Share

Bab 3

Author: Meminger
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
“Apa maksudmu kamu punya tunangan? Kamu bercanda, ‘kan?” Aku tergagap, benar-benar tertegun setelah wanita itu diperkenalkan sebagai tunangannya oleh suamiku.

“Jangan terkejut, Laura. Ini bukan hal yang baru,” kata Jason, mengangkat bahunya sedikit. Sikapnya begitu tenang sampai terasa aneh.

Tiba-tiba, tenggorokanku terasa sangat kering, mungkin karena minuman yang baru saja kuminum.

“Kamu tidak ingat aku, Laura?” Wanita pirang itu berbicara untuk pertama kalinya, dia masih tersenyum. “Ini aku, Kinan. Kita kuliah di kampus yang sama.” Dia berhenti sebentar sebelum melanjutkan omongannya.

“Kamu pasti pernah mendengar tentangku karena aku adalah mantan Jason. Kami sempat memiliki perbedaan pendapat dan terpisah begitu lama, tapi tidak pernah terlambat untuk menghidupkan kembali cinta kami.” Dia tersenyum pada Jason yang juga tersenyum padanya dengan senyuman yang berarti.

Aku masih duduk dan tidak bisa bergerak sedikit pun, benar-benar terkejut oleh pemandangan yang kulihat di depanku.

“Laura pasti sedang terkejut karena keputusanmu yang sangat tiba-tiba ini, Jason. Malah, kami semua terkejut,” ujar Tama, menyampaikan perasaan kami.

“Aku tahu, aku bahkan mengerti, tapi ada waktu di dalam kehidupan kita ketika kita ingin membuat beberapa pengorbanan untuk kebahagiaan kita sendiri,” kata Jason sambil tersenyum ringan dan mengelus tangan Kinan dengan lembut.

“Oke, jadi apakah sepasang kekasih ini akan duduk?” Tama menggabungkan sofa yang tidak diduduki di ruang sebelah, mengundang Jason dan tunangan barunya untuk duduk yang kemudian mereka turuti.

Tama, Fia, dan aku sangat tidak nyaman melihat Jason pindah dan mengencani wanita lain di depan kami. Jason tidak mempertimbangkan kami sedikit pun. Dia membawa kekasih barunya untuk ikut mendiskusikan pernikahan aku dan Jason.

Rasanya seperti pukulan ke ulu hatiku. Melihat dia memperlakukannya begitu baik dan terlihat sangat jatuh cinta membuatku sangat terpukul lebih dari yang bisa kubayangkan. Bahkan setelah bertahun-tahun aku berusaha keras untuk menyenangkan dan memenangkannya sedikit demi sedikit. Bahkan pada hari-hari langka ketika Jason melihatku dengan lembut, dia tidak pernah menatapku seperti dia menatap wanita itu sekarang. Jelas sekali dia mencintai wanita itu dibandingkan aku. Rasa terkejut yang aku alami begitu dahsyat ketika aku pelan-pelan menyadari bahwa suamiku tidak pernah menjadi suamiku, tapi sebenarnya adalah milik orang lain.

“Jadi, Kinan,” kata Fia. Kecurigaan dia ternyata benar tentang Kinan yang kembali masuk ke kehidupan Jason. “Kamu telah menghilang selama lima tahun. Ke mana saja kamu selama ini?”

“Iya,” jawab wanita pirang itu dengan senyumnya yang menawan, bibirnya dipoles dengan pengilap bibir yang tebal. “Setelah aku meninggalkan kota ini, aku tinggal untuk beberapa saat di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Aku harus melakukan segalanya untuk melupakan pria ini,” katanya sambil memegang tangan Jason. “Namun, sudah jelas ternyata itu adalah hal yang tidak mungkin. Semua usahaku sia-sia ketika aku melihat Jason di Surabaya. Rasanya seolah-olah seluruh alam bawah sadarku berteriak dari dalam diriku bahwa aku harus bersamanya, dan sekarang kita ada di sini.”

