Menaikan alisnya, kini Luo Xiang tersenyum tipis melihat kemunculan Panatua Agung. "Bisa bisanya kamu tersenyum setelah tahu akan menjadi tumbal?" Yin Qiyi menyipitkan matanya karena heran. "Rubah tua... Apa kamu masih mengenal panggilan ini?" Luo Xiang bertanya sembari menaikan salah satu alisnya. "Siapa kamu...," suara Yin Qiyi berubah menjadi dingin. Mungkin Yin Qiyi akan membunuh siapapun yang berani menyebutnya rubah tua. Namun sebutan ini bisa digunakan oleh beberapa orang terkuat di seluruh alam. Yin He, Yin Ling, dan Yin Saosi yang tidak ingin membuat Panatua Agung berselisih dengan Dewa Pedang segera menjelaskan melalui telepati. Sontak mata Yin Qiyi terbelalak. Bagaimanapun, kematian Dewa Pedang telah tersebar. "Kau jangan mempermainkan cucu cucuku dengan menyamar menjadi Dewa Pedang... Apalagi Dewa Pedang pernah adalah Dewa yang sangat agung dimata kami. Apa kamu tahu konsekuensinya apabila kamu hanya memanfaatkan nama Dewa Pedang?!" tanya Yin Qiyi dengan aura menekan
Yin Qiyi tersenyum tipis, entah apa yang membuat keberaniannya muncul kali ini. Yang pasti, selama berjalan bersama Dewa Pedang, bahkan jika kini mereka berani menyerang, maka dia tidak akan diam saja. "Yin Daihe, apa aku tidak memperbolehkan membawa rekanku?" Yin Qiyi tanpa takut telah memasuki aula pertemuan bersama Luo Xiang, serta Yin Ling. "Dia hanya pemuda cacat, apa yang kau banggakan nenek tua sialan?!" maki Yin Lang yang duduk di kursi kehormatannya mulai terganggu. Luo Xiang hanya diam, tanpa persetujuan empat panatua, kini ia duduk di kursi kosong yang merupakan milik Yin Qiyi. "Senior apa aku boleh duduk disini?" tanya santai Luo Xiang. "Hahaha! Bahkan jika kamu duduk di kursi utama, seharusnya mereka juga tidak bisa melarangmu!" balas Yin Qiyi memilih duduk di kursi lain. Empat mata panatua klan siluman menyipit, sejak awal, mereka tidak dapat merasakan aura, bahkan Kesadaran Jiwa biasa, maupun Dewa yang merembes dari dalam tubuh pemuda bertangan satu. "Cukup! Yin
Yin Daihe dan ketiga panatua lainnya terdiam. Tanpa sadar, kini mereka menelan ludah mereka secara bersamaan. "Siapa identitas Luo Xiang? Memiliki api semengerikan ini, pasti dia berasal dari alam Dewa. Atau Dewa lain yang sengaja membagi jiwa untuk mendamaikan kekacauan alam?" tanya telepati Yin Daihe kini menurunkan kecurigaan, sekaligus mempertanyakan identitas Luo Xiang melalui telepati. "Entahlah, kita ikuti saja perintah dia dulu. Kini hanya Yin Qiyi yang berada ditahap Dewa, selain Qiyi, tidak ada lagi. Meski kita bersatu dapat membunuhnya, namun pemuda itu memiliki api yang sangat kuat. Dan ingat, kelemahan terbesar tubuh kita jika terkena Api Surgawi!" balas Yin Lang bergidik ngeri mengingat api yang dimiliki oleh Luo Xiang. Berbeda dengan Yin Qiyi, tanpa rasa takut. Apalagi tahu identitas Luo Xiang, kini ia menanyakan rencana Luo Xiang agar keempat panatua tahu. "Tuan muda, lalu apa anda memiliki rencana lain untuk membangkitkan Dewi?"Luo Xiang mengangguk, dan menjelask
"Kau hanya seutas jiwa kecil yang tertinggal, lantas apa pantas kamu membicarakan tentang hidup dan mati padaku!""Ka-kamu begitu sombong!"Swuuuuuung! Aura yang sangat kuat keluar dari jiwa Su Hua. Meski dulunya Su Hua sangat mengenal Luo Xiang. Namun didepan Luo Xiang saat ini, peninggalan jiwa kecil yang membentuk wajah Su Hua tidak memiliki ingatan tentang kehidupan masa lalu. Karena provokasi Luo Xiang, jiwa kecil itu mulai kesal, dan segera memberikan tiga pertanyaan yang membuat kerutan kulit terlihat diwajah Luo Xiang. "Kamu tidak memiliki darah biru. Jadi bagaimana kamu bisa bertahan hidup didalam dunia siluman?""Ckckck! Apa ini pertanyaan rumitmu?" Luo Xiang sengaja mengejek, karena ia ingin menguji balik karakter sifat jiwa kecil milik Su Hua. "Kamu memang sombong. Tapi jika kamu berhasil menjawab semua pertanyaanku, maka energi bintang yang kutinggalkan dapat digunakan olehmu!" Luo Xiang tersenyum tipis, "datangku kemari hanya ingin meluruskan kesesatan para siluman..
