Hanya sekilas seperti bayangan tak berwujud, Luo Xiang telah terbang dengan kecepatan puncak kearah seorang misterius. Disisi lain, tiga Panatua yang menyadari kepergian Luo Xiang tersadar akan lamunan mereka. "Li-lihat didepan sana! De-Dewi!" timpal Yin Daihe membuat semua pandangan siluman terarah ke mata formasi kebangkitan Dewi Su Hua. Nyatanya, tubuh Dewi Su Hua kini telah membungkuk, lalu mata formasi kebangkitan menembakan cahaya emas keatas langit. Cahaya ini diartikan, bahwa proses kebangkitan jiwa roh baru milik Su Hua telah terlahir dengan sempurna. Bahkan, para siluman dapat merasakan aura yang telah bangkit itu terasa mengancam keberadaan mereka. "A-auranya sangat kuat?! Ke-kenapa tidak seperti aura milik Dewi sebelumnya?""Entah... A-apa ini akibat kita menggunakan darah naga?"Semua siluman saling berkomentar tentang kebangkitan Su Hua. Namun mereka tidak menyadari, bahwa pertempuran mengerikan sebentar lagi pecah diarah kota Hantu milik kekuasaan Yin Qiyi. *Diata
"Nak teknik berpedang mu mungkin sangat merepotkan. Tapi dihadapanku, pengalamanmu masih begitu dangkal. Jadi belajar lagi ya!"Bergerak zig zag, Luo Xiang menggunakan teknik berpedangnya. "Tarian Pedang Phoenix!"Hanya satu teknik terlewati, kini pertempuran Luo Xiang telah mendominasi. Bahkan, disetiap serangan Luo Xiang bersarang. Luo Xiang dapat melihat wajah Shen Nan berkedut karena tidak dapat mengikuti gerakannya. Menari nari, memperlihatkan keindahan teknik berpedangnya. Hingga membuat serangan Shen Nan menurun, dan memilih untuk mundur dari pertempuran. "Aah baru beberapa teknik kau sudah mengalah?"Shen Nan tersenyum kecut, karena jelas pengalaman bertarungnya tidak sebanding dengan pengalaman dari Dewa Pedang itu sendiri. "Pantas mendapatkan julukan Dewa Pedang... Seperti julukannya, senior memang harus diakui sulit untuk di kalahkan dari segi teknik berpedang!"Setelah mengucapkan ucapannya, kini Shen Nan memasukan kembali pedang kedalam cincin ruang. Tak berselang lam
Sebelum pedang dari sosok didalam segel menebas tubuh Shen Nan. Seketika Shen Nan memukul dadanya dengan menggunakan energi Qi. 'Uhuuuuk!'Memuntahkan seteguk darah merah, Shen Nan mengambil darah itu sebagai mata formasi yang begitu rumit. Namun dengan cepat segel itu aktif. Hal ini membuat tiga tanduk muncul di kening Shen Nan. Boooooooooom! Akhirnya pedang sosok jiwa telah melakukan tugasnya. Namun tidak ada teriakan rasa sakit, melainkan asap hitam yang membuat pandangan Luo Xiang tidak bisa melihat apa yang terjadi. Sekian detiknya, mata Luo Xiang menyipit merasakan Kesadaran Jiwa Dewanya seperti terancam oleh sesuatu. Hal ini juga dibarengi dengan hilangnya medan petir. Lalu setelah asap menghilang, Shen Nan telah bertransformasi menjadi iblis bertanduk tiga. Meski terlihat seperti sosok iblis, namun Luo Xiang harus membuang pikiran itu. Karena dari auranya masih mengandung kesadaran Jiwa Dewa. "Apa yang terjadi? Sepertinya Dewa Api merencanakan sesuatu yang besar..." ucap
