Share

Menangislah

Ren Hui berbalik dan kembali duduk di tepi tempat tidur. Dengan hati-hati, disentuhnya jari-jari Ye Hun yang tadi bergerak pelan, sebuah tanda kehidupan yang begitu ia nantikan. Namun, tidak ada gerakan lagi. Harapan yang sempat membuncah dalam hatinya lenyap seketika, seperti asap yang terbawa angin.

Desahan kecewa meluncur dari bibirnya. Ren Hui mengangkat perlahan lengan Ye Hun yang lemah, meletakkannya di atas dada wanita itu. Sekali lagi, matanya tertuju pada wajah cantik yang terlelap dalam tidur panjang.

Namun, tatapan itu tidak menemukan kehidupan di balik kelopak mata tertutup itu, hanya keheningan yang dingin. Mendadak, dadanya terasa sesak, seolah udara di sekitarnya menolak masuk ke dalam paru-parunya. Ia terbatuk-batuk sembari memegangi dadanya yang terasa nyeri, melawan rasa sakit yang datang tiba-tiba.

Pikirannya melayang kembali pada malam sebelumnya, saat ia berjuang mencari bahan-bahan obat untuk Junjie di Kolam Surga Mutiara. Udara ding
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status