Share

Bab 56. Para Wanita Dan Arya

Author: Andy Lorenza
last update Last Updated: 2024-10-31 02:01:45

“Terima kasih yang mulia, kami mohon diri untuk kembali ke desa kami,” ucap salah seorang kepala desa itu, Sekar pun mengangguk sembari tersenyum.

Para kepala desa beserta warga masing-masing meninggalkan kawasan istana Kerajaan Dharma itu dengan suka cita, yang tinggal di sana hanya para sahabat Wayan Bima beserta keluarga yang memang kembali diangkat sebagai orang-orang penting di istana Kerajaan itu.

Seno dan keluarganya juga diminta Sekar untuk tinggal di istana, dan tentu saja Seno sekeluarga merasa senang dan merasa terhormat menjadi bagian dari keluarga besar istana Kerajaan Dharma itu.

Sekar dan semua yang tadi berada di belakang istana tepatnya di depan 2 buah gudang besar sekarang tengah menuju ke ruangan bersingasana di mana selama ini menjadi milik Saka Galuh, setibanya di dalam ruangan Sekar pun di persilahkan duduk di singasana lalu semuanya duduk di deretan kursi-kursi di depannya.

“Paman Wayan dan semua yang ada di sini, bagaimana kalau kita juga mengadakan acara syuku
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 57. Teror Di Desa Sampang

    “Kraaaaaaak...! Duuuuuuuuum..! Treeeeetektektek...!” belasan rumah warga di Desa Sampang runtuh dilalap api berasal dari belasan obor yang tadi dilemparkan oleh orang-orang berpakaian serba hitam.Akibat dari semua itu penghuni pemukiman Desa Sampang berlarian berpencar ke segala arah, beberapa orang tewas umumnya pria yang menentang aksi pembakaran dan pengusiran warga desa itu secara paksa, sementara para wanita dan anak-anak banyak yang terluka akibat terjatuh saat berlari menjauh dari pemukiman desa itu.Keadaan di sana saat itu benar-benar mencekam, puluhan pria berpakaian serba hitam makin brutal dan sulit dilawan oleh para warga yang kemampuan bela diri mereka jauh di bawah rata-rata puluhan orang yang datang menyerang secara tiba-tiba itu.Ada sekitar 400 kepala keluarga di desa itu yang di paksa pergi memencar tak tentu arah, jarak antara sebuah desa dan desa lainnya pada masa itu di Pulau Madura cukup jauh hingga dalam keadaan panik para warga Desa Sampang tak begitu memikir

    Last Updated : 2024-10-31
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 58. Kiai Bimo

    Nun di ujung timur Pulau Madura terdapat deretan pemondokan yang dihuni sekitar 50 orang santri, pemodokan itu dipimpin oleh seorang kiyai yang cukup di kenal memiliki ilmu keagamaan dan bela diri mempuni.Para santri di sana di samping diajarkan ilmu agama juga dilatih seni bela diri, hingga setiap tahunnya selalu ada murid yang datang dan pergi setelah menguasai kedua ilmu yang diberikan itu.Malam itu seperti biasa selepas sholat magrib berjamaah di sebuah mushola yang dibangun di samping kanan bangunan pemodokan, Kiyai pemimpin pemodokan itu memberi ceramah sekaligus mengajarkan ilmu lebih dalam tentang pemahaman agama Islam.“Hidup di dunia ini hanya sementara saja, kehidupan kekal di akhirat nanti. Untuk itu para santriku semua harus dapat memanfaatkan hidup di dunia ini dengan sebaik-baiknya, di samping tekun beribadah kita juga harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Allah SWT. Tidak menginginkan hamba-Nya yang hanya beribadah tapi malas berusaha begitu pula sebal

    Last Updated : 2024-11-01
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 59. Padepokan Gagak Hitam

    “Kedua orang tuamu telah dimakamkan, mari kita do’akan mereka agar mendapat tempat sebaik-baiknya yaitu surga,” Mantili kecil ikut tengadahkan tangan meniru apa yang dilakukan Kiai Bimo, begitu pula dengan beberapa orang warga yang tadi membantu pemakaman kedua orang tua Mantili.“Namamu siapa anak manis?” tanya Kiai Bimo setelah berdo’a dan berterima kasih pada beberapa orang warga yang membantu menguburkan serta mendo’akan kedua orang tua gadis kecil itu.“Mantili Kek,” jawab Mantili yang sudah hentikan tangisnya.“Karena kedua orang tuamu telah tenang di sana, bagaimana kalau Mantili ikut dan tinggal dengan Kakek?” Mantili langsung anggukan kepala karena dia merasa nyaman dengan Kiai Bimo.“Kalau begitu ayo sekarang kita berangkat ke tempat Kakek di seberang pulau ini, nanti sewaktu-waktu jika kamu ingin ke sini melihat makam kedua orang tuamu kakek akan izinkan jika kamu sudah dewasa,” tutur Kiai Bimo.“Iya Kek,” ulas Mantili, setelah berpamitan dan berbicara beberapa patah kata d

