Beranda / Romansa / Kembalinya Sang Istri Sah / 45. Alat Tes Kehamilan

Share

45. Alat Tes Kehamilan

Penulis: Luisana Zaffya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-22 21:33:55

Cara merasa lega –sedikit- menemukan Zaheerlah yang berdiri di balik pintu bilik. Menyambar alat tes kehamilan yang masih diamati oleh pria itu. “Apa yang kau lakukan di toilet wanita, Zaheer?”

“Kau hamil?”

“Bukan.”

“Bukan? Kau pikir aku bekerja di rumah sakit tidak menggunakan otakku, ya?” dengus Zaheer. “Jangan membodohiku, Cara. Aku tahu benda apa itu.”

“Itu bukan milikku.”

“Dan untuk apa kau menyimpan alat tes kehamilan yang bukan milikmu.”

“Dan untuk apa aku melakukan tes kehamilan jika aku melakukan kontrasepsi.” Suara Cara berhasil keluar dengan tanpa getaran sedikit pun. “Kalau kau tak percaya, kau bisa tanya pada Ethan sendiri.”

Kedua alis Zaheer bertaut penuh curiga. “Lalu milik siapa itu?”

Cara menela ludahnya sambil berpaling. Berjalan mendekati tempat sampah sekaligus menghindari tatapan menelisik Zaheer yang belum sepenuhnya percaya. “Ada seseorang mengirimkannya padaku.”

“Apa?”

“Pasti milik salah satu wanita Ethan, kan? Semua menginginkan menjadi teman tidur, kekasih da
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Silent Heart
Cara yang bodoh, atau Zevan yang terlalu licik. Atau karena Zevan datang diwaktu yang tepat, jadi Cara menganggapnya sebagai penolong. Ada yang cemburu nih, happy tuh pasti Ethan. Sepertinya ada yang tersembunyi dibalik penculikan 18 tahun yang lalu. Moga Ethan segera mengetahui kehamilan Cara.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kembalinya Sang Istri Sah   46. Ditinggalkan

    Cara pulang lebih lambat pun, Ethan masih belum sampai di apartemen. Ia berusaha tak peduli dengan pengabaian Ethan. Walaupun ada kecemasan yang menyelinap ke dalam hatinya. Kedua kakinya langsung melangkah menuju kamar utama. Merasa begitu penat dan lelah hingga sangat malas hanya untuk sekedar ke kamar mandi. Ia pun hanya berbaring di sofa. Menunggu rasa lelahnya mereda sebelum membersihkan diri. Toh Ethan juga tak akan segera kembali.Kehamilannya kali ini tidak seberat yang pertama. Mungkin karena kali ini bukan anak kembar? Atau …mungkin memang anak kembar. Rasa bersalah menyusup ke dalam hatinya atas ketidak tahuannya. Seharusnya ia segera pergi ke dokter kandungan untuk memastikan semuanya baik-baik saja. Namun bagaimana jika Ethan tahu? Apa yang harus dikatakannya? Apakah pria itu akan terkejut?Cara menggelengkan kepala. Kenapa sekarang ia harus peduli pada reaksi Ethan? Ia tak pernah mengharapkan kehamilan ini. Tak pernah membayangkan dirinya akan kembali dihamili oleh Ethan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Kembalinya Sang Istri Sah   47. Jebakan

    “Ini akan menjadi terakhir kalinya aku membantumu, Bianca.” Ethan menurunkan gulungan bajunya. Melirik tajam pada sang mama yang berada di ujung ranjang. “Apa pun itu trik yang sedang kalian mainkan, tak akan bekerja padaku. Jadi hentikan rencana yang coba kalian susun. Aku sudah muak dengan permainan keluarga ini.” “Apa maksudmu permainan, Ethan?” Senyum kepuasan yang tersemat di bibir Irina seketika membeku. Menatap Bianca dan Ethan dengan kebengongan. Ethan mendengus tipis. Menatap mamanya yang terlihat konyol dengan kebengongan tersebut. “Tidak bisakah kalian menyembunyikan perasaan kalian dengan lebih baik?” “Kami benar-benar tak mengerti apa yang kau maksud, Ethan. Permainan? Apakah semua ini terlihat seperti permainan di matamu? Aku baru saja mengalami kecelakaan dan membutuhkanmu?” Bianca menunjukkan perban yang membebat tangan kiri dan keningnya. “Kau pikir aku bercanda?” Ethan sama sekali tak tertarik mengamati semua perban dan plester yang terpasang tersebut. Saat mene