“Namun, dia telah menikah denganku. Dia sudah bukan milikmu lagi,” ujarku tanpa terlalu memikirkan perkataanku.

Jason menghela nafas dan menatapku malas seolah-olah dia kelelahan berbicara denganku. “Itulah mengapa proses perceraiannya masih berlanjut, Laura. Kamu hanya tinggal menyetujuinya.”

“Apakah kamu yakin akan hal ini, Jason? Apakah kamu benar-benar akan berpisah dengan istrimu karena mantanmu?” Tama masih bersikeras untuk mengubah pikiran Jason.

“Aku tidak pernah seyakin ini seumur hidupku,” jawabnya pada Tama, kemudian dia menatapku. “Kamu harus mengakui juga kalau tidak ada cinta di pernikahan kita.”

“Tentu saja ada, Jason. Aku selalu mencintaimu,” jawabku atas pernyataannya. Aku merasa seolah-olah ada gumpalan yang menyangkut di tenggorokanku.

“Kamu mungkin mencintaiku, tapi itu adalah cinta tak berbalas, Laura. Kamu tahu kenapa aku menikahimu. Dulu, Kinan meninggalkanku dan aku kebingungan dan marah. Sementara itu, orang tuaku memaksaku untuk segera menikah dan kamulah yang bisa kunikahi saat itu. Kamu tahu aku tidak pernah mencintaimu, Laura. Kehidupan itu unik dan aku lelah mencoba menyenangi semua orang. Kinan adalah seseorang yang selalu kucintai. Jika kamu bisa mengerti hal ini, kamu akhirnya akan menyetujui perceraian kita.” Semua kata-kata yang dia ucapkan terasa seperti pisau belati yang menusuk hatiku.

Aku tidak tahan, jadi aku bangkit dan berlari pergi dari tempat itu, ingin menjauh dari sana sejauh mungkin. Pandanganku buram karena air mataku. Aku bahkan bisa mendengar Fia mengejarku untuk mendukungku, tapi aku tidak berhenti. Aku terus berlari untuk menjauh dari Jason dan kata-kata kasarnya.

*****

Semua hal yang kulakukan selama ini untuk menjaga pernikahan kami, berharap suatu hari suamiku akan mencintaiku kembali, menjadi sia-sia. Ya ampun, Betapa bodohnya aku! Aku bahkan merasa kasihan pada diriku sendiri dan ilusi palsuku.

Aku tinggal di kamarku di lantai atas untuk beberapa saat, berbaring di sofa dan kepalaku menyandar pada pundak temanku. Dia mendukungku dan membiarkanku menangis di pundaknya, tapi setelah beberapa saat air mataku mengering dan aku merasa kalah.

“Tama baru saja mengirimiku pesan,” ujar Fia, menepuk pundakku. “Dia bilang Jason tetap bersikeras dan berkata dia tidak akan pergi dari sini sampai kamu memeriksa rangkumannya.” Dia menghela nafas setelah menyampaikan berita yang tidak mengenakkan itu.

“Kamu mau tahu apa yang kupikirkan, Laura? Menurutku kamu jangan menyerah dan membiarkan pria tidak tahu diuntung itu menjadikanmu sebuah lelucon. Bisa-bisanya dia menikahimu untuk menyenangkan orang tuanya kemudian berpisah denganmu kapan pun yang dia mau? Astaga, benar-benar egois! Kamu harus tetap menikah dengannya hanya untuk balas dendam!” Dia begitu marah terhadap situasi ini. Aku tersenyum tipis, senang karena Fia membuktikan sekali lagi bahwa dia adalah teman yang baik.

Namun, situasi ini melukaiku lebih dari apa pun. Mengetahui bahwa Jason menikahiku hanya untuk memenuhi keinginannya terasa seperti semua harapanku tersapu habis oleh air ombak. Seolah-olah aku telah membenamkan diri pada kisah cinta yang bukan milikku, tapi milik Jason dan Kinan. Aku bahkan tidak memiliki kesempatan sedikit pun dalam kisah itu.

