Kalung itu juga tidak pernah lagi muncul di pelelangan setelah Anna menjadi kaya raya seperti saat ini. Harga pasaran 100 miliar untuk kalung itu bisa dibilang teralu rendah. Karena siapa pun tidak ada yang bisa membelinya, bahkan dengan harga penawaran sebesar 200 miliar sekalipun. “Kamu bilang kalau kalung itu ada di leher anak angkatmu?” tanya Anna sambil mengambil kalung itu. Sania mengangguk lalu berkata, “Aku berniat menjodohkannya dengan Jefri karena anak angkatku ini pastinya memiliki latar belakang yang nggak biasa. Hanya keluarga Subekti saja yang sepadan untuk meminangnya.”Anna mengetukkan tangannya di atas meja mencoba berpikir selama beberapa saat. Sebenarnya, dia ingin menikahkan putranya dengan kalangan kelas atas di Kota Suwanda. Namun, orang-orang Suwanda selalu saja menganggap remeh orang-orang dari Kota Abrha. Bahkan Anna masih saja tidak bisa bergaul dengan kalangan atas Kota Suwanda setelah cukup lama berusaha sekuat tenaganya. Sekarang pilihan keluarga Subekt
Kalimat dari Bu Anna seketika langsung membuat Sania bisa bernafas lega."Sudah aku bilang ‘kan, aku nggak mau," wajah Rashel memerah, "Bu Anna, silakan pergi. Mohon jangan ungkit masalah ini lagi di kemudian hari."Mata Bu Anna semakin menyipit, "Kamu sadar nggak sih kamu nolak siapa?" Rashel hanya menarik sudut bibirnya. Anna adalah orang yang suka sok tinggi, merasa diri lebih unggul, merasa semua orang ingin mendekati keluarga Subekti.Rashel tidak mau lagi berdebat dengan Anna. Dia juga tidak mau diganggu terus-menerus.Rashel membuka tas kecilnya, mengambil selembar kertas dan menyodorkan pada Anna, "Bu Anna, silakan baca laporan pemeriksaan ini, kalau Bu Anna masih mau saya jadi menantumu, ya sudah, saya terima saja."Bu Anna dengan curiga mengambil kertas itu, mengamati sebentar. Dia kaget dan bertanya, "Ini beneran atau bohong?""Siapa yang mau bikin fitnah tentang diri sendiri?" Rashel tersenyum sinis, "Sekarang, Bu Anna bisa ninggalin saya?"Wajah Anna tampak pucat, dia men
"Kenapa ini nggak diceritain ke aku?"Rashel makin menekan Sania, tatapannya terasa begitu menusuk.Sania menundukkan matanya sejenak, "Pas kamu pertama kali datang, tiap malam kamu selalu mimpi buruk. Kamu sering mengigau, ngomong-ngomong sendiri, 'anakku, jangan sakiti anakku …' Ibu jadi mikir, mungkin kamu dikejar sambil gendong anakmu dan terakhir terpaksa loncat ke laut … Kamu berhasil selamat, tapi mungkin anakmu nggak seberuntung itu ... Rashel, Ibu nggak mau kamu sedih, makanya Ibu nggak pernah ngomongin ini."Bibir Rashel seketika pucat.Dia menutup mata, jari-jarinya mengerat.Di perjalanan pulang ke keluarga Rolando dari rumah sakit, Rashel memikirkan berbagai kemungkinan. Hanya saja, dia tidak pernah membayangkan bahwa anaknya sudah meninggal."Rashel, jangan sedih, kamu masih bisa punya anak lagi kok …." Sania dengan cemas memandanginya, "Ibu akan carikan kamu suami yang baik, kamu masih muda, pasti bisa punya anak lagi ….""Aku nggak mau nikah." Rashel berkata dengan nada
