"Kau hanya seutas jiwa kecil yang tertinggal, lantas apa pantas kamu membicarakan tentang hidup dan mati padaku!""Ka-kamu begitu sombong!"Swuuuuuung! Aura yang sangat kuat keluar dari jiwa Su Hua. Meski dulunya Su Hua sangat mengenal Luo Xiang. Namun didepan Luo Xiang saat ini, peninggalan jiwa kecil yang membentuk wajah Su Hua tidak memiliki ingatan tentang kehidupan masa lalu. Karena provokasi Luo Xiang, jiwa kecil itu mulai kesal, dan segera memberikan tiga pertanyaan yang membuat kerutan kulit terlihat diwajah Luo Xiang. "Kamu tidak memiliki darah biru. Jadi bagaimana kamu bisa bertahan hidup didalam dunia siluman?""Ckckck! Apa ini pertanyaan rumitmu?" Luo Xiang sengaja mengejek, karena ia ingin menguji balik karakter sifat jiwa kecil milik Su Hua. "Kamu memang sombong. Tapi jika kamu berhasil menjawab semua pertanyaanku, maka energi bintang yang kutinggalkan dapat digunakan olehmu!" Luo Xiang tersenyum tipis, "datangku kemari hanya ingin meluruskan kesesatan para siluman..
Yin Han mulai melepaskan tinju diudara. Seolah olah waktu terhenti, sekian detiknya dari kehampaan muncul pusaran energi Qi, yang diikuti oleh gerakan angin menyapu tangan raksasa diatas langit. Fluktuasi energi Qi, beserta gelombang angin menyebar sangat kuat. Hal ini juga harus menyebabkan Luo Xiang mundur, dan terbang kearah jiwa kecil milik Su Hua. "Dia sangat kuat... Seandainya Dewi meninggalkan energi lebih banyak lagi. Aku pasti dapat membunuhnya dengan satu jurus!" ucap Su Hua membuat Luo Xiang mengerti. "Aku juga tidak menyangka, bahwa Yin Han, dan Yin Wei telah mencapai tahap Dewa." timpal Yin Qiyi, Yin Daihe, dan Yin Lang muncul disamping Luo Xiang. Luo Xiang tersenyum tipis, "tahap Dewa memang sudah mampu menghancurkan seluruh wilayah Kekaisaran dengan satu jurus. Namun bukan bearti, mereka tidak memiliki kelemahan.""A-apa tuan muda memiliki solusi? Karena saat ini, hanya Qiyi saja yang mencapai tahap Dewa!"Menganggukan kepalanya, kini Luo Xiang menatap Yin Han, dan
"Bu-bukankah Giok ditangan tuan muda adalah Giok Arahat yang diberikan oleh Dewa Pedang sebelum kematian Dewi?""Juga tongkat itu... Kuharap tuan muda mau memberikannya kepada kami, karena tongkat ini melambangkan kekuasaan dunia siluman!"Luo Xiang mengangguk, namun senyuman tipis terukir disudut bibirnya, "tongkat ini kuberikan pada kalian, namun sebagai bayaran atas kebangkitan Dewi Su Hua. Aku meminta Giok Arahat ini saja, apa kalian tidak keberatan?"Tiga panatua ras siluman saling pandang sejenak, sesaat berbincang melalui telepati. Ketiganya mulai mengangguk secara bersamaan. "Mungkin Giok Arahat juga berguna bagi kami, namun tuan muda sudah menginginkannya. Maka kami tidak akan memintanya."Luo Xiang mengangguk, dan kemudian memberikan tongkat ditangannya kepada Yin Qiyi. Melihat pertukaran itu, alis dari leluhur Dewa Naga berkerut sejenak. "Kenapa kamu hanya meminta Giok Arahat?" tanya telepati leluhur Dewa Naga karena heran. Luo Xiang tersenyum kecil, "untung senior berbi