Yin Han mulai melepaskan tinju diudara. Seolah olah waktu terhenti, sekian detiknya dari kehampaan muncul pusaran energi Qi, yang diikuti oleh gerakan angin menyapu tangan raksasa diatas langit. Fluktuasi energi Qi, beserta gelombang angin menyebar sangat kuat. Hal ini juga harus menyebabkan Luo Xiang mundur, dan terbang kearah jiwa kecil milik Su Hua. "Dia sangat kuat... Seandainya Dewi meninggalkan energi lebih banyak lagi. Aku pasti dapat membunuhnya dengan satu jurus!" ucap Su Hua membuat Luo Xiang mengerti. "Aku juga tidak menyangka, bahwa Yin Han, dan Yin Wei telah mencapai tahap Dewa." timpal Yin Qiyi, Yin Daihe, dan Yin Lang muncul disamping Luo Xiang. Luo Xiang tersenyum tipis, "tahap Dewa memang sudah mampu menghancurkan seluruh wilayah Kekaisaran dengan satu jurus. Namun bukan bearti, mereka tidak memiliki kelemahan.""A-apa tuan muda memiliki solusi? Karena saat ini, hanya Qiyi saja yang mencapai tahap Dewa!"Menganggukan kepalanya, kini Luo Xiang menatap Yin Han, dan
"Bu-bukankah Giok ditangan tuan muda adalah Giok Arahat yang diberikan oleh Dewa Pedang sebelum kematian Dewi?""Juga tongkat itu... Kuharap tuan muda mau memberikannya kepada kami, karena tongkat ini melambangkan kekuasaan dunia siluman!"Luo Xiang mengangguk, namun senyuman tipis terukir disudut bibirnya, "tongkat ini kuberikan pada kalian, namun sebagai bayaran atas kebangkitan Dewi Su Hua. Aku meminta Giok Arahat ini saja, apa kalian tidak keberatan?"Tiga panatua ras siluman saling pandang sejenak, sesaat berbincang melalui telepati. Ketiganya mulai mengangguk secara bersamaan. "Mungkin Giok Arahat juga berguna bagi kami, namun tuan muda sudah menginginkannya. Maka kami tidak akan memintanya."Luo Xiang mengangguk, dan kemudian memberikan tongkat ditangannya kepada Yin Qiyi. Melihat pertukaran itu, alis dari leluhur Dewa Naga berkerut sejenak. "Kenapa kamu hanya meminta Giok Arahat?" tanya telepati leluhur Dewa Naga karena heran. Luo Xiang tersenyum kecil, "untung senior berbi
Tidak menjawab akan permintaan leluhur Dewa Naga, kini Luo Xiang mulai duduk diatas permukaan tanah Dunia Jiwa. Beberapa saat kemudian, energi bintang yang menyebar ke seluruh belahan dunia jiwa mulai bergerak, disaat Luo Xiang mulai berkultivasi. "Teknik Naga Pelahap Langit!"Swuuuuuung! Didalam dunia jiwa, kegilaan dalam menyerap energi bintang yang menyebar terjadi. Energi yang tadinya mulai bergerak dan mengumpul, kini mulai memasuki tubuh Luo Xiang secara tidak nalar. Bagaimana bisa? Teknik Naga Pelahap Langit sebenarnya adalah teknik paling gila dalam sejarah dunia Kultivator. Karena dari pembuatan teknik ini, Luo Xiang harus belajar banyak teknik kultivasi setingkat Surgawi. Dan hal ini yang membuat kepintaran, serta kejeniusannya terpancing. Memahami semua teknik, Luo Xiang akhirnya bisa menggabungkan semua teknik tersebut menjadi satu. Dan pada akhirnya, teknik Naga Pelahap Langit berhasil dibuat oleh Luo Xiang sendiri. Jika para Dewa menggunakan teknik kultivasi turun tem
Hukum langit mencoba menghancurkan apa yang akan dilakukan oleh Luo Xiang. Namun, sebuah pelindung yang kuat muncul, hingga membuat petir itu meledak di pertengahan jalan. Meski berhasil menahan satu serangan hukum langit. Nyatanya, sekian detik setelah hukum langit murka. Pelindung buatan Dewa Naga retak, dan akhirnya hancur menjadi butiran debu. Traaaack! Traaaack! "Xiang kau ingin mati kah? Sekarang pergi! Selagi hukum alam masih mengumpulkan energi petir ilahinya!"Senyum tipis terukir mendengar kekhawatiran leluhur Dewa Naga. Namun, dikehidupan pertamanya, 'Shen Luo Xiang atau lahirnya Dewa Pedang', semua itu sudah diatur oleh Dewa Api. Namun saat ini, merasakan petir ilahinya juga seperti bereaksi. Apalagi kehidupan keduanya kelak, bisa saja tidak bisa menjadi Dewa Pedang kembali. Luo Xiang memilih pilihan hatinya sendiri, dan bersiap terbang ke atas langit menuju kearah serangan hukum langit. "Tuan muda minggir! Serangan itu menghancurkan pelindungmu!" teriak Yi Qiyi. "Gawa