"Ka-kau benar benar ingin memusnahkan dunia ini hah bocah!" murka Shen Nan setelah membabi buta menghujani serangan kepada Yin Qiyi. Namun Yin Qiyi masih tetap menahannya, meski sudah terluka cukup parah. "Dulu menjadi Dewa, aku sering memberi dua kesempatan hidup untuk orang lain. Namun saat ini, semua sudah berubah. Aku bukan lagi Dewa Pedang yang dulu! Teratai Pembunuh Dewa! Hancurkan!" teriak Luo Xiang mulai melemparkan dua elemen yang telah bergabung, membentuk sebuah Teratai tiga warna diatas langit. Bahkan, Teratai tiga warna itu sebesar sepuluh meter, dengan panjang lima meter kedepan. Aura yang terpancar pun sangat mengerikan. Dari sudut pandang sosok dibalik Shen Nan. Ia dapat merasakan ketakutan besar terhadap teratai ciptaan Luo Xiang. Menurutnya, jika kultivasi Shen Nan lebih tinggi, atau daya tahan tubuhnya lebih kuat berkali kali lipat. Mungkin ia tidak perlu takut, namun saat ini. Hanya kilatan mata ketakutan yang terlihat, apalagi sosok Yin Qiyi masih menahan perger
Menjelaskan panjang lebar, leluhur Dewa Naga hanya bisa mengagumi sifat Luo Xiang yang sangat baik. Bahkan, ia tak bisa berkata banyak untuk menasehati Luo Xiang. "Ternyata begitu, yang penting kamu sudah aman... Sekarang apa tujuanmu lagi Xiang?""Senior, aku ingin kembali dan menyelesaikan masalah para siluman dengan tiga klan di Domain Pedang. Setelah itu, aku ingin mencari keberadaan ayahku..."Leluhur Dewa Naga mengangguk, setelah Luo Xiang memakai pakaian baru. Kini keduanya segera menemui Yin Qiyi, Yin Daihe, dan Yin Lang yang terus diam memperhatikan keduanya dari jauh. "Senior bagaimana kondisimu?""A-aku baik baik saja tuan muda!"Luo Xiang mengangguk, dan kemudian menyatakan tujuannya. Hal ini membuat Yin Daihe segera bergerak kearah penjara dunia siluman. Sedangkan Leluhur Dewa Naga kembali bersemayam didalam dunia jiwa. Berbeda dengan Yin Qiyi, Yin Lang, serta Luo Xiang yang kembali ketempat kebangkitan Su Hua berada. Setelah tiba, Luo Xiang mengamati proses kebangkita
Tidak ingin terhanyut akan perasaan hati akibat dendam yang masih berlanjut. Kini Luo Xiang lebih memilih diam, dan tidak membalas pesan tersebut. Apalagi kesan akhir terhadap Yun Rou hanyalah sebatas teman, tidak lebih dari itu. Bahkan karena tidak ingin mendalami hal ini, Luo Xiang memilih perpisahan dengan cara yang tidak biasa. Tak berselang lama, tiba tiba dua wanita bercadar hitam. Menggunakan tudung membuat Luo Xiang mengalihkan perhatiannya. "Aura racun yang sangat kuat! Bahkan..."Ketika kedua wanita itu duduk disamping Luo Xiang. Aura membunuh yang begitu kental dapat dirasakan oleh Luo Xiang. "Apa kamu bermaksud mengancamku?" tanya Luo Xiang santai, namun ia melanjutkan menuangkan arak di dalam guci, kearah gelas kecil miliknya. Cukup terkejut, namun wanita bercadar, dan ber tudung itu hanya diam. Lalu setelah ini ia memesan makanan, dan arak yang sama dipesan oleh Luo Xiang. "Apa dia target kita?" tanya telepati salah satunya. "Kakak, dari pesan itu. Memang dia yang
Hanya menggunakan satu pikiran, tiba tiba dari celah dimensi sekitar keberadaan transformasi api Keabadian muncul ribuan tangan raksasa. Kraaaaack! 'Roaaaaaarh!'Namun, api keabadian yang telah bertransformasi mengamuk. Hal ini mengakibatkan fluktuasi energi begitu kuat menyebar seperti gelombang tsunami. "Sialan, meski aku bisa berbuat apapun di dunia ini... Tapi api Keabadian ini tidak mudah tunduk dibawah kekuatan orang lain!" ucap Luo Xiang mulai memikirkan rencana lain, disaat ribuan tangan berusaha menekan pergerakan dari api Keabadian yang telah bertransformasi. "Dan kamu bisa diam tidak!" maki Luo Xiang kesal karena api Pelahap Langit seperti ingin keluar sendiri dari dalam tubuhnya. Hingga satu menit berpikir, tiba tiba naga dari api Keabadian menyebarkan api yang sangat kuat. Sontak apa yang dilakukan oleh api Keabadian membuat ribuan tangan yang terus muncul berubah menjadi debu. Roaaaaaarh! Ribuan tangan Qi yang telah hancur kini membuat api Keabadian mulai menatap
