Malam berlalu.Karena sedang banyak pikiran, Elsa bangun pagi-pagi sekali. Dia bangkit untuk membuka tirai sehingga cahaya pagi pun menerangi sosoknya yang langsing. Dia meregangkan pinggangnya sambil menyemangati diri sendiri. 'Semangat, semuanya akan baik-baik saja!'Saat melewati kasur, Elsa menghentikan langkahnya. Dia melakukan hal yang tidak pernah dia lakukan sebelumnya, menatap Arden yang sedang tertidur pulas. Dia pun harus mengakui bahwa Arden sangat tampan, sayangnya pria ini tidak kompeten dan tidak dapat diandalkan.Sekalipun mereka tidak seperti suami istri pada umumnya, mereka menikah secara sah.Elsa berpikir, 'Semoga Arden benar-benar punya pekerjaan yang bisa menghidupi dirinya sendiri. Saat itu tiba, kita baru bisa berpisah baik-baik dan aku pun nggak perlu mengkhawatirkannya!'Selama tiga tahun, ini adalah pertama kalinya Arden tidur sampai puas dan tidak perlu bangun pagi untuk membersihkan rumah. Elsa sudah berangkat ke kantor, sedangkan ayah mertua, ibu mertua da
"Kalau ada urusan, katakan saja, nggak usah bertele-tele," kata Elsa dengan nada dingin."Oke, kalau begitu aku akan berterus terang. Aku tahu belakangan ini perusahaanmu kekurangan dana dan Tuan Besar Hardy sudah buka suara nggak akan membantumu, kurasa kamu sangat mencemaskan kondisi perusahaan, 'kan?"Sembari berbicara, Chelsey menaruh selembar kartu bank di atas meja. "Ada 10 miliar di kartu ini, untukmu, seharusnya cukup untuk mengatasi masalahmu.""Apa maksudmu?" tanya Elsa sambil mengerutkan kening. Dia tidak berpikir bahwa Chelsey akan membantunya dengan cuma-cuma.Chelsey tersenyum manis. "Tentu saja nggak kuberikan dengan cuma-cuma. Aku ingin kamu bercerai dengan Arden, berikan dia kebebasan dan uang ini akan menjadi milikmu. Lagian kamu nggak punya perasaan apa pun padanya, bahkan bisa dibilang membencinya, kenapa nggak cerai saja."Elsa kaget, dia menatap wanita cantik di depannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Setelah beberapa saat, dia baru bertanya dengan bingung, "
Arden tidak tahu kedua wanita cantik itu baru saja berunding dan tidak mencapai kesepakatan. Kalau tidak, dia pasti akan muntah darah. Bisa-bisanya Chelsey ingin membelinya dengan harga 20 miliar, murah sekali! Warisannya mencapai triliunan rupiah, untung saja Elsa tidak menjualnya.Arden mengendarai motor listrik menuju toko pameran mobil impor, dia berencana untuk membeli mobil baru. Biasanya dia mengendarai motor listrik yang tidak dapat melindunginya dari terik matahari, angin dan hujan. Sekarang dia sudah memiliki uang, tentu saja dia harus menyesuaikan gaya hidupnya. Jadi, langkah pertama yang dia lakukan adalah membeli mobil baru.Motor listrik diparkir di depan sebuah toko pameran mobil yang sangat besar. Arden membungkukkan badannya untuk mengunci motor, lalu berjalan memasuki aula yang luas.Para pegawai toko melihat Arden mengunci motor melalui jendela kaca. Semuanya merasa Arden sangat konyol dan mulai mengejeknya."Siapa anak ini? Dia nggak mungkin datang untuk membeli mob
Pria itu tiba-tiba tercerahkan dan berkata dengan nada menghina, "Ini pria pecundang yang menikahi primadona sekolah kalian, Elsa? Bukannya kamu bilang dia nggak punya uang dan sangat miskin, bahkan jas yang dikenakan di hari pernikahan pun hasil sewaan?""Ya, dia miskin. Dia nggak mengeluarkan sepeser uang pun untuk menikah, Elsa marah besar ... begitu pula denganku, beraninya orang sepertimu datang melihat mobil, siapa yang memberimu keberanian?"Melihat mata para pramuniaga toko tertuju pada mereka, Sella makin menjelek-jelekkan Arden agar semua orang tahu latar belakangnya.Pacarnya berkata dengan nada sinis, "Dia mungkin datang untuk mengambil beberapa foto dan memostingnya di Instagram. Ada banyak orang seperti ini, mau pamer doang!"Para pramuniaga wanita yang mendengar ucapan mereka pun berbisik, "Ya nih, lihat saja pakaiannya, dia tampak seperti seorang gelandangan, mana mungkin punya uang!""Ternyata dia itu menantu matrilokal, statusnya dibongkar di depan umum, sungguh memal
