Beranda / Urban / Kekuatan Dari Koin Dewa / Chapter 2 - Kakek Pemilik Kedai Ramen

Share

Chapter 2 - Kakek Pemilik Kedai Ramen

Penulis: Blackwriter
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-05 21:45:07

Richard memutuskan untuk berteduh di depan sebuah toko makanan Jepang di pinggir jalan di mana banyak beberapa toko di sepanjang jalan yang sedikit menanjak itu. Tidak seperti tempat sebelumnya yang begitu gelap dan bau, tempat ini ada beberapa orang berlalu-lalang memakai payung dan juga kendaran roda empat yang beberapa kali melewatinya.

Ini pertama kalinya untuk Richard berada di daerah sekitar ini, tampak begitu asing. Banyak sekali ruko-ruko yang tampak sudah usang dan kosong. Hanya beberapa toko yang masih buka di sepanjang jalan sempit yang hanya bisa dilalui satu mobil saja.

“Kenapa dingin sekali …” gumam Richard sembari membersihkan jaketnya yang terkena tetesan air hujan.

Aroma yang kaldu ikan—bercampur aroma air hujan yang begitu kuat tercium oleh Richard. Aroma yang membuat perut kosongnya berbunyi, berasal dari dalam sebuah restoran ramen Jepang yang berada tepat di belakangnya.

Richard membalikkan tubuhnya—melihat melalui jendela—tampak asap putih mengepul dari sebuah panci. Seorang pria paruh baya yang tampak sedang memasak sesuatu di dalam. Mata Richard mencoba menelusuri lebih dalam, tidak ada satupun orang selain kakek itu.

“Aku lapar …, tapi aku tidak punya uang.”

Menghela nafas pasrah, tidak ada yang bisa ia lakukan dirinya saat ini. Lagipula menahan lapar sudah menjadi sebuah kebiasaan untuk Richard. Dia bahkan pernah tidak makan selama 3 hari dan memakan makanan basi agar bisa bertahan hidup. Namun secara bersamaan dirinya juga hampir mati karena keracunan.

Sampai kapan pun kehidupannya yang begitu miskin tidak akan pernah berubah. Dirinya selalu bekerja keras siang dan malam, akan tetapi hutangnya malah semakin bertambah akibat bunga pinjaman. Andaikan saja, dirinya tidak meminjam uang pada para rentenir itu mungkin kehidupannya tidak akan menyedihkan seperti saat ini. Namun jika ia tidak meminjam uang, mungkin nyawa Naomi tidak akan terselamatkan.

Tiba-tiba terdengar suara gesekan pintu dari belakang—Richard spontan menyingkirkan tubuhnya—melihat seorang kakek yang tampak sudah berumur lebih dari 70 tahun berjalan keluar dengan tubuhnya yang sudah bongkok.

“Jangan berdiri di depan pintu! Kau menghalangi pelangganku datang!” ucapnya dengan tegas.

“Maafkan saya, saya hanya ingin berteduh sebentar.” ucap Richard mencoba meminta sedikit pengertian pada kakek yang terlihat begitu unik penampilannya.

Kakek itu menggunakan pakaian Kimono, pakaian khas dari negara Jepang. Jari-jari kakek itu dipenuhi dengan cincin Agate yang terbuat dari bebatuan. Tatapan yang seakan menunjukkan bahkan pengalaman hidupnya begitu lama. Wajahnya memang sedikit menakutkan karena kulit wajahnya sudah tidak lagi kencang ditambah salah satu matanya terkena katarak.

“Jika ingin berteduh masuklah ke dalam! Jangan menghalangi pintu! Ayo cepat!” bentak kakek pemilik kedai ramen itu sambil berjalan masuk kedalam dengan membiarkan pintu terbuka.

Richard terdiam beberapa saat karena bingung dengan ucapan kakek itu yang terdengar kasar namun berniat baik. Dengan rasa sungkan, Richard mulai melangkah masuk ke dalam dan tidak lupa kembali menutup pintu geser agar cipratan air hujan tidak masuk ke dalam.