    Last Updated : 2024-11-01
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 60. Siasat Licik Sandaka

    “Pulau Dewata berada di timur Pulau Madura ini, pulau itu juga memiliki kekayaan alam yang berlimpah dan terdapat sebuah Kerajaan dengan menguasai puluhan desa.”“Seperti yang Ketua katakan jika di Pulau Dewata telah terdapat sebuah Kerajaan, lalu bagaimana caranya kita akan dapat juga menguasai pulau itu?” Sabo semakin tak mengerti.“Ha.. Ha.. Ha..! Karena aku tahu jika raja yang memimpin Kerajaan Dharma itu adalah orang yang lemah dan bodoh, makanya aku yakin akan dapat menundukannya.”“Apakah Ketua pernah ke Pulau Dewata dan ke Kerajaan Dharma yang Ketua katakan itu?”“Ya, aku pernah ke sana beberapa tahun yang lalu bersama sahabatku Pangeran Durjana. Pada waktu itu Saka Galuh nama raja yang kini memimpin Kerajaan Dharma meminta Pangeran Durjana untuk membunuh Prabu Swarna Dipa yang saat itu memegang tahta Kerajaan, kami berhasil membunuh Prabu Swarna Dipa itu yang tidak lain adalah Ayah kandung dari Saka Galuh itu sendiri.”“Benar-benar keji, untuk merebut tahta Kerajaan Saka Galu

    Last Updated : 2024-11-04
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 61. Para Warga Trouma

    Rasa trouma yang mendalam juga dirasakan oleh para istri-istri yang suaminya tewas pada saat berhadapan dengan anak buah Sandaka murid Padepokan Gagak Hitam, akan tetapi mereka mau tak mau harus mengikuti Mahfud kepala Desa Sampang yang mengungsi ke salah satu desa di kawasan Pulau Madura itu.“Wah, ada Mas Mahfud. Tumben datang berkunjung?” seorang pria bangkit dari duduknya di sebuah pendopo rumah.“Gawat Samin, desa kami diserang segerombolan orang tak dikenal. Makanya aku ke sini membawa beberapa wanita dan anak-anak yang suami serta Ayah mereka tewas saat berusaha menghadapi gerombolan itu,” tutur Mahfud, pria bernama Samin mengarahkan pandangannya pada beberapa orang wanita dan anak-anak yang dibawa Mahfud itu.“Mari Mas kita bicara di pendopo, dan mereka di suruh masuk saja ke rumah,” ujar Samin, lalu ia mengikuti Mahfud untuk mempersilahkan para wanita dan anak-anak untuk masuk ke rumah miliknya yang cukup besar dan memiiki halaman yang luas itu.Di pendopo itu ada beberapa or

    Last Updated : 2024-11-04
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 62. Tinggalkan Kerajaan Dharma

    “Hemmm, Ratu Kerajaan Dharma yang cantik dan bijaksana. Memang tidak ada larangan dari Guruku untuk memiliki perasaan cinta pada lawan jenis, akan tetapi mungkin belum saatnya aku melahirkan perasaan itu di hatiku karena masih harus menjalankan tugas yang di amanatkan,” tutur Arya mencari alasan, padahal sudah ada 2 wanita yang berhasil membuat hatinya bergetar yaitu Bidadari Selendang Biru di Pulau Jawa dan Peri Salju di Negeri Di Atas Awan.Arya paling tidak bisa dihadapkan dengan masalah perasaan, itu merupakan kelemahan baginya. Disatu sisi ia tidak merasa enak jika harus menolak wanita yang memang ia anggap hanya sebatas sahabat atau adik sendiri, di sisi lain jika ia menerima juga merasa bersalah karena harus ditinggal dalam waktu yang tidak dapat ditentukan lamanya karena musti menjalankan amanat dari Gurunya sebagai seorang pendekar pembela kebenaran.“Baiklah jika memang itu sudah menjadi keputusan Mas, aku akan berlapang dada menerimanya. Hanya satu yang aku pinta dari Mas A

    Last Updated : 2024-11-05
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 63. Pengungsi Dari Desa Sampang

