Share

Bab 3

Author: Meminger
“Apa maksudmu kamu punya tunangan? Kamu bercanda, ‘kan?” Aku tergagap, benar-benar tertegun setelah wanita itu diperkenalkan sebagai tunangannya oleh suamiku.

“Jangan terkejut, Laura. Ini bukan hal yang baru,” kata Jason, mengangkat bahunya sedikit. Sikapnya begitu tenang sampai terasa aneh.

Tiba-tiba, tenggorokanku terasa sangat kering, mungkin karena minuman yang baru saja kuminum.

“Kamu tidak ingat aku, Laura?” Wanita pirang itu berbicara untuk pertama kalinya, dia masih tersenyum. “Ini aku, Kinan. Kita kuliah di kampus yang sama.” Dia berhenti sebentar sebelum melanjutkan omongannya.

“Kamu pasti pernah mendengar tentangku karena aku adalah mantan Jason. Kami sempat memiliki perbedaan pendapat dan terpisah begitu lama, tapi tidak pernah terlambat untuk menghidupkan kembali cinta kami.” Dia tersenyum pada Jason yang juga tersenyum padanya dengan senyuman yang berarti.

Aku masih duduk dan tidak bisa bergerak sedikit pun, benar-benar terkejut oleh pemandangan yang kulihat di depanku.

“Laura pasti sedang terkejut karena keputusanmu yang sangat tiba-tiba ini, Jason. Malah, kami semua terkejut,” ujar Tama, menyampaikan perasaan kami.

“Aku tahu, aku bahkan mengerti, tapi ada waktu di dalam kehidupan kita ketika kita ingin membuat beberapa pengorbanan untuk kebahagiaan kita sendiri,” kata Jason sambil tersenyum ringan dan mengelus tangan Kinan dengan lembut.

“Oke, jadi apakah sepasang kekasih ini akan duduk?” Tama menggabungkan sofa yang tidak diduduki di ruang sebelah, mengundang Jason dan tunangan barunya untuk duduk yang kemudian mereka turuti.

Tama, Fia, dan aku sangat tidak nyaman melihat Jason pindah dan mengencani wanita lain di depan kami. Jason tidak mempertimbangkan kami sedikit pun. Dia membawa kekasih barunya untuk ikut mendiskusikan pernikahan aku dan Jason.

Rasanya seperti pukulan ke ulu hatiku. Melihat dia memperlakukannya begitu baik dan terlihat sangat jatuh cinta membuatku sangat terpukul lebih dari yang bisa kubayangkan. Bahkan setelah bertahun-tahun aku berusaha keras untuk menyenangkan dan memenangkannya sedikit demi sedikit. Bahkan pada hari-hari langka ketika Jason melihatku dengan lembut, dia tidak pernah menatapku seperti dia menatap wanita itu sekarang. Jelas sekali dia mencintai wanita itu dibandingkan aku. Rasa terkejut yang aku alami begitu dahsyat ketika aku pelan-pelan menyadari bahwa suamiku tidak pernah menjadi suamiku, tapi sebenarnya adalah milik orang lain.

“Jadi, Kinan,” kata Fia. Kecurigaan dia ternyata benar tentang Kinan yang kembali masuk ke kehidupan Jason. “Kamu telah menghilang selama lima tahun. Ke mana saja kamu selama ini?”

“Iya,” jawab wanita pirang itu dengan senyumnya yang menawan, bibirnya dipoles dengan pengilap bibir yang tebal. “Setelah aku meninggalkan kota ini, aku tinggal untuk beberapa saat di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Aku harus melakukan segalanya untuk melupakan pria ini,” katanya sambil memegang tangan Jason. “Namun, sudah jelas ternyata itu adalah hal yang tidak mungkin. Semua usahaku sia-sia ketika aku melihat Jason di Surabaya. Rasanya seolah-olah seluruh alam bawah sadarku berteriak dari dalam diriku bahwa aku harus bersamanya, dan sekarang kita ada di sini.”

“Namun, dia telah menikah denganku. Dia sudah bukan milikmu lagi,” ujarku tanpa terlalu memikirkan perkataanku.

