Share

Rencana Dewanti

last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-06 22:37:43

Kantor masih belum dipenuhi oleh para pegawai. Hanya ada beberapa saja yang memang sengaja datang lebih pagi untuk menghindari macet. Salah satunya yaitu Nimas. “Sepi banget ini kantor jam segini,” ujarnya sembari meletakkan barang bawaannya ke atas meja dan menjatuhkan tubuhnya ke kursi kerja kesayangannya. “Enaknya sarapan apa, ya?” Nimas membuka aplikasi ojek online di ponselnya untuk memilih menu sarapannya pagi itu. “Rajin banget Lo sepagi ini udah Dateng ke kantor?” Ailin menghampiri Nimas yang sedang sibuk scroll layar ponselnya. “Mau cari muka ya, Lo?” Ailin memulai genderang perang. “Gue diem aja ya, tapi Lo duluan yang nyalain api!” balas Nimas mengacuhkan ponselnya sejenak untuk melihat ke arah Ailin.

“Ya apa lagi kalau bukan cari muka? Nggak mungkin pegawai mau berangkat pagi buta kayak Lo!” Ailin menyiram bensin untuk api yang ia nyalakan. Nimas meletakkan handphone di atas mejanya dengan kasar. Ia berdiri siap menyerang Ailin yang sejak tadi sudah mengisyaratkan perang d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Dewanti dan Sejuta Kejutannya

    Namira menutup pintu ruangannya rapat. Ia tidak ingin mendengar suara apa pun dari bisingnya rencana Dewanti di kantornya. “Huh.. Biarkan saja, mungkin memang ini bukan untukku,” ucap Namira memberi ketegaran untuk dirinya sendiri. Ia kembali berjalan menuju meja kerjanya. Menyelesaikan tumpukan pekerjaan yang telah menunggunya sejak beberapa waktu lalu. “Lebih baik aku bekerja. Sudah cukup sering gue menunda pekerjaan yang ada di depan mata,” ujar Namira namun kali ini ia sudah tidak bisa menahan air matanya. Hati dan pikirannya tidak sejalan. Ia mengelus dadanya, mencoba tegar dan tak terlihat lemah bahkan di depan dirinya sendiri. Tetapi hatinya begitu perih. Matanya tidak sanggup menahan kepedihan. “Namira, jangan nangis. Ayo jangan na-ngis,” air matanya terus keluar. Bahkan mengalir deras di pipinya. Isakannya semakin sesak. Terasa sangat sakit dan memilukan.Dibalik rencana ini, Dewangga tidak tahu apa-apa. Dewanti berhasil membuat banyak orang terkejut akan rencana luar biasany

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-07
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Kerumitan Yang Terjadi Di Kantor

    “Heh, sok sibuk banget, Lo!” Ailin mendatangi meja kerja Nimas. Nimas langsung menoleh ke arah Ailin yang tiba-tiba sudah ada di sebelahnya. “Ada perlu apa? Gue sibuk!” Celetuk Nimas membuat suasana hati Ailin menjadi lebih buruk. “Dasar sombong!” umpat Ailin. “Lo setuju nggak Pak Dewangga dan Dewanti nikah? Kalau gue sih engga,” ungkap Ailin mengajak Nimas bergosip di tengah sibuknya lara pegawai di kantor. “Lo ngajak gue bergosip?” tanya Nimas heran. “Ini bukan gosip. Ini realita. Memang kenyataannya gue nggak setuju atas pernikahan Pak Dewangga dan Dewanti. Lebih baik Pak Dewangga nikah sama gue,” celetuk Ailin iseng. “Pak Dewangga yang nggak mau sama, Lo!” seru Nimas sampai beberapa pegawai menoleh ke arahnya.“Gimana kalau kita bikin Dewanti nggak betah di kantor ini?” Ailin tiba-tiba punya rencana jahat kepada Dewanti. “Lo kalau mau jahat sama orang jangan ngajakin gue!” protes Nimas. “Lo juga nggak suka sama keberadaan Dewanti, kan? Kita usir bareng aja dia!” seru Ailin membala

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-07
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Antara Kedua Calon

    “Dewanti, dimana Dewangga?” tanya Papa Dewangga ketika Dewanti masuk ke ruangan Dewangga sendirian. “Mas Dewa ada urusan, Pa. Jadi, pembahasan tentang pernikahan terpaksa kami tunda.” Dewanti mencari alasan agar keluarganya dan keluarga Dewangga tidak curiga akan masalah yang sedang mereka hadapi. Dewanti tidak ingin Mama dan Papanya sakit hati akan sikap Dewangga dan nantinya menghilangkan restu yang sudah diberikan sejak awal. “Tapi pernikahan kalian kan juga lebih penting,” sabut Mama Dewanti berusaha membela anaknya. “Ini juga tentang kantor, Ma. Kantor ini juga penting untuk aku dan Dewangga,” sambung Dewanti dengan senyum tegarnya meski dalam hati teriris. “Kalau begitu, bawa Mama dan Papa keluar dari sini,” pinta Papa Dewangga yang langsung dituruti oleh calon menantunya.Ailin dan Nimas melihat Dewanti bersama kedua orang tuanya dan orang tua Dewangga keluar dari ruangan Dewangga. “Nimas, Lo liat itu kan?” Ailin mengirim pesan ke Nimas agar ia tidak ketahuan jika sedang membic

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-09
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Kejujuran Dewangga

    Dewanti dan Namira terlibat obrolan yang serius. Dewanti tak ingin mengalah dengan perasaannya. Ia ingin Dewangga jatuh ke tangannya tanpa kendala apa pun. “Jauhi Dewangga jika kamu tidak mau dianggap sebagai perusak masa depan teman satu kantor kamu!” ancam Dewanti. Tangannya mendorong bahu sebelah kanan Namira. Namira menahan tubuhnya agar tidak runtuh seperti perasaannya sekarang. Tak ada kalimat yang keluar dari mulut Namira. Penjelasan apa pun tidak akan menyurutkan api kemarahan Dewanti. “Jika Ibu sudah selesai bicara, sebaiknya segera keluar dari ruangan ini. Saya harus melanjutkan pekerjaan,” pinta Namira seolah tidak terjadi sesuatu sebelumnya. Walaupun pada kenyataannya saat itu Namira sangat berantakan.Tubuhnya lemas, pikirannya penuh, pandangannya kosong. Napasnya tidak beraturan. Banyak hal yang ia pendam, tak bisa dikeluarkan. “Aku kira Pak Dewangga adalah obat dari lukaku yang lama, ternyata beliau justru lukaku yang baru,” ucap Namira sambil melanjutkan lamunannya di

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-10
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Bahu Yang Lain

    “Pak, saya tidak sedang mencari luka lagi. Jadi tolong, biarkan saya menjalani hari-hari saya tanpa ada beban. Hubungan kita baru dimulai. Sebelum semakin jauh dan semakin dalam, lebih baik kita akhiri di sini,” jelas Namira melemah. Namira dan Dewangga saling menatap. Dewangga mencoba meraih tangan Namira