Bagaimana bisa sebuah pernikahan hancur ketika aku bahkan tidak benar-benar ada? Aku mengelap air mataku dan bangkit dari sofa.

“Apa yang akan kamu lakukan, kawan?” Fia bertanya takut-takut.

Aku menarik nafas dalam dan menjawab, “Aku akan menyingkirkan semua ini untuk selamanya, Fia, aku akan menandatangani dokumennya.”

Fia bangkit dengan terkejut, “Tidak, kawan. Kamu tidak boleh menyerah seperti ini. Kamu harus tetap berjuang!” Dia memohon. Aku tahu dia khawatir akan kehormatan dan reputasiku.

“Berjuang untuk apa, Fia?” tanyaku dengan lemah, “Berjuang untuk apa? Untuk pernikahanku? Untuk cinta yang kumiliki padanya? Untuk apa berjuang ketika dari awal hanya aku yang cinta? Aku hanya akan terus menderita jika terus memaksakannya. Jason pun akan makin membenciku dan hidupku akan menjadi neraka. Aku tidak akan kuat melihat mereka berdua bersama. Aku lebih memilih untuk menyingkir, Fia. Aku tidak ingin menderita lagi, ini sudah terlalu menyakitkan bagiku…” Aku menangis, hatiku benar-benar terasa hancur berkeping-keping.

Fia menyadari ini bukanlah tentang balas dendam. Tidak ada gunanya terus memaksakan ketika Jason-lah yang tidak pernah mencintaiku. Fia memelukku dan membiarkanku menangis lagi di pundaknya.

“Aku ikut sedih untuk semua hal ini, Laura… Kumohon tetaplah kuat, aku akan selalu berada di sisimu apa pun keputusan yang kamu ambil.” Kekuatan dari dialah yang aku butuhkan. Aku bersyukur setidaknya ada Fia yang menemaniku melalui semua hal ini.

Ketika aku turun ke lantai bawah, Jason sedang menungguku, masih berpegangan tangan dengan tunangannya. Dokumen perceraiannya diletakkan di atas meja dengan pulpen yang sudah disiapkan di sana.

“Apakah kamu sudah memutuskan, Laura?” Dia bertanya, melihat koper yang aku bawa denganku. Dia terlihat bersemangat seolah-olah akhirnya mendapatkan sesuatu yang paling dia inginkan.

“Kamu harus setuju bahwa ini adalah keputusan terbaik yang pernah kamu buat,” ujar Kinan, tapi aku memutuskan untuk mengabaikannya. Sudah terlalu menyakitkan mengetahui bahwa suamiku meninggalkan aku karenanya.

Tama dan Fia juga ada di sana, berpelukan dan menatapku dengan iba. Mereka tidak ingin aku tanda tangan, tapi aku sudah lelah bertengkar terhadap sesuatu yang tidak memiliki solusi. Jadi, aku mengangkat pulpen itu dan menandatangani dokumen perceraian itu.

Related chapters

  • Kembalilah Padaku   Bab 4

    “Nah, betul!” kata Jason yang langsung bersorak setelah aku selesai menandatangani dokumen itu. Dia memeriksanya untuk memastikan tidak ada kesalahan yang bisa mengacaukan prosesnya di kemudian hari, karena yang paling dia inginkan adalah melakukan perceraian ini dan menjalani kisah cinta dengan kekasih tersayangnya, Kinan. Namun, aku sudah menandatanganinya dengan benar. Aku tidak mau memperumit kehidupannya. “Bagus! Akhirnya, perceraian ini terlaksana juga!”Dengan kesedihan yang mendalam, aku melepas cincin dari jari manisku. Sekeras apa pun aku berusaha untuk tetap tegar, hampir tidak mungkin bagiku untuk menahan tangis sembari melepas cincin yang melekat di jariku selama lima tahun. Kukira aku tidak akan pernah melepaskannya dari jariku karena aku tidak pernah berpikir untuk berpisah dengan Jason. Namun, sekarang aku melakukannya. Aku meninggalkan cincin itu di atas meja dan menghela nafas dengan kepala yang menunduk. Aku mendengar Jason dan Kinan bersorak karena sekarang mereka