    “He.. He.. He! Belum juga berangkat sudah ditanya kapan kembali. Aku tidak bisa berjanji, namun aku akan berusaha untuk singgah jika memang gerak hatiku nantinya menuntunku ke arah pulau ini,” jawab Arya sembari mencubit pipi Ratu Kerajaan nan cantik jelita itu, Sekar terlihat meringis namun dia senang diperlakukan seperti itu oleh sang pendekar.Tak terasa mereka pun tiba di pelabuhan, di sana telah terlihat sebuah kapal besar yang para penumpangnya telah berangsur-angsur naik ke kapal itu. Di kawasan itu juga terlihat para prajurit istana yang memang ditugaskan secara bergantian untuk menjaga keamanan pelabuhan. Bedanya jika masa kepemimpinan Saka Galuh para prajurit di samping ditugaskan menjaga juga meminta biaya masuk ke Pulau Dewata itu bagi para penumpang kapal dari Pulau Jawa, baik itu penumpang yang berasal dari pulau itu sendiri pulang berdagang terlebih bagi pedagang dari Pulau Jawa hendak berdagang di Pulau Dewata.Arya dan Sekar pun turun dari kereta kuda, baru saja Arya

    Last Updated : 2024-11-05
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 64. Menuju Pulau Madura

    “Terima kasih Mas Arya, yang mulia Ratu atas makanan yang diberikan kepada kami,” ucap Baron mewakili yang lainnya.“Sama-sama Mas Baron, apakah kalian sudah kenyang?” kali ini Sekar yang menanggapi.“Kenyang sekali yang mulia, kami tidak tahu apa jadinya jika perahu kami tidak mengarah ke pelabuhan dan pulau ini mungkin kami bisa tewas lebih lama lagi berada di tengah-tengah lautan,” tutur Baron.“Nasib baik juga kalian diarahkan sang dewata agung ke pulau ini, hingga kalian semua selamat. Kalian tak perlu kuatir, aku akan menyediakan tempat untuk kalian tinggal di Pulau Dewata ini,” ujar Sekar.“Terima kasih yang mulia Ratu, puji syukur kami ucapkan pada Gusti Allah karena diberi keselamatan dan di pertemukan dengan orang-orang sebaik kalian,” ucap Baron mewakili pengungsi lainnya, Sekar mengangguk dan tersenyum.“Hemmm, berarti mereka beragama Islam sama sepertiku. Apa di Pulau Madura itu umumnya mereka beragama Islam? Oh ya, aku ingat jika Paman Wayan pernah bilang jika di pulau i

    Last Updated : 2024-11-09

Latest chapter

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 111. Lenggo Lumut Murka

    “Ajian Topan Gunung Sumbing, ajian itu juga berguna untuk membentengi diri dari serangan lawan,” jawab Arya.“Lalu ajian dahsyat yang Mas gunakan untuk menghabisi Ketua Padepokan Gagak Hitam di Pulau Madura itu apa?”“Oh, kalau itu adalah salah satu ajian andalanku bernama Telapak Petir. Ajian itu akan aku keluarkan ketika saat menghadapi lawan yang memang sangat berbahaya dan sulit di taklukan,” tutur Arya.“Tapi aku minta nanti apabila kita akan bergerak menumpas Padepokan Lumut, Ketua padepokan yang bernama Lenggo Lumut itu biar aku saja yang menghadapinya. Aku ingin membalaskan dendam tewasnya kedua orang tuaku olehnya,” pinta Mantili.“Hemmm, tentu saja Mantili. Namun yang terpenting kita berhasil menumpas Padepokan Lumut di samping dendam yang hendak kamu balas pada ketua padepokan itu,” ujar Arya.“Tentu saja Mas, karena tujuan utama kita memang itu. Sedangkan urusanku dengan Lenggo Lumut adalah urusan pribadi,” Mantili memahami dan dapat menyisihkan antara tugas mulia dan dend

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 110. Ajian Cincin Bulan Menentang Angin

    “Ya Mas, sebaiknya memang kami mencari mereka ke desa-desa lainnya karena di sini tidak kami temui. Terima kasih Mas Pati kami mohon diri,” Pati Dewo hanya mengangguk sembari tersenyum berpura-pura ramah padahal di hatinya saat itu ingin menghajar rombongan Padepokan Lumut yang datang itu.Rombongan utusan Padepokan Lumut itu kembali naik ke atas kuda mereka masing-masing, kemudian berlalu meninggalkan halaman kepala Desa Cagar itu menuju desa-desa lainnya.Pati Dewo tentu saja lega dan puas karena rombongan utusan itu percaya saja dengan semua yang ia katakan jika Deka dan rombongan tidak pernah datang menemuinya, kepala Desa Cagar itu sudah cukup senang karena berhasil mengerjai anak buah Lenggo Lumut itu.*****Saat Arya dan Mantili tiba di rumah Sapto kepala Desa Tandur, di halamannya terlihat beberapa ekor kuda dan pria berpakaian serba hijau berbicara dengan kepala desa itu sambil berdiri. Mereka tampak bersitegang karena adu mulut, melihat hal itu Arya dan Mantili mempercepat l

