Home / Romansa / Kekuatan Sebuah Cinta / Bab 7. Versi Kecilnya

Share

Bab 7. Versi Kecilnya

last update Last Updated: 2024-08-15 17:37:22

Jolie menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi dari mobil yang dinaiki. Matanya terpejam, benar-benar melepaskan segala lelah yang diperoleh seharian itu. Seolah-olah dalam seharian itu Jolie tak memiliki waktu untuk sekadar bersantai singkat. Jika diilustrasikan, dia bagaikan robot yang bergerak aktif tanpa henti.

Selama enam tahun belakangan itu Jolie sengaja bekerja aktif. Selain klinik kecantikan yang memiliki kemajuan pesat, dia melebarkan sayap bisnisnya dengan mengeluarkan produk perawatan kulit wajah, tubuh beserta make-up.

Menggunakan merk dagang Doctor Jolie, dokter estetika itu mampu bersaing dengan merk dagang yang lainnya. Produk yang dijual mencakup segala usia dan kalangan, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Bahkan setiap Jolie mengeluarkan produk baru, tidak sampai satu hari produknya habis terjual.

Namanya semakin terkenal, sehingga hampir setiap hari Jolie banyak menerima tawaran mengisi sebuah talkshow on air ataupun off air. Kesibukan Jolie semakin bertambah ketika orang tuanya menyerahkan bisnis mereka kepada Jolie.

Namun, jangan pernah menilai Jolie melupakan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu. Jolie selalu memaksa meluangkan waktu untuk si kembar Zoey Harper dan Jayden Harper. Setelah menyelesaikan pekerjaan Jolie selalu pulang ke rumah. Jolie jarang mencari ketenangan ataupun hiburan bagi diri yang sudah lelah bekerja. Meluangkan waktu dengan anak-anaknya adalah cara terampuh yang bisa menghilangkan lelah.

Seperti malam itu, Jolie baru saja mendarat di London setelah siang tadi memiliki pekerjaan di Swedia. Dia langsung bertolak pulang ke rumah karena sudah merindukan kedua buah hatinya.

“Kita sudah sampai, Nyonya Jolie.” Stephanie Florian—personal asistant yang duduk di kursi penumpang berhati-hati mengusik Jolie.

Jolie menghela napas setelah membuka mata. “Terima kasih atas kerja kerasmu hari ini, Stephanie. Selamat beristirahat.”

Jolie mengambil tas beserta paper bag di sebelahnya ketika bergegas keluar dari mobil. Namun, keinginannya tertunda ketika mengingat sesuatu.

“Aku lupa memberitahukan padamu, besok siang aku akan lunch dengan temanku. Jadi, aku minta kosongkan jadwalku sampai jam dua siang. Aku juga minta tolong follow up perihal tanah yang baru dibeli kemarin. Ada beberapa dokumen susulan yang belum diberikan, sejak kemarin penjualnya tidak bisa aku hubungi. Bulan depan pabrik baru kita sudah harus dikerjakan, jadi kita tidak bisa menunggu terus,” titah Jolie.

“Baik! Akan saya lakukan. Selamat beristirahat, Nyonya,” jawab Stephanie patuh.

Jolie keluar dari mobil dengan sikap ramah pada Stephanie beserta sopir. Wanita itu melangkah tak sabar ingin segera masuk ke dalam rumah. Jolie disambut oleh Arne Baotes—pengasuh anak-anaknya.

“Selamat datang, Mom.” Seruan manis di depan anak tangga menarik perhatian Jolie. Perempuan cantik itu melayangkan tatapannya, sementara matanya telah teduh menatap putra tampannya.

“Jayden?! Kenapa belum tidur?” Jolie berjalan menghampiri anak laki-laki berambut hitam itu. Dia berjongkok di hadapan Jayden agar memudahkan mencium pipi putranya.

“Bibi Arne mengatakan jika Mommy akan pulang jam sembilan malam. Aku sengaja menunggu Mommy pulang.” Jayden mengulurkan tangannya ke wajah Jolie, jemarinya menebarkan kehangatan lewat belaian lemah. “Mommy sudah makan? Apa pekerjaan Mommy berjalan lancar?”