Saat ia masuk, aroma ramen yang begitu khas tercium jelas. Seluruh tubuhnya dipenuhi aroma kaldu ayam yang bercampur dengan rumput laut. Adonan mie yang baru saja matang dan diangkat dari tempat perebusan hingga mengeluarkan asap putih yang memenuhi plafon ruangan. Aroma yang membuat perut Richard tidak berhenti bergetar, ia sungguh kelaparan.

“Apa kau sudah makan?” tanya kakeknya dengan suara yang keras.

“Aku bahkan tidak punya uang untuk membeli makanan,” ucap Richard.

“Duduklah di sini! Cepat! Sebelum aku berubah pikiran!”

Kakek pemilik kedai itu kembali membentaknya.

Lantas, Richard bergegas melangkah ke arah sebuah bangku panjang beserta meja yang menempel menghadap langsung ke arah konter dapur sehingga ia bisa melihat secara langsung bagaimana kakek itu sedang membuat ramen.

Richard duduk tepat berhadapan dengan kakek yang sedang menyiapkan semangkuk ramen. Mangkuk yang berukuran cukup besar, dimana ada mie di dalamnya dengan potongan katsu daging dan sup kuah kaldu berwarna putih yang begitu pekat. Di atasnya ada taburan daun bawang dan rumput laut kering. Sungguh sangat menggugah selera. Kedua mata Richard begitu berbinar saat melihat semangkuk ramen mendarat di hadapannya. Tampaknya ini adalah menjadi hari keberuntungannya.

“Cepat makan!”

“Terima kasih banyak!”

Tanpa berpikir lebih lama, Richard dengan lahap langsung memakan ramen yang masih panas itu. Sang kakek pemilik kedai ramen itu hanya terdiam melihat seorang pria yang tampak begitu kelaparan hingga tidak peduli yang dia makan itu bisa membakar lidahnya karena panas.

“Wah! Ini sangat panas! Ini sangat enak! Wah!”

Richard tampak begitu bahagia hanya dengan semangkuk ramen. Bahkan walau lidahnya terasa terbakar, ia tidak peduli lantaran perutnya tidak bisa lagi menahan rasa lapar.

“Kenapa wajahmu bisa sampai seperti itu? Kau habis dipukuli orang?” tanya Sang Kakek sambil memberikan segelas air.

“Aku pantas mendapatkannya,” jawab Richard.

“Menyedihkan! Kau itu masih muda, seharusnya kau lebih bekerja keras! Lihat dirimu saat ini! Itu adalah hasil dari kemalasan dan kebodohan yang kau lakukan!” sindir Kakek pemilik kedai.

Mendengar perkataan dari kakek pemilik kedai, membuat Richard terdiam beberapa detik. Rasanya seperti ada yang menusuknya dari belakang hingga menembus ulu hatinya. Bagaimana Kakek itu mengomentari hidupnya, bahkan kakek itu tidak tahu apa yang sudah dirinya alam selama ini. Kata-kata kakek seakan mengetahui segala hal tentang hidupnya, hingga berhak menceramahi hidupnya.

Jika bukan karena kebaikan hati karena sudah memberikannya ramen secara gratis, mungkin ia sudah memukul kakek itu. Namun Richard mencoba untuk menahan amarahnya dan melanjutkan memakan ramen yang tersisa sedikit.

“Dunia ini begitu banyak persaingan. Mereka akan menggunakan segala cara untuk bertahan hidup. Jika kau bersikap seperti pecundang kau tidak akan pernah bisa hidup dengan tenang. Bahkan semut saja selalu bekerja keras untuk mendapatkan makanan.” ucapnya kembali menyindir Richard sambil menguleni adonan mie.

Kesabaran Richard sudah tidak terbendung lagi hingga ia langsung meletakkan sumpit di atas meja dengan keras, hingga suara terdengar jelas.

“Apa anda mengenal saya?” tanya Richard dengan suara yang terdengar begitu dingin—tatapan mata menunduk mencoba kembali menahan sabar untuk menghormati seseorang yang jauh lebih tua darinya.

“Tidak.”

“Maka dari itu, apa hak anda mengomentari hidup saya!” ucap Richard dengan perubahan suara yang di tinggi di akhir kalimatnya—menatap kakek itu dengan kemarahan dan ketidakadilan.