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • Kembalinya Sang Istri Sah   48. Keluarga Kecil

    ‘Cara, bisakah kau membantuku? Aku membutuhkanmu. Sekarang.’ ‘Nighty Club.’ Cara menunjukkan pesan singkat yang dikirim oleh Zevan. Yang langsung mengambil ponsel miliknya. Tetapi tak ada pesan tersebut di ponselnya. “Aku memang ada urusan di sini, tapi aku tak mengirim pesan tersebut padamu.” “Apa?” “Seseorang pasti mengirimnya untuk menjebakmu.” Keduanya saling pandang. Tak lain dan tak bukan pasti. “Emma,” gumam keduanya bersamaan. “Sebelum berangkat ke sini, dia mengunjungi apartemenku. Aku tak tahu dia akan melakukan trik semacam ini dan entah apa tujuannya.” Cara menghela napas rendah. “Setidaknya sekarang kau baik-baik saja.” Zevan mengangguk. “Apakah itu artinya kau memang akan datang jika terjadi sesuatu padaku?” “Tentu saja aku akan membantumu.” Keduanya tertawa bersama. “Bukankah kau harus pergi?” “Aku akan membatalkannya. Aku tak mungkin meninggalkanmu di tempat ini sendirian. Tunggu sebentar.” Zevan mengangkat panggilan yang tiba-tiba masuk. Sedikit menjauh

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • Kembalinya Sang Istri Sah   49. Ethan Tahu

    Ethan melompat ke arah Cara dan berhasil menangkap kepala wanita itu sebelum membentur lantai. Kemudian menggendong sang istri keluar dan membawanya ke ruang IGD. Betapa terkejutnya Ethan saat mendengar penuturan sang dokter yang mengatakan tentang kehamilan Cara. Stres dan tubuh yang lemah membuatnya mengalami pendarahan. Pun begitu Ethan merasa lega karena setidaknya janin itu cukup kuat untuk bertahan. “Lalu bagaimana kontrasepsi itu tidak berjalan dengan baik?” “Ada beberapa hal seperti yang pernah saya jelaskan.” Ethan jelas tak butuh mendengar hal itu lagi. Sekarang Cara hamil. Dan itu lebih mengejutkannya. Saat Cara meminta untuk melakukan kontrasepsi di tengah kebutuhan biologisnya yang tak pernah tak tertahankan jika di hadapkan pada wanita itu, kehamilan adalah hal yang sejujurnya ingin ia hindari. Pengalamannya tentang menghadapi kehamilan Cara bukanlah hal yang ingin diulang. Dan luka itu masih menganga lebar setiap kali menatap si kembar. Ethan mengangguk setelah san

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Kembalinya Sang Istri Sah   50. Perbuatan Zevan

    “Di mana Ethan?” Pagi itu, Zaheer muncul di ruang perawatan Cheryl dan tak menemukan Ethan. Hanya Cara dan si kembar yang masih terlelap. Cara menggeleng tak tahu. Saat keluar dari kamar mandi, Ethan sudah tidak ada. Zaheer menatap Cara dan si kembar bergantian. “Bisakah kita bicara?” “Katakan.” Cara menatap dua berkas di tangan Zaheer. “Di luar.” Cara pun ikut keluar. Langkah keduanya berhenti tak jauh dari pintu dan Zaheer memberikan salah satu berkas di tangannya pada Cara. “Apa ini?” “Hasil tes darahmu.” Zaheer membuka satu persatu lembaran yang ada di dalamnya dan berhenti di lembaran terakhir. “Kau tahu apa ini?” Cara mengernyit tak mengerti. “Aku bukan dokter, Zaheer. Kenapa kau malah bertanya padaku?” Zaheer mendengus tipis. “Kau yakin tak tahu?” Cara menutup berkas tersebut. Kesal oleh tatapan penuh curiga Zaheer. “Aku hamil, kan? Ethan sudah tahu. Kau puas?” Zaheer menahan lengan Cara yang hendak melewatinya. “Kau yakin hanya kami yang tahu tentang kehamilanmu?