  • Kembalilah Padaku   Bab 5

    LauraSetelah aku bercerai dengan Jason, banyak hal yang dengan cepat menjadi siksaan bagiku. Aku kehilangan banyak teman yang kukira menyukaiku padahal sebenarnya hanya tersenyum padaku karena aku menikah dengan Jason. Karena sekarang aku sudah berpisah dengannya, aku sudah tidak memiliki pengaruh apa pun bagi mereka, jadi mereka menjaga jarak dariku.Aku mulai menyadari bahwa aku sudah mendedikasikan lima tahun belakang untuk menyenangi suamiku dan benar-benar melupakan diriku sendiri. Ditambah, setelah aku melepaskan pernikahan kami, aku tidak memiliki apapun—karier, pekerjaan, atau apa pun itu—yang bisa menghidupiku karena aku menghabiskan tahun-tahun kehidupanku setelah kelulusan untuk merawat mantan suamiku, hanya mengkhawatirkannya dan mencoba memenangkan cintanya. Pada akhirnya, semuanya sia-sia.Sekarang aku harus mulai kembali dari awal tanpa tahu aku harus membawa hidupku ke arah mana. Aku tahu aku perlu mendapatkan pekerjaan untuk menghidupi diriku sendiri. Aku tidak bis

  • Kembalilah Padaku   Bab 6

    LauraAku menangis tidak seperti sebelum-sebelumnya. Aku sangat patah hati dan hancur. Melihat Jason bersama istri barunya di restoran itu menghancurkan aku sepenuhnya. Dia sedang menjalani kehidupan impiannya di samping wanita itu, sementara aku tenggelam makin dalam di rasa sakitku.Aku diam di kamar kecil karyawan restoran, memuntahkan semua yang sudah aku makan hari itu karena mengingat Jason dan istri barunya. Hal-hal yang mereka katakan padaku dan cara mereka memperlakukanku membuatku merasa sangat jijik. Mengingatnya membuatku muntah makin banyak. Semua hal dalam hidupku tidak ada yang berjalan dengan benar. Ditambah, aku sedang mengandung bayi ini. Seorang anak.Aku ingin memberi tahu Jason bahwa aku sedang mengandung anaknya ketika dia memancarkan kebahagiaan bersama Kinan, tapi apa gunanya itu? Aku tidak bisa menggunakan anak ini untuk balas dendam pada pria itu yang sudah memperlakukanku dengan sangat buruk. Aku harus mengembalikan kekuatanku, bangkit, dan terus berjuang

  • Kembalilah Padaku   Bab 7

    LauraLima tahun kemudian“Mama, ayo bangun. Mama harus mengantarku ke tempat penitipan.” Aku mendengar suara putriku yang membangunkanku, jadi aku membuka mataku. Dia sedang berbaring di atasku, menyebarkan ciuman-ciuman kecil di wajahku. Dia adalah gadis kecil berumur lima tahun yang sangat manis dengan mata cokelat yang cantik. Warna matanya mengingatkanku pada ayahnya setiap aku menatapnya, seolah itu adalah peninggalan mantan suamiku yang dia tinggalkan pada putri kami.“Hai, sayang, selamat pagi. Pukul berapa sekarang?” tanyaku, mengusap wajahku untuk menghilangkan rasa kantuk.“Selamat pagi. Ini sudah pukul 7:15 pagi, Mama, waktunya pergi ke tempat penitipan anak,” katanya setelah memeriksa waktu di ponselku.“Oh, kita terlambat!” seruku seraya bangkit dari kasur dan bersiap-siap untuk berangkat kerja.Putriku Anna dan aku tinggal di pemukiman sunyi di Bogor dengan rumah berukuran sedang yang nyaman. Aku bangga bisa mengatakan bahwa aku berhasil menjungkirbalikkan hidupku