Ah, manisnya Jayden. Jolie tak butuh pasangan untuk mendapatkan sikap manis serupa. Lewat Jayden, Jolie bisa mendapatkan perhatian dan kehangatan yang mengobati diri dari rasa lelah.

Jayden belum genap berusia enam tahun, tetapi dia memiliki pemikiran paling dewasa dibandingkan kembarannya. Selain itu, Jayden juga mewarisi wajah tampan dari ayah biologisnya. Jayden seperti replika Bryan dalam versi kecil.

Meski setiap kali melihat Jayden mengingatkan Jolie pada sosok Bryan, Jolie tak merasa sakit hati. Hal itu karena Jayden adalah putranya yang manis—yang selalu memahami Jolie.

“Mommy sudah makan, semua pekerjaan hari berjalan sangat baik berkat doa dari anak Mommy.” Bibirnya yang menyimpulkan senyuman manis kembali mendarat lembut di pipi Jayden, kemudian Jolie menyerahkan salah satu paper bag kepada Jayden. “Mommy bawa oleh-oleh untukmu. Itu adalah cookies yang dibuat langsung dari chef-nya.”

“Terima kasih, Mom. Tapi aku akan memakannya besok.”

“Kau tidak ingin mencicipinya sekarang?”

“Aku sudah menyikat gigiku. Lagi pula ini sudah malam, sangat tidak baik bagi tubuhku mengonsumsi makanan manis pada malam hari.”

Oke! Jolie melupakan sikap kritik Jayden. Selain mewarisi wajah tampan ayah biologisnya, mulut tajam Bryan juga menurun pada diri Jayden.

Jolie meringis senyuman kecut yang dipaksa, kemudian teringat ingin menceritakan sesuatan demi mengalihkan pembicaraan. “Di mana Zoey? Apa Zoey sudah tidur?”

“Nona Zoey ada di kamarnya, Nyonya,” Arne menyambut penuh kesopanan.

Jolie beranjak dari posisi berjongkok di depan putranya. Sorot matanya menyempit, sangat fokus memahami ekspresi gugup Arne yang mencurigakan.

“Apa ada sesuatu yang terjadi saat aku tidak ada di rumah?” Jolie tanpa ragu bertanya.

“Nona Zoey kembali demam, tapi, Nona Zoey tidak mau meminum obat penurunan panas,” jelas Arne.

“Kenapa tidak memberitahuku? Sejak kapan dia mengalami demam?” Suara dan wajah Jolie sudah dipenuhi emosi, karena dorongan kesal yang bercampur cemas itu juga Jolie langsung beranjak pergi menuju kamar Zoey.

Tindakannya itu cukup wajar dilakukan, mengingat beberapa bulan belakangan itu kembaran Jayden sering kali mengalami demam. Kesehatan Zoey juga sering kali menurun, padahal Jolie selalu memperhatikan kesehatan anaknya.

Bersama Arne, Jayden juga mengikuti langkah Jolie yang tergesa-gesa. Anak laki-laki sempat melirik Arne yang cemas dan takut. Sehingga dia berencana memberikan pembelaan pada pengasuhnya itu.

“Demam Zoey baru saja, Mom. Bibi Arne sudah berusaha ingin memberi tahu Mommy, tapi handphone Mommy tidak aktif.”

Benar, handphone Jolie dalam keadaan tidak aktif. Bahkan sampai sekarang Jolie belum mengaktifkan handphone-nya, itu karena Jolie terburu-buru ingin sampai rumah kemudian melepaskan rindu pada anak-anaknya.

Emosi Jolie meredup ketika mereka tiba di kamar Zoey. Lewat lirikan mata yang singkat Jolie melayangkan permintaan maaf pada Arne yang berada di belakang Jayden.

Pintu kamar yang tertutup rapat diterobos oleh Jolie tanpa meminta izin terlebih dahulu. Jolie sesaat terdiam memindai keadaan kamar Zoey yang cukup berantakan.