“Anggap saja itu sebagai bayaran untuk ramen yang sudah kamu makan. Didunia ini tidak ada yang gratis.” ucap Sang Kakek—begitu santai tanpa rasa bersalah.

Richard merasa harga dirinya sedang dipermainkan oleh Kakek pemilik kedai ramen itu. Ia pikir Kakek itu berniat baik memberikannya semangkuk ramen, tampaknya ia telah salah dengan pemikirannya.

Benar. Didunia ini tidak ada yang gratis.

Pria paruh baya itu tiba-tiba menggelengkan kepalanya beberapa kali sambil menatap dengan tatapan yang seakan sedang merendahkan Richard. Ia bahkan tidak bergetar sedikitpun saat Richard terus menatapnya dengan tatapan penuh emosi. Hal itu bisa saja membahayakan nyawanya. Namun ia malah berkata pada Richard, “Kau harus menggunakan otakmu dulu baru fisik jika kau ingin bertahan hidup.”

Bab terkait

  • Kekuatan Dari Koin Dewa   Chapter 3 - God’s Coin?

    Wajah Kakek itu seketika berubah menjadi lebih intens sehingga membuat suasana kedai menjadi mencengkam. Richard yang awalnya emosi hingga mengepal tangannya dan ingin segera memukul pria paruh baya itu tertahan—ia seakan menciut seperti balon yang kekurangan oksigen.“Kau harus hidup dengan penuh percaya diri. Selama ini kau hidup selalu menundukkan kepalamu seperti tidak memiliki tulang leher. Bagaimana kau bisa menghilangkan aura pecundang yang sudah mendarah daging jika kau terus diam saat kau diperlakukan tidak adil.”Richard terbungkam seribu kata dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Perkataannya seakan menggambarkan sedikit kisah hidup yang selama ini ia jalani. Perasaan yang selama ini Richard pendam seorang diri agar bisa hidup di jalan yang salah.“Kau hanya menjadi beban untuk keluargamu jika kamu hidup seperti ini. Jangan banyak mengeluh, di dunia ini bukan hanya kau yang hidup menderita. Cobalah berpikir untuk kembali mencari jalan hidupmu, tidak ada yang tau seperti apa

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-05
  • Kekuatan Dari Koin Dewa   Chapter 4 - Dua Juta Dollar atau Hidup

    Sore harinya, setelah selesai bekerja—sebelum para rentenir kembali datang, Richard bergegas untuk pergi ke toko emas. Semalaman ia tidak bisa tidur dengan tenang memikirkan koin yang secara tidak sengaja ia temukan. Harapannya semakin membesar jika yang ia temukan memang betul sebuah koin emas. Jika memang benar, maka coin itu akan bisa sedikit membantunya untuk bertahan hidup.Sesampainya di toko perhiasaan, Richard disambut oleh penjaga toko dengan tatapan sinis dan penuh kecurigaan. Mungkin karena pakaian yang ia kenakan dan kewaspadaannya terhadap para rentenir yang mungkin bisa mengikutinya. Richard hanya berubah berhati-hati dan waspada, tapi tampaknya pria paruh baya yang memiliki wajah autentik dengan mata yang sipit, menatapnya dengan intens.“Ada yang bisa saya bantu?”“Bisakah anda memeriksakan logam ini?” tanya Richard sambil memberikan koin tersebut pada penjaga toko.Pria bermata sipit itu masih terdiam menatap dengan kecurigaan seakan sedang mengatakan jika Pria yang m

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-05
  • Kekuatan Dari Koin Dewa   Chapter 5 - Persembunyian

    “Aku harus segera menemukan cara untuk melarikan diri, mereka begitu banyak?"Semakin jauh Richard berjalan, semakin banyak orang yang tidak dikenal mengikutinya secara diam-diam dari belakang. Jika ia tidak segera keluar dari perangkap ini mungkin ia tidak akan bisa keluar hidup-hidup. Mencoba memutar otak—melihat jalanan sekitar yang tampak begitu ramai orang berlalu lalang. Tampak ada sebuah acara festival yang sedang berlangsung hingga membuat jalan tampak di penuhi dengan orang-orang yang mengenakan baju yang cukup unik.Saat Richard merasa yakin akan rencana pelarian dirinya. Ia mulai berlari di antara banyak orang yang berlalu di piring jalan trotoar. Hal ini bisa membuat mereka terkecoh akan keberadaan dirinya di antara ratusan orang. Richard mempercepat langkahnya agar membuat para preman yang merupakan orang suruhan pemilik toko emas itu tidak bisa melihatnya. Rencananya berhasil membuat para preman itu jauh dari pandangan matanya.Hari ini adalah malam natal. Akan ada seb

