Beranda / CEO / Kembalinya Sang Istri Sah / 52. Kau Tak Menyukainya, kan?

Share

52. Kau Tak Menyukainya, kan?

Penulis: Luisana Zaffya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-01 20:22:04

Cara memucat dengan ancaman tersebut. Tatapan Bianca lebih dingin dari cara Irina menatapnya. Juga lebih membuat bulu di tengkuknya berdiri.

Dan ketika Bianca menarik kepalanya ke belakang, wajah wanita itu kembali menampilkan senyum palsu. Secepat kilat. Tampak begitu lihai mengganti topeng di wajahnya. Hingga membuat Cara terkejut dan kesulitan menyembunyikan ketakutannya.

“Kuharap kau siap mendapatkan perhatianku juga,” lanjut Bianca. Berjalan ke samping dan sengaja menabrak pundak Cara hingga wanita itu berputar ke samping. “Pergilah ke mana pun, jangan mengganggu kami,” tambahnya sebelum memutar gagang pimtu. Wajahnya kembali berputar, dengan kilat jahat yang melintas di kedua manik hitamnya. “Alasan sakit perut atau apa pun, meski terdengar begitu tak masuk akal.”

Cara benar-benar dibuat kehilangan kata-kata saking terkejutnya dengan keterus terangan Bianca untuk merebut Ethan darinya. Merebut? Cara bahkan tak benar-benar memiliki Ethan. Yang seketika membuat perasaan Cara disel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Silent Heart
Sebenarnya kasihan Cara, dulu niatnya kabur dari Ethan, eh ternyata Zevan juga licik. Emang lebih bener kalo sama Ethan aja sih. Ngeluluhin Ethan tuh gampang, cuma perlu nurut, jangan deket-deket Zevan udah. Apalagi udah ada anak-anak. Lagian Ethan setia juga kok, haha
goodnovel comment avatar
Theresia Debbie
sebetulnya ethan ini yg menjengkelkan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kembalinya Sang Istri Sah   53. Kegilaan Zevan

    Ketika hanya ada keheningan di antara mereka, Cara bangkit berdiri dengan kedua mata yang mulai digenangi air mata. Pria itu masih berengsek, apa yang diharapkannya. Kenapa ia harus merasa kecewa? Ethan menangkap pergelangan tangan Cara sebelum wanita itu melangkah untuk kedua kalinya. Membanting tubuh sang istri di atas sofa yang empuk. Sentakannya cukup kuat meski tak cukup menyakiti wanita itu. Kemudian menindihnya dan menangkap lumatan yang panjang di bibir Cara. Yang tak mampu menolak meski mengerahkan seluruh tenaga untuk memberontak. Membiarkan Ethan menahan kedua tangannya di atas kepala. Begitu pun dengan ciuman pria itu yang semakin menggebu. Sampai kemudian Ethan berhenti, napas panas pria itu berhembus di atas wajah Cara, yang terengah, berusaha menormalkan degup jantungnya. “Aku ingin membicarakan tentang kehamilanmu.” “Kau ingin melenyapkannya lagi, kan?” Suara Cara bergetar hebat. Air matanya mengalir tanpa suara, jatuh ke bantalan sofa. “Kenapa kau mengharapkan si

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Kembalinya Sang Istri Sah   54. Kegilaan Zevan 2

    “Aku tahu kau juga ingin membunuhnya.” Mano menghela napas beratnya sembari bersandar pada punggung kursi. “Kau melihat semuanya?” Pertanyaan Ethan berhasil membuat seluruh tubuh Mano menegang. Ia bahkan tak berani melihat lebih jauh, terutama hasil yang didapat dari kamera di toilet. “Di toilet?” tanyanya. Meneguk ludahnya yang terasa lebih pekat. Ethan tak butuh mengangguk ataupun memberikan jawaban untuk pertanyaan tersebut. Keduanya tahu pertanyaan yang ia maksud. “A-aku harus melihat beberapa untuk mendapatkan sudut pandang kameranya, Ethan.” Mano kembali menegakkan punggungnya. Berusaha membela diri karena memang kecemburuan Ethanlah yang berlebihan. Bukankah Zevan yang lebih berdosa? Ethan berusaha meredam kecemburuannya untuk alasan yang masuk akal tersebut. Bibirnya menipis keras, kedua matanya menggelap. Toilet? Bukankah itu benar-benar tak masuk akal! “Aku tahu kau akan seperti ini, Ethan. Jadi aku tidak melihat sepenuhnya. Lagipula istrimu tidak telanjang bulat.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Kembalinya Sang Istri Sah   55. Kebenaran Yang Mulai Terungkap