Di ranjang tidur Zoey, selimut merah muda terlipat tak rapi—seperti baru digunakan. Di meja belajar Zoey terdapat kotak P3K yang terbuka—lengkap dengan gunting kecil di sebelahnya.

Hal yang menarik perhatian Jolie adalah lembaran-lembaran tissue yang ternodai warna merah telah berantakan di lantai. Bukan hanya itu saja, di lantai kamar itu juga terdapat noda setitik merah yang diduga darah—mengarah ke kamar mandi.

Zoey tidak ada di kamar tidurnya.

Suara kran air yang menyala di kamar mandi mengundang perhatian Jolie. Sudah pasti Zoey ada di sana, sehingga Jolie terdorong cepat untuk memastikannya. Dugaan Jolie itu menjurus pada kebenaran. Jolie merasa kesal ketika mendapati pintu kamar mandi itu terkunci.

“Zoey?! Sweetheart?! Kau ada di dalam?” suaranya melantun lembut meski diserang cemas. “Zoey?! Ini, Mommy! Apa yang sedang kau lakukan di dalam? Kenapa kau mengunci pintunya? Kenapa kau tidak menyahut, Sweetheart?” cecar Jolie semakin panik mengetuk-ngetuk pintu.

Prank! Suara nyaring dari pecahan kaca yang terjatuh menginterupsi kepanikan Jolie.

Jolie terdiam merasakan kecemasan yang menyiksa jiwa, sampai-sampai napasnya tertahan karena diserang ketakutan. “Z-Zoey ... Zoey? Apa yang terjadi padamu, Zoey?”

Related chapters

  • Kekuatan Sebuah Cinta   Bab 8. Putri Genit

    Saat belum mendapatkan jawaban, Jolie cepat berinisiatif pergi mengambil kunci cadangan. Dia tidak bisa berdiam diri sembari memanggil-manggil Zoey. Baru beberapa langkah berjalan pergi, Jolie diinterupsi oleh suara pintu yang terbuka. Dia langsung menoleh dengan tubuh gemetaran cemas, sementara mata biru keabu-abuan miliknya telah membulat sempurna. Entah harus lega ataupun terkejut, Jolie tak bisa berkata-kata melihat keadaan Zoey yang berdiri di ambang pintu.Kembaran Jayden itu muncul dengan ekspresi bingung. Lebih tepatnya, Zoey Harper—putri sulung Jolie itu menunjukkan ekspresi tak bersalah. Berbanding jauh dari yang dikhawatirkan, Zoey seperti tidak mengalami apa pun. Wajah cantiknya sedang terselimuti masker cokelat, sementara bibirnya agak basah karena memakai pelembab bibir yang sedikit membuat pucat di kulit bibirnya.“What happend, Mom?” tanya Zoey terheran.“Apa yang kau lakukan di dalam?” Jayden bersuara tak sabar.“Hei, Jayden! Aku ini kakakmu! Sudah berulang kali aku k

    Last Updated : 2024-08-15
  • Kekuatan Sebuah Cinta   Bab 9. Bagaikan Pinang Dibelah Dua

    Semalaman Jolie tak bisa tidur setelah mendapatkan kabar buruk. Padahal tubuhnya sudah sangat lelah, tulang-tulangnya seperti remuk dan ingin sekali beristirahat. Setiap kali matanya ingin terpejam, masalah yang menyakitkan pikiran terus berputar-putar. Rasa pusing di kepala pun semakin terasa menyakitkan dan membuat tak nyaman. Ahasil, Jolie mempercepat diri ke kantor setelah mengantar anak-anaknya ke sekolah.“Perkiraan kerugian yang kita alami adalah sekitar satu juta poundsterling.”Di ruangan kerja, mata Jolie terpejam rapat ketika mendengarkan penjelasan Stephanie. Jolie benar-benar lemas menghadapi fakta menyakitkan itu.“Legal manager juga ikut terlibat. Bahkan, beliau yang mendalangi semuanya.”Jolie menghela napas kasar. “Dia beralasan mengambil cuti panjang, tetapi dia melakukan ini semua di belakangku. Padahal aku sudah begitu baik dengannya, aku sampai menaruh kepercayaan penuh padanya yang menyangkut legalitas hukum klinik dan perusahaan.”Sangat menyakitkan dikhianati o

    Last Updated : 2024-08-15
  • Kekuatan Sebuah Cinta   Bab 10. Jangan Beri Tahu Ibuku!