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-05
  • Kekuatan Dari Koin Dewa   Chapter 6 - Pelarian Diri (Part.1)

    Perkataan yang sulit untuk bisa diterima oleh Richard. Namun dirinya tidak memiliki pilihan selain mempercayai perkataan Sang Kakek yang berniat membantunya untuk melarikan dirinya. Richard bergegas pergi menuju tempat yang dikatakan oleh Sang kakek.Sebelum Richard pergi, masuk ke dalam tangga rahasia di bawah lantai kayu Richard berhenti menatap Sang Kakek sambil berkata, “Terima kasih atas semua bantuanmu selama ini. Aku tidak tahu siapa dirimu sebenarnya, tapi aku mencoba untuk mempercayai perkataanmu.”“Jangan percaya pada siapapun! Jaga dirimu baik-baik, Nak. Jangan sampai mati! Cepat!”Perkataan terakhir dari Sang kakek yang terdengar kejam namun menyentuh perasaan Richard yang kemudian bergegas menuruni tangga rahasia di bawah lantai—menutup kembali pintunya dari dalam.Hanya berselang 30 detik, para preman itu langsung masuk ke dalam kedai.Kakek pemilik kedai tampak sibuk membuat adonan seakan tidak terjadi apapun. Bahkan mangkuk bekas makanan milik Richard di atas meja pun

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22
  • Kekuatan Dari Koin Dewa   Chapter 7 - Pelarian Diri (Part.2)

    Mungkin kini Richard berhasil melarikan diri dari para preman yang mengejar nyawanya. Setelah berhasil menaiki kapal milik Mr. Hudson. Ini yang perlu ia lakukan mencari cara bagaimana menggunakan koin dewa untuk merubah hidupnya.Tubuhnya sudah terlalu kelelahan setelah berlari begitu jauh dengan perut kosong. Sebuah pengejaran yang sangat melelahkan selama hidupnya.Tiba-tiba dari belakang seseorang memberikannya bungkus burger. Seketika Richard terkejut—mendongakkan kepalanya.“Kau belum makan berapa hari? Kenapa wajahmu sangat pucat? Jangan mati di atas kapal milikku, cepat makan!” ucap Mr. Hudson sambil duduk di samping Richard yang masih terdiam menatap burger yang bahkan masih terasa hangat.Sungguh menyedihkan melihat anak muda yang terlihat tidak memiliki harapan hidup. Sebagai orang yang telah menjalani hidup jauh lebih lama, pengalaman hidup yang begitu banyak ia alami selama 50 tahun, susah, senang dan keputusasaan yang sudah berkali-kali ia lewati.Setelah mengenal seorang

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22
  • Kekuatan Dari Koin Dewa   Chapter 8 - Anak Rusa vs Hyena

    “Persetanan kau! Apa kau psychopath? Tidak. Kau memang psychopath sialan,” ucap Richard yang sudah mulai kehabisan nafas karena menahan rasa sakit di seluruh tubuhnya. Amarah akan tatapan Bryant yang seakan menertawakan dirinya membuat Richard tidak bisa menahannya.Mendengar ucapan kasar Richard membuat Bryant malah tertawa terbahak-bahak tanpa rasa bersalah. Menyaksikan hal kesedihan orang lain adalah salah satu dari kebahagiannya. Orang miskin yang tidak tahu malu seperti Richard sudah sepantasnya mendapatkan perlakukan seperti ini.Dalam hitungan dua detik tiba-tiba Bryant terdiam—tatapan langsung berubah begitu tajam menatap Bryant dengan aura hitam yang begitu pekat, lalu berkata, “Dasar tikus tidak tahu diri. Hya! Di mana God’s Coin itu be

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-23
  • Kekuatan Dari Koin Dewa   Chapter 9 - Pertukaran Hidup