    “Kau menjauh dariku, Cara. Kau pikir aku tak tahu? Dan itu bukan karena Ethan, karena dirimu sendiri!”Cara membekap mulutnya, saking terkejutnya dengan kata-kata yang dikeluarkan Zevan dengan kemarahan tersebut. Tak ada kelembutan di mata pria itu. Hanya ada luapan emosi yang seolah telah terpendam begitu lama.“Apakah aku salah?!”Butuh beberapa saat bagi Cara untuk mencerna keterkejutannya. “Apakah dokter itu hanya alasanmu saja?”Zevan tak menjawab, menggusur rambutnya dengan gusar.Cara berbalik, pengkhianatan itu terasa nyata. Langkahnya baru sampai menuruni anak tangga ketika Zevan menyambar pergelangan tangannya dan menyentakkan tubuhnya dengan kasar.“Kau sudah tak berminat meniggalkan Ethan?”“Kau tahu aku tak bisa, Zevan.”“Karena Darrel dan Cheryl?” Mereka berdua tahu itu, kan?“Atau karena kehamilanmu?”Seolah belum cukup keterkejutannya akan Zevan, pria itu menambah kecurigaannya.“Atau kau mulai merasa nyaman dengan berengsek itu?”“Kau tahu?”Zevan tak langsung membal

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Kembalinya Sang Istri Sah   56. Perasaan Yang Mulai Berubah

    Setelah Cara menidurkan si kembar, Ethan masih belum juga pulang. Wanita itu menunggu di sofa ruang tamu sejak dua jam yang lalu. Tak berhenti menatap ke arah lift yang masih tertutup rapat, dan tak ada tanda-tanda akan kedatangan pria itu.Cara menatap jam besar di dinding, yang nyaris menunjukkan waktu tengah malam hanya dalam beberapa menit saja. Ia meraih ponselnya yang tergeletak di meja. Tak ada panggilan tak terjawab ataupun pesan singkat yang mungkin dikirim pria itu. Meski hanya sekedar bertanya apakah dia sudah makan dan minum susu ibu hamil serta vitamin. Biasanya pria itu tak pernah terlambat memastikan hal itu.Satu helaan panjang lolos di antara celah bibirnya. Berbaring miring di sofa. Memeluk bantal yang empuk tersebut dan pandangan mengarah pada pintu lift.Sebenarnya ada pekerjaan macam apa yang membuat Ethan harus kembali selarut ini?Atau … mungkin saja pria itu sedang singgah di suatu tempat? Mungkin juga bertemu dengan Zaheer dan Mano. Dan … tak menutup kemungki

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Kembalinya Sang Istri Sah   57. Sopan Santun

    “Berapa lama kau akan pergi?”“Paling lama dua hari.”“Lusa kau akan pulang?”“Biasanya. Jika urusannya lancar.” Sekali lagi Ethan menatap simpul dasinya yang sudah rapi lalu menoleh pada Cara yang berdiri di sampingnya dengan memegang jasnya. “Kenapa? Kau tak mungkin tak bisa tidur tanpaku, kan? Atau … merindukanku?”Mata Cara mengerjap gugup. “Apa maksudmu, Ethan? Aku hanya bertanya. Terserah kalau kau tak mau jawab,” jawabnya kemudian melempar jas di tangannya dan membalikkan tubuh sembari menenangkan degupan jantungnya yang lagi-lagi menjadi tak karuan. Ck, kenapa hormon kehamilan ternyata berdampak sebesar ini pada dirinya. Seharusnya ia menahan diri untuk tidak bertanya kapan pria itu pulang saat melihat pelayan yang mengemas pakaian. Toh apa pedulinya jika Ethan pulang tiga hari atau bahkan satu minggu.Ethan menangkap pinggan Cara, membawa tubuh wanita itu menempel di dadanya dalam satu gerakan yang ringan. Kemudian menenggelamkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Kembalinya Sang Istri Sah   58. Rahasia Masa Lalu Yang Mulai Tersingkap