    Bryan tidak bisa mengubur rasa penasarannya terhadap Zoey. Mata abu-abunya sampai tak lepas mengawasi gadis kecil itu, Bryan sempat beberapa kali tak fokus ketika berbicara pada kepala sekolah beserta staff sekolah yang mendampingi.Harper? Bryan bersikeras berpendapat bukan hanya keluarga wanita itu saja yang memakai nama belakang serupa. Sayangnya, semakin keras Bryan meyakinkan diri, semakin besar pula keinginannya bertanya-tanya langsung pada gadis kecil itu.Pria tampan itu meminta langsung pada kepala sekolah untuk mengatur dirinya berbicara santai dengan Zoey tanpa diganggu oleh siapa pun. Meski sempat menaruh curiga, kepala sekolah dan wali kelas akhirnya mau mengatur tempat di taman sekolah.Bryan duduk berhadapan dengan Zoey yang tak bosan tersenyum manis. Mata abu-abunya tajam memindai Zoey, benar-benar tak ingin keliru menatap gadis kecil yang tak kenal takut itu.“Siapa namamu tadi? Zoey Harper?” Bryan berbicara tenang.Zoey mengangguk. “Kenapa Tuan ingin bertemu denganku

    Last Updated : 2024-08-15
  • Kekuatan Sebuah Cinta   Bab 11. Dunia yang Tak Adil

    “Nyonya Jolie?! Anda sudah datang?”Jantung Jolie hampir terlonjak kaget akibat seruan lembut yang menginterupsi. Pandangan matanya langsung berpaling, seketika menatap wali kelas putrinya.“A-ah, Miss. Y-ya?” Jolie menyahut gugup.“Sebelumnya saya minta maaf. Anda pasti sangat terkejut.”Jolie masih belum sepenuhnya fokus pada permasalah semula yang mengantarnya ke rumah sakit itu. Keberadaan Bryan di depan mata membuat Jolie tidak bisa berpikir jernih.Bagaimana bisa pria itu ada di sana? Apa yang dilakukan pria itu di sana? Bagaimana bisa Bryan menemani Zoey? Batin Jolie masih sibuk menerka-nerka, sehingga dia tidak peduli pada keadaan sekitar. Matanya masih saja tertarik menatap Bryan dengan segala ketenangannya. Seolah-olah sosok Bryan bagaikan sosok menakutkan yang tak boleh lepas dari pandangan mata, yang sewaktu-waktu bisa mengancam ketenangan yang sudah setengah mati Jolie rengkuh.“Nyonya? Anda mendengar saya?”Tak hanya dari seruan lembut, sentuhan lembut di lengan Jolie da

    Last Updated : 2024-08-15
  • Kekuatan Sebuah Cinta   Bab 12. Pengakuan Bryan

    “Kanker darah stadium 4?”Anggukkan lemah Jolie menjawab Gina yang terduduk lemas di sebelah. Jolie tak bisa menyembunyikan kondisi Zoey. Setelah memindahkan Zoey ke rumah sakit lain, dia langsung menghubungi orang tuanya.Gina maupun Darrol berekasi sesuai prediksi. Mereka terkejut, seketika langsung datang ke rumah sakit. Gina sendiri tak menahan kesedihan ketika kedatangannya disambut putri tunggalnya. Dia memeluk Jolie, membelai-belai penuh kasih sayang pada putrinya. Gina tak menahan air mata melihat situasi rumit putrinya yang tertimpa masalah bertubi-tubi.Di depan kamar inap Zoey, Gina menghibur putrinya yang memucat dengan wajah penuh beban.“Aku memindahkan Zoey ke rumah sakit ini berkat saran dari Andreas.”“Andreas? Yang kau maksud Andreas Ramsey?” meski terkejut, Gina merasa lega. Karena seseorang yang dimaksud merupakan sosok familiar yang menekuni profesi kedokteran pada kasus penyakit Zoey.Jolie berdehem ringan. “Kami sedang lunch saat Miss-nya Zoey menghubungiku. Dia