Zendy memicingkan matanya. Dia menatap tanaman merambat yang menghias halaman rumahnya. Memang, keluarga Rolando memiliki banyak hutang budi pada anak angkat mereka yang satu ini. Jadi, saat Sania memutuskan untuk mengadopsi Rashel, Zendy tanpa ragu setuju. Tapi, setelah tinggal bersama gadis itu selama tiga tahun, Zendy baru menyadari bahwa ternyata karakter Rashel tidak semudah itu untuk diatasi. Pada pertemuan keluarga, ketika matanya bertemu dengan mata Rashel, ada rasa tidak nyaman yang muncul di kepala Zendy.“Bayi itu sudah nggak ada, dan itu adalah kenyataan yang nggak bisa kita ubah. Sekarang, kita harus membuatnya menikah, punya anak lagi. Kalau dia sudah punya anak baru, dia nggak akan peduli lagi sama masa lalunya,” kata Zendy dengan nada tegas. "Dua sepupu Ivone lagi cari istri, ‘kan? Gimana kalau kita jodohkan Rashel dengan salah satu dari mereka?"Sania terdiam, "Tapi …."“Kalau dia jadi bagian dari keluarga Rolando dan punya anak kandung dari keluarga ini, maka dia p
Anak perempuan itu terlihat berusia sekitar delapan atau sembilan tahun. Rambut hitam panjangnya terurai di bahu. Dia mengenakan pita kupu-kupu pink di kepala, dengan mata besar yang terlihat sangat tenang.Pembicaraan orang-orang di sekelilingnya tampaknya tidak memberikan dampak apa pun pada gadis kecil ini. Wajahnya tetap tenang, tanpa ekspresi berlebihan. Meski tampak seperti berusia delapan atau sembilan tahun, tapi ekspresi wajahnya lebih mirip orang dewasa yang sudah berusia delapan belas atau sembilan belas tahun.Rashel memandangi gadis itu beberapa saat. Dia semakin tertarik untuk melihat gadis kecil itu. Rashel merasa seperti mengenal gadis itu. Rashel tidak biasa mendengarkan musik piano, juga tidak menonton konser piano. Berarti seharusnya Rashel tidak pernah melihat gadis kecil ini sebelumnya, ‘kan? Kenapa dia merasa familiar?"Nona, silakan naik mobil." Pengawal membuka pintu mobil dan dengan hormat mempersilahkan gadis kecil itu masuk. Gadis itu mengangguk, membungkuk
Suara tangis gadis itu terasa menggema di telinga Rashel. Para penonton di sekitar sana terkejut."Kenapa Si Gadis Pianis Berbakat itu manggil dia 'Mama'?""Aku pernah nonton konser Michelle. Waktu itu dia memainkan sebuah lagu, judulnya ‘Untuk Ibu’, katanya itu untuk mengenang ibunya.""Apa dia nggak punya ibu sejak kecil?""Tapi bukan berarti dia bisa manggil siapa saja ‘Mama’, ‘kan? Lihat, wanita itu sampai terkejut.""Aku juga akan kaget kalau tiba-tiba punya anak segede itu ....""Seandainya Michelle manggil aku 'Mama', aku langsung panggil dia “Anak Baik'!""Mimpi! Mana mungkin, ngaca dong wajahmu kayak apa. Hahaha."" …. "Suara tangisan Michelle dan suara orang-orang yang berbicara di sana terdengar gaduh di telinga Rashel.Dia menarik nafas dalam-dalam, "Dik, aku bukan ibumu. Tapi kalau kamu rindu Mama kamu, Tante bisa temani kamu ngobrol."Michelle menghela nafas panjang.Mata jernihnya menatap Rashel, tangan kecilnya menarik lengan Rashel, seolah takut Rashel akan kabur."Ak
Rashel sebenarnya ingin bertanya siapa saja keluarga Michelle. Tapi dia urung bertanya karena tadi Rashel mendengar orang-orang bilang gadis kecil ini mungkin tak punya Ibu. Michelle menatapnya dengan penuh harap, “Mama berasal dari kota Abrha, ya?” Rashel tersenyum getir, “Kamu panggil aku Tante Rashel saja, jangan Mama. Tante benar-benar nggak punya anak seumuran kamu, Sayang.” Kalimat itu membuat Michelle hampir menangis. Orang di depan Michelle saat ini sangat mirip dengan Mamanya. Namun memang, ada yang berbeda jika dilihat lebih teliti. Apa mungkin Michelle salah kenal? Tidak mungkin, dia pasti mengenali Mamanya. “Kamu Mama-ku.” Michelle bersikukuh, matanya berkaca-kaca, “Papa sudah cari Mama empat tahun. Mama kemana aja selama ini?” Rashel terkejut, “Mamamu hilang empat tahun yang lalu?” Michelle mengangguk, “Mama waktu itu pergi malam-malam, terus nggak pernah balik lagi. Mama nggak ingat kejadian malam itu?” Malam itu adalah mimpi buruk yang tak pernah mau diingat lagi