    “Bukankah kau sudah tahu semua keberengsekannya? Memangnya keburukan apalagi yang perlu kau cari tahu tentang Ethan?” Mano bertanya balik ketika siang itu menjemput si kembar di sekolah karena Cara yang mendadak pusing. Setelah sekalian mengambil sesuatu di ruang kerja Ethan, pria itu duduk-duduk di balkon sambil menunggu sekretaris Ethan yang akan mengantar berkas. Tiba-tiba Cara menghampirinya dan mengajukan pertanyaan yang tak masuk akal. ‘Orang seperti apa sebenarnya Ethan?’Mano hampir terpingkal dengan pertanyaan konyol yang dilontarkan oleh seorang Cara. Tentang Ethan.“Kenapa kau selalu berpikir buruk tentangku?” kesal Cara.“Bertanya tentang keburukan Ethan, kan? Yang ingin kau ketahui?”Mulut Cara membuka dan menutup, kehilangan kata-kata. Seketika menyesali pertanyaannya. Dan kenapa pula ia harus bertanya tentang Ethan? Pada Mano lagi!“Tidak?”“Terserah kau, Mano.” Cara mengibaskan tangannya dengan kesal. Be

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Kembalinya Sang Istri Sah   59. Rasa Bersalah

    Perasaan Cara benar-benar campur aduk. Ia butuh mendengar lebih banyak kejelasan, tetapi ketakutan dan rasa bersalah yang mulai menggerogoti dadanya terasa lebih buruk. Sebanyak apa sebenarnya Ethan mencampuri urusannya? Menyelamatkannya dari Zevan? Bukankah seharusnya Zevanlah yang menyelamatkannya dari kearogansian Ethan? Bukankah seharusnya Ethanlah yang berengsek? Bukankah seharusnya Ethanlah yang menghancurkan hidupnya? Alih-alih pria pemaksa itu yang menjadi pahlawan di hidupnya.Mata Cara terpejam, kembali memutar rentetan kata-kata Mano dan Zaheer yang pernah dilontarkan padanya untuk membela Ethan. Mencoba membuka matanya. Semua kalimat itu berputar di kepalanya seperti kaset yang rusak. Membuat perasaannya semakin tak karuan.Kesalah pahaman macam apa ini? Semua berubah 180 derajat hanya dalam waktu yang singkat. Setelah selama ini? Setelah sejauh ini? Kenapa Ethan menyimpannya? Kenapa Ethan membiarkan kesalah pahaman ini tetap berlanjut? Kenapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Kembalinya Sang Istri Sah   60. Kembali Ke Nol

    Suara muntahan menyambut Ethan yang baru saja membuka pintu kamar utama. Pandangannya langsung mengarah ke pintu kamar mandi yang terjemblak terbuka karena sudah pasti Cara tak berbaring di tempat tidur seperti sebelum ia dan Zaheer meninggalkan wanita itu untuk istirahat.Sejak kemarin siang, wanita itu hanya mengurung diri di kamar. Sampai ia pulang sore ini dan berbicara di ruang kerjanya. Setelah muntahan terakhir, Ethan membawa tubuh lemah Cara kembali ke tempat tidur. “Minum?”Cara mengangguk lemah, membiarkan Ethan membantunya menghilangkan rasa pahit di mulut dengan coklat hangat yang baru saja dibawa pelayan. Ujung bibir Ethan mengeras melihat betapa pucatnya wajah Cara. Bibir yang masih tampak kering meski sudah menghabiskan setengah cangkir coklat hangat.“Aku akan membawakanmu buah. Kau ingin …”Cara menggeleng. “Aku hanya ingin istirahat,” ucapnya sembari membaringkan tubuh memunggungi pria itu. Pandangannya tetap