    Last Updated : 2024-08-15
  • Kekuatan Sebuah Cinta   Bab 13. Kondisi yang Membuat Jolie Tersudut

    Andreas duduk termenung di ruangannya. Dia tak fokus pada tablet PC di genggaman, di mana layarnya yang semula menyala sudah padam. Pandangan matanya lurus ke arah tablet PC, tetapi terlihat sangat kosong. Begitu menjelaskan jika pikirannya sedang tidak menyatu dalam posisi tubuh.Dokter single itu masih dihantui rasa penasaran terhadap pernyataan Bryan. Dia menyesal tidak bisa menahan Bryan yang terpaksa pergi karena urusan lain. Bahkan Andreas tidak diberi kesempatan menagih penjelasan lebih dari Bryan.Siapa wanita yang dimaksud Bryan?Jika wanita itu merupakan orang tua dari pasiennya, Andreas cukup kesulitan menebak-nebak. Bukan hanya satu atau dua orang orang tua pasiennya yang berprofesi sebagai dokter. Andreas sering menangani pasien yang berasal dari kalangan dokter.Bryan sangat pemilih. Andreas juga mengetahui Bryan selalu berhati-hati dalam setiap kenakalan yang dilakukan, sehingga tidak menimbulkan sesuatu yang menghubungkan Bryan dengan wanita-wanita itu.“Andreas?”Suar

    Last Updated : 2024-08-15
  • Kekuatan Sebuah Cinta   Bab 14. Kau Milikku

    Rasa lemas yang menyiksa tidak lagi Jolie rasakan ketika membuka mata. Sebaliknya, tubuh Jolie ter-recharge penuh sehingga tidak ada lagi rasa nyeri atau apa pun yang menyakiti seperti kemarin.Jolie merengkuh kenyamanan di atas ranjang empuk yang memanjakan. Kepalanya juga terasa ringan, seperti tidak ada beban pikiran yang menyiksa. Sayangnya, kenyamanan itu berlangsung sesaat. Suasana asing di kamar itu menyadarkan bahwa dia sedang tidak berada di kamar miliknya apalagi di rumahnya.Jolie bergerak bangkit dari tidurnya. Matanya telah awas memindai ruangan didominasi warna monokrom. Segala perabotan yang ada di sana bukanlah gaya seorang Jolie.Satu hal baru yang mengejutkan Jolie saat itu adalah pakaian yang melekat di tubuhnya. Dia tidak lagi mengenakan pakaiannya, melainkan kemeja putih milik seorang pria.Ada di mana Jolie sekarang? Apa yang terjadi kemarin? Jolie mengintip—memeriksa tubuhnya, takut terjadi hal buruk yang tidak diinginkan. Walaupun tidak tertinggal jejak erotis

    Last Updated : 2024-08-15
  • Kekuatan Sebuah Cinta   Bab 15. Apa Kau Menyukai Jolie?

    Sepasang kaki yang berhasil membawa tubuh menjauh dari lantai atas berakhir berhenti di ruang makan. Ujung bibir telah tertarik, menimbulkan seringai tipis di bibir. Bryan sungguh tak menyangka berhasil meluluhkan Jolie yang keras kepala. Dia menduga tidak akan berhasil membujuk wanita yang terkenal keras kepala itu.Sungguh di luar prediksi Bryan, Jolie bisa luluh hanya karena perlakukan lembut dan pernyataan manis yang serius diucapkan. Bryan tersenyum lemah, jiwanya merasa puas mengetahui satu kelemahan Jolie. Setidaknya pernyataan yang telah diucapkan pun bukan sekadar rayuan, Bryan memang benar-benar akan memanfaatkan kondisi Jolie demi menyelesaikan permasalahannya. Pria itu akan membantu Jolie, dengan syarat Jolie dapat membantunya.Namun, di tengah-tengah kepuasan itu ada sesuatu yang mengusik. Jantung Bryan sejak tadi masih belum berdetak normal. Ritmenya masih berantakan, bahkan ada emosional asing yang membuat Bryan merutuk diri sendiri.Saat tadi memeluk Jolie, Bryan terdo