Michelle menggigit bibirnya. Walaupun dalam ingatannya Mama adalah orang yang mudah marah, tapi Michelle sangat merindukan Mamanya. Dia selalu berharap sang Mama bisa pulang. "Ada apa Michelle? Kok nggak makan? Nggak suka sama makanannya?” Rashel bertanya dengan senyum di bibirnya. Tatapannya sangat lembut. Air mata Michelle nyaris menetes. Mamanya tidak pernah sebaik ini, tidak pernah selembut ini ... Apa mungkin Michelle salah orang?"Jangan nangis, Sayang." Rashel menghapus air mata Michelle, "Kalau kamu memang yakin Tante adalah Mama-mu, panggil saja aku Mama, Tante nggak keberatan, kok." Michelle menangis, suaranya tersekat, "Aku boleh peluk Mama, nggak?" "Tentu saja." Rashel membuka lengannya untuk gadis kecil itu. Gadis berusia sembilan tahun itu menangis di bahu Rashel. Robin, dari kejauhan, segera mengambil beberapa foto, lalu menghela napas dalam-dalam.Sudah tiga tahun Robin membersamai gadis kecil itu. Selama itu, Robin tidak pernah melihatnya seperti ini. Mungkin m
Layar penuh dengan komentar netizen yang tidak bisa menyembunyikan kekecewaan mereka, "Aku nggak bisa menerima kabar sedih ini." Namun, suasana cepat berubah ketika pembawa acara, dengan senyum lebar, mengingatkan penonton yang terhanyut dalam suasana, "Tunggu dulu, bukankah Dewi Anggun masih punya kabar baik yang ingin dibagikan ke kita?"Peringatan itu berhasil menarik kembali perhatian semua yang hadir. Semua orang tampak menahan napas, menunggu Anggun untuk melanjutkan. Dengan suara yang jernih, Anggun mengumumkan, "Aku dan Kevin akan segera menikah!"Kejutan dan kegembiraan bercampur menjadi satu. "Ini sungguh kabar yang luar biasa! Akhirnya, hari yang dinantikan telah tiba!" Tangis haru dan tawa kebahagiaan bercampur aduk, "Anggun dan Kevin akan bersatu! Masa muda kami, penuh dengan kenangan cinta yang kami saksikan bersama, akan segera membuahkan hasil!" Ucapan selamat dan harapan untuk kebahagiaan yang abadi menggema di ruangan, menciptakan suasana yang tak terlupakan.Anggu
Keluarga Hutomo kembali terhanyut dalam keheningan. Dari tiga menantu perempuan yang ada di sana, Laura sudah terisak tidak bisa berkata-kata karena terharu, sementara Nadira dan Selena yang sedikit lebih kuat, juga terlihat matanya memerah. Hal ini membuat ketiga bersaudara keluarga Hutomo yang awalnya terhanyut dalam perasaan terharu, seketika menjadi masam. Kenapa istri-istri mereka jadi terharu karena pria lain?!Tentu saja, ketiga bersaudara itu tidak memiliki kesempatan untuk meledak karena Ronald sudah berdiri. Dia berjalan mendekati dua pemuda yang berdiri berdampingan itu. Mereka berdua sama-sama luar biasa. Ronald menepuk bahu mereka. Pada saat itu, seolah-olah dia terlihat lebih tua beberapa tahun, tidak lagi seperti sosok yang pernah mendominasi dunia bisnis dulu."Kedua harta karunku ini, kuserahkan kepada kalian berdua," ucap Ronald. Anji dan Kevin mendengar hal ini terkejut sejenak, kemudian kegembiraan muncul di mata mereka. Sebelum mereka sempat bereaksi, Ronald s