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 109. Menaruh Harapan Pada Arya

    Pagi itu setelah beristirahat di rumah Sapto kepala Desa Tandur, Arya dan Mantili menuju Desa Telaga yang terletak tidak jauh dari desa itu di sebelah barat. Mereka berpapasan dengan beberapa warga di sana yang hendak menuju lahan persawahan, hingga Arya dan Mantili yang bertanya rumah kepala desa mereka di antar langsung oleh salah seorang warga Desa Telaga itu ke kediaman Pamungkas.Pamungkas yang memang selalu ramah menerima kedatangan tamu di kediamannya, kedatangan Arya dan Mantili pun di terima dengan baik dan sangat ramah.“Maaf sebelumnya, Kisanak berdua datang dari mana?” tanya Pamungkas.“Kami datang dari Desa Tandur Mas, namaku Arya dan ini Mantili.”“Oh dari Desa Tandur, desa tetangga yang paling terdekat rupanya. Namaku Pamungkas dan aku sebagai kepala desa di sini,” ujar Pamungkas yang juga memperkenalkan dirinya.“Ya Mas, kami juga tadi di beritahu salah seorang warga yang tadi mengantar kami ke sini,” ulas Arya.“Terima kasih sebelumnya aku ucapkan mewakili seluruh war

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 108. Amarah Dan Dendam

    “Mereka telah kembali dan sekarang tengah bersenang-senang dengan para wanita penghibur karena tugas yang mereka laksanakan berhasil,” jawab anggota padepokan bernama Saga itu.“Bagus, berarti yang menjadi masalah sekarang Deka dan rombongannya yang belum kembali.”“Benar Ketua, besok pagi secepatnya beberapa orang anggota padepokan ini akan aku perintahkan mencari mereka.”“Ya, sekarang kamu boleh kembali ke tempatmu jika memang tidak ada lagi yang hendak kamu laporkan,” ujar Lenggo Lumut.“Baik Ketua, aku mohon diri,” Lenggo Lumut mengangguk, Saga pun berlalu dari ruangan itu.******Tewasnya Sandaka yang memiliki julukan Gagak Htam Dari Utara akhirnya sampai juga beritanya ke telinga Adik seperguruannya di Padepokan Gagak Timur bernama Welung Pati, kabar itu sendiri di bawa oleh satu-satunya anggota Padepokan Gagak Hitam yang selamat dalam pertempuran sengit di Desa Sampang di Pulau Madura.Saat penyerangan Padepokan Gagak Hitam itu oleh gabungan warga 3 buah desa yang dipimpin Ary

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 107. Di Desa Cagar

    “Namaku Arya, dan ini Mantili. Kami datang dari Desa Tandur dan tak sengaja melintas di sini dan mendengar pembicaraan Mas Pati dengan para anggota Padepokan Lumut ini, maafkan kami bukannya lancang ikut campur akan tetapi kami juga tidak suka dengan orang-orang Padepokan Lumut.”“Oh, kalian berdua ternyata warga Desa Tandur. Kalian hendak ke mana?” tanya Pati Dewo.“Yang warga Desa Tandur hanya Mantili saja Mas, sedangkan aku hanya pendatang di kawasan ini. Kami tadi sebenarnya dari Desa Begawan dan memang sengaja menuju desa ini, kalau boleh tahu siapa kepala desa di sini Mas Pati?” Arya menjelaskan lalu balik bertanya.“Aku kepala Desa Cagar ini,” jawab Pati Dewo.“Oh, kebetulan sekali. Apakah kami boleh ngobrol barang sebentar dengan Mas Pati?”“Tentu saja, mari kita ngobrol di dalam,” ajak Pati Dewo, Arya dan Mantili tak segera melangkah mereka mengarahkan pandangan pada belasan anggota Padepokan Lumut yang masih berada di depan rumah itu.“Hemmm, kalian tak perlu kuatir mereka t

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 106. Perintah Menaikan Upeti

