Share

5. Beri Aku Ciuman

Pagi     ini Kainer dan Lysire sarapan  bersama lagi. Setelah selesai sarapan     Kainer hendak pergi ke ruang  pemerintahan, tapi Lysire  menghentikannya. 

"Beri aku ciuman."

Kainer     memandangi Lysire sejenak,  istrinya semakin aneh, tapi ia masih     menuruti ucapan Lysire.  Memberikannya ciuman yang lembut dan panjang.

Senyuman manis tampak di wajah Lysire. "Yang Mulia, mari makan siang bersama."

"Ya."

Setelahnya Kainer pergi ke aula pemerintahan, di perjalanan pria itu menanyakan tentang bagaimana kondisi Xarion.

"Pangeran      Xarion tidak sadarkan diri setelah menerima lima puluh pukulan.  Pagi     ini saya mendapatkan kabar bahwa Pangeran Xarion sudah siuman."

"Aku harap setelah ini dia menyadari posisinya." Kainer berkata singkat.

"Yang Mulia, semalam Yang Mulia Ratu tidak meminum obat pencegah kehamilan," seru Torian.

Kainer      tahu semua yang dilakukan oleh Lysire di kediamannya, termasuk    tentang   meminum obat pencegah kehamilan. Ia tidak marah karena Lysire    tidak   ingin mengandung anaknya, ia juga tidak ingin memaksa Lysire    untuk   mengandung dan melahirkan yang akhirnya hanya akan membuat    Lysire   membenci anaknya sendiri. Ia hanya menunggu sampai Lysire    bersedia   melahirkan anak untuknya.

Kainer percaya bahwa suatu    hari nanti   hati Lysire yang keras akan terketuk karena perhatian,    kasih sayang dan   cintanya terhadap wanita itu.

Semalam    Lysire tidak meminum   obat pencegah kehamilan, mungkin istrinya lupa    meminumnya. Kainer masih   belum berpikir bahwa Lysire akan bersedia    melahirkan anaknya dalam  waktu  dekat ini.

"Kirim orang untuk    pergi ke kediaman Menteri   Pertahanan, minta Ibu mertuaku untuk    mengunjungi Yang Mulia Ratu."   Kainer pikir mungkin Lysire terlalu    tertekan akhir-akhir ini sehingga   Lysire bersikap begitu aneh. Dengan    bertemu ibunya, Kainer berharap   Lysire akan merasa jauh lebih baik.

Sikap    Lysire yang  seperti  kemarin dan pagi ini sangat menyenangkan bagi    Kainer, tapi jika  hal itu  terjadi karena Lysire yang tertekan ia  tidak   akan bahagia.

"Baik, Yang Mulia."

Kainer   mengurusi    pemerintahan, pria itu mendengarkan berbagai laporan dari    pejabatnya.   Ia juga memberikan beberapa solusi untuk beberapa maslah    yang terjadi   saat ini. Sebagai seorang raja, Kainer bukan hanya  pandai   berperang   dan ahli dalam strategi perang. Kainer juga mampu    menyelesaikan   berbagai masalah sipil.  Itulah yang membuatnya begitu    dicintai oleh   rakyatnya padahal ia masih begitu muda.

Kainer    sebagai   seorang putra mahkota telah membangun rumah sakit yang    digratiskan   untuk masyarakat kurang mampu. Pria itu juga membagikan    bahan makanan   dan pakaian kepada yang membutuhkan sehingga tidak ada    satupun   rakyatnya yang kelaparan.

Jika ia menemukan kasus  korupsi   yang   dilakukan oleh pejabatnya maka ia akan langsung  menghukum mati   pejabat   itu dan menyita hartanya yang kemudian akan  digunakan untuk    dibagikan  kepada rakyat-rakyatnya.

Saat Kainer  sedang sibuk   dengan   berbagai urusan pemerintahan, di paviliun raja,  Lysire sedang   berada di   taman. Wanita itu menghirup udara segar dan  menenangkan di   sana. Ia   sangat menyukai bunga, oleh sebab itu taman  itu penuh bunga.   Kainer   sengaja menata taman untuk   menyenangkannya, tapi ia yang  tidak  tahu   diri, bukannya merasa  senang ia malah menjadi membenci  bunga. Ya,  di   kehidupan sebelumnya,  apapun yang dilakukan oleh Kainer  untuknya  tidak   pernah ia hargai  dan selalu ia benci.