"Halo, Om." Anji dan Kevin berseru bersamaan. Anji yang lebih tua, melangkah maju dan berkata, "Om, ini adalah semua yang sudah saya siapkan tiga tahun lalu. Semua aset saya, termasuk tapi tidak terbatas pada saham perusahaan keluarga, properti, perkebunan, saham, dan lain-lain ... Semua ini, tiga tahun lalu sudah saya transfer menjadi atas nama Michelle. Baik di masa lalu maupun di masa depan, semua yang saya miliki, termasuk hidup saya, akan menjadi miliknya." Ucapan ini membuat Michelle terkejut. Semua aset Anji dialihnamakan ke namanya? Anji sama sekali tidak pernah menyebutkan hal ini kepada Michelle. Ternyata diam-diam Anji memberikan segalanya untuknya. "Pah …." Michelle memandang Ronald, matanya yang jernih, untuk pertama kalinya terlihat sedikit bingung. Anji adalah orang pertama di luar keluarganya yang bersedia mengorbankan segalanya untuk Michelle. Perasaan yang sangat hangat namun tersembunyi itu memang tidak tampak di permukaan, namun begitu dalam dan abadi, membuat
Sementara itu, Ronald membalas pesan."Papa Mama sekarang ada di kota sebelah, hanya berjarak kurang dari dua jam perjalanan."Michelle ternganga. Ternyata! Gadis yang tampak dingin dan anggun itu, wajahnya menjadi seram. Bagus! Bagus sekali! Kali ini Michelle ingin melihat kemana lagi ayahnya bisa bersembunyi!Ketika Anggun selesai berdandan dan keluar, masih ada waktu cukup sebelum acara pemberian penghargaan dimulai. Kurang lebih dua jam lagi. Sementara itu, masih ada setengah jam lagi sebelum ayahnya, Ronald, kembali ke rumah.Saat itu, Kevin dan Anji, atas permintaan rahasia Michelle, sudah datang. Mereka siap menunggu kedatangan Ronald. Di sisi lain saudaranya yang lain sudah siap menonton drama.Berkat usaha kakak beradik keluarga Hutomo itu, ketiga istri kakaknya juga sudah berhasil dipengaruhi untuk mendukung mereka menikah sesegera mungkin. Bahkan ketiga kakak yang dikenal ketat dengan istri mereka, juga ikut mendukung.Kini, Michelle dan Anggun bisa dibilang memiliki keuntun
Suara itu terdengar langsung ke dalam siaran langsung, sehingga seketika menimbulkan kegemparan besar."Anggun sudah punya anak!""Apa Dewa Kevin sudah jadi ayah?!""Huhuhu. Kubilang juga apa. Mereka berdua pasti sudah menikah diam-diam!!!""Pernikahan mereka kenapa nggak disiarkan langsung?!!!"Komentar di layar terus bergulir, sementara Anggun sendiri tidak tahu apa-apa tentang itu semua.Anggun berkata, "Iya. Anak kesayangan kami semua, tolong dijaga, ya."Komentar di layar menjadi lebih gila."?????""!!!!!!"Serangkaian simbol memenuhi seluruh layar, dan terus bergulir bahkan setelah Anggun menutup panggilan. Netizen menjadi sangat heboh. Dan ketika staf di lokasi menyadari hal itu, topik panas sudah melonjak ke urutan teratas.#Dewa Kevin dan Dewi Anggun Menikah Diam-diam!##Anak Kesayangan Anggun!##Dewa Kevin Jadi Ayah!#Di bawahnya adalah teriakan histeris dari para penggemar. Dari awal pasangan ini bersama, banyak fans yang tidak senang. Akan tetapi semakin lama, netizen sema
Atau, selama seorang wanita memiliki pekerjaan yang stabil dan dukungan kuat dari keluarganya, bahkan jika pun dia tetap lajang seumur hidup, dia akan tetap merasa bahagia dan nyaman.Dan seterusnya, begitu banyak contoh lainnya.Yang lebih licik dari Ronald adalah, dia tidak pernah menggunakan akunnya sendiri untuk mengirimkan nasihat-nasihat ini, melainkan selalu menggunakan akun istrinya, Rachel, untuk mengirimkan pesan-pesan motivasi dan link tersebut di grup keluarga.Awalnya, hal ini membuat para kakak beradik keluarga Hutomo panik. Mereka pikir ibu merekalah yang menentang pernikahan mereka.Hingga suatu hari Michael secara tidak sengaja masuk ke akun ayahnya dan menemukan bahwa semua tulisan ini sebenarnya dicari oleh ayah mereka, kemudian diteruskan ke ibu mereka, dan dikirimkan menggunakan ponsel ibu mereka. Sejak saat itulah mereka semua merasa lega.Tidak masalah, mertua yang menyulitkan menantu laki-laki adalah hal yang wajar.Sama saja dengan ibu mertua yang berselisih de