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Kembalinya Sang Istri Sah   51. Adik Bayi Untuk Si Kembar

    Braakkk ….Suara punggung Zevan yang menghantam lantai begitu keras. Beberapa perawat yang berjaga di balik meja resepsionis terperangah kaget. Beranjak dari duduk mereka dan saling mendekat.Menyaksikan baku hantam yang semakin sengit. Zaheer kembali mendekati Zevan yang belum bangkit, mencengkeram kerah baju pria itu dan kembali menyarangkan tinju di hidung Zevan. Darah muncrat dari hidung Zevan, yang tak mau kalah dan mendorong tubuh Zaheer dari atas tubuhnya. Menggunakan kedua tangan untuk membalik tubuh Zaheer ke samping dan mengerahkan seluruh tenaganya untuk membalik keadaan. Pundak Zaheer membentur kursi yang ada di samping mereka, mendorong pot bunga hingga jatuh ke samping dan pecah. Suara pecahan tersebut bergema di seluruh lorong.Langkah Cara yang baru saja menutup pintu di belakangnya pun terhenti mendengar suara keributan tersebut. Saking kerasnya dan bukan hanya dirinya yang mendengar. Ethan, Irina, Roy, dan Arman juga menoleh ke arah pintu. Ethan bangkit lebih dulu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Kembalinya Sang Istri Sah   52. Kau Tak Menyukainya, kan?

    Cara memucat dengan ancaman tersebut. Tatapan Bianca lebih dingin dari cara Irina menatapnya. Juga lebih membuat bulu di tengkuknya berdiri.Dan ketika Bianca menarik kepalanya ke belakang, wajah wanita itu kembali menampilkan senyum palsu. Secepat kilat. Tampak begitu lihai mengganti topeng di wajahnya. Hingga membuat Cara terkejut dan kesulitan menyembunyikan ketakutannya.“Kuharap kau siap mendapatkan perhatianku juga,” lanjut Bianca. Berjalan ke samping dan sengaja menabrak pundak Cara hingga wanita itu berputar ke samping. “Pergilah ke mana pun, jangan mengganggu kami,” tambahnya sebelum memutar gagang pimtu. Wajahnya kembali berputar, dengan kilat jahat yang melintas di kedua manik hitamnya. “Alasan sakit perut atau apa pun, meski terdengar begitu tak masuk akal.”Cara benar-benar dibuat kehilangan kata-kata saking terkejutnya dengan keterus terangan Bianca untuk merebut Ethan darinya. Merebut? Cara bahkan tak benar-benar memiliki Ethan. Yang seketika membuat perasaan Cara disel

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Kembalinya Sang Istri Sah   53. Kegilaan Zevan

    Ketika hanya ada keheningan di antara mereka, Cara bangkit berdiri dengan kedua mata yang mulai digenangi air mata. Pria itu masih berengsek, apa yang diharapkannya. Kenapa ia harus merasa kecewa? Ethan menangkap pergelangan tangan Cara sebelum wanita itu melangkah untuk kedua kalinya. Membanting tubuh sang istri di atas sofa yang empuk. Sentakannya cukup kuat meski tak cukup menyakiti wanita itu. Kemudian menindihnya dan menangkap lumatan yang panjang di bibir Cara. Yang tak mampu menolak meski mengerahkan seluruh tenaga untuk memberontak. Membiarkan Ethan menahan kedua tangannya di atas kepala. Begitu pun dengan ciuman pria itu yang semakin menggebu. Sampai kemudian Ethan berhenti, napas panas pria itu berhembus di atas wajah Cara, yang terengah, berusaha menormalkan degup jantungnya. “Aku ingin membicarakan tentang kehamilanmu.” “Kau ingin melenyapkannya lagi, kan?” Suara Cara bergetar hebat. Air matanya mengalir tanpa suara, jatuh ke bantalan sofa. “Kenapa kau mengharapkan si