"Yang  Mulia, Ibu Anda   datang  berkunjung."  Lysire yang sedang memotong bunga  segera   menghentikan  kegiatannya.  Ia meletakan guntingnya ke meja  lalu melihat   ke arah wanita  berusia  tiga puluhan tahun yang berjalan  menuju ke   arahnya.

Air   mata Lysire menetes, ia bisa  melihat ibunya   kembali. Lysire bangkit   lalu berjalan cepat menuju  ibunya. Ia segera   memeluk ibunya dengan  erat.  Tubuh hangat ibunya  membuatnya yakin  bahwa   ibunya masih  hidup.  Syukurlah ibunya masih  hidup dan tidak dibunuh   oleh orang  suruhan  Xarion.

Caia salah  mengartikan tangisan   putrinya. Ia  mengira bahwa  putrinya begitu  tersiksa menjadi istri   Kainer. Ia tahu  putrinya tidak  mencintai  Kainer dan terpaksa menerima   pengaturan  pernikahan dengan  Kainer.  Namun, ia pikir putrinya   perlahan-lahan  pasti akan bisa  mencintai  Kainer. Caia yakin tidak ada   pria yang  lebih  mencintai Lysire  lebih  dari Kainer.

Namun,    tampaknya ia salah. Ini sudah dua   bulan, tapi putrinya masih merasakan    kesedihan. Tampaknya semuanya  tidak  mudah untuk putri yang sangat  ia   sayangi.

"Putriku, tenanglah." Caia bersuara lembut.

Ada      begitu banyak rasa bersalah di hati Lysire, ia mengingat kehidupan      sebelumnya di mana ibunya tewas dengan tragis karena dirinya. Ibunya      yang lembut dan penuh cinta, ibunya yang tidak tahu apa-apa harus      menanggung dosanya. Untunglah Sang Pencipta masih berbaik hati  padanya     sehingga ia bisa kembali ke masa lalu.

"Bu, aku sangat      merindukanmu." Ini adalah kunjungan pertama ibunya setelah ia  menikah     dengan Kainer. Namun, jelas bukan karena dua bulan itu ia  sangat     merindukan ibunya, tapi karena berpuluh-puluh tahun ia tidak  bisa     melihat dan berbicara dengan ibunya lagi.

"Ibu juga merindukanmu." Caia mengelus punggung putrinya dengan lembut. "Berhentilah menangis, hati ibu sakit karenanya."

Lysire mencoba menenangkan dirinya yang sedang emosional. "Maafkan aku, Bu. Aku tidak akan menangis lagi."

Lyrise kemudian membawa ibunya ke tempat duduk. Mereka berdua duduk di sana. Lysire terus menggenggam tangan ibunya.

"Apakah Yang Mulia Raja memperlakukanmu dengan baik?" tanya Caia.

"Yang Mulia Raja memperlakukanku dengan sangat baik, Bu."

"Apakah kau menjalani hidup yang baik di sini?"

"Ya, Bu."

"Sayang, apakah kau merasa sedih?"

Lysire menggelengkan kepalanya. "Aku tidak merasa sedih, Bu."

Caia      menatap putrinya sedih, ia pikir Lysire pasti menyembunyikan      perasaannya yang sebenarnya agar tidak membebaninya. Lysire memang      selalu penuh perhatian dan tidak ingin membuat keluarganya sedih.

"Sayang,      jika kau merasa tertekan kau bisa berbicara pada Ibu. Jika kau   merasa    tidak bahagia, Ibu akan berbicara pada ayahmu. Mungkin saja   Yang  Mulia   Raja bersedia melepaskanmu."

"Tidak, Bu. Aku   bahagia. Aku  sangat   bahagia. Aku tidak ingin berpisah dengan Yang   Mulia Raja. Aku  ingin   tetap berada di sisinya sampai maut memisahkan   kami," jawab  Lysire.

Jawaban   Lysire tidak sepenuhnya   dipercaya oleh  Caia, tapi jika memang benar   seperti itu ia merasa   lega. "Putriku,  apakah kau jatuh cinta pada Yang   Mulia Raja?"

"Ya,   Bu. Aku jatuh  cinta pada Yang Mulia Raja. Di   dunia ini tidak akan   ada pria yang  lebih baik dari Yang Mulia Raja."   Lysire mengatakan   yang sebenarnya.