Senyum Lilian terlihat begitu tulus dan ikhlas.Awalnya, dia membantu Anggun hanya karena Lilian merasa Anggun memang berbakat; dan kata-kata Anggun sebelum audisi tentang ingin berusaha dengan kemampuannya sendiri, juga memberikan kesan mendalam pada Lilian.Tidak disangka, tindakan spontannya itu malah membuka peluang bagi dirinya sendiri, membuat Lilian merasa beruntung sekaligus terkejut.Setelah mendengar hal itu, Anggun merasa terharu. Banyak yang mengatakan industri hiburan itu kotor, penuh dengan intrik dan persaingan. Namun, sebenarnya di sini juga ada banyak orang yang benar-benar mengejar mimpi, berusaha keras, dan saling membantu dan mendukung.Dan sebenarnya, di mana ada orang, di situ pasti ada persaingan; tapi di mana ada orang, di situ juga ada kehangatan dan keikhlasan.Pengambilan gambar Anggun berjalan lancar dan teratur.Hubungan antara kayak beradik di keluarga Hutomo juga berkembang dengan sangat baik.Eddy sudah mulai gembira mempersiapkan pernikahannya. Nadira b
Namun, ternyata Anggun memberikan kejutan yang tak terpikirkan oleh para Haters. Anggun yang pertama kali berakting tidak hanya tidak menunjukkan performa yang mengecewakan dalam tugas yang selevel dengan aktor papan atas, malah dia berhasil menampilkan pesona dan karisma karakter yang dia perankan dengan sangat baik.Dari kelembutan dan ketegasan di awal, hingga kebesaran hati saat mengorganisir demonstrasi, hingga kegairahan dan semangat ketika ditangkap oleh musuh dan dibawa ke tempat eksekusi ... Pengalamannya, mewakili pengalaman tak terhitung jumlahnya dari para pendahulu revolusi.Anggun memadukan semangat para pendahulu itu ke dalam dirinya. Melihat Anggun saja sudah cukup bagi para penonton untuk mengetahui keberanian dan kegigihan pemuda-pemudi negara yang tak terbendung saat itu.Sebelum eksekusi, Egris yang diperankan oleh Anggun, menatap matahari terbit dengan senyuman lembut dan tegar.Hingga akhirnya, suara tembakan bergema, orang itu pergi untuk selamanya. Dalam adegan
“Kenapa? Ada titik terang apa?” tanya Nelson.“Ada sekumpulan orang yang membuat klarifikasi untuk Mbak Anggun. Bukan orang kita.”“Hah?!” Pak Nelson segera berdiri, terkejut, “Mana? Kasih aku lihat!”Tak lama kemudian, bawahan Nelson menyodorkan handphone-nya yang sedang memuat ulang sebuah laman website.Lilian: “Pernah collab sama putri keluarga Hutomo ini. Wataknya baik sekali, lembut. Sama sekali nggak sombong. Yang paling bikin kaget, kemampuan aktingnya. Orang baru tapi sudah punya kemampuan peran yang begitu fleksibel. Dia bisa memerankan peran apa pun dengan sangat baik. Bakat kayak gini bikin aktor-aktor seperti kami sangat kagum dan iri.”Di bawah tulisan status ini, ada sebuah video yang berisi potongan klip Anggun saat memerankan peran di “The Golden Age”.“Sutradara, aktris ini salah satu pemeran di The Golden Age. Hubungannya dengan Anggun sepertinya cukup baik. Dia membuat satu grup yang membantu Anggun melakukan klarifikasi. Coba di-scroll terus ke bawah. Banyak banget