  • Kembalilah Padaku   Bab 8

    “Wah, bagaimana bisa kamu kian hari makin cantik?” tanyanya dengan genit dan aku tersenyum. Richard adalah pria yang muda, tampan, dan kaya. Dia memiliki rambut dan mata cokelat, tinggi, dan karismatik. Sejak aku pertama bertemu dengannya sampai sekarang, dia adalah penyelamat hidupku. Richard membantuku ketika aku sangat membutuhkannya dan memercayaiku ketika tidak ada orang yang mau. Aku menyukainya. Dia bukan hanya menjadi bosku, tapi dia juga teman dekatku. Lalu, jika aku mendapatkan satu koin setiap dia menggodaku…“Kamu berlebihan, Ricky, aku hanya menambahkan perona pipi sedikit,” komentarku, mengalihkan perhatianku kembali ke layar komputer tempat surel perjanjian bertemu dengan para klien berdatangan.“Aku tidak melebih-lebihkan. Kamu tahu apa yang membuatku bersemangat berangkat kerja setiap hari? Kehadiranmu,” lanjutnya sambil bernyanyi. Richard merupakan seorang bujang yang tidak pernah berkomitmen dengan orang lain karena dia bilang dia sedang menungguku.Beberapa waktu

  • Kembalilah Padaku   Bab 9

    LauraAku sedang mengendarai mobil bersama Richard ke Jakarta Selatan, dan di perjalanan, aku sedang berbincang melalui pesan dengan Fia, temanku, yang selalu kujaga hubungannya.Fia: Jadi, kamu akan ke Jakarta Selatan?Lau: Iya, kami akan makan siang singkat dengan beberapa investor. Jadi, kamu tidak perlu khawatir akan apa pun.Fia: Bagaimana jika kamu bertemu orang yang tidak diinginkan di sana?Lau: Itu tidak mungkin. Namun, jika itu terjadi, aku tidak akan terpengaruh lagi.Fia: Kamu benar, kawan. Apa pun yang terjadi, bos tampanmu itu akan melindungimu dan menjagamu.Aku tersenyum ketika membaca pesan terakhir darinya. Fia selalu menggoda hubunganku dengan Richard, menyuruhku untuk cepat-cepat menjalin hubungan dengannya. Sejak aku meninggalkan Jakarta Selatan dan memulai hidup baru di Bogor, Fia dan aku tidak pernah berhenti berkomunikasi. Dia adalah orang kepercayaanku dan sahabatku, tapi aku tidak pernah menanyakan apa pun yang terjadi pada Jason, mantan suamiku, jadi a

  • Kembalilah Padaku   Bab 10

    LauraTanganku gemetar ketika aku menekan ubin keramik wastafel. Aku menarik dan membuang nafas dalam-dalam, mencoba mengontrol emosiku. Aku tidak akan membiarkan traumaku mengalahkanku seperti itu, aku akan berjuang.Semua hal di restoran Charme mengingatkanku pada Jason dan bagaimana kisah kami berakhir dengan cara yang sangat buruk. Lima tahun telah berlalu, tapi rasanya seperti pria itu masih bersikeras untuk hadir kembali di benakku untuk menyiksaku.Aku menutup mata dengan rapat, mencoba memusatkan perhatianku kepada putri kecilku, yang merupakan orang paling penting di hidupku dan harta karunku satu-satunya. Aku harus mengontrol emosiku dan kembali menjadi wanita yang mandiri dan bertekad yang sudah mekar dalam diriku setelah tahun-tahun yang sulit itu.Lalu, aku mengangkat kepalaku, melihat pantulanku di cermin di hadapanku, dan mengambil nafas dengan dalam lagi. “Ayolah, Laura, kamu bisa melakukannya,” ucapku pada diri sendiri dengan tegas. Aku merogoh tasku untuk perlengk