Garis garis biru ini terlihat panjang, lalu mengitari tubuh Luo Xiang dari dada, kearah perut, hingga ke punggung. Namun anehnya, di setiap garis ini terdapat aura kehidupan yang membingungkan pikiran Lui Xiang. Meski terlihat sepele, namun rahasia dibalik munculnya garis garis ini tidak biasa. "Apa kamu merasakan gejala seperti pusing? Atau lainnya?" tanya cepat leluhur Dewa Naga. Luo Xiang menggelengkan kepalanya, karena kejadian ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Berpikir sejenak, tiba tiba muncul ide gila terlintas dipikiran Luo Xiang. "Mengandung aura kehidupan, dan terdapat energi super masif yang belum lahir... Kurasa ada hikmah atau hal baik lain yang menanti atas kemunculan gari ini... Senior, bisakah kamu bertarung denganku sejenak? Aku ingin melihat apa garis garis ini adalah harta? Ataupun hanya riasan jelek yang akan mengurangi ketampanan wajahku!"Salah satu alis milik leluhur Dewa Naga terangkat. Wajahnya yang heran jelas terlihat mendengar permintaan Luo Xiang.
Tidak bisa melakukan apapun, kecuali mengikuti perintah Long Hua Chen. Yuan Yin memeluk anaknya dengan erat. Dia sungguh tidak bisa menahan rasa kekhawatirannya, pasalnya sudah sepuluh menit proses penghancuran jiwa berlangsung, belum ada tanda tanda bahwa suaminya ini akan keluar dari bola api Samadhi. Didalam bola api, Luo Xiang terus meraung, merintih, dan menahan rasa panas yang telah membuat seluruh kulitnya hangus terbakar. Akan tetapi, tekadnya untuk membunuh Chang Guan terus membakar semangatnya. Sama halnya yang dialami oleh Chang Guan itu sendiri. Dia merasa jiwanya terbakar, dan terus dimurnikan untuk beberapa waktu yang lama. Hingga lima menit kemudian, tiada suara teriakan lagi yang terdengar. "Ratu?! Mohon untuk menunggu?!" teriak panik Long Hua Chen melihat Yuan Yin ingin terbang dan memasuki bola api Samadhi. "Tidak bisa... Gege pasti sudah terluka cukup parah...Aku..." Swuuuuuuuuuung?! Langit bergetar hebat, sesaat setelah perkataan Yuan Yin terhenti.
Menari nari dengan pedang ditangannya, Luo Xiang menunjukan kemampuan dalam menggunakan pedangnya. Gerakannya begitu cepat, lentur, dan menakutkan. "Saudara Qin Yan, pulihkan sedikit energi dan segera periksa kondisi alam Dewa... Melihat formasi besar tadi, pasti kerusakan besar terjadi..." Qin Yan mengerti, dia bersama enam saudaranya segera memulihkan energi Qi. Setelah beberapa saat, mereka pergi meninggalkan Long Hua Chen dan tiga saudaranya. "Jaga Yang Mulia..." "Aku tahu itu.." Melihat kearah pertempuran, meski mereka tidak dapat melihat kecepatan keduanya. Namun mereka tahu, kondisi saat ini masih terlihat seimbang. "Yang Mulia... Semua kedamaian di tiga alam, ada ditanganmu..." * "Chang Guan apa kamu hanya bisa menghindar hah?!" Chang Guan menyatukan kedua giginya, meski dia telah berada di masa primanya. Melihat kecepatan yang di bantu oleh elemen cahaya, dan petir ilahi. Dia tidak bisa gegabah untuk memberikan serangan balasan. Apalagi mengingat, menghadapi Luo