    Last Updated : 2024-08-15

Latest chapter

  • Kekuatan Sebuah Cinta   Bab 52. Tak Diketahui

    Jolie merebahkan tubuhnya setelah beberapa waktu lalu berendam dengan air hangat beraroma essence menenangkan. Kedua tangannya terentang, sementara matanya menatap kosong langit-langit kamar yang di dominasi warna putih.Sama seperti sebelumnya, pikiran Jolie masih dipenuhi oleh perkataan Jayden. Matanya sengaja terpejam ketika pikiran itu mengusik. Dia bisa saja dengan mudah menolak perkataan Jayden. Tetapi Jolie tak sampai hati memecahkan secercah harapan yang terukir pada putranya.“Mana mungkin aku ikut dengan anak-anak menemui dia. Sementara dia tidak ada niat bertatap muka denganku,” keluhnya yang kemudian mengembuskan napas kasar.“Lebih baik aku menanyakan jadwalnya dengan Pete agar anak-anak tidak kecewa nantinya. Dia kan orang yang sibuk,” lanjutnya yang kemudian bangkit dari posisinya.Ketika duduk di tepian ranjang, Jolie tak menunda keinginan mengambil handphone di meja nakas. Dia sudah yakin ingin menghubungi Pete. Namun tiba-tiba saja ada keraguan merangsek ke jiwa Jol

  • Kekuatan Sebuah Cinta   Bab 51. Emosi Itu 

    “Dena punya kekasih? Dari mana kau mengetahui kabar itu?” tanya Jolie tanpa sengaja karena penasaran.“Berita itu muncul sudah beberapa bulan lalu. Nona Dena digosipkan menjalin hubungan asmara dengan seorang pria dari kalangan pebisnis.”Mungkin karena belakangan Jolie terlalu fokus pada anak-anak serta pekerjaannya, ditambah Dena tak pernah lagi mengusik kehidupannya membuat Jolie tak pernah lagi peduli pada hal apa pun yang bersangkutan dengan Dena.Namun entah mengapa pernyataan Stephanie memantik rasa penasaran Jolie. Apalagi Dena memiliki kekasih dari kalangan pebisnis semakin mendesak Jolie untuk tidak menunda bertanya.“Dari kalangan pebisnis? Apa kekasihnya cukup terkenal?”Lebih tepatnya, apa Jolie mengenal pria yang menjadi kekasih Dena? Tanpa munafik pada diri sendiri Jolie menebak, apa pria itu masih pria yang sama?Di depan Stephanie, Jolie yang berusaha menekan eskpresi tenang seolah hanya sekadar bertanya. Dia tidak ingin mengumbar bagaimana penasarannya diri terhadap

  • Kekuatan Sebuah Cinta   Bab 50. Permintaan Gadis Kecil

    “Aku tidak bisa menemani anak-anak.” Jolie berusaha tenang mengucapkan penolakan itu seolah merasa orang tuanya tahu alasannya.“Kenapa?” Darrol tenang menyahuti.“Aku pikir Daddy sudah tahu jawabannya tanpa harus aku beritahu.” Jolie mengembuskan napas lemah sembari berusaha menekan emosinya.Dahi Darrol berkerut yang jelas tampak berpikir. “Aku benar-benar tidak tahu.”Jolie kembali mengembuskan napas yang seperti lama tertahan dari dalam, kemudian bibirnya terbuka mengeluarkan suara. “Daddy sudah pasti tahu atau mungkin Daddy pura-pura tidak tahu! Bryan selalu menghindar dariku sejak operasi itu dilakukan. Dia tidak pernah menghubungiku setiap kali ingin bertemu dengan anak-anak. Dia hanya menghubungi Daddy! Bahkan aku hanya bisa berkomunikasi dengan seorang profesional yang ditunjuk untuk membahas perkembangan perusahaanku yang dia bantu. Jadi, aku tidak bisa bertemu dengan seseorang yang tidak mau bertemu denganku.”Penjelasan panjang yang penuh tekanan Jolie ucapkan ditanggapi k