  • Kembalilah Padaku   Bab 11

    “Waktu telah memperlakukanmu dengan baik, Laura. Kamu terlihat cantik,” katanya, masih menatapku. “Astaga, aku masih tidak menyangka akhirnya aku menemukanmu.”Richard yang duduk di sampingku tertawa dan berkomentar, “Itu mengherankan, pertama tempat ini, kemudian kamu. Sepertinya Laura tidak pernah berhenti mengejutkanku.” Yang dia maksud adalah pertemuanku secara kebetulan dengan miliarder Jason Santoso. Aku tidak pernah memberi tahu Richard tentang kisahku dengan Jason. Aku sudah memberitahunya bahwa aku pernah menikah dan segalanya, tapi aku tidak pernah menyebutkan aku menikah dengan siapa.“Siapa kamu?” tanya Jason pada Richard dengan lagak yang tidak tertarik. Jason tidak perlu memaksakan simpati pada Richard karena dia adalah bosnya di sana, tapi berbeda dengannya, Richard harus membuatnya senang jika dia ingin Jason menyetujui proyek kami.“Ah, aku Richard Wijaya, Pak. Aku adalah teman dan rekan Nyonya Tanusaputera,” katanya.“Rekan?”“Iya, dia adalah orang yang mengatur

Latest chapter

  • Kembalilah Padaku   Bab 263

    SuzyKetika aku terbangun, rasanya seperti aku baru saja bangun dari mimpi buruk. Hal pertama yang kulakukan adalah mengusap perutku dan aku terkejut ketika aku menyadari bahwa perutku kosong. Apa? Apa artinya itu? Apakah aku telah kehilangan bayiku? Aku ingat Graham menendangku dan mendorongku di tangga, tidak peduli jika aku sedang hamil atau tidak.“Tidak …. Putriku,” tangisku, meraba-raba perutku dengan ketakutan. “Kumohon, putriku ….”Alarm pun berbunyi. Aku bahkan tidak bisa bangun karena aku merasa sangat lemah. Kemudian, tim medis memasuki ruangan itu.“Tenanglah, Nona Allen. Putri Anda aman dan sehat. Anda telah melahirkannya,” kata mereka padaku, membuatku terkesiap terkejut.“Apa? Putriku sudah lahir?” tanyaku terkejut.“Iya. Dia sudah menunggu Anda. Jadi, Anda harus menenangkan diri dan bekerja sama supaya Anda bisa segera pulih. Putri Anda sedang menunggu Anda,” kata mereka padaku.Aku menangis, tapi sekarang karena merasa lega. “Putriku sudah lahir …. Dia baik-baik

  • Kembalilah Padaku   Bab 262

    TamaAku memperhatikan Laura meninggalkan rumah sakit bersama Jason dan putrinya. Pundak wanita itu tegang karena dia sangat mengkhawatirkan adiknya, tapi itu adalah hal yang wajar. Hari ini bukanlah hari yang baik baginya karena segala hal yang sedang dia lalui. Hari ini benar-benar tidak berjalan dengan baik bagi kami semua, setidaknya bagiku. Perdebatan dengan Fia membuatku hancur. Aku tidak egois. Aku tahu Fia juga sedang kesulitan, tapi momen itu sangat sensitif bagi kami semua. Seorang bayi baru saja lahir, ditambah, Suzy terancam akan mati. Fia harus menerimanya, menenangkan diri, dan membiarkan segala halnya begitu saja.Aku menghela napas dan bangkit untuk mengambil minum. Aku berencana tinggal di rumah sakit setiap malam jika diperlukan hingga mereka memulangkan putriku dan Suzy sudah terbebas dari bahaya. Aku melakukannya bukan karena aku menyukai Suzy, tapi karena dia pantas mendapatkannya. Aku berterima kasih padanya karena telah melahirkan putriku ke dunia ini.Aku tid