Jason menghela nafas dan menatapku malas seolah-olah dia kelelahan berbicara denganku. “Itulah mengapa proses perceraiannya masih berlanjut, Laura. Kamu hanya tinggal menyetujuinya.”

“Apakah kamu yakin akan hal ini, Jason? Apakah kamu benar-benar akan berpisah dengan istrimu karena mantanmu?” Tama masih bersikeras untuk mengubah pikiran Jason.

“Aku tidak pernah seyakin ini seumur hidupku,” jawabnya pada Tama, kemudian dia menatapku. “Kamu harus mengakui juga kalau tidak ada cinta di pernikahan kita.”

“Tentu saja ada, Jason. Aku selalu mencintaimu,” jawabku atas pernyataannya. Aku merasa seolah-olah ada gumpalan yang menyangkut di tenggorokanku.

“Kamu mungkin mencintaiku, tapi itu adalah cinta tak berbalas, Laura. Kamu tahu kenapa aku menikahimu. Dulu, Kinan meninggalkanku dan aku kebingungan dan marah. Sementara itu, orang tuaku memaksaku untuk segera menikah dan kamulah yang bisa kunikahi saat itu. Kamu tahu aku tidak pernah mencintaimu, Laura. Kehidupan itu unik dan aku lelah mencoba menyenangi semua orang. Kinan adalah seseorang yang selalu kucintai. Jika kamu bisa mengerti hal ini, kamu akhirnya akan menyetujui perceraian kita.” Semua kata-kata yang dia ucapkan terasa seperti pisau belati yang menusuk hatiku.

Aku tidak tahan, jadi aku bangkit dan berlari pergi dari tempat itu, ingin menjauh dari sana sejauh mungkin. Pandanganku buram karena air mataku. Aku bahkan bisa mendengar Fia mengejarku untuk mendukungku, tapi aku tidak berhenti. Aku terus berlari untuk menjauh dari Jason dan kata-kata kasarnya.

*****

Semua hal yang kulakukan selama ini untuk menjaga pernikahan kami, berharap suatu hari suamiku akan mencintaiku kembali, menjadi sia-sia. Ya ampun, Betapa bodohnya aku! Aku bahkan merasa kasihan pada diriku sendiri dan ilusi palsuku.

Aku tinggal di kamarku di lantai atas untuk beberapa saat, berbaring di sofa dan kepalaku menyandar pada pundak temanku. Dia mendukungku dan membiarkanku menangis di pundaknya, tapi setelah beberapa saat air mataku mengering dan aku merasa kalah.

“Tama baru saja mengirimiku pesan,” ujar Fia, menepuk pundakku. “Dia bilang Jason tetap bersikeras dan berkata dia tidak akan pergi dari sini sampai kamu memeriksa rangkumannya.” Dia menghela nafas setelah menyampaikan berita yang tidak mengenakkan itu.

“Kamu mau tahu apa yang kupikirkan, Laura? Menurutku kamu jangan menyerah dan membiarkan pria tidak tahu diuntung itu menjadikanmu sebuah lelucon. Bisa-bisanya dia menikahimu untuk menyenangkan orang tuanya kemudian berpisah denganmu kapan pun yang dia mau? Astaga, benar-benar egois! Kamu harus tetap menikah dengannya hanya untuk balas dendam!” Dia begitu marah terhadap situasi ini. Aku tersenyum tipis, senang karena Fia membuktikan sekali lagi bahwa dia adalah teman yang baik.

Namun, situasi ini melukaiku lebih dari apa pun. Mengetahui bahwa Jason menikahiku hanya untuk memenuhi keinginannya terasa seperti semua harapanku tersapu habis oleh air ombak. Seolah-olah aku telah membenamkan diri pada kisah cinta yang bukan milikku, tapi milik Jason dan Kinan. Aku bahkan tidak memiliki kesempatan sedikit pun dalam kisah itu.

Bagaimana bisa sebuah pernikahan hancur ketika aku bahkan tidak benar-benar ada? Aku mengelap air mataku dan bangkit dari sofa.