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02

Bab terbaru

  • Kembalinya Sang Istri Sah   Extra Part 3

    My Lovely Wife“Jadi apa yang kau katakan?”Ethan menggeleng. “Ponselku berdering. Theo sudah di bawah.”Zaheer hanya manggut-manggut. “Tapi menurutmu sampai kapan dia akan berpikir dirinya masih hamil?”“Kapan pun itu, tak akan lama. Ck, aku tak tahu kehamilan. Menurutmu berapa minggu perut harus terlihat besar?”“3-4 bulan biasanya sudah mulai terlihat perkembangannya. Seperti Yang dikatakan Cara. Apalagi ini kehamilan keduanya.”Napas Ethan tertahan sejenak. “Aku tak tahu bagaimana cara memberitahunya.”“Kau akan menemukannya.” Zaheer mengedikkan bahu. “Seperti biasanya.”Ethan tak membalas.“Setelah keguguran itu, rahimnya juga sudah kembali normal.”Tambahan penjelasan Zaheer yang sudah diketahuinya itu membuat Ethan semakin dilanda dilema. Tak ada cara selain menghadapinya. Cara memang perlu tahu.Pada akhirnya, setelah empat hari masih dalam pengawasan intens dokter Faryal

  • Kembalinya Sang Istri Sah   Extra Part 2

    Jangan Meninggalkan Kami“E-ethan?” lirihnya dengan suara yang lemah. Tenggelam di antara isakan Ethan yang mulai membasahi punggung tangannya, yang menempel di wajah pria itu. Cara mulai menepikan rasa pusing yang menggelitik kepalanya. Entah bagaimana ia berada di tempat ini, terbangun dan menemukan Ethan yang terisak di sampingnya.‘Kami benar-benar membutuhkanmu, sayang.’ Bisikan yang diucapkan dengan penuh permohonan tersebut adalah kalimat pertama yang menyambutnya begitu kesadaran perlahan mulai muncul dan menguasainya. Istriku. Itu adalah panggilan terindah yang pernah diucapkan oleh Ethan. Dengan penuh ketulusan yang menghangatkan dadanya. Akan tetapi, kenapa suara Ethan terdengar begitu sedih? Kenapa pria itu bahkan … menangis? Tangannya mulai bergerak pelan. Menatap kepala Ethan yang masih tertunduk dengan menggenggam tangannya. Genggamannya semakin kuat, tetapi setidaknya tangannya masih bisa digerakkan, untuk mendapatkan perhatian Ethan

  • Kembalinya Sang Istri Sah   Extra Part 1

    Kembalilah, Kami Membutuhkanmu“Mama masih tidur?” gumam Cheryl, menjatuhkan kepalanya di pundak sang papa. Sementara Darrel yang berdiri di samping Ethan hanya menatap lurus pada ranjang pasien. Tempat sang mama berbaring dengan mata terpejam. Dengan dua mesin di samping kanan dan kiri ranjang yang mengeluarkan bunyi konstan, terhubung dengan tubuh rapuh Cara sebagai penunjang hidup. Sementara ketiganya berdiri di balik dinding kaca. Sejak tiga puluh menit yang lalu. Ethan merasakan genggaman tangan Darrel yang menguat. Pertanyaan Cheryl juga pertanyaan yang tak diucapkan sang putra. Sekaligus pertanyaan yang belum ia temukan jawabannya. Mereka masih menunggu. Berharap di tengah keputus asaan yang seolah tak ada ujungnya.“Sudah lima menit.” Ethan lebih memilih mengalihkan pembicaraan.  Ini sudah kedua kali Cheryl meminta tambahan lima menit setelah tiga puluh menit rutinitas yang wajib mereka lakukan setiap hari ini.Cheryl tak menjawab, t