    Semua sudah Richard perhitungan kapan ia harus diam dan kapan ia harus beraksi. Ia melihat Bryant tengah lengah karena ucapannya. Tanganya yang diam-diam sudah terlepas di belakang punggungnya, dengan cepat langsung merampas pistol dari tangan Bryant—menarik Bryant hingga tertangkap menjadi sandera yang ia tunjukan di hadapan para anak buah Bryant.Semua orang menjadi panik saat Bryant tersekap dengan lepat yang di lingkari oleh lengan dan mata pistol yang mengarah tepat di kepala pemimpin mereka. Mereka bersiap untuk segera menembaki Richard jika terjadi sesuatu pada pemimpin mereka.“JANGAN BERGERAK!” teriak Bryant sambil menembakkan peluru ke langit untuk memberikan peringatan.“Jika kalian bergerak maka, nyawa dia sebagai taruhannya!”Sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-24
  • Kekuatan Dari Koin Dewa   Chapter 10 - Awal Mula Hidup Sebagai Bryant

    “Mr. Bryant …! Kau tidak apa-apa?” Seorang wanita menghampiri Richard yang sedang merintih kesakitan. Wanita panik mencoba melihat kondisi Richard. Perlahan rasa sakit yang seakan membakar tubuhnya itu mulai memudar, Richard mencoba mengontrol nafas nya agar lebih tenang. Wajahnya masih tampak begitu pucat lalu berkata, “Saya tidak apa-apa,” Tidak lama dokter datang, langsung memeriksa keadaan Richard. “Apa ada merasakan sakit dibagian kepala?” tanya Dokter. “Tidak.” Dokter hanya mengangguk kepala seakan dia sudah mengetahui keadaan Richard. “Baiklah, sebaiknya anda istirahat. Tubuh anda masih syok jadi membutuhkan penyesuaian. Jika anda merasakan pusing, mual atau merasa sakit dibagian kepala segera panggil kami.” ucap Dokter. “Apa sungguh Mr. Bryant baik-baik saja, Dokter? Dia bahkan tidak bisa mengenalku?” tanya Claire, tampak begitu panik. “Kemungkinan, Pak. Direktur mengalami hilang ingatan sementara. Kita masih akan mengawasi kondisi Direktur. Tidak perlu ada yang dikhawa

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-03

Bab terbaru

  • Kekuatan Dari Koin Dewa   Chapter 18 - POV RICHARD (Part.3)

    Mendengar suara Hanabi membuat Richard spoton langsung melepaskan pelukannya. Wajah Sarah yang masih tampak sangat terkejut, langsung menundukkan kepalanya—melanhkah jauh karena takut pada Hanabi yang merupakan istri dari majikannya.Hanabi masih terdiam menatap sinis setelah apa yang ia lihat dengan kedua matanya. Tidak ada kata yang bisa diucapkan lagi melihat kelakukan suami yang tidak pernah berubah walau kehilangan ingatan.“Kau sungguh hebat ya, baru saja keluar dari rumah sakit, berani-beraninya kau berpelukan dengan pelayan di depan mataku? KAU SUDAH GILA YA!”Sarah membentak—melupakan seluruh emosinya, dirinya merasa tidak dihargai sebagai seorang istri. Sarah melangkah dengan cepat ke arah Sarah, tanpa memberikan peringatan apapun, ia langsung memberikan sebuah tamparan yang sangat keras hingga Sarah tersungkur di lantai.“APA YANG KAU LAKUKAN?!”Richard terkejut melihat Sarah yang di tampar oleh wanita gila yang datang dengan penuh emosi. Tanpa sadar, Richard langsung meng

  • Kekuatan Dari Koin Dewa   Chapter 17 - POV RICHARD (Part.2)