Tidak menjawab akan permintaan leluhur Dewa Naga, kini Luo Xiang mulai duduk diatas permukaan tanah Dunia Jiwa. Beberapa saat kemudian, energi bintang yang menyebar ke seluruh belahan dunia jiwa mulai bergerak, disaat Luo Xiang mulai berkultivasi. "Teknik Naga Pelahap Langit!"Swuuuuuung! Didalam dunia jiwa, kegilaan dalam menyerap energi bintang yang menyebar terjadi. Energi yang tadinya mulai bergerak dan mengumpul, kini mulai memasuki tubuh Luo Xiang secara tidak nalar. Bagaimana bisa? Teknik Naga Pelahap Langit sebenarnya adalah teknik paling gila dalam sejarah dunia Kultivator. Karena dari pembuatan teknik ini, Luo Xiang harus belajar banyak teknik kultivasi setingkat Surgawi. Dan hal ini yang membuat kepintaran, serta kejeniusannya terpancing. Memahami semua teknik, Luo Xiang akhirnya bisa menggabungkan semua teknik tersebut menjadi satu. Dan pada akhirnya, teknik Naga Pelahap Langit berhasil dibuat oleh Luo Xiang sendiri. Jika para Dewa menggunakan teknik kultivasi turun tem
Hukum langit mencoba menghancurkan apa yang akan dilakukan oleh Luo Xiang. Namun, sebuah pelindung yang kuat muncul, hingga membuat petir itu meledak di pertengahan jalan. Meski berhasil menahan satu serangan hukum langit. Nyatanya, sekian detik setelah hukum langit murka. Pelindung buatan Dewa Naga retak, dan akhirnya hancur menjadi butiran debu. Traaaack! Traaaack! "Xiang kau ingin mati kah? Sekarang pergi! Selagi hukum alam masih mengumpulkan energi petir ilahinya!"Senyum tipis terukir mendengar kekhawatiran leluhur Dewa Naga. Namun, dikehidupan pertamanya, 'Shen Luo Xiang atau lahirnya Dewa Pedang', semua itu sudah diatur oleh Dewa Api. Namun saat ini, merasakan petir ilahinya juga seperti bereaksi. Apalagi kehidupan keduanya kelak, bisa saja tidak bisa menjadi Dewa Pedang kembali. Luo Xiang memilih pilihan hatinya sendiri, dan bersiap terbang ke atas langit menuju kearah serangan hukum langit. "Tuan muda minggir! Serangan itu menghancurkan pelindungmu!" teriak Yi Qiyi. "Gawa
Hanya sekilas seperti bayangan tak berwujud, Luo Xiang telah terbang dengan kecepatan puncak kearah seorang misterius. Disisi lain, tiga Panatua yang menyadari kepergian Luo Xiang tersadar akan lamunan mereka. "Li-lihat didepan sana! De-Dewi!" timpal Yin Daihe membuat semua pandangan siluman terarah ke mata formasi kebangkitan Dewi Su Hua. Nyatanya, tubuh Dewi Su Hua kini telah membungkuk, lalu mata formasi kebangkitan menembakan cahaya emas keatas langit. Cahaya ini diartikan, bahwa proses kebangkitan jiwa roh baru milik Su Hua telah terlahir dengan sempurna. Bahkan, para siluman dapat merasakan aura yang telah bangkit itu terasa mengancam keberadaan mereka. "A-auranya sangat kuat?! Ke-kenapa tidak seperti aura milik Dewi sebelumnya?""Entah... A-apa ini akibat kita menggunakan darah naga?"Semua siluman saling berkomentar tentang kebangkitan Su Hua. Namun mereka tidak menyadari, bahwa pertempuran mengerikan sebentar lagi pecah diarah kota Hantu milik kekuasaan Yin Qiyi. *Diata