“Apa yang akan kamu lakukan, kawan?” Fia bertanya takut-takut.

Aku menarik nafas dalam dan menjawab, “Aku akan menyingkirkan semua ini untuk selamanya, Fia, aku akan menandatangani dokumennya.”

Fia bangkit dengan terkejut, “Tidak, kawan. Kamu tidak boleh menyerah seperti ini. Kamu harus tetap berjuang!” Dia memohon. Aku tahu dia khawatir akan kehormatan dan reputasiku.

“Berjuang untuk apa, Fia?” tanyaku dengan lemah, “Berjuang untuk apa? Untuk pernikahanku? Untuk cinta yang kumiliki padanya? Untuk apa berjuang ketika dari awal hanya aku yang cinta? Aku hanya akan terus menderita jika terus memaksakannya. Jason pun akan makin membenciku dan hidupku akan menjadi neraka. Aku tidak akan kuat melihat mereka berdua bersama. Aku lebih memilih untuk menyingkir, Fia. Aku tidak ingin menderita lagi, ini sudah terlalu menyakitkan bagiku…” Aku menangis, hatiku benar-benar terasa hancur berkeping-keping.

Fia menyadari ini bukanlah tentang balas dendam. Tidak ada gunanya terus memaksakan ketika Jason-lah yang tidak pernah mencintaiku. Fia memelukku dan membiarkanku menangis lagi di pundaknya.

“Aku ikut sedih untuk semua hal ini, Laura… Kumohon tetaplah kuat, aku akan selalu berada di sisimu apa pun keputusan yang kamu ambil.” Kekuatan dari dialah yang aku butuhkan. Aku bersyukur setidaknya ada Fia yang menemaniku melalui semua hal ini.

Ketika aku turun ke lantai bawah, Jason sedang menungguku, masih berpegangan tangan dengan tunangannya. Dokumen perceraiannya diletakkan di atas meja dengan pulpen yang sudah disiapkan di sana.

“Apakah kamu sudah memutuskan, Laura?” Dia bertanya, melihat koper yang aku bawa denganku. Dia terlihat bersemangat seolah-olah akhirnya mendapatkan sesuatu yang paling dia inginkan.

“Kamu harus setuju bahwa ini adalah keputusan terbaik yang pernah kamu buat,” ujar Kinan, tapi aku memutuskan untuk mengabaikannya. Sudah terlalu menyakitkan mengetahui bahwa suamiku meninggalkan aku karenanya.

Tama dan Fia juga ada di sana, berpelukan dan menatapku dengan iba. Mereka tidak ingin aku tanda tangan, tapi aku sudah lelah bertengkar terhadap sesuatu yang tidak memiliki solusi. Jadi, aku mengangkat pulpen itu dan menandatangani dokumen perceraian itu.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Kembalilah Padaku   Bab 4

    “Nah, betul!” kata Jason yang langsung bersorak setelah aku selesai menandatangani dokumen itu. Dia memeriksanya untuk memastikan tidak ada kesalahan yang bisa mengacaukan prosesnya di kemudian hari, karena yang paling dia inginkan adalah melakukan perceraian ini dan menjalani kisah cinta dengan kekasih tersayangnya, Kinan. Namun, aku sudah menandatanganinya dengan benar. Aku tidak mau memperumit kehidupannya. “Bagus! Akhirnya, perceraian ini terlaksana juga!”Dengan kesedihan yang mendalam, aku melepas cincin dari jari manisku. Sekeras apa pun aku berusaha untuk tetap tegar, hampir tidak mungkin bagiku untuk menahan tangis sembari melepas cincin yang melekat di jariku selama lima tahun. Kukira aku tidak akan pernah melepaskannya dari jariku karena aku tidak pernah berpikir untuk berpisah dengan Jason. Namun, sekarang aku melakukannya. Aku meninggalkan cincin itu di atas meja dan menghela nafas dengan kepala yang menunduk. Aku mendengar Jason dan Kinan bersorak karena sekarang mereka

