"Tuan muda, semua dapat kami lakukan. Selagi keluargaku aman dari ancaman kekacauan yang tengah terjadi."Luo Xiang terdiam, namun sekian detiknya ia menatap langit dengan helaan nafas yang cukup panjang."Kalian tidak perlu mengorbankan apapun. Sekarang katakan dengan jelas, apa masalah yang terkait dengan para siluman?""Para siluman ingin membangkitkan Dewi Su Hua. Didalam proses pembangkitan, mereka mencari ribuan darah para jenius di setiap klan yang dekat dengan gerbang dunia silumannya. Karena hal ini, klan kami telah kehilangan ratusan penerus." Hu Liang menceritakan inti dari permintaannya. "Su Hua?" nama ini begitu familiar di ingatannya dulu. "Ya, dengar dengar Dewi Su Hua adalah pemimpin ras siluman yang telah mati ribuan tahun lalu. Karena mereka tidak memiliki penerus darah siluman, para siluman mulai mencari cara untuk membangkitkan Dewi Su Hua." "Xiang bukankah Su Hua itu wanita siluman rubah ekor tujuh yang centil itu? Dia juga yang dulu ikut berpartisipasi dalam p
"Aargghh! Ta-tanganku!" teriak Hu Cao tersadar, bahwa pergelangan tulang tangan kanannya patah. "Mampus, dasar pemuda bodoh. Bahkan ayahku saja tidak mampu menyamai kekuatan Xiang, apalagi kamu yang masih berada di tahap Dao Ling?" tanya dalam hati Hu Qinshi. Berbeda dengan Qinshi, kini Luo Xiang yang melihat Hu Cao memiliki ketampanan yang tidak terbantahkan terpikirkan sebuah ide. "Ka-kau mau apa?!" bentak Hu Cao sedikit ketakutan melihat pemuda bertangan satu mulai berjalan kearahnya. "Aku beri dua pilihan kecil padamu."Tahu bahwa didepannya adalah Kultivator hebat bertangan satu, Hu Cao segera mengangguk. Karena tidak ada satupun cara keluar dari kamar itu tanpa terluka. "Satu aku akan mematahkan tulang tangan satumu, atau kamu harus mau ikut denganku memancing para siluman keluar dari kandang!" ucap Luo Xiang menyeringai dingin. "I-ini..." Hu Cao berkeringat dingin, dari dua pilihan yang diberikan pemuda didepannya. Tidak ada satupun yang akan bernasib baik baginya. "A-ap
Disisi lain, tepatnya dimana Hu Liang, dan Hu Qinshi bersembunyi. Keduanya kini hanya bisa tertegun setelah portal misterius itu lenyap dari hadapan mereka. "Sa-sangat cepat, bagaimana ini ayah?" Hu Qinshi bertanya sembari menunjukan wajah khawatirnya. Hu Liang menghela napas sejenak, setelah itu ia menatap Hu Qinshi dengan serius."Qiner, hanya ada satu cara, namun ayah tidak tahu apa klan Yan, dan klan Song setuju akan rencana ayah.""Maksud ayah?" balas Hu Qinshi cepat. "Membuka paksa altar teleportasi penghubung dunia siluman...""Ba-bagaimana jika kita bertindak sekarang?"Menggelengkan kepalanya, Hu Liang hanya bisa menatap langit malam dengan harapan penuh kekecewaan. "Tidak semudah itu, meski kita tidak tahu bagaimana para siluman bisa keluar dari dunia kecil. Nyatanya jika kita membuka paksa, maka peperangan nyata akan terjadi. Dan hal ini tentu akan merugikan ketiga klan, bahkan seluruh Kultivator yang ada di Domain Pedang.""Lalu?""Tidak ada jalan lain, kita hanya bisa
Menaikan alisnya, kini Luo Xiang tersenyum tipis melihat kemunculan Panatua Agung. "Bisa bisanya kamu tersenyum setelah tahu akan menjadi tumbal?" Yin Qiyi menyipitkan matanya karena heran. "Rubah tua... Apa kamu masih mengenal panggilan ini?" Luo Xiang bertanya sembari menaikan salah satu alisnya. "Siapa kamu...," suara Yin Qiyi berubah menjadi dingin. Mungkin Yin Qiyi akan membunuh siapapun yang berani menyebutnya rubah tua. Namun sebutan ini bisa digunakan oleh beberapa orang terkuat di seluruh alam. Yin He, Yin Ling, dan Yin Saosi yang tidak ingin membuat Panatua Agung berselisih dengan Dewa Pedang segera menjelaskan melalui telepati. Sontak mata Yin Qiyi terbelalak. Bagaimanapun, kematian Dewa Pedang telah tersebar. "Kau jangan mempermainkan cucu cucuku dengan menyamar menjadi Dewa Pedang... Apalagi Dewa Pedang pernah adalah Dewa yang sangat agung dimata kami. Apa kamu tahu konsekuensinya apabila kamu hanya memanfaatkan nama Dewa Pedang?!" tanya Yin Qiyi dengan aura menekan