"Nak teknik berpedang mu mungkin sangat merepotkan. Tapi dihadapanku, pengalamanmu masih begitu dangkal. Jadi belajar lagi ya!"Bergerak zig zag, Luo Xiang menggunakan teknik berpedangnya. "Tarian Pedang Phoenix!"Hanya satu teknik terlewati, kini pertempuran Luo Xiang telah mendominasi. Bahkan, disetiap serangan Luo Xiang bersarang. Luo Xiang dapat melihat wajah Shen Nan berkedut karena tidak dapat mengikuti gerakannya. Menari nari, memperlihatkan keindahan teknik berpedangnya. Hingga membuat serangan Shen Nan menurun, dan memilih untuk mundur dari pertempuran. "Aah baru beberapa teknik kau sudah mengalah?"Shen Nan tersenyum kecut, karena jelas pengalaman bertarungnya tidak sebanding dengan pengalaman dari Dewa Pedang itu sendiri. "Pantas mendapatkan julukan Dewa Pedang... Seperti julukannya, senior memang harus diakui sulit untuk di kalahkan dari segi teknik berpedang!"Setelah mengucapkan ucapannya, kini Shen Nan memasukan kembali pedang kedalam cincin ruang. Tak berselang lam
Sebelum pedang dari sosok didalam segel menebas tubuh Shen Nan. Seketika Shen Nan memukul dadanya dengan menggunakan energi Qi. 'Uhuuuuk!'Memuntahkan seteguk darah merah, Shen Nan mengambil darah itu sebagai mata formasi yang begitu rumit. Namun dengan cepat segel itu aktif. Hal ini membuat tiga tanduk muncul di kening Shen Nan. Boooooooooom! Akhirnya pedang sosok jiwa telah melakukan tugasnya. Namun tidak ada teriakan rasa sakit, melainkan asap hitam yang membuat pandangan Luo Xiang tidak bisa melihat apa yang terjadi. Sekian detiknya, mata Luo Xiang menyipit merasakan Kesadaran Jiwa Dewanya seperti terancam oleh sesuatu. Hal ini juga dibarengi dengan hilangnya medan petir. Lalu setelah asap menghilang, Shen Nan telah bertransformasi menjadi iblis bertanduk tiga. Meski terlihat seperti sosok iblis, namun Luo Xiang harus membuang pikiran itu. Karena dari auranya masih mengandung kesadaran Jiwa Dewa. "Apa yang terjadi? Sepertinya Dewa Api merencanakan sesuatu yang besar..." ucap
Tidak bisa melakukan apapun, kecuali mengikuti perintah Long Hua Chen. Yuan Yin memeluk anaknya dengan erat. Dia sungguh tidak bisa menahan rasa kekhawatirannya, pasalnya sudah sepuluh menit proses penghancuran jiwa berlangsung, belum ada tanda tanda bahwa suaminya ini akan keluar dari bola api Samadhi. Didalam bola api, Luo Xiang terus meraung, merintih, dan menahan rasa panas yang telah membuat seluruh kulitnya hangus terbakar. Akan tetapi, tekadnya untuk membunuh Chang Guan terus membakar semangatnya. Sama halnya yang dialami oleh Chang Guan itu sendiri. Dia merasa jiwanya terbakar, dan terus dimurnikan untuk beberapa waktu yang lama. Hingga lima menit kemudian, tiada suara teriakan lagi yang terdengar. "Ratu?! Mohon untuk menunggu?!" teriak panik Long Hua Chen melihat Yuan Yin ingin terbang dan memasuki bola api Samadhi. "Tidak bisa... Gege pasti sudah terluka cukup parah...Aku..." Swuuuuuuuuuung?! Langit bergetar hebat, sesaat setelah perkataan Yuan Yin terhenti.