  • Kembalilah Padaku   Bab 5

    LauraSetelah aku bercerai dengan Jason, banyak hal yang dengan cepat menjadi siksaan bagiku. Aku kehilangan banyak teman yang kukira menyukaiku padahal sebenarnya hanya tersenyum padaku karena aku menikah dengan Jason. Karena sekarang aku sudah berpisah dengannya, aku sudah tidak memiliki pengaruh apa pun bagi mereka, jadi mereka menjaga jarak dariku.Aku mulai menyadari bahwa aku sudah mendedikasikan lima tahun belakang untuk menyenangi suamiku dan benar-benar melupakan diriku sendiri. Ditambah, setelah aku melepaskan pernikahan kami, aku tidak memiliki apapun—karier, pekerjaan, atau apa pun itu—yang bisa menghidupiku karena aku menghabiskan tahun-tahun kehidupanku setelah kelulusan untuk merawat mantan suamiku, hanya mengkhawatirkannya dan mencoba memenangkan cintanya. Pada akhirnya, semuanya sia-sia.Sekarang aku harus mulai kembali dari awal tanpa tahu aku harus membawa hidupku ke arah mana. Aku tahu aku perlu mendapatkan pekerjaan untuk menghidupi diriku sendiri. Aku tidak bis

  • Kembalilah Padaku   Bab 6

    LauraAku menangis tidak seperti sebelum-sebelumnya. Aku sangat patah hati dan hancur. Melihat Jason bersama istri barunya di restoran itu menghancurkan aku sepenuhnya. Dia sedang menjalani kehidupan impiannya di samping wanita itu, sementara aku tenggelam makin dalam di rasa sakitku.Aku diam di kamar kecil karyawan restoran, memuntahkan semua yang sudah aku makan hari itu karena mengingat Jason dan istri barunya. Hal-hal yang mereka katakan padaku dan cara mereka memperlakukanku membuatku merasa sangat jijik. Mengingatnya membuatku muntah makin banyak. Semua hal dalam hidupku tidak ada yang berjalan dengan benar. Ditambah, aku sedang mengandung bayi ini. Seorang anak.Aku ingin memberi tahu Jason bahwa aku sedang mengandung anaknya ketika dia memancarkan kebahagiaan bersama Kinan, tapi apa gunanya itu? Aku tidak bisa menggunakan anak ini untuk balas dendam pada pria itu yang sudah memperlakukanku dengan sangat buruk. Aku harus mengembalikan kekuatanku, bangkit, dan terus berjuang

  • Kembalilah Padaku   Bab 7

    LauraLima tahun kemudian“Mama, ayo bangun. Mama harus mengantarku ke tempat penitipan.” Aku mendengar suara putriku yang membangunkanku, jadi aku membuka mataku. Dia sedang berbaring di atasku, menyebarkan ciuman-ciuman kecil di wajahku. Dia adalah gadis kecil berumur lima tahun yang sangat manis dengan mata cokelat yang cantik. Warna matanya mengingatkanku pada ayahnya setiap aku menatapnya, seolah itu adalah peninggalan mantan suamiku yang dia tinggalkan pada putri kami.“Hai, sayang, selamat pagi. Pukul berapa sekarang?” tanyaku, mengusap wajahku untuk menghilangkan rasa kantuk.“Selamat pagi. Ini sudah pukul 7:15 pagi, Mama, waktunya pergi ke tempat penitipan anak,” katanya setelah memeriksa waktu di ponselku.“Oh, kita terlambat!” seruku seraya bangkit dari kasur dan bersiap-siap untuk berangkat kerja.Putriku Anna dan aku tinggal di pemukiman sunyi di Bogor dengan rumah berukuran sedang yang nyaman. Aku bangga bisa mengatakan bahwa aku berhasil menjungkirbalikkan hidupku