Yin Qiyi tersenyum tipis, entah apa yang membuat keberaniannya muncul kali ini. Yang pasti, selama berjalan bersama Dewa Pedang, bahkan jika kini mereka berani menyerang, maka dia tidak akan diam saja. "Yin Daihe, apa aku tidak memperbolehkan membawa rekanku?" Yin Qiyi tanpa takut telah memasuki aula pertemuan bersama Luo Xiang, serta Yin Ling. "Dia hanya pemuda cacat, apa yang kau banggakan nenek tua sialan?!" maki Yin Lang yang duduk di kursi kehormatannya mulai terganggu. Luo Xiang hanya diam, tanpa persetujuan empat panatua, kini ia duduk di kursi kosong yang merupakan milik Yin Qiyi. "Senior apa aku boleh duduk disini?" tanya santai Luo Xiang. "Hahaha! Bahkan jika kamu duduk di kursi utama, seharusnya mereka juga tidak bisa melarangmu!" balas Yin Qiyi memilih duduk di kursi lain. Empat mata panatua klan siluman menyipit, sejak awal, mereka tidak dapat merasakan aura, bahkan Kesadaran Jiwa biasa, maupun Dewa yang merembes dari dalam tubuh pemuda bertangan satu. "Cukup! Yin
Yin Daihe dan ketiga panatua lainnya terdiam. Tanpa sadar, kini mereka menelan ludah mereka secara bersamaan. "Siapa identitas Luo Xiang? Memiliki api semengerikan ini, pasti dia berasal dari alam Dewa. Atau Dewa lain yang sengaja membagi jiwa untuk mendamaikan kekacauan alam?" tanya telepati Yin Daihe kini menurunkan kecurigaan, sekaligus mempertanyakan identitas Luo Xiang melalui telepati. "Entahlah, kita ikuti saja perintah dia dulu. Kini hanya Yin Qiyi yang berada ditahap Dewa, selain Qiyi, tidak ada lagi. Meski kita bersatu dapat membunuhnya, namun pemuda itu memiliki api yang sangat kuat. Dan ingat, kelemahan terbesar tubuh kita jika terkena Api Surgawi!" balas Yin Lang bergidik ngeri mengingat api yang dimiliki oleh Luo Xiang. Berbeda dengan Yin Qiyi, tanpa rasa takut. Apalagi tahu identitas Luo Xiang, kini ia menanyakan rencana Luo Xiang agar keempat panatua tahu. "Tuan muda, lalu apa anda memiliki rencana lain untuk membangkitkan Dewi?"Luo Xiang mengangguk, dan menjelask
"Kau hanya seutas jiwa kecil yang tertinggal, lantas apa pantas kamu membicarakan tentang hidup dan mati padaku!""Ka-kamu begitu sombong!"Swuuuuuung! Aura yang sangat kuat keluar dari jiwa Su Hua. Meski dulunya Su Hua sangat mengenal Luo Xiang. Namun didepan Luo Xiang saat ini, peninggalan jiwa kecil yang membentuk wajah Su Hua tidak memiliki ingatan tentang kehidupan masa lalu. Karena provokasi Luo Xiang, jiwa kecil itu mulai kesal, dan segera memberikan tiga pertanyaan yang membuat kerutan kulit terlihat diwajah Luo Xiang. "Kamu tidak memiliki darah biru. Jadi bagaimana kamu bisa bertahan hidup didalam dunia siluman?""Ckckck! Apa ini pertanyaan rumitmu?" Luo Xiang sengaja mengejek, karena ia ingin menguji balik karakter sifat jiwa kecil milik Su Hua. "Kamu memang sombong. Tapi jika kamu berhasil menjawab semua pertanyaanku, maka energi bintang yang kutinggalkan dapat digunakan olehmu!" Luo Xiang tersenyum tipis, "datangku kemari hanya ingin meluruskan kesesatan para siluman..