  • Kembalilah Padaku   Bab 261

    Laura“Sekarang giliranmu. Berikan tanganmu,” kata Jason sambil mengulurkan tangannya padaku untuk mengeluarkan aku dari bunker berbahaya, tempat baku tembak sedang terjadi antara para polisi dan penjahat yang telah mengancam akan membunuh adikku dan temannya.Ada garis ketegangan di antara mata Jason dan rahangnya terkatup. Dia tidak suka aku bersikeras menyuruhnya mengeluarkan Clara terlebih dulu, tapi aku tidak memberinya kesempatan selain menyelamatkan gadis itu terlebih dulu.Jadi, sekarang aku mengangkat tanganku ke arahnya supaya dia bisa membawaku pergi dari sana, tapi sebelum dia bisa menggenggam tanganku, tubuhku terpukul dengan keras dan terbanting ke lantai. Aku terengah-engah dengan berat ketika aku merasa paru-paruku kehabisan udara. Rasa sakit di bagian tubuhku yang terbentur mengenai lantai menyebar ke seluruh tubuhku. Sebelum aku mengetahuinya, seorang pria mencengkeram leherku dengan erat dengan tatapan membunuh di matanya.“Kamu yang menelepon polisi, ‘kan, dasar

  • Kembalilah Padaku   Bab 260

    LauraPada saat itu, ketika salah satu dindingnya meledak, semua orang di dalam ruangan itu terpental dari posisi mereka. Aku terdiam sesaat. Apakah aku sudah mati? Ataukah aku kehilangan salah satu anggota tubuhku? Apa yang telah terjadi? Apakah para polisi yang meledakkan temboknya? Mereka tidak memiliki jalan lain untuk masuk ke sini?Ada dengungan di dalam telingaku setelah suara ledakan yang keras sekali. Mungkin saja aku menjadi tuli setelahnya, tapi aku mendengar suara orang-orang di sana. Awalnya, rasanya seperti aku berada di bawah air, tapi suaranya makin keras dan jelas ketika indra-indraku mulai pulih kembali.Orang-orang berteriak keheranan, beberapa orang kesakitan, dan yang lainnya terkejut. Ada orang-orang yang terkubur sementara yang lainnya mencoba menarik mereka keluar dari runtuhan itu. Namun, suara tembakan mulai terdengar.Merasa tertekan, aku mencari-cari Clara dengan mataku dan melihatnya terbaring di lantai, terbatuk-batuk karena debu dari reruntuhan dindin

  • Kembalilah Padaku   Bab 259

    LauraMarkas Lukman benar-benar terlihat seperti tempat kriminal yang bahkan terlibat dengan mafia. Aku berani bertaruh obat-obatan ilegal sedang dikemas dan banyak uang tunai sedang dihitung dan disimpan di koper, yang jelas akan digunakan untuk pertukaran rahasia. Para pria berwajah suram yang bekerja di sana menatapku curiga ketika aku berjalan melewati mereka, mengikuti wanita itu dan orang-orang bersenjata, mengantarku ke bos mereka.Aku langsung mengenali Lukman ketika aku melihatnya. Dia memiliki karisma yang kuat dan penampilan seperti pria nakal. Dia sedang berdiri dengan beberapa pria bersenjata lainnya di belakang konter. Musik agresif bisa terdengar dari stereo di ruangan yang lebih terlihat seperti bunker yang pernah digunakan di masa-masa perang dan setelahnya ditinggalkan dan sekarang dipakai oleh geng kriminal ini. Tempat ini cerah, tapi penerangannya terasa kasar.Mereka semua memandangku sekarang dan aku sejujurnya merasa seperti seekor binatang yang akan segera di

  • Kembalilah Padaku   Bab 258

    LauraJalanan itu gelap. Hanya ada sedikit pergerakan orang yang datang dan pergi—hanya orang-orang biasa yang menjalani kehidupan mereka seperti biasa tanpa menimbulkan bahaya serius. Aku masih berada di dalam mobil yang terparkir persis di luar restoran yang terlihat seperti ratusan restoran lainnya yang tersebar di Jakarta. Jantungku berdebar lebih cepat dari biasanya. Di bangku di sebelahku, aku sedang memeriksa dua tas berisi uang tunai.Aku gugup. Aku tidak mengenal orang-orang ini dan aku bahkan tidak tahu bagaimana aku harus berbicara dengan mereka atau bagaimana cara memperlakukan mereka. Bahasa apa yang harus kugunakan? Bahasa orang-orang jalanan atau haruskah aku berbicara dengan formal? Bagaimana aku harus bersikap di depan mereka supaya aku tidak akan langsung ditembak tepat di tengah dahiku? Aku ingin Clara, wanita yang memulai semua masalah ini, ada di sini, tapi aku mendapatkan telepon ancaman melalui ponsel Suzy yang berkata bahwa mereka telah menangkap Clara dan aka