  • Kembalilah Padaku   Bab 8

    “Wah, bagaimana bisa kamu kian hari makin cantik?” tanyanya dengan genit dan aku tersenyum. Richard adalah pria yang muda, tampan, dan kaya. Dia memiliki rambut dan mata cokelat, tinggi, dan karismatik. Sejak aku pertama bertemu dengannya sampai sekarang, dia adalah penyelamat hidupku. Richard membantuku ketika aku sangat membutuhkannya dan memercayaiku ketika tidak ada orang yang mau. Aku menyukainya. Dia bukan hanya menjadi bosku, tapi dia juga teman dekatku. Lalu, jika aku mendapatkan satu koin setiap dia menggodaku…“Kamu berlebihan, Ricky, aku hanya menambahkan perona pipi sedikit,” komentarku, mengalihkan perhatianku kembali ke layar komputer tempat surel perjanjian bertemu dengan para klien berdatangan.“Aku tidak melebih-lebihkan. Kamu tahu apa yang membuatku bersemangat berangkat kerja setiap hari? Kehadiranmu,” lanjutnya sambil bernyanyi. Richard merupakan seorang bujang yang tidak pernah berkomitmen dengan orang lain karena dia bilang dia sedang menungguku.Beberapa waktu

  • Kembalilah Padaku   Bab 9

    LauraAku sedang mengendarai mobil bersama Richard ke Jakarta Selatan, dan di perjalanan, aku sedang berbincang melalui pesan dengan Fia, temanku, yang selalu kujaga hubungannya.Fia: Jadi, kamu akan ke Jakarta Selatan?Lau: Iya, kami akan makan siang singkat dengan beberapa investor. Jadi, kamu tidak perlu khawatir akan apa pun.Fia: Bagaimana jika kamu bertemu orang yang tidak diinginkan di sana?Lau: Itu tidak mungkin. Namun, jika itu terjadi, aku tidak akan terpengaruh lagi.Fia: Kamu benar, kawan. Apa pun yang terjadi, bos tampanmu itu akan melindungimu dan menjagamu.Aku tersenyum ketika membaca pesan terakhir darinya. Fia selalu menggoda hubunganku dengan Richard, menyuruhku untuk cepat-cepat menjalin hubungan dengannya. Sejak aku meninggalkan Jakarta Selatan dan memulai hidup baru di Bogor, Fia dan aku tidak pernah berhenti berkomunikasi. Dia adalah orang kepercayaanku dan sahabatku, tapi aku tidak pernah menanyakan apa pun yang terjadi pada Jason, mantan suamiku, jadi a

  • Kembalilah Padaku   Bab 10

    LauraTanganku gemetar ketika aku menekan ubin keramik wastafel. Aku menarik dan membuang nafas dalam-dalam, mencoba mengontrol emosiku. Aku tidak akan membiarkan traumaku mengalahkanku seperti itu, aku akan berjuang.Semua hal di restoran Charme mengingatkanku pada Jason dan bagaimana kisah kami berakhir dengan cara yang sangat buruk. Lima tahun telah berlalu, tapi rasanya seperti pria itu masih bersikeras untuk hadir kembali di benakku untuk menyiksaku.Aku menutup mata dengan rapat, mencoba memusatkan perhatianku kepada putri kecilku, yang merupakan orang paling penting di hidupku dan harta karunku satu-satunya. Aku harus mengontrol emosiku dan kembali menjadi wanita yang mandiri dan bertekad yang sudah mekar dalam diriku setelah tahun-tahun yang sulit itu.Lalu, aku mengangkat kepalaku, melihat pantulanku di cermin di hadapanku, dan mengambil nafas dengan dalam lagi. “Ayolah, Laura, kamu bisa melakukannya,” ucapku pada diri sendiri dengan tegas. Aku merogoh tasku untuk perlengk

