendak bertemu dengan Ketua kalian Pangeran Durjana,” jawab pria berpakaian coklat itu.“Katakan dulu kau siapa dan ada perlu apa menemui Ketua kami..!”“Kalau berkenaan dengan keperluan apanya saya menemui Ketua kalian itu rahasia dan tak perlu juga kalian ketahui, jika saya tidak diperbolehkan ke padepokan kalian tidak apa saya tunggu saja di sini. Yang pasti katakan pada Ketua kalian itu bahwa saya Seta

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 182. Menuju Kerajaan Mandalu

    Sembari menunggu matahari agak condong ke barat, tengah hari itu mereka manfaatkan untuk beristirahat dan makan siang bersama. Dari arah barat tampak pula 3 orang yang tengah berjalan santai meniti pematang sawah menuju dangau tempat beberapa petani sedang makan siang bersama itu, mereka terdiri dari satu orang wanita dan dua orang pria.Para petani di dangau sempat arahkan pandangan ke arah ketiga orang yang tengah meniti pematang itu, mereka saling pandang seperti bertanya apakah ada di antara mereka yang mengenal tiga orang yang berjalan di pematang sawah menuju ke arah dangau mereka itu.Keseluruh para petani itu menampakan raut wajah yang bingung pertanda tak ada satupun di antara mereka yang mengenali tiga orang yang saat itu telah dekat dengan dangau tempat mereka duduk makan siang bersama, dua orang di antara petani itu hentikan makan lalu berdiri dari duduknya berjalan menghampiri ketiga orang yang telah tiba di depan dangau itu.“Maaf, jika kehadiran kami telah mengganggu is

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 181. Raja Setan Segajad

    Bayangan hitam yang sangat besar tiba-tiba saja muncul tepat di depan Setan Tanduk Neraka duduk bersila melakukan semedi, saking besarnya puncak kepalanya menyentuh langit-langit goa padahal dia juga memposisikan tubuhnya duduk di atas batu besar di depan Guru Pangeran Durjana itu.Makin lama bayangan itu semakin jelas wujudnya yang tak kalah menyeramkan dengan wujud Setan Tanduk Neraka, kehadirannya di sana membuat dinding-dinding goa bergetar hebat seakan mau runtuh.“Ha.. ha.. ha..! Ada gerangan apa kau memanggilku ke sini, Setan Tanduk Neraka..?!” kembali dinding-dinding goa itu bergetar hebat, Setan Tanduk Neraka membuka matanya.“Terimalah sembahku yang mulia Raja Setan Sejagad,” ucap Setan Tanduk Neraka memberi sembah, sosok raksasa di depannya itu hanya anggukan kepala.“Maafkan saya yang mulia jika saya lancang memanggil yang mulia Raja datang ke sini, adapun tujuannya hendak meminta bantuan menyempurnakan ilmu tanduk neraka yang mulia sematkan di kepala saya. Yang mulia berk

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 180. Pangeran Durjana Cemas

    Para anggota atau anak buah Pangeran Durjana yang mendiami padepokan itu telah mencapai 2.000 orang, itu semua karena Padepokan Neraka memang memiliki daya tarik kuat untuk bergabung menjadi anggota sebab merasa terjamin kehidupan mereka di sana dengan berlimpah ruahnya upeti yang mereka terima dari berbagai Kerajaan dan padepokan yang telah mereka taklukan.Namun begitu Pangeran Durjana yang serakah itu masih belum puas dengan menguasai kawasan timur Pulau Jawa itu saja, ia ingin dapat menguasai seluruh Pulau Jawa dari timur hingga kawasan barat seperti yang dikehendaki Gurunya Si Setan Tanduk Neraka itu.Kedatangan Pangeran Durjana di halaman padepokan di sambut oleh Dipo Geni sebagai tangan kanannya atau di Kerajaan sebagai Panglima, melihat raut wajah junjungannya tidak terlihat gembira Dipo Geni tak berani bertanya selain mengiringi junjungannya itu hingga ke dalam ruangan kebesaran Padepokan Neraka itu.“Dipo Geni, selama saya pergi meninggalkan padepokan ini apakah ada Kerajaan

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 179. Roh Sura Brambang

    Tanpa menunggu waktu lama lagi Pangeran Durjana segera meninggalkan goa itu, ia menuju ke arah timur itu artinya di akan kembali ke padepokannya di Lembah Neraka di kawasan Gunung Merapi.Setan Tanduk Neraka sebenarnya sosok mahkluk astral sejenis jin yang sebelum dimasuki roh Sura Brambang sosok bertubuh empat kali lipat manusia biasa itu tidak pernah bisa dilihat dan dia pun tak bisa juga menunjukan dirinya setiap saat kepada manusia.Roh Sura Brambang yang selalu gentayangan berupa arwah penasaran itu, takan pernah merasa senang jika Tanah Jawa belum mengalami kehancuran karena memang semasa hidupnya dulu merupakan dedengkot tokoh golongan hitam. Melalui raga halus mahkluk astral yang mengerikan itulah, ia dapat berkomunikasi dan bisa dilihat oleh Pangeran Durjana sebagai murid sekaligus jalan mewujudkan keinginan jahatnya itu yang ingin melihat kehancuran di muka bumi terutama Pulau Jawa.Sosok Setan Tanduk Neraka bukan saja berwujud mengerikan tapi juga memiliki ilmu yang luar bia

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 178. Setan Tanduk Neraka

    Dari sisi kiri depan mulut goa tampak berkelebat sebuah bayangan merah, sosok itu seperti berlari-lari meniti dinding goa lalu salto di udara beberapa kali sebelum akhirnya ia duduk bersila pula di atas batu besar berhadap-hadapan dengan mahkluk aneh dan menyeramkan itu.“Ha.. ha.. ha..! Sudah lama kau tak datang mengunjungiku di sini bocah bejad..!” terdengar suara dan tawa dari makhluk mengerikan itu menggelegar memekakan telinga.“Maafkan saya Guru, saya baru sempat datang saat ini karena sebelumnya sibuk dengan rencana yang pernah saya sampaikan membuat sebuah padepokan dan sekarang semua itu telah terwujud. Bukan hanya itu saja Guru, saya juga telah berhasil menguasai kawasan timur Pulau Jawa ini,” tutur sosok yang baru masuk ke dalam goa itu, seorang pria berbadan kekar mengenakan pakaian serba merah.“Ha.. ha.. ha..! Ternyata selama ini kau hanya dapat menguasai kawasan timur saja, murid bodoh kenapa tidak seluruh Pulau Jawa ini?!” seru mahkluk aneh yang di panggil dengan sebut

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status