  • Kekuatan Sebuah Cinta   Bab 49. Dalam Penyesalan

    Satu tahun sudah berlalu setelah bantahan keluar dari mulut Bryan. Beberapa kesepakatan juga telah diputuskan dengan hasil tidak merugikan pihak mana pun. Bryan dengan tegas membantah tuduhan Jolie yang tak berdasar. Dia hanya meminta agar dirinya bisa mudah bertemu dengan anak-anak mereka.Selain itu, Bryan tak ingin Jolie menolak segala bentuk tanggung jawab dalam bentuk financial yang semestinya dilakukan sejak dulu. Ya, Jolie mengabulkan, karena memikirkan anak-anaknya yang begitu menginginkan sosok Bryan.Anehnya, Bryan berusaha tak berhadapan dengan Jolie setiap kali datang menemui anak-anaknya. Mereka tak pernah bertemu setelah operasi itu berhasil dilakukan. Komunikasi dan pertemuan langsung diantara mereka putus total.Bryan hanya ingin tidak menunjukkan batang hidungnya ke hadapan Jolie, sesuai dengan perkataan Jolie sewaktu berdebat terakhir kali.Bryan kembali aktif beraktivitas di New York selalu berkomunikasi dengan Darrol. Dia akan menghubungi Darrol untuk mengantongi i

  • Kekuatan Sebuah Cinta   Bab 48. Komunikasi yang Salah

    Langkah Dena semakin cepat berlari menuju mobilnya yang terparkir di basement rumah sakit. Wanita itu terburu-buru membuka pintu, pun terburu-buru pula masuk ke dalam mobilnya. Sikap waspadanya masih belum memudar sedikit pun, masih saja memindai awas pada keadaan sekitar. Walaupun dia sudah tenggelam di dalam mobilnya.Emosi Dena masih terguncang setelah berhasil kabur. Wanita itu hampir saja tertangkap basah menguping di kamar itu oleh salah satu bodyguard Bryan yang diduga baru kembali dari toilet. Sungguh! Dena tak menyangka keputusannya datang memata-matai ke kamar Zoey malah membuahkan hasil yang baru.Saat baru saja selesai memarkirkan mobilnya, Dena tak sengaja melihat keberadaan Pete yang juga baru keluar dari mobil. Wanita itu penasaran kemudian memutuskan mengikuti Daniel. Awalnya Dena mengira Pete akan mengunjungi kamar Zoey, tapi dugaan itu dipatahkan ketika lift yang dinaiki Pete tidak menuju lantai di mana kamar Zoey berada. Melainkan ke satu lantai lebih atas. Sehingga

  • Kekuatan Sebuah Cinta   Bab 47. Menguping Diam-Diam

    ~ Beberapa hari kemudian ~Di walk in closet, Jolie terlihat memasukkan beberapa setelan pakaian ke dalam travel bag. Wanita itu juga tak lupa memasukkan beberapa keperluan lainnya ke dalam tas itu. Sama seperti beberapa hari sebelumnya, Jolie selalu menyiapkan keperluannya setiap kali menginap di rumah sakit guna menemani Zoey. Wanita itu memilih lebih banyak mengisi waktu bersama anak-anaknya. Pada pagi sampai sore hari Jolie akan mengisi waktu bersama Jayden. Saat malam mulai menyapa, Jolie akan menemani Zoey sampai pagi hari kembali menyapa.Hal itu Jolie lakukan demi menghindar dari orang-orang, termasuk Andreas yang kerap datang ke rumah dan menghubungi. Jolie enggan memberikan pernyataan apa pun setelah pernikahan itu batal. Terkecuali pada Bryan. Sejujurnya Jolie ingin menemui Bryan setelah mendengar perihal pendonoran itu tetap akan dilakukan. Wanita itu ingin menanyakan alasan atas keputusan Bryan. Sebab, Jolie takut Bryan memiliki niat lain setelah menolong Zoey.Apa setela