Caia  menggenggam tangan   putrinya. Tampaknya   kekhawatirannya terlalu  berlebihan. Lysire menerima   Kainer dengan   cepat. "Syukurlah, Ibu  senang mendengarnya. Ayah dan   adikmu pasti   juga akan senang, mereka  tidak akan mengkhawatirkanmu   lagi."

"Bu,   aku minta maaf karena  telah membuat Ibu, Ayah dan   Corvin khawatir.   Mulai saat ini dan  seterusnya tidak usah   mengkhawatirkanku lagi. Aku   bahagia di sini, aku  senang hidup dengan   Yang Mulia Raja. Yang  Mulia  memperlakukanku  dengan sangat baik."

"Kami tidak akan mengkhawatirkanmu lagi. Kami tahu bahwa kau menikah dengan pria yang tepat."

Di      tempat lain, saat ini Xarion masih terbaring di ranjang. Ia  bertanya     pada pelayan utamanya apakah Lysire datang berkunjung ke   paviliunnya,    tapi jawaban dari pelayan utamanya membuatnya kecewa.   Lysire tidak    datang sama sekali.

Sejujurnya Xarion masih tidak   percaya bahwa    Lysire akan mencampakannya dan berubah begitu cepat.  Ia  pikir mungkin    saja Kainer mengancam Lysire sehingga Lysire bisa   berkata seperti itu.

Dan    hari ini, Lysire tidak bisa   mengunjunginya karena Lysire tidak    diizinkan keluar oleh Kainer.   Xarion sangat tahu betapa posesifnya    Kainer. Pria itu bahkan tidak   mengizinkan Lysire tinggal di paviliun    berbeda dengannya.

Xarion harus bertemu dengan Lysire untuk memastikannya. Pria itu kemudian memanggil pelayan utamanya.

"Akh!" Xarion meringis karena rasa sakit di punggungnya.

"Pelayan Draven menghadap Pangeran."

"Kirimkan      orang untuk pergi ke paviliun raja. Sampaikan pesanku pada Yang   Mulia    Ratu agar ia datang untuk mengunjungiku. Katakan padanya bahwa   aku    sangat mengkhawatirkannya."

"Baik, Pangeran."

Draven      segera undur diri, pria itu memerintahkan pelayan wanita untuk  pergi     menemui Lysire. Sejujurnya Draven takut jika hal ini akan  membuat    Kainer  murka lagi dan Xarion akan mendapatkan hukuman  tambahan, tapi ia    tidak  bisa melakukan apapun, ia hanya perlu  menjalankan tugasnya    sebagai  seorang pelayan.

Pelayan yang  diperintahkan oleh Draven    datang ke  menemui Lysire. Wanita itu  menyampaikan seperti yang    disampaikan oleh  Xarion pada Draven.

Mengkahwatirkannya? Lysire     benar-benar  ingin tertawa karena hal ini. Xarion benar-benar licik    dan  manipulatif.  Pria penipu itu ingin terus menabur perselisihan    antara  dirinya dan  Kainer.

"Katakan pada Pangeran Xarion,    aku tidak  akan datang  menemuinya. Tidak perlu mengkhawatirkanku  karena   aku  baik-baik saja.  Juga, katakan padanya untuk tidak usah  mengirim   orang  datang ke sini  lagi. Aku tidak ingin suamiku salah  paham dan   berpikir  aku masih  berhubungan dengannya," seru Lysire.  Sayang sekali   Xarion  masih hidup,  harusnya pria itu mati saja dengan  begitu ia  tidak  perlu  repot berurusan  dengan Xarion.

Pelayan  dari  kediaman  Xarion  meninggalkan kediaman  raja, wanita itu segera   menyampaikan apa  yang  dikatakan oleh Lysire  pada Xarion.

Wajah   Xarion merah padam   ketika ia mendengar apa yang  dikatakan oleh   pelayan itu. Jadi,  rupanya  Lysire benar-benar  mencampakannya. Jika   Xarion bisa mengamuk,  pria itu  pasti akan mengamuk  sekarang. Bukan   seperti ini yang  seharusnya  terjadi. Dan apa hak Lysire    mencampakannya? dirinya lah  yang seharusnya  mencampakan Lysire karena    wanita itu sudah dikotori  oleh Kainer.

Tidak, ia tidak akan menerima penghinaan ini. Ia pasti akan datang menemui Lysire nanti setelah dirinya sembuh.

tbc

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status