Yin Han mulai melepaskan tinju diudara. Seolah olah waktu terhenti, sekian detiknya dari kehampaan muncul pusaran energi Qi, yang diikuti oleh gerakan angin menyapu tangan raksasa diatas langit. Fluktuasi energi Qi, beserta gelombang angin menyebar sangat kuat. Hal ini juga harus menyebabkan Luo Xiang mundur, dan terbang kearah jiwa kecil milik Su Hua. "Dia sangat kuat... Seandainya Dewi meninggalkan energi lebih banyak lagi. Aku pasti dapat membunuhnya dengan satu jurus!" ucap Su Hua membuat Luo Xiang mengerti. "Aku juga tidak menyangka, bahwa Yin Han, dan Yin Wei telah mencapai tahap Dewa." timpal Yin Qiyi, Yin Daihe, dan Yin Lang muncul disamping Luo Xiang. Luo Xiang tersenyum tipis, "tahap Dewa memang sudah mampu menghancurkan seluruh wilayah Kekaisaran dengan satu jurus. Namun bukan bearti, mereka tidak memiliki kelemahan.""A-apa tuan muda memiliki solusi? Karena saat ini, hanya Qiyi saja yang mencapai tahap Dewa!"Menganggukan kepalanya, kini Luo Xiang menatap Yin Han, dan
Tidak bisa melakukan apapun, kecuali mengikuti perintah Long Hua Chen. Yuan Yin memeluk anaknya dengan erat. Dia sungguh tidak bisa menahan rasa kekhawatirannya, pasalnya sudah sepuluh menit proses penghancuran jiwa berlangsung, belum ada tanda tanda bahwa suaminya ini akan keluar dari bola api Samadhi. Didalam bola api, Luo Xiang terus meraung, merintih, dan menahan rasa panas yang telah membuat seluruh kulitnya hangus terbakar. Akan tetapi, tekadnya untuk membunuh Chang Guan terus membakar semangatnya. Sama halnya yang dialami oleh Chang Guan itu sendiri. Dia merasa jiwanya terbakar, dan terus dimurnikan untuk beberapa waktu yang lama. Hingga lima menit kemudian, tiada suara teriakan lagi yang terdengar. "Ratu?! Mohon untuk menunggu?!" teriak panik Long Hua Chen melihat Yuan Yin ingin terbang dan memasuki bola api Samadhi. "Tidak bisa... Gege pasti sudah terluka cukup parah...Aku..." Swuuuuuuuuuung?! Langit bergetar hebat, sesaat setelah perkataan Yuan Yin terhenti.