  • Kekuatan Sebuah Cinta   Bab 46. Keputusan Akhir

    Dari balik jendela kamar tamu, sepasang mata biru keabu-abuan mengintip kepergian Bryan yang masuk ke dalam mobil. Tatapannya semakin kosong seperti enggan menyiratkan seberkas perasaan apa pun.“Paman Bryan sudah pergi. Aku sudah mengatakan kau tidak ke sini.”Glenn menghela napas agak kasar setelah mengadu. Pria itu menghampiri Rebecca—istrinya yang duduk di sofa panjang. Setelahnya Glenn mengikuti tatapan Rebecca yang tak teralihkan dari Jolie—yang berdiri di depan jendela kamar.“Kau masih mau belum cerita apa yang sebenarnya terjadi?” Glenn bersuara dengan nada lemah, namun menuntut Jolie segera memberi penjelasan. “Aku sudah menuruti keinginanmu merahasiakan keberadaanmu dari siapa pun, termasuk Paman Bryan. Jadi, cepat jelaskan kepada kami. Jangan buat kami bingung, Jolie.”Sorot mata Jolie gemetar bersamaan dengan mobil Bryan yang sepenuhnya meninggalkan halaman kediaman mewah itu. Dia menghela napas panjang yang kemudian berbalik dan menatap Glenn beserta Rebecca secara berga

  • Kekuatan Sebuah Cinta   Bab 45. Hubungan yang Berubah

    Andreas terjungkal ketika belum sempurna membuka pintu. Dia terjatuh menyakitkan ke lantai, kemudian kerah bajunya ditarik kasar oleh kedua tangan dari seseorang yang di depannya.“Semua ini kau yang melakukannya ‘kan, Andreas?”Mengabaikan rasa sakit yang menyerang, perhatian Andreas tertarik penuh pada suara menggeram di depan wajah. Matanya memantulkan sorot yang merendahkan pada seseorang yang memperlakukannya begitu kasar. Sementara itu bibirnya membentuk seringai yang mengejek kental.“Kau puas berhasil melakukannya?” dia—Bryan menuduh kejam tanpa sebab sembari mengencangkan cengkramannya di keras baju Andreas.Andreas terkekeh di tengah menahan rasa sakit sekitar leher. “Kau suka kejutan dariku? Hadiah yang bagus menjelang hari pernikahanmu, bukan?”“Sialan kau, Andreas—”“Kau lebih sialan, Bryan!”Andreas mendorong Bryan setelah menyela. Tekanan dari kedua tangannya yang memberontak itu berhasil membuat Bryan terjatuh. Dia berdiri tegak di depan Bryan. Pupil matanya membesar c

  • Kekuatan Sebuah Cinta   Bab 44. Lakukan Itu Untukku

    Jolie masih bergeming pada posisi duduknya. Dia tidak peduli pada sekitar, termasuk pada pengacara yang sudah pergi meninggalkannya bersama Bryan. Wanita itu masih berusaha mengusir sesak yang menyiksa di dada. Berusaha keras bernapas normal sembari mencabut duri-duri pengkhianatan yang ribuan menusuk-nusuk hati. Termasuk menghentikan airmata yang keluar tanpa mau berhenti.Apa Jolie terlalu naif pada cinta, sehingga berkali-kali perasaannya dipermainkan? Atau mungkin caranya menciptakan bunga mekar di hati terlalu sulit sampai menyakitkan? Seharusnya Jolie tidak terbuai pada kenyamanan dan manisnya sikap yang Bryan berikan. Karena sebuah rasa bersalah dari seorang pria akan cepat memudar ketika sudah mendapatkan kata maaf dari seorang wanita. Pria akan dengan mudah melakukan hal serupa karena telah menemukan celah menarik simpati wanita.Bryan membuktikan pemikiran tersebut. Dia berulang kali mematahkan hati Jolie sampai menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan. Perasaan Bryan juga s

DMCA.com Protection Status