  • Kembalinya Sang Istri Sah   75. Berakhir (End)

    “Tuan?” Suara benda jatuh dari seberang mengaktifkan sikap siaga Theo. Tubuh pria itu menegang. Menyusul erangan sang tuan yang seolah mengumpat dan suara lain yang terdengar.‘Kau bersama Cara?’Ujung mata Theo melirik ke samping. Menyadari sang nyonya yang tiba-tiba peka dengan keterkejutannya. Tatapan keras wanita itu melirik ponsel yang masih menempel di telinga.“Aku ingin bicara dengan Ethan. Berikan padaku.” Tangan Cara terulur, tetapi reaksi Theo tentu saja bergerak menjauh. Untuk selanjutnya ia membeku dengan suara Zevan dari seberang.‘Well, turuti kemauannya atau kepala bosmulah yang kulubangi selanjutnya.’‘Sialan kau, Zevan!’ umpat sang tuan yang tertahan.‘Kenapa kau begitu percaya diri kalau dia akan menyelamatkanmu, Ethan? Meski Cara bisa, dia tak akan melakukannya.’Mata Theo terpejam dengan percakapan yang terdengar. Sembari kepalanya berpikir keras mencari cara menyelamatkan sang tuan. Kepala pengawal

  • Kembalinya Sang Istri Sah   74. Patah Hati

    Suara dering ponsel yang terdengar dari balik pintu mengalihkan perhatian Ethan dan Mano. Ethan beranjak dan gegas mendekati pintu ruangannya yang didorong terbuka oleh Cara sebelum ia sempat menyentuh gagang pintu.“Ponselmu sejak tadi berbunyi. Sepertinya ada urusan yang penting.” Cara mengulurkan benda pipih tersebut. Memuji dirinya sendiri akan suaranya yang keluar setenang air danau meski hatinya terasa remuk redam.Ethan menunduk, menatap nama Bianca. Tak biasanya wanita itu menghubunginya malam-malam begini. Dan melihat riwayat panggilan yang menunjukkan belasan panggilan tak terjawab, sepertinya ada sesuatu yang serius. Tanpa berpikir dua kali, ia menjawab panggilan tersebut.“Ada apa?”Ethan mengerjap terkejut, kepalanya berputar dan langsung bertatapan dengan Mano. Keseriusan merebak di seluruh permukaan wajahnya, mengirim pesan pada Mano yang langsung menangkap sinyal tersebut dan menghampirinya.“Kita harus ke rumah sakit,” uc

  • Kembalinya Sang Istri Sah   73. Pernikahan Bisnis

    “Ada yang ingin kubicarakan denganmu.” Suara Zevan memecah ketegangan yang membentuk di sekitar keempat orang tersebut.Cara mundur satu langkah. Zevan yang berdiri di hadapannya bukan lagi Zevan yang ia kenal. Ah, ia tak pernah benar-benar tahu siapa Zevan yang berdiri di depannya saat ini juga sebelum-sebelumnya.Pandangan Zevan melirik kedua anak buah Ethan yang ada di samping kanan dan kiri Cara. Tak perlu bertanya apa yang ada di balik jas kedua pria besar dan tinggi tersebut. Akan tetapi … pandangannya beralih pada Cara. Satu-satunya yang paling lemah dan kesempatan yang dimilikinya untuk menghancurkan Ethan.Ia menekuk lututnya, memastikan raut penyesalan dan menyedihkan yang sempurna sebelum berbicara dengan penuh permohonan. Zevan melepaskan jaket hitamnya dan mengangkat kedua tangan pada dua pria tersebut, menunjukkan tak ada ancaman apa pun yang akan dilakukannya pada Cara.“Hanya lima menit,” ucapnya menatap lurus kedua mata Cara. “Mer