  • Kembalilah Padaku   Bab 11

    “Waktu telah memperlakukanmu dengan baik, Laura. Kamu terlihat cantik,” katanya, masih menatapku. “Astaga, aku masih tidak menyangka akhirnya aku menemukanmu.”Richard yang duduk di sampingku tertawa dan berkomentar, “Itu mengherankan, pertama tempat ini, kemudian kamu. Sepertinya Laura tidak pernah berhenti mengejutkanku.” Yang dia maksud adalah pertemuanku secara kebetulan dengan miliarder Jason Santoso. Aku tidak pernah memberi tahu Richard tentang kisahku dengan Jason. Aku sudah memberitahunya bahwa aku pernah menikah dan segalanya, tapi aku tidak pernah menyebutkan aku menikah dengan siapa.“Siapa kamu?” tanya Jason pada Richard dengan lagak yang tidak tertarik. Jason tidak perlu memaksakan simpati pada Richard karena dia adalah bosnya di sana, tapi berbeda dengannya, Richard harus membuatnya senang jika dia ingin Jason menyetujui proyek kami.“Ah, aku Richard Wijaya, Pak. Aku adalah teman dan rekan Nyonya Tanusaputera,” katanya.“Rekan?”“Iya, dia adalah orang yang mengatur

Latest chapter

  • Kembalilah Padaku   Bab 511

    Anna“Namaku tidak penting,” jawabnya, dengan ketenangan yang membuatku curiga. “Ayahmu menyuruhku untuk menjemputmu. Waktunya pulang.”Jantungku berdegup di dalam tulang rusukku. Bagaimana bisa ayahku menemukanku? Panca dan aku telah sangat berhati-hati hingga sekarang, kami tidak meninggalkan banyak petunjuk yang akan membuat dia atau siapa pun menemukan kami dengan mudah, tapi pria yang dikirimkan oleh ayahku ini mengatakan bahwa dia ada di sana untuk menjemputku pulang.“Dengar, pasti kamu salah orang, oke? Aku bukan orang yang kamu cari,” kataku pada pria itu, tetap waspada.“Ayolah, Nona Santoso,” jawab pria itu. “Ikutlah bersamaku. Keluargamu membutuhkanmu.” Dia mengulurkan tangannya dan mencoba menggenggam lenganku, tapi aku dengan cepat menghindarinya, menyembunyikan lenganku di balik tubuhku.“Sudah kubilang kamu salah orang. Aku bukan orang yang kamu cari,” kataku lagi, dengan cepat melihat ke arah Panca pergi. Aku telah meminta minum di waktu yang tidak tepat.“Untung

  • Kembalilah Padaku   Bab 510

    AnnaTamannya terang, disinari oleh ribuan lampu berwarna-warni. Aku melihat-lihat ke sekitar, terkagum oleh tempat itu. Aku tidak pernah pergi ke taman hiburan di malam hari dan suasana yang semarak membuatku seperti sedang berada di dalam film. Panca terlihat sama gembiranya seperti diriku, dengan mata yang berbinar dan senyuman lebar di wajahnya.“Jadi, apa rencananya?” tanyanya, menawarkan lengannya untukku seperti seorang tuan.“Bianglala,” jawabku dengan cepat. “Aku ingin melihat semuanya dari atas!”Panca tertawa dan membuat gestur dramatis dengan tangannya. “Sesuai keinginan Anda, Nona An!” candanya. Kami pun beranjak ke arah bianglala.Di samping kami, taman itu sangat ramai. Anak-anak tertawa dan berlari di mana-mana. Seorang penjual berondong jagung, mengenakan topi yang besar dan penuh warna, berteriak untuk menarik lebih banyak pembeli. “Berondong jagung panas, berondong jagung manis, berondong jagung asin! Ayo, ayo, jangan lewatkan!”Aku menatap Panca dan tertawa. “

  • Kembalilah Padaku   Bab 509

    Layla“Aku sedang membicarakan dirimu, Layla,” katanya. “Kembalilah padaku.”Aku terkekeh skeptis. “Apa yang kamu lakukan sekarang? Kenapa kamu mengatakan ini? Apakah kamu benar-benar ingin aku memercayai itu?” tanyaku, skeptis terhadap perkataannya.Maksudku, pernikahan kami sudah berjalan selama bertahun-tahun dan sepanjang waktu itu, aku melakukan segala hal yang bisa kulakukan untuk membuat dia menyadari bahwa ini adalah hal yang penting bagi kami berdua, untuk membuat dia sadar betapa aku mencintainya dan betapa aku bersedia untuk membuat dia bahagia, tapi dia tidak pernah mendengarkan aku. Kebalikannya, malah. Gideon membenciku dan memperlakukan aku seolah-olah dia membenciku.Aku harus menelan banyak hal dalam pernikahan itu untuk tetap berada di sisinya dan berjuang untuk kami berdua. Akan tetapi, begitu aku telah memutuskan untuk akhirnya melihat diriku sendiri dan meninggalkan hubungan yang tidak sehat itu, dia muncul dan mengatakan bahwa dia menginginkan aku kembali. Apa