    “Baik Arya, secepatnya pula aku akan memilih beberapa orang di antara para warga yang memiliki keberanian seperti Arya katakan itu.”“Untuk mempersingkat waktu, ada baiknya kami sekarang pamit hendak menuju desa-desa lainnya Paman. Nanti kalaupun aku atau Mantili tidak sempat datang ke sini, kami akan mengutus orang untuk memberitahu Paman kapan akan kita laksanakan rencana itu,” ujar Arya sembari berpamitan.“Ya Arya, silahkan. Hati-hati,” Arya dan Mantili mengangguk kemudian berdiri dari duduknya lalu melangkah ke luar dari rumah kepala Desa Begawan itu.****Belasan penunggang kuda tampak beriringan melewati tepian persawahan warga hendak menunju pemukiman sebuah desa, melihat dari pakaian yang mereka kenakan serba hijau mereka adalah bagian dari anggota Padepokan Lumut.Setelah memasuki pemukiman desa belasan kuda itu berhenti di halaman sebuah rumah yang beberapa orang warga tampak duduk di pendopo rumah itu, seorang pria di pendapa berdiri dari duduknya dan berjalan tergesa-gesa

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 105. Padepokan Lumut Meresahkan

    “Bukan Paman, hanya aku yang warga Desa Tandur itu sementara Mas Arya berasal dari sebuah desa di ujung barat Pulau Jawa ini. Paman Wirya kenal dekat dengan Paman Sapto?” ujar Mantili.“Bukan hanya kenal kami juga telah lama bersahabat, apakah dia sekarang baik dan sehat-sehat saja di Desa Tandur itu?”“Baik dan sehat-sehat saja Paman, kami datang menemui Paman Wirya di desa ini karena ada sesuatu hal yang hendak kami rembukan dengan Paman berkaitan dengan orang-orang anggota Padepokan Lumut. Tentunya warga desa di sini juga diharuskan membayar upeti setiap bulannya kan Paman?”“Benar sekali Mantili, sebenarnya kami merasa keberatan karena upeti yang mereka inginkan terlalu besar dan cukup membuat warga desa terbebani. Akan tetapi demi tak menginginkan sesuatu hal terjadi pada diri kami, makanya kam terpaksa memenuhi keinginan mereka itu,” tutur Wirya.“Bukan hanya Paman Wirya dan warga desa di sini saja yang merasa keberatan tapi juga warga Desa Tandur, untuk itu pula kami datang ke

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 104. Lenggo Lumut Berpesta

    “Sudahlah iklaskan saja, kita memang tak dapat berbuat apa-apa. Jika kita bersikukuh mempertahankan bantuan dari desa tetangga itu bukan tidak mungkin nanti kita akan di perlakukan kasar oleh mereka bahkan bisa saja ada di antara kita yang menjadi korban,” tutur Pamungkas menyabarkan hati para warganya yang sedih atas perlakuan rombongan anggota Padepokan Lumut itu.“Sekarang beberapa dari kalian pergilah berburu untuk makan malam kita nanti, dan yang lain tetap ke lahan persawahan berkerja dan bercocok tanam kembali,” sambung Pamungkas.“Baik Mas,” ucap mereka, kemudian melakukan apa yang di perintahkan kepala desa mereka itu.Sementara di Padepokan Lumut rombongan yang tadi berhasil membawa seluruh bantuan dari desa tetangga di Desa Telaga itu di puji oleh Lenggo Lumut, mereka di perlakukan spesial di padepokan itu.“Mari kita minum bersama atas keberhasilan kalian ini..! Ha..ha..ha..!” seru Lenggo Lumut mengajak rombongan anak buahnya yang dari Desa Telaga itu untuk berpesta minuma

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 103. Dendam Mantili

    “Mereka semua berlarian mengungsi ke daerah perbukitan di sebelah utara desa itu, setelah sehari semalam pula mereka mengungsi begitu air Kali Mas surut dan pemukiman mereka telah layak untuk dihuni mereka pun kembali ke desa,” Sapto menjelaskan.“Kasihan mereka ya, Paman?”“Ya, siang tadi kami seluruh warga desa di sini memberi bantuan berupa beras dan lauk pauk karena lahan persawahan dan persediaan makanan mereka habis semua di sapu arus banjir.”“Berapa lama bantuan tadi siang itu dapat mereka gunakan, Paman?”“Kalau dari warga Desa Tandur ini saja, mungkin dapat mereka gunakan 3 sampai 4 hari saja, tapi desa-desa tetangga lainnya juga pasti membantu hingga nanti mereka dapat menggunakannya untuk kebutuhan 3 minggu hingga sebulan.”“Mereka juga kawasan desa di bawah kekuasaan Padepokan Lumut, Paman Sapto?” kali ini Mantili yang bertanya.“Ya, mereka juga musti membayar upeti setiap bulannya ke padepokan itu.”“Wah, bahaya kalau sampai anggota Padepokan Lumut menagih upeti bulan in

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status