Chang Guan mencoba menghancurkan dinding pembatas formasi dengan menggunakan api tingkat menengahnya. Dia mulai mengeraskan rahang, selain api surgawi, dia tidak mungkin dapat menembus perisai itu dengan mudah. "Semakin lama berada didalam tubuh ini energiku terus melemah... Arghhhh?!" Dia melesat kesana kemari dan mencoba menghancurkan dinding pembatas. Akan tetapi, Qin Yan yang mengendalikan formasi tidak membiarkan formasi besar dirusak mulai menyerang dan memberikan hujan serangan pedang yang terbentuk dari bintang formasi. "Saudara... Sepertinya energinya melemah, atau kita bantu Qin Yan dan saudaranya untuk membunuh Chang Guan? Dengan begini, bukankah Yang Mulia tidak perlu repot untuk membunuhnya?" "Kamu benar..." "Bentuk formasi empat arah penakluk iblis?!" Long Hua Chen dan tiga saudaranya yang tidak ingin menyia nyiakan situasi segera menyebar. Mereka membagi kelompok, lalu membentuk segel formasi yang sama. Hingga pembatas baru memasuki formasi pedang tuju
Luo Xiang terpental sejauh satu kilometer dari tempat awalnya berada. Meski Chang Guan bisa mengendalikan tubuh ilusinya namun bukan bearti, dia mampu mempertahankan untuk waktu yang lama. "Hahahahaha! Tubuh yang kuinginkan sudah menjadi milikku, hari ini karena aku sangat bahagia, aku akan meninggalkan jasadmu tetap utuh..." dia berkata seraya memainkan tiga elemen di telapak tangannya. Namun Luo Xiang tersenyum tipis, dia melepas topengnya. "Benarkah?"Masih asik melihat tiga bola elemen yang berputar putar ditelapak tangannya. Chang Guan menganggukan kepala, namun dia masih tidak ingin melihat sosok yang telah melepas topengnya. "Mungkin diantara Dewa Pedang, Dewa Api, kamu adalah orang terkuat dari kedua Dewa besar ini... Tapi..." saat memandang wajah pria yang telah melepas topengnya, dia memelototkan matanya. Saat ini dia hanya bisa diam termenung, lalu terpaku melihat wajjah yang sama ada didepannya. "Ka-kamu?""Hahahaha! Chang Guan, permainanmu sungguh menyenangkan, selai
Luapan energi terjadi sangat mengerikan, bahkan saat ledakan terjadi. Luo Xiang harus terpental dan memuntahkan seteguk darah merah dari bibirnya. Setelah debu menghilang, seluruh alam tiba tiba menunjukan fenomena langit. Awan menghitam, gunung memuntahkan lava, angin berhembus kencang, serta lautan menunjukan gelombang besarnya. Semua ini terjadi akibat salah satu dari unsur ima elemen yang mendirikan alam akan musnah. Namun Luo Xiang hanya tersenyum kecil, dia melihat kearah tubuh bekas dimana Dewa Api berada. Dewa Api telah mati, kini hanya menyisakan bola api berwarna merah keemasan yang terus membesar. Seolah api itu ingin melahap, bahkan meledakan tiga alam jika Luo Xiang tidak segera menyegelnya. * Di alam Dewa. Semua orang terkejut melihat dampak kematian dari Kaisar Tertinggi. Seolah terjadi kiamat yang akan menghancurkan seluruh alam, mereka segera melarikan diri dari alam Dewa. "Kenapa kamu masih bisa bersikap santai?" Chang Guan kini bertanya kepada pria
"Bukankah aku yang harus mengatakan hal yang sama padamu? Chang Guan?" pria bertopeng putih disisinya membalas, sembari memberikan senyum tipis. * Kembali pada Pertempuran dua sosok terkuat di tiga alam. Dewa Pedang, memejamkan matanya untuk sesaat, setelah membuka mata dan mengayunkan pedang membentuk sebuah lingkaran formasi pedang. Dewa Api yang telah menjadi setengah tahap pencerahan tersenyum lebar. Dia tidak menyangka, bukannya sosok Dewa Pedang menyerah, melainkan malah mengawali serangannya. "Transformasi Api dari segala api!" Swuuuuuuuung! Tubuhnya kembali dilahap oleh api merah keemasan. Api ini terasa sangat panas, bagaimanapun api ini merupakan satu satunya api dari lima unsur elemen pencipta alam. Di sisi lain, Luo Xiang tetap tenang, setelah berhasil membentuk lingkaran formasi dia mengerahkan lima puluh kesadaran jiwa dewanya kedalam mata formasi Swuuuuuuuung! Mata formasi bergejolak, berdengung lalu mengeluarkan sesosok kesadaran jiwa dewa ya