  • Kembalilah Padaku   Bab 508

    LaylaKetika bel pintuku berbunyi dan aku pergi menjawabnya, aku mengernyit ketika Gideon Nalendra ada di pintuku. “Kamu? Apa yang kamu inginkan di sini?” tanyaku, lebih terkejut dibandingkan tertarik. Sejak aku bercerai dengannya, dia tidak pernah mendatangiku secara langsung, dia selalu mengirimkan seseorang untuk menjemput putranya dan kemudian mengembalikan dia dengan aman setelah beberapa hari, tapi dia tidak pernah datang secara langsung sebelumnya.“Em, hai, Layla,” gumamnya, masih berdiri di pintu apartemenku.“Papa!” Itu adalah Wira kecil yang berlari begitu dia melihat ayahnya di pintu.“Hei, petarung kecil!” seru Gideon, berjongkok untuk menggendong putranya dan memeluknya.“Aku senang sekali bertemu dengan Papa!” ucap anak itu dengan bahagia, memeluk ayahnya. Meninggalkan Surabaya adalah hal yang sulit, terutama karena anak itu sangat menempel dengan ayahnya, tapi dia masih terlalu muda untuk berada jauh dari ibunya bagiku untuk meninggalkan dia bersama Gideon, bukanny

  • Kembalilah Padaku   Bab 507

    AnnaRasanya seakan-akan dunia di sekitar kami menghilang. Panca dan aku sedang menjalani hari yang sempurna, yang mana segala hal tampak memungkinkan, yang mana tidak ada kekhawatiran, hanya kebahagiaan. Musik pop tahun 2000-an terputar dengan lembut melalui pengeras suara toko dan rasanya seperti musik pengiring untuk kisah kami yang mulai tertulis sendiri.Panca menggenggam tanganku dan menarikku ke area aksesori dengan senyuman konyolnya. “Lihat ini!” Dia mengambil sepasang kacamata besar dengan lensa bundar dan bingkai berwarna neon. Dia memasang itu di wajahnya dan membuat pose yang dilebih-lebihkan seolah-olah dia adalah seorang model papan atas. “Sempurna untuk tampilan futuristik, ‘kan?”Aku tertawa dan mengambil kacamata lain, hanya saja kacamata itu memiliki bingkai berbentuk hati. Aku memakainya di wajahku dan menatap Panca sambil tersenyum. “Sekarang iya! Kita siap untuk mendominasi dunia!”Dia tertawa dan mencium pipiku. “Tentunya dunia tidak akan sama jika kita memak

  • Kembalilah Padaku   Bab 506

    AnnaPanca dan aku menghabiskan waktu di jalanan hingga kami berdua merasa lapar dan mobilnya kehabisan bensin, jadi kami berhenti di sebuah restoran untuk makan dan mengisi ulang energi kami. Aku mengerutkan hidungku karena ada bau bawang ketika Panca sedang mencuri kentang gorengku.“Ih! Aku benci bawang bombai berbumbu,” gerutuku, meringis.“Kamu dan seleramu yang kekanak-kanakan,” kata Panca, menghakimiku dengan matanya.“Bukan selera kekanak-kanakan, aku hanya tidak menyukainya,” koreksiku, memutar bola mataku dan meminum susu kocokku sambil memperhatikan dia makan dengan tidak elegan sama sekali. “Sudah berapa lama kamu belum makan? Dua tahun? Jorok!”“Kamu tidak mengerti, sayangku,” katanya, harus berhenti sejenak untuk memasukkan nuget ayam ke dalam mulutnya. “Biasanya, kami para pria harus makan lebih banyak.“Oh, sungguh?”“He-em.” Dia mengangguk. “Bagaimana menurutmu aku akan melindungimu jika aku tidak menjadi kuat dan besar?” Dia bahkan mengangkat lengannya untuk me