Menari nari dengan pedang ditangannya, Luo Xiang menunjukan kemampuan dalam menggunakan pedangnya. Gerakannya begitu cepat, lentur, dan menakutkan. "Saudara Qin Yan, pulihkan sedikit energi dan segera periksa kondisi alam Dewa... Melihat formasi besar tadi, pasti kerusakan besar terjadi..." Qin Yan mengerti, dia bersama enam saudaranya segera memulihkan energi Qi. Setelah beberapa saat, mereka pergi meninggalkan Long Hua Chen dan tiga saudaranya. "Jaga Yang Mulia..." "Aku tahu itu.." Melihat kearah pertempuran, meski mereka tidak dapat melihat kecepatan keduanya. Namun mereka tahu, kondisi saat ini masih terlihat seimbang. "Yang Mulia... Semua kedamaian di tiga alam, ada ditanganmu..." * "Chang Guan apa kamu hanya bisa menghindar hah?!" Chang Guan menyatukan kedua giginya, meski dia telah berada di masa primanya. Melihat kecepatan yang di bantu oleh elemen cahaya, dan petir ilahi. Dia tidak bisa gegabah untuk memberikan serangan balasan. Apalagi mengingat, menghadapi Luo
Chang Guan mencoba menghancurkan dinding pembatas formasi dengan menggunakan api tingkat menengahnya. Dia mulai mengeraskan rahang, selain api surgawi, dia tidak mungkin dapat menembus perisai itu dengan mudah. "Semakin lama berada didalam tubuh ini energiku terus melemah... Arghhhh?!" Dia melesat kesana kemari dan mencoba menghancurkan dinding pembatas. Akan tetapi, Qin Yan yang mengendalikan formasi tidak membiarkan formasi besar dirusak mulai menyerang dan memberikan hujan serangan pedang yang terbentuk dari bintang formasi. "Saudara... Sepertinya energinya melemah, atau kita bantu Qin Yan dan saudaranya untuk membunuh Chang Guan? Dengan begini, bukankah Yang Mulia tidak perlu repot untuk membunuhnya?" "Kamu benar..." "Bentuk formasi empat arah penakluk iblis?!" Long Hua Chen dan tiga saudaranya yang tidak ingin menyia nyiakan situasi segera menyebar. Mereka membagi kelompok, lalu membentuk segel formasi yang sama. Hingga pembatas baru memasuki formasi pedang tuju
Luo Xiang terpental sejauh satu kilometer dari tempat awalnya berada. Meski Chang Guan bisa mengendalikan tubuh ilusinya namun bukan bearti, dia mampu mempertahankan untuk waktu yang lama. "Hahahahaha! Tubuh yang kuinginkan sudah menjadi milikku, hari ini karena aku sangat bahagia, aku akan meninggalkan jasadmu tetap utuh..." dia berkata seraya memainkan tiga elemen di telapak tangannya. Namun Luo Xiang tersenyum tipis, dia melepas topengnya. "Benarkah?"Masih asik melihat tiga bola elemen yang berputar putar ditelapak tangannya. Chang Guan menganggukan kepala, namun dia masih tidak ingin melihat sosok yang telah melepas topengnya. "Mungkin diantara Dewa Pedang, Dewa Api, kamu adalah orang terkuat dari kedua Dewa besar ini... Tapi..." saat memandang wajah pria yang telah melepas topengnya, dia memelototkan matanya. Saat ini dia hanya bisa diam termenung, lalu terpaku melihat wajjah yang sama ada didepannya. "Ka-kamu?""Hahahaha! Chang Guan, permainanmu sungguh menyenangkan, selai
Luapan energi terjadi sangat mengerikan, bahkan saat ledakan terjadi. Luo Xiang harus terpental dan memuntahkan seteguk darah merah dari bibirnya. Setelah debu menghilang, seluruh alam tiba tiba menunjukan fenomena langit. Awan menghitam, gunung memuntahkan lava, angin berhembus kencang, serta lautan menunjukan gelombang besarnya. Semua ini terjadi akibat salah satu dari unsur ima elemen yang mendirikan alam akan musnah. Namun Luo Xiang hanya tersenyum kecil, dia melihat kearah tubuh bekas dimana Dewa Api berada. Dewa Api telah mati, kini hanya menyisakan bola api berwarna merah keemasan yang terus membesar. Seolah api itu ingin melahap, bahkan meledakan tiga alam jika Luo Xiang tidak segera menyegelnya. * Di alam Dewa. Semua orang terkejut melihat dampak kematian dari Kaisar Tertinggi. Seolah terjadi kiamat yang akan menghancurkan seluruh alam, mereka segera melarikan diri dari alam Dewa. "Kenapa kamu masih bisa bersikap santai?" Chang Guan kini bertanya kepada pria