Pramuniaga wanita yang berpengalaman melirik jam tangan Arden dengan penasaran. Wajahnya memucat, sikapnya pun berubah drastis. Dia bertanya dengan sungkan, "Pak, Anda mau lihat mobil apa?""Aku ingin melihat Banteng ... tapi kamu nggak usah repot-repot, aku ingin dilayani oleh gadis ini, kalian nggak pantas," kata Arden.Para pramuniaga yang sedang menyaksikan keramaian pun terdiam. Mereka tidak mengerti kenapa pramuniaga senior begitu menghargai pecundang ini, tetapi saat mendengar Arden mengatakan "Banteng" dan mereka tidak pantas melayaninya, semuanya merasa ada yang tidak beres dan segera menghampiri Arden.Hanya gadis itu yang masih kebingungan. Arden berkata padanya, "Tolong bawa aku pergi melihat mobil." Namun, dia malah bertanya dengan gugup, "Maaf, Banteng itu mobil apa?"Sekelompok pramuniaga itu tercengang. Mereka merasa seorang amatir seperti Livy sangatlah konyol, semuanya tertawa terbahak-bahak."Livy, kamu bahkan nggak tahu itu mobil apa, bagaimana bisa melayani pelangg
Harga mobil sport ini hampir 17 miliar. Ketika Arden mengeluarkan kartu bank untuk membayar dan terdengar notifikasi "pembayaran berhasil", semuanya kaget hingga tidak bisa berkata-kata. Dia sanggup membeli mobil itu!Arden menoleh ke samping, wajah sepasang pria dan wanita itu memucat. Dia berkata sambil tersenyum dingin, "Sudah lihat? Aku membeli Lamborghini yang paling mahal."Kemudian, dia mengangkat pergelangan tangannya sambil berkata, "Selain itu ... jam tangan ini harganya lebih dari enam miliar, bukan enam ratusan ribu. Mungkin kalian belum pernah mendengar merek Richard Mille, jangan asal memandang rendah orang."Melihat wajah Sella dan pacarnya memerah, sekelompok pramuniaga yang sebelumnya mengabaikan Arden pun tersipu malu. Mereka menyesali perbuatan mereka yang sudah menguntungkan Livy.Ekspresi sombong Sella lenyap, dia memberanikan diri untuk berkata, "Memangnya kenapa kalau kamu kaya? Entah dari mana kamu mendapatkan uang sebanyak ini ...."Melihat Livy berhasil menjua
Arden membeli satu unit mobil sport Lamborghini dengan membayar tunai, seolah-olah sedang membeli bahan makanan di pasar. Alhasil, dia pun menarik perhatian banyak pramuniaga di toko, semuanya menyadari bahwa mereka sudah salah menilai.Arden tinggi dan tampan, hanya saja pakaiannya lebih sederhana. Seseorang sudah memeriksa harga jam tangan yang dikenakan Arden, harganya lebih dari 7,4 miliar. Ditambah dengan mobil sport seharga 16,2 miliar, tidak ada yang berani membayangkan betapa kayanya Arden.Bahkan Arden sama sekali tidak melirik beberapa pramuniaga yang dinilai cantik oleh banyak orang. Dalam hal kecantikan, tidak ada seorang pun dari mereka yang bisa menandingi Elsa, kalah telak!Mendengar Arden akan membeli tiga mobil mewah lagi, terdengar seruan kaget dari sekitar. Meskipun mereka sudah bertemu dengan banyak pelanggan kaya, ini adalah pertama kalinya mereka bertemu dengan orang seperti Arden."Hebat sekali, kurasa uang pemuda ini nggak ada habisnya. Dia bisa membeli apa pun
Arden dan Livy mengambil foto di depan Lamborghini. Livy tersenyum cerah sehingga matanya pun menyipit, dia bukan hanya cantik, tetapi juga terlihat sangat polos. Arden agak terlena, dia curiga bahwa gadis ini adalah reinkarnasi dari tuan putri di kayangan!Namun, pikiran ini hanya melintas. Arden memasuki Lamborghini, suasana di dalam sangat familiar. Dia menyalakan mesin, lalu menginjak pedal gas dan terdengar suara deru mesin yang menggelegar, seperti seekor kuda liar yang sedang berlari.Mercedes-Benz Kelas-S, Porsche Cayenne, BMW X5 dan Land Cruise yang dikemudikan oleh pengawal melaju di belakang Lamborghini. Alhasil, sekelompok mobil ini melaju beriringan di sepanjang jalan.Setengah jam kemudian, sekelompok mobil itu berhenti di tempat parkir bawah tanah sebuah gedung yang terletak di Distrik Aksara. Gedung ini memiliki 33 lantai dan merupakan properti Keluarga Akasia. Sebelumnya gedung ini tidak dipakai, tetapi sejak Arden bergabung dengan dunia bisnis, gedung ini berganti nam