  • Kembalinya Sang Istri Sah   72. Tak Ada Alasan

    ‘Kau membunuhnya. Dia melakukan apa pun untuk mempertahankanmu.’  Jeda yang cukup lama, menciptakan keheningan di antara keduanya. ‘Hingga detik ini, kakek masih merasa apa yang dikatakannnya memang benar.’Mata Zevan terpejam mengingat kalimat terakhir Arman sebelum ia keluar dari ruangan tersebut. ‘Seharusnya dia tak melakukan itu. Itu adalah kesalahan terbesar di hidupnya yang menyedihkan. Kalian yang terlalu lemah.’Tak ada penyesalan apa pun telah mengucapkan kata yang berasal dari hatinya yang terdalam. Ia adalah kesalahan. Wanita itu melakukan kesalahan. Semua hidupnya yang menyedihkan menurun dari wanita itu. Ia hanya sedikit berbaik hati untuk mengakhiri nasib menyedihkan itu. Sebagai anak yang berbakti. Ujung bibirnya tertarik ke atas. Membentuk seringai tipis.*** “Apa maksudmu kakek tak sadarkan diri?” Kepala Ethan terangkat dari ponsel di tangannya pada Zaheer yang duduk di ujung sofa. Kecemasan menyelimuti wajah sang sepupu. “Hasil

  • Kembalinya Sang Istri Sah   71. Pengkhianatan Sang Cucu Kesayangan

    “Sepertinya ada banyak hal yang mengganggumu?” gumam Ethan saat keduanya berbaring dan sudah mendapatkan posisi nyaman di atas tempat tidur. Akan tetapi wanita itu tak juga tertidur setelah setengaha jam lebih.Cara menoleh ke belakang. “Kau belum tidur?”Ethan memutar tubuh Cara menghadapnya. “Apa yang sedang kau pikirkan?”“Hmm, bukan hal yang penting,” senyum Cara.“Tetapi mengganggumu.”Cara menghela napas rendah. Masih dengan senyum yang tersungging lebar, telapak tangannya menyentuh wajah Ethan. Mengusapkan jemarinya di rahang Ethan dengan lembut. “Seberapa pun kerasnya aku berusaha tak memikirkan semuanya, semua itu hanya semakin menggangguku, Ethan. Apa yang sebenarnya terjadi?”“Aku tak mungkin di sini jika rencana Zevan memang berhasil, Cara.”“Kenapa dia melakukan semua ini padamu? Pada Cheryl? Juga padaku dan anak …” Kalimat Cara seketika terhenti.Mata Ethan memicing tajam. Ekspresi wajah pria itu seketika berubah tegang. “Apa yang dilakukannya padamu?”Cara mengerjap. C

  • Kembalinya Sang Istri Sah   70. Tidak Ada

    Arman Anthony menunggu di balik pintu kaca gelap yang ada di sampingnya, ketika pintu itu bergeser membuka, sang cucu melangkah keluar dari ruang interogasi bersama seorang pria berjaket hitam dengan tubuh besar yang menampilkan sikap dan ekspresi datar sebelum berjalan meninggalkan cucu dan kakek tersebut.“Kenapa aku tak terkejut?” Ethan bergumam rendah. Kedua pengacaranya memberikan satu anggukan hormat pada Arman Anthony, kemudian berpamit pergi bersama dua pengacara kiriman sang kakek yang berhasil membawanya keluar dari ruangan tersebut. “Aku bisa melakukannya sendiri. Apakah Mano yang membuat masalah? Atau Zaheer? Ck, mereka begitu tak sabaran.”“Kenapa kakek pun tak terkejut kau tak mengucapkan terima kasih, Ethan.”Ethan mendesah pelan. Ada kejengahan yang tersirat di kedua mata abu gelapnya. “Karena aku tahu bukan itu yang kakek inginkan dariku.”Arman tersenyum tipis. “Sepertinya mereka tidak memberimu makanan yang layak. Kakek akan mak

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status