Menari nari dengan pedang ditangannya, Luo Xiang menunjukan kemampuan dalam menggunakan pedangnya. Gerakannya begitu cepat, lentur, dan menakutkan. "Saudara Qin Yan, pulihkan sedikit energi dan segera periksa kondisi alam Dewa... Melihat formasi besar tadi, pasti kerusakan besar terjadi..." Qin Yan mengerti, dia bersama enam saudaranya segera memulihkan energi Qi. Setelah beberapa saat, mereka pergi meninggalkan Long Hua Chen dan tiga saudaranya. "Jaga Yang Mulia..." "Aku tahu itu.." Melihat kearah pertempuran, meski mereka tidak dapat melihat kecepatan keduanya. Namun mereka tahu, kondisi saat ini masih terlihat seimbang. "Yang Mulia... Semua kedamaian di tiga alam, ada ditanganmu..." * "Chang Guan apa kamu hanya bisa menghindar hah?!" Chang Guan menyatukan kedua giginya, meski dia telah berada di masa primanya. Melihat kecepatan yang di bantu oleh elemen cahaya, dan petir ilahi. Dia tidak bisa gegabah untuk memberikan serangan balasan. Apalagi mengingat, menghadapi Luo
Chang Guan mencoba menghancurkan dinding pembatas formasi dengan menggunakan api tingkat menengahnya. Dia mulai mengeraskan rahang, selain api surgawi, dia tidak mungkin dapat menembus perisai itu dengan mudah. "Semakin lama berada didalam tubuh ini energiku terus melemah... Arghhhh?!" Dia melesat kesana kemari dan mencoba menghancurkan dinding pembatas. Akan tetapi, Qin Yan yang mengendalikan formasi tidak membiarkan formasi besar dirusak mulai menyerang dan memberikan hujan serangan pedang yang terbentuk dari bintang formasi. "Saudara... Sepertinya energinya melemah, atau kita bantu Qin Yan dan saudaranya untuk membunuh Chang Guan? Dengan begini, bukankah Yang Mulia tidak perlu repot untuk membunuhnya?" "Kamu benar..." "Bentuk formasi empat arah penakluk iblis?!" Long Hua Chen dan tiga saudaranya yang tidak ingin menyia nyiakan situasi segera menyebar. Mereka membagi kelompok, lalu membentuk segel formasi yang sama. Hingga pembatas baru memasuki formasi pedang tuju
Luo Xiang terpental sejauh satu kilometer dari tempat awalnya berada. Meski Chang Guan bisa mengendalikan tubuh ilusinya namun bukan bearti, dia mampu mempertahankan untuk waktu yang lama. "Hahahahaha! Tubuh yang kuinginkan sudah menjadi milikku, hari ini karena aku sangat bahagia, aku akan meninggalkan jasadmu tetap utuh..." dia berkata seraya memainkan tiga elemen di telapak tangannya. Namun Luo Xiang tersenyum tipis, dia melepas topengnya. "Benarkah?"Masih asik melihat tiga bola elemen yang berputar putar ditelapak tangannya. Chang Guan menganggukan kepala, namun dia masih tidak ingin melihat sosok yang telah melepas topengnya. "Mungkin diantara Dewa Pedang, Dewa Api, kamu adalah orang terkuat dari kedua Dewa besar ini... Tapi..." saat memandang wajah pria yang telah melepas topengnya, dia memelototkan matanya. Saat ini dia hanya bisa diam termenung, lalu terpaku melihat wajjah yang sama ada didepannya. "Ka-kamu?""Hahahaha! Chang Guan, permainanmu sungguh menyenangkan, selai
Luapan energi terjadi sangat mengerikan, bahkan saat ledakan terjadi. Luo Xiang harus terpental dan memuntahkan seteguk darah merah dari bibirnya. Setelah debu menghilang, seluruh alam tiba tiba menunjukan fenomena langit. Awan menghitam, gunung memuntahkan lava, angin berhembus kencang, serta lautan menunjukan gelombang besarnya. Semua ini terjadi akibat salah satu dari unsur ima elemen yang mendirikan alam akan musnah. Namun Luo Xiang hanya tersenyum kecil, dia melihat kearah tubuh bekas dimana Dewa Api berada. Dewa Api telah mati, kini hanya menyisakan bola api berwarna merah keemasan yang terus membesar. Seolah api itu ingin melahap, bahkan meledakan tiga alam jika Luo Xiang tidak segera menyegelnya. * Di alam Dewa. Semua orang terkejut melihat dampak kematian dari Kaisar Tertinggi. Seolah terjadi kiamat yang akan menghancurkan seluruh alam, mereka segera melarikan diri dari alam Dewa. "Kenapa kamu masih bisa bersikap santai?" Chang Guan kini bertanya kepada pria