  • Kembalilah Padaku   Bab 257

    Itu terjadi sudah lama sekali sehingga rasanya seolah-olah bukan aku yang mengalami hal itu meskipun ingatan mengenai hal itu masih melekat di dalam diriku. Begitu banyak hal yang terjadi di antara kejadian itu hingga kini dan aku telah banyak berubah. Sekarang, aku menyadari hal-hal yang benar dan salah yang telah kulakukan di dalam hidupku dan semua jalan yang kulalui untuk membawaku ke titik ini.“Kamu sedang mengingat masa lalu, ya? Salah satu momen paling diingat di hidupmu terjadi di tempat itu,” komentar Jason.Aku mengembuskan napas sambil menghampirinya. “Lakukan saja tujuan kita datang kemari,” kataku, menghindari mengungkit masalah lampau.Seperti miliarder tradisional, Jason memiliki sejumlah kecil harta yang disimpan di brankas dinding di rumahnya. Dia menurunkan sebuah lukisan yang selalu tergantung di dinding itu dan menunjukkan sebuah brankas. Dia dengan cepat memasukkan sandinya dan brankas itu mendesis sebelum terbuka. Ada setumpuk uang tunai di sana.“Berapa har

  • Kembalilah Padaku   Bab 256

    LauraJason benar-benar keterlaluan. Seberapa keras aku berusaha memahaminya pun, dia tetap mampu menghancurkan ekspektasiku dalam dua cara. Dia baru saja pergi dengan Anna, meninggalkan aku yang merasa malu di hadapan Tama.Aku bangkit berdiri sambil menghela napas dan beranjak ke toilet terdekat. Aku pun membuang sisa makananku di tempat sampah di sana. Aku berjalan kembali ke tempat Tama yang sedang duduk dalam diam. “Apakah kamu akan terus di sini, Tama? Aku harus pergi sekarang,” kataku padanya.“Iya, pergilah. Aku akan tinggal di sini. Omong-omong, aku memiliki putri baru hari ini dan hanya itulah yang bisa kupikirkan,” katanya sambil tersenyum tipis. Aku mengangguk puas. Setidaknya, pria ini memiliki akal sehat, tidak seperti istrinya. Aku merasa tenang mengetahui bahwa ada seseorang yang pasti di sana untuk mengawasi Suzy dan bayinya.“Dengar, Tama. Maaf mengenai komentar bodoh Jason mengenai pernikahanmu,” ujarku, tapi dia menggelengkan kepalanya dan terkekeh.“Tenanglah,

  • Kembalilah Padaku   Bab 255

    Aku menggigit bibirku dengan pelan, masih menatapnya dengan curiga. Aku yakin ada yang dia rencanakan. Apakah dia benar-benar akan memberikan uangnya padaku ataukah dia hanya bermain-main denganku?Aku mengembuskan napas dan mengambil kantong itu. “Baiklah, tapi jika kamu tidak memberikan uang itu padaku, aku bersumpah aku akan menendang buah zakarmu,” ancamku dan aku beranjak duduk dan makan. Aku berterima kasih padanya karena sudah membawakan sup yang kumakan dengan roti.Saat anak-anak sedang bermain dan Tama dan Fia masih berdebat dengan pelan di pojokan, Jason duduk di sampingku di sofa dan memintaku untuk memberitahunya lebih banyak mengenai utang yang dimiliki Suzy. Aku memberitahunya segala hal yang kuketahui dan aku juga bilang bahwa temannya Suzy, Clara, sedang dalam perjalanan untuk membantuku mendatangi rentenir ini.“Kamu tahu kalau sangat berbahaya berurusan dengan orang-oran gini, ‘kan? Mereka berasal dari geng berbahaya yang bekerja di kejahatan terorganisasi di ping

DMCA.com Protection Status