Hanya hitungan detik setelah formasi aktif, ribuan klone pedang emas muncul dibelakang tubuh Luo Xiang. Pedang pedang ini, telah berputar putar, dan siap menjalankan perintah dari tuannya. "Dewa Guntur, dan yang lain, tugas kalian menghancurkan seluruh pasukan kebangkitan yang berada di tingkat Dewa Nyata bintang empat... Sisanya, serahkan padaku!" "Baik!" Semua menyebar, memilih untuk menjaga jarak agar Dewa Pedang lebih leluasa menggunakan jurus pedangnya. Setelah melihat kepekaan dari para Dewa. Luo Xiang tersenyum tipis, dia hanya berkata, "orang yang telah mati, tidak pantas menginjakan kaki di alam Dewa?!" Swuuuuuuuuung! Hanya dengan satu perkataan, jutaan pedang yang mengambang dibelakang tubuhnya berdengung. Seluruh pedang kemudian bergerak, menebas, membunuh para pasukan kebangkitan yang ada disekitarnya. Di sisi lain, lima puluh praktisi tahap Dewa Nyata bintang lima membagi tugas. Setengah dari mereka menghalau serangan pedang tak bertuan, sedangkan sisany
Pria bertopeng menembakan kesadaran jiwa dewanya kearah cermin. Seketika, dunia yang dipijaki oleh Luo Xiang bergetar. Saat ini, pertempuran sengit keduanya harus menghentikan langkahnya. "Sial... Banyak aura hewan iblis tertuju kesini... Jika terus berlanjut, maka aku dan dia akan sama sama terluka parah... Sedangkan para Hakim Langit, aku tidak mengetahui pikiran mereka." Sesaat akan pergi meninggalkan tempat itu. Ribuan hewan iblis tingkat lima telah mengepung keberadaan mereka. "Se-sebanyak ini..." Xuan Xan Kong, pemimpin dari Hakim Langit kemudian memandang kearah Kaisar Tertinggi. "Kalian hadapi saja para hewan iblis sialan ini... Sedangkan, urusan Dewa Pedang adalah urusanku?!" tidak ada pilihan lain, jika dia kabur juga akan dikejar oleh banyaknya hewan iblis, dia lebih memilih untuk melanjutkan duel. Di sisi yang berbeda, Qin Yan yang merasa aneh karena hewan iblis yang dia hadapi malah pergi kearah satu titik mulai memiliki firasat buruk. "Si-sial... Yang Mu
"Hehehe... Guru kamu telah lama mengasingkan diri dari dunia ini. Bagaimana bisa tidak mau menghadiri acara sebesar ini?" "Tccchh!" Swuuuuuuuush! Pria bertopeng menggunakan kekuatan ruang, dia muncul disisi Kaisar Tertinggi. Buuuuuuuuugh! Menendang bokong hingga Kaisar Tertinggi terjatuh keatas panggung. Seketika semua orang menahan tawa, mereka tidak berani untuk secara terang terangan melihat penindasan ini. "Kau jangan banyak kata, turnamen mulailah... Biarkan aku duduk di tempatmu!" "Ka-kamu..." Kaisar Tertinggi merasa dipermalukan, namun Chang Guan hanya bisa menggelengkan kepalanya, dia meminta agar Kaisar Tertinggi segera memulai turnamen. Swuuuuuuuush! Delapan Dewa utama muncul diatas panggung, diikuti oleh para hakim langit. Dengan demikian, Chang Guan mulai memberikan aturan turnamen. "Aturan siapa yang dapat bertahan lebih dari tiga hari didalam dunia ciptaan ku, maka dia akan bisa melanjutkan turnamen!" "A-apa ada kekuatan yang bisa menciptakan dunia baru