"Bukankah aku yang harus mengatakan hal yang sama padamu? Chang Guan?" pria bertopeng putih disisinya membalas, sembari memberikan senyum tipis. * Kembali pada Pertempuran dua sosok terkuat di tiga alam. Dewa Pedang, memejamkan matanya untuk sesaat, setelah membuka mata dan mengayunkan pedang membentuk sebuah lingkaran formasi pedang. Dewa Api yang telah menjadi setengah tahap pencerahan tersenyum lebar. Dia tidak menyangka, bukannya sosok Dewa Pedang menyerah, melainkan malah mengawali serangannya. "Transformasi Api dari segala api!" Swuuuuuuuung! Tubuhnya kembali dilahap oleh api merah keemasan. Api ini terasa sangat panas, bagaimanapun api ini merupakan satu satunya api dari lima unsur elemen pencipta alam. Di sisi lain, Luo Xiang tetap tenang, setelah berhasil membentuk lingkaran formasi dia mengerahkan lima puluh kesadaran jiwa dewanya kedalam mata formasi Swuuuuuuuung! Mata formasi bergejolak, berdengung lalu mengeluarkan sesosok kesadaran jiwa dewa ya
Hanya hitungan detik setelah formasi aktif, ribuan klone pedang emas muncul dibelakang tubuh Luo Xiang. Pedang pedang ini, telah berputar putar, dan siap menjalankan perintah dari tuannya. "Dewa Guntur, dan yang lain, tugas kalian menghancurkan seluruh pasukan kebangkitan yang berada di tingkat Dewa Nyata bintang empat... Sisanya, serahkan padaku!" "Baik!" Semua menyebar, memilih untuk menjaga jarak agar Dewa Pedang lebih leluasa menggunakan jurus pedangnya. Setelah melihat kepekaan dari para Dewa. Luo Xiang tersenyum tipis, dia hanya berkata, "orang yang telah mati, tidak pantas menginjakan kaki di alam Dewa?!" Swuuuuuuuuung! Hanya dengan satu perkataan, jutaan pedang yang mengambang dibelakang tubuhnya berdengung. Seluruh pedang kemudian bergerak, menebas, membunuh para pasukan kebangkitan yang ada disekitarnya. Di sisi lain, lima puluh praktisi tahap Dewa Nyata bintang lima membagi tugas. Setengah dari mereka menghalau serangan pedang tak bertuan, sedangkan sisany
Pria bertopeng menembakan kesadaran jiwa dewanya kearah cermin. Seketika, dunia yang dipijaki oleh Luo Xiang bergetar. Saat ini, pertempuran sengit keduanya harus menghentikan langkahnya. "Sial... Banyak aura hewan iblis tertuju kesini... Jika terus berlanjut, maka aku dan dia akan sama sama terluka parah... Sedangkan para Hakim Langit, aku tidak mengetahui pikiran mereka." Sesaat akan pergi meninggalkan tempat itu. Ribuan hewan iblis tingkat lima telah mengepung keberadaan mereka. "Se-sebanyak ini..." Xuan Xan Kong, pemimpin dari Hakim Langit kemudian memandang kearah Kaisar Tertinggi. "Kalian hadapi saja para hewan iblis sialan ini... Sedangkan, urusan Dewa Pedang adalah urusanku?!" tidak ada pilihan lain, jika dia kabur juga akan dikejar oleh banyaknya hewan iblis, dia lebih memilih untuk melanjutkan duel. Di sisi yang berbeda, Qin Yan yang merasa aneh karena hewan iblis yang dia hadapi malah pergi kearah satu titik mulai memiliki firasat buruk. "Si-sial... Yang Mu
"Hehehe... Guru kamu telah lama mengasingkan diri dari dunia ini. Bagaimana bisa tidak mau menghadiri acara sebesar ini?" "Tccchh!" Swuuuuuuuush! Pria bertopeng menggunakan kekuatan ruang, dia muncul disisi Kaisar Tertinggi. Buuuuuuuuugh! Menendang bokong hingga Kaisar Tertinggi terjatuh keatas panggung. Seketika semua orang menahan tawa, mereka tidak berani untuk secara terang terangan melihat penindasan ini. "Kau jangan banyak kata, turnamen mulailah... Biarkan aku duduk di tempatmu!" "Ka-kamu..." Kaisar Tertinggi merasa dipermalukan, namun Chang Guan hanya bisa menggelengkan kepalanya, dia meminta agar Kaisar Tertinggi segera memulai turnamen. Swuuuuuuuush! Delapan Dewa utama muncul diatas panggung, diikuti oleh para hakim langit. Dengan demikian, Chang Guan mulai memberikan aturan turnamen. "Aturan siapa yang dapat bertahan lebih dari tiga hari didalam dunia ciptaan ku, maka dia akan bisa melanjutkan turnamen!" "A-apa ada kekuatan yang bisa menciptakan dunia baru