    Tatapan Claire terdiam beberapa detik saat ia baru teringat akan suatu hal di kepalanya. Tangan dengan spontan langsung menepuk keningnya sendiri dan berkata, “Ah! Aku lupa. Sarah … wanita itu, wanita yang sedang dicari … aku baru ingat, dia sudah bekerja menjadi pelayan di rumah tuan Bryant ‘kan? Kenapa aku bisa melupakan itu?” John hanya menatap heran dengan kepanikan yang sedang Claire hadapi. Dirinya yang hanya bertugas sebagai pengawal jadi ia tidak begitu mengetahui semua yang terjadi. “Aku harus segera memberitahukan tuan Bryant.” Claire bergegas untuk kembali masuk kedalam ruangan namun John langsung mencegahnya. “Jangan!” “Kenapa?” “Kau tidak ingat. Tuan Bryant butuh waktu sendiri. Biarkan diri sendiri, besok aku akan memberitahukannya. Kau sibukan bukan, sudah sana cepat pergi.” ucap John. Claire merasa perkataan John memang benar. SItuasi saat ini yang terasa gaduh membuatnya sedikit kerepotan hingga ia menjadi sulit untuk berkonsentrasi. perfeksionis adalah sebuah k

  • Kekuatan Dari Koin Dewa   Chapter 16 - POV RICHARD

    Kedua bola mata John berputar saat dirinya di tatap begitu dekat oleh sosok Bryant yang tidak pernah melakukan hal itu. Bryant yang ia kenal sebelum terjadinya kecelakan, dia sosok yang sangat menjaga jarak. Mungkin karena otaknya terbentuk hingga hilang ingatan membuat sikap Bryant sedikit berubah. Richard langsung menjauhkan dirinya saat menyadari John yang merasa tidak nyaman dengan sikapnya. Dirinya lagi-lagi kehilangan akal untuk tidak bersikap ceroboh yang memicu kecurigaan. John adalah orang terdekat Bryant, dia pasti sangat memahami sifat dan kebiasaan Bryant. “Iya … Anda kehilangan koin itu,” jawab John. “APA?!” Secara tidak sadar Bryant berteriak karena terkejut akan nyatakan jika alasan Bryant hampir membunuhnya karena dia telah kehilangan koin yang begitu berharga. Sudah dipastikan jika Bryant memiliki alasan kuat mengapa dia begitu menginginkan koin dewa itu di saat hidupnya begitu sempurna. “Tapi … apa kau tahu tentang koin itu? Kau pernah melihat bentuknya seperti a

  • Kekuatan Dari Koin Dewa   Chapter 15 - POV BRYANT (Part.3)

    Hanabi baru saja bangun, ia terus memegangi kepalanya yang terasa sakit karena efek terlalu banyak minum wine. Terkadang ia selalu menekankan pada dirinya sendiri untuk segera berhenti minum namun saat dirinya berada di dalam tekanan, tanpa sadar bawa nafsu membawanya untuk kembali minum-minum walau pada akhirnya ia kembali menyesali perbuatannya sendiri.Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Pelayan Katy masuk bersama dengan seorang dokter membuat Hanabi bingung.“Pagi. Nyona Hanabi. Anda sudah bangun,”“Pagi. Ada apa?” tanya Hanabi masih belum menyadari lukanya.“Tuan Bryant memanggil Dokter Smith untuk mengobati kaki anda yang terluka.”“Kaki?”

  • Kekuatan Dari Koin Dewa   Chapter 14 - POV BRYANT (Part.2)

    Setelah menyelesaikan susunan acara pernikahan, Hanabi sampai di depan kediaman rumah Bryant. Rumah mewah bergaya neoklasik yang begitu megah berukuran sekitar 25.000 kaki persegi. Hamparan taman hijau hingga ada kolam renang sepanjang 75 kaki. Semuanya berlatar belakang pemandangan panorama pusat kota Los Angeles dan Samudra Pasifik. Rumah yang luasnya 2 kali lipat dari rumah milik ayahnya. Saat melihatnya membuat Hanabi mulai memahami mengapa sikap Bryant begitu angkuh dan banyak sekali dari kelompok-kelompok mafia banyak yang segan dengan kelompok Laputa. “Pelayan …!” Satu panggilan yang bisa membuat beberapa pelayan rumah langsung bergegas menghampiri Bryant.