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06

Bab terbaru

  • Kembalinya Sang Istri Sah   72. Tak Ada Alasan

    ‘Kau membunuhnya. Dia melakukan apa pun untuk mempertahankanmu.’  Jeda yang cukup lama, menciptakan keheningan di antara keduanya. ‘Hingga detik ini, kakek masih merasa apa yang dikatakannnya memang benar.’Mata Zevan terpejam mengingat kalimat terakhir Arman sebelum ia keluar dari ruangan tersebut. ‘Seharusnya dia tak melakukan itu. Itu adalah kesalahan terbesar di hidupnya yang menyedihkan. Kalian yang terlalu lemah.’Tak ada penyesalan apa pun telah mengucapkan kata yang berasal dari hatinya yang terdalam. Ia adalah kesalahan. Wanita itu melakukan kesalahan. Semua hidupnya yang menyedihkan menurun dari wanita itu. Ia hanya sedikit berbaik hati untuk mengakhiri nasib menyedihkan itu. Sebagai anak yang berbakti. Ujung bibirnya tertarik ke atas. Membentuk seringai tipis.*** “Apa maksudmu kakek tak sadarkan diri?” Kepala Ethan terangkat dari ponsel di tangannya pada Zaheer yang duduk di ujung sofa. Kecemasan menyelimuti wajah sang sepupu. “Hasil

  • Kembalinya Sang Istri Sah   71. Pengkhianatan Sang Cucu Kesayangan

    “Sepertinya ada banyak hal yang mengganggumu?” gumam Ethan saat keduanya berbaring dan sudah mendapatkan posisi nyaman di atas tempat tidur. Akan tetapi wanita itu tak juga tertidur setelah setengaha jam lebih.Cara menoleh ke belakang. “Kau belum tidur?”Ethan memutar tubuh Cara menghadapnya. “Apa yang sedang kau pikirkan?”“Hmm, bukan hal yang penting,” senyum Cara.“Tetapi mengganggumu.”Cara menghela napas rendah. Masih dengan senyum yang tersungging lebar, telapak tangannya menyentuh wajah Ethan. Mengusapkan jemarinya di rahang Ethan dengan lembut. “Seberapa pun kerasnya aku berusaha tak memikirkan semuanya, semua itu hanya semakin menggangguku, Ethan. Apa yang sebenarnya terjadi?”“Aku tak mungkin di sini jika rencana Zevan memang berhasil, Cara.”“Kenapa dia melakukan semua ini padamu? Pada Cheryl? Juga padaku dan anak …” Kalimat Cara seketika terhenti.Mata Ethan memicing tajam. Ekspresi wajah pria itu seketika berubah tegang. “Apa yang dilakukannya padamu?”Cara mengerjap. C

  • Kembalinya Sang Istri Sah   70. Tidak Ada

    Arman Anthony menunggu di balik pintu kaca gelap yang ada di sampingnya, ketika pintu itu bergeser membuka, sang cucu melangkah keluar dari ruang interogasi bersama seorang pria berjaket hitam dengan tubuh besar yang menampilkan sikap dan ekspresi datar sebelum berjalan meninggalkan cucu dan kakek tersebut.“Kenapa aku tak terkejut?” Ethan bergumam rendah. Kedua pengacaranya memberikan satu anggukan hormat pada Arman Anthony, kemudian berpamit pergi bersama dua pengacara kiriman sang kakek yang berhasil membawanya keluar dari ruangan tersebut. “Aku bisa melakukannya sendiri. Apakah Mano yang membuat masalah? Atau Zaheer? Ck, mereka begitu tak sabaran.”“Kenapa kakek pun tak terkejut kau tak mengucapkan terima kasih, Ethan.”Ethan mendesah pelan. Ada kejengahan yang tersirat di kedua mata abu gelapnya. “Karena aku tahu bukan itu yang kakek inginkan dariku.”Arman tersenyum tipis. “Sepertinya mereka tidak memberimu makanan yang layak. Kakek akan mak