  • Kembalilah Padaku   Bab 505

    AnnaSetelah Panca diperiksa seperti seorang kriminal oleh petugas polisi tersebut, kami dilepaskan. “Berterimakasihlah pada pacarmu dan kemauannya untuk mengunjungi Pamela, Anak Muda,” kata petugas itu. “Kalau tidak, aku akan mengirimmu kembali ke asalmu!”Raut wajahnya terlihat mengancam saat dia berbicara. Setelah Panca kembali menaiki mobil, petugas itu berjalan menghampiri jendelaku dengan senyuman ramah yang sangat berkebalikan dengan cara dia berbicara pada Panca. “Semoga perjalananmu menyenangkan, Nona. Hati-hati!”Panca sudah melaju dan kami menjauh dari petugas itu. Aku sedikit tertegun, sejujurnya. Bentrokan dengan petugas itu benar-benar membuatku takut. Sekarang, Panca mengemudi dalam diam, tangannya berada di setir mobil dan matanya terpaku pada jalanan.“Apakah kamu baik-baik saja, sayang?” tanyaku sambil mencondongkan tubuhku ke arahnya. Tentu saja aku mengkhawatirkan dia.“He-em,” jawabnya sambil mengangguk, lalu melirik ke arahku. “Bagaimana denganmu? Kamu merasa

  • Kembalilah Padaku   Bab 504

    AnnaPanca dan aku berada di dalam mobil seraya kami makin mendekat dengan mobil patroli di depan kami. Petugas polisinya mengangkat lampu lalu lintas, menandakan bahwa kami harus menepi. Aku menelan ludah ketika Panca melakukan itu. Pistol di tas merah mudaku terasa berat, seakan-akan itu menanggung beban rasa bersalahku.Petugas polisi dengan perut yang buncit menghampiri kami. “Lihatlah siapa ini. Dua remaja ingin berpetualang di jalan, benar?” komentarnya dengan tawa yang tidak bisa kuterka apakah itu sarkasme atau hanya bercanda.“Iya. Kenapa tidak? Hidup itu terlalu singkat untuk tinggal di satu tempat terus-menerus,” jawab Panca dengan senyuman tenang di wajahnya. Dia melakukannya dengan sangat baik hingga itu membuatku takut. Maksudku, kami sedang melakukan tindakan kriminal, tapi dia bertingkah seolah-olah itu bukan apa-apa dan bahwa itu hanyalah siang hari biasa.Aku menelan ludah pada saat itu, terpesona oleh keberanian Panca. Jadi, aku memutuskan untuk menirunya. “Kamu

  • Kembalilah Padaku   Bab 503

    AnnaRencananya adalah pergi ke Delfara dengan menggunakan mobil. Untuk itu, kami harus melakukan perjalanan selama 26 jam. Perjalanan itu seharusnya sangat membosankan, tapi luar biasanya, tidak ada yang membosankan ketika Panca berada di sekitarku.Dia dan aku tidak memiliki alasan untuk berputar arah dan menuruti orang tua kami untuk apa yang mereka inginkan untuk kami. Kami mungkin masih muda, tapi ini adalah kehidupan kami, bukan? Kami sendiri tahu apa yang terbaik untuk kami.Jadi, dia dan aku tidak memiliki penyesalan. Kami hanya perlu memastikan bahwa kami akan terus bersama dan mempertahankan ini supaya ini berhasil. Sebab, bagiku, tidak ada yang lebih menarik di dunia ini daripada berada di dekat Panca.Lagu pop elektro sedang berputar di pengeras suara mobilku selagi Panca mengemudi. Aku, duduk di kursi penumpang, menari bersama Panca mengikuti alunan musik. Kami berdua bernyanyi seperti orang gila selagi kami melaju di jalanan.Menangislah, gadis kecilTidak ada yang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status