  • Kekuatan Dari Koin Dewa   Chapter 13 - POV BRYANT (Part.1)

    “Bantu aku untuk duduk …,”“Baik.”John segera membantu Richard untuk duduk bersandar pada tempat tidur yang otomatis menyesuaikan posisi Richard.“Ngomong-ngomong, seperti apa hubunganku dengan Hanabi? Dia bilang kami menikah karena kerja sama bisnis? Apa itu benar? Kami menikah bukan karena saling cinta?” tanya Richard.“Benar, Tuan. Aku memang tidak tahu pasti. Tapi saat itu anda bilang pada saya, jika hanya Hanabi yang boleh menikah dengan anda.”“Eh?”Mendengar jawaban aneh itu membuat Richard mengerutkan keningnya. Jawaban yang tidak masuk akal yang sekali lagi ia dengar.

  • Kekuatan Dari Koin Dewa   Chapter 12 - Menghadapi Kelompok Hyena

    Semua wajah orang-orang menjadi tegang saat mendengar satu kalimat pertanyaan yang keluar dari mulut seorang Bryant. Seperti sebuah kalimat kutuk yang membuat bulu kudung berdiri tegak akan nada khas dari seorang Bryant yang bisa membuat orang terbungkam. “Wah … kalian ini sungguh sangat keterlaluan. Aku bahkan sampai meneteskan air mata saat aku mendengar kalian sedang merencanakan pengkhianatan untuk menjatuhkanku …” ucap Richard dengan nada yang dingin dan tajam, dirinya seperti kerasukan arwah Bryant hingga tampak seperti manusia berdarah dingin. “Apa menyenangkan? Apa melakukan ini membuat hati kalian lega?” ucap ledek Richard—kemudian tertawa seperti orang gila. Tidak ada satupun orang yang berani menatap mata Richard, jika menatap pemimpi mereka mungkin nyawa mereka sebagai taruhannya.

  • Kekuatan Dari Koin Dewa   Chapter 11 - Memasuki Sarang Kelompok Hyena

    “Nyonya muda …”Saat sedang santai menyantap makan siangnya, satu suapan besar yang segera masuk ke dalam mulutnya tiba-tiba harus terhenti saat melihat John yang tiba-tiba berdiri, merundukkan tubuhnya 45 derajat dengan sopan ke arah pintu masuk.Mulut Richard yang masih menganga di depan sesendok makanan yang ingin ia makan—menoleh ke arah seorang wanita yang muncul di sampingnya.“Ah … tampaknya kau sudah jauh lebih baik. Suamiku …”Seketika sendok makanan yang Richard genggam terjatuh ke atas piring saat mendengar ucapan wanita yang bahkan terlihat sama sekali tidak menunjukan sebuah kasih sayang dalam kalimatnya.Richard terkesiap bingung menatap wanita cantik yang mengaku istrinya. Situasi yang mencengkam ini membuatnya panik dan bergegas melirik ke arah John agar bisa membantunya.“Oh … oh …” Richard masih terbata-bata karena tidak tahu apa yang harus ia katakan untuk situasi saat ini.“Ternyata benar kau hilang ingatan. Sungguh menyedihkan.” ucap Hanabi sambil duduk di bangku

  • Kekuatan Dari Koin Dewa   Chapter 11 - Masuk Ke Sarang Kelompok Hyena

    “Nyonya muda …” Saat sedang santai menyantap makan siangnya, satu suapan besar yang segera masuk ke dalam mulutnya tiba-tiba harus terhenti saat melihat John yang tiba-tiba berdiri, merundukkan tubuhnya 45 derajat dengan sopan ke arah pintu masuk. Mulut Richard yang masih menganga di depan sesendok makanan yang ingin ia makan—menoleh ke arah seorang wanita yang muncul di sampingnya. “Ah … tampaknya kau sudah jauh lebih baik. Suamiku …” Seketika sendok makanan yang Richard genggam terjatuh ke atas piring saat mendengar ucapan wanita yang bahkan terlihat sama sekali tidak menunjukan sebuah kasih sayang dalam kalimatnya. Richard terkesiap bingung menatap wanita cantik yang mengaku istrinya. Situasi yang mencengkam ini membuatnya panik dan bergegas melirik ke arah John agar bisa membantunya. “Oh … oh …” Richard masih terbata-bata karena tidak tahu apa yang harus ia katakan untuk situasi saat ini. “Ternyata benar kau hilang ingatan. Sungguh menyedihkan.” ucap Hanabi sambil duduk di b

DMCA.com Protection Status