"Bukankah aku yang harus mengatakan hal yang sama padamu? Chang Guan?" pria bertopeng putih disisinya membalas, sembari memberikan senyum tipis. * Kembali pada Pertempuran dua sosok terkuat di tiga alam. Dewa Pedang, memejamkan matanya untuk sesaat, setelah membuka mata dan mengayunkan pedang membentuk sebuah lingkaran formasi pedang. Dewa Api yang telah menjadi setengah tahap pencerahan tersenyum lebar. Dia tidak menyangka, bukannya sosok Dewa Pedang menyerah, melainkan malah mengawali serangannya. "Transformasi Api dari segala api!" Swuuuuuuuung! Tubuhnya kembali dilahap oleh api merah keemasan. Api ini terasa sangat panas, bagaimanapun api ini merupakan satu satunya api dari lima unsur elemen pencipta alam. Di sisi lain, Luo Xiang tetap tenang, setelah berhasil membentuk lingkaran formasi dia mengerahkan lima puluh kesadaran jiwa dewanya kedalam mata formasi Swuuuuuuuung! Mata formasi bergejolak, berdengung lalu mengeluarkan sesosok kesadaran jiwa dewa ya
Hanya hitungan detik setelah formasi aktif, ribuan klone pedang emas muncul dibelakang tubuh Luo Xiang. Pedang pedang ini, telah berputar putar, dan siap menjalankan perintah dari tuannya. "Dewa Guntur, dan yang lain, tugas kalian menghancurkan seluruh pasukan kebangkitan yang berada di tingkat Dewa Nyata bintang empat... Sisanya, serahkan padaku!" "Baik!" Semua menyebar, memilih untuk menjaga jarak agar Dewa Pedang lebih leluasa menggunakan jurus pedangnya. Setelah melihat kepekaan dari para Dewa. Luo Xiang tersenyum tipis, dia hanya berkata, "orang yang telah mati, tidak pantas menginjakan kaki di alam Dewa?!" Swuuuuuuuuung! Hanya dengan satu perkataan, jutaan pedang yang mengambang dibelakang tubuhnya berdengung. Seluruh pedang kemudian bergerak, menebas, membunuh para pasukan kebangkitan yang ada disekitarnya. Di sisi lain, lima puluh praktisi tahap Dewa Nyata bintang lima membagi tugas. Setengah dari mereka menghalau serangan pedang tak bertuan, sedangkan sisany
Pria bertopeng menembakan kesadaran jiwa dewanya kearah cermin. Seketika, dunia yang dipijaki oleh Luo Xiang bergetar. Saat ini, pertempuran sengit keduanya harus menghentikan langkahnya. "Sial... Banyak aura hewan iblis tertuju kesini... Jika terus berlanjut, maka aku dan dia akan sama sama terluka parah... Sedangkan para Hakim Langit, aku tidak mengetahui pikiran mereka." Sesaat akan pergi meninggalkan tempat itu. Ribuan hewan iblis tingkat lima telah mengepung keberadaan mereka. "Se-sebanyak ini..." Xuan Xan Kong, pemimpin dari Hakim Langit kemudian memandang kearah Kaisar Tertinggi. "Kalian hadapi saja para hewan iblis sialan ini... Sedangkan, urusan Dewa Pedang adalah urusanku?!" tidak ada pilihan lain, jika dia kabur juga akan dikejar oleh banyaknya hewan iblis, dia lebih memilih untuk melanjutkan duel. Di sisi yang berbeda, Qin Yan yang merasa aneh karena hewan iblis yang dia hadapi malah pergi kearah satu titik mulai memiliki firasat buruk. "Si-sial... Yang Mu
"Hehehe... Guru kamu telah lama mengasingkan diri dari dunia ini. Bagaimana bisa tidak mau menghadiri acara sebesar ini?" "Tccchh!" Swuuuuuuuush! Pria bertopeng menggunakan kekuatan ruang, dia muncul disisi Kaisar Tertinggi. Buuuuuuuuugh! Menendang bokong hingga Kaisar Tertinggi terjatuh keatas panggung. Seketika semua orang menahan tawa, mereka tidak berani untuk secara terang terangan melihat penindasan ini. "Kau jangan banyak kata, turnamen mulailah... Biarkan aku duduk di tempatmu!" "Ka-kamu..." Kaisar Tertinggi merasa dipermalukan, namun Chang Guan hanya bisa menggelengkan kepalanya, dia meminta agar Kaisar Tertinggi segera memulai turnamen. Swuuuuuuuush! Delapan Dewa utama muncul diatas panggung, diikuti oleh para hakim langit. Dengan demikian, Chang Guan mulai memberikan aturan turnamen. "Aturan siapa yang dapat bertahan lebih dari tiga hari didalam dunia ciptaan ku, maka dia akan bisa melanjutkan turnamen!" "A-apa ada kekuatan yang bisa menciptakan dunia baru