  • Kembalinya Sang Istri Sah   69. Kemunculan Bianca

    Buugghhh …Tubuh Zevan melayang ke arah Mano. Dan pergulatan kedua pria itu tak terelakkan. Mano tentu saja sudah bisa memperkirakan reaksi Zevan yang minim kesabaran. Menyambut tinju sang sepupu dengan suka cita.“Berapa Ethan membayarmu hingga kau membuat omong kosong setolol ini, hah?”Mano terbahak. Membalas tinju Zevan di rahang, sekuatnya hingga pria itu tersungkur ke samping dan menabrak guci besar hingga pecah.“Hentikan kalian berdua!” Suara menggelegar Arman Anthony memenuhi seluruh ruangan. Tetapi kemarahan masih menguasai kedua pria itu, menulikan telinga mereka dan kembali saling melemparkan balasan.Baku hantam itu akhirnya berhasil dipisahkan oleh anak buah Arman Anthony. Yang masing-masing menahan lengan Zevan dan Mano.Mano tentu saja satu-satunya orang yang merasa puas dengan akhir dari perkelahian tersebut. Hidung Zevan patah dan ia yakin sang sepupu tak terima dengan kekalahan tersebut. “Seperti yang kau bilan

  • Kembalinya Sang Istri Sah   68. Bukan Rencana

    Mano melepaskan pegangan Cara. Kedua pria itu berlari keluar, meninggalkan Cara yang membeku di ambang pintu.Mano sudah berlari mendekati ujung tangga, tetapi kemudian pria itu teringat sesuatu dan kembali mendekati Cara. “Kemarikan ponselmu?”Cara menatap tangan Mano yang terulur.“Apa pun yang terjadi, kau tak boleh meninggalkan tempat ini, Cara. Jadi kemarikan ponselmu. Cepat.”“Lalu bagaimana aku tahu kalau Ethan baik-baik saja?” Suara Cara bergetar hebat. Bisa membayangkan betapa tersiksanya dia menunggu dengan penuh kegelisahan dan tak bisa ke mana-mana.“Yang terpenting, kau, Darrel, dan Cheryl baik-baik saja. Kami bisa mengurus Ethan.” “T-tapi …”“Cepat, Cara. Kami tak punya banyak waktu.”Cara menggeleng, wajahnya benar-benar pucat. “A-aku ingin ikut.”“Dan membiarkan Darrel dan Cheryl sendirian? Jangan egois, Cara. Cepat! Di mana ponselmu.”Cara mengerjap. Mano benar. Dirinya dan si

  • Kembalinya Sang Istri Sah   67. Rencana

    “Cindy Anthony?” Cara mengulang nama itu dalam gumaman. Mama Zevan? Pembunuhan? Kepala Cara menggeleng. Menolak tuduhan tersebut. “Tidak mungkin. Kenapa dia membunuh …”“Ck,” decak Ethan. “Sungguh? Kalian melakukannya sekarang? Aku baru saja berpikir untuk berendam.”Kedua pria itu mengeluarkan borgol dari dalam saku. Zaheer langsung berdiri. “Dia akan ikut kalian. Jadi singkirkan benda itu dan tunggu di depan.”Tubuh Cara berputar panik. Melotot pada Zaheer. “Apa yang kau katakan. Zaheer?”Ethan mengedikkan kepala ke arah pintu pada kedua pria berjaket hitam tersebut. “Beri aku waktu lima menit untuk bicara dengan istriku?”Kedua pria itu bergeming. Tampak mempertimbangkan peringatan tajam dalam tatapan Ethan. “Privasi untuk … tersangka? Setidaknya kalian terlambat setengah jam dari seharusnya. Aku tak suka jika anak-anakku melihat kejadian memalukan ini.”“E-ethan?” Suara Cara bergetar hebat. Di tengah kegentingan sep

  • Kembalinya Sang Istri Sah   66. Tersangka Utama

    “Lenganmu sakit?” Cara merasa tak enak hati melihat Ethan yang meregangkan otot lengan untuk ketiga kalinya sejak mereka terbangun oleh panggilan Cheryl.“Hanya …”“Pegal.”Ethan terkekeh. Menarik pinggang Cara dan mendudukkan tubuh mungil di meja wastafel hanya dalam satu sentakan ringan. Menempatkan tubuhnya di antara kedua kaki wanita itu dan merapatkan tubuh mereka. “Kenapa? Apa kau ingin bertanggung jawab?” bisiknya tepat di depan wajah Cara. Sengaja menyisakan jarak yang tipis, membiarkan napas keduanya bertukar. Cara tersenyum dengan wajahnya yang mulai tersipu. Jarak di antara wajah mereka begitu dekat. Tetapi ia menyukai hal itu. Kedua lengannya melingkari leher Ethan, wajahnya sedikit terdongak dengan tubuh Ethan yang tinggi. Dan ia butuh lebih sedikit mengangkat tubuhnya untuk menyentuhkan bibir mereka. “Apakah ini cukup?”Ethan menggeleng, dengan senyum yang masih melengkung, bibirnya bergerak menyapu bibir Cara yang lembut.

  • Kembalinya Sang Istri Sah   65. Sejak Awal

    Mano memberikan satu anggukan. “Aku tahu apa yang harus kulakukan,” ucapnya kemudian berbalik dan berbelok di ujung lorong pendek tersebut.“Pergilah,” pintah Ethan dengan suara datar. Perlahan, ia mulai bisa mengendalikan emosi yang memenuhi dadanya. Ia harus tenang dan pikirannya harus jernih. Tak boleh megalihkan perhatian.Zaheer pun ikut berbalik, menyusul Mano tetapi menuju arah yang lain.“Ke mana mereka?” Isakan Cara terhenti ketika menyadari Mano dan Zaheer yang sudah pergi. Sementara tampaknya kedua pria itu masih belum selesai berbincang.“Ada yang harus mereka lakukan.” Ethan melonggarkan pelukan Cara, menatap wajah wanita itu yang masih dibasahi oleh air mata. Mengulurkan sapu tangan. “Tenangkan dirimu. Kau tak mungkin terlihat seperti ini di hadapan Cheryl.”Cara mengusap kedua matanya dengan kain lembut tersebut. “Ethan?” panggilnya lirih setelah perasaan mulai sedikit tenang. “Mungkin aku …”“Tidak.” Ethan tentu t

  • Kembalinya Sang Istri Sah   64. Semakin Gila

    Suara alarm yang berdengung di telinga menyentakkan Cara yang tengah menyisir rambut. Cara gegas beranjak dari duduknya menuju pintu, hampir menabrak anak buah Ethan yang hendak mengetuk pintu. “Nyonya, kami akan membawa nyonya …”“Ada apa? Alarm apa itu?”“Teman saya masih memeriksanya di lantai atas.”“Di mana Darrel dan Cheryl?” Cara melewati pengawal tersebut. Berlari ke arah tangga dengan panik begitu mendengar lantai atas.Cara tak benar-benar mendengarkan jawaban di pengawal yang menyusul langkahnya. Memanggilnya kalau yang lain sedang juga sedang mengamankan si kembar. Tapi Cara tak akan merasa tenang jika belum melihat Darrel dan Cheryl dengan kedua mata kepalanya sendiri. Firasat buruk mulai merambati dadanya.“Mama?” Suara Darrel menyambut langkah Cara yang baru saja menginjakkan kaki di lantai dua. Kedua lengan bocah itu langsung melingkar di perutnya. “Sayang, kau baik-baik saja?”“Cheryl?” Darrel mendongakkan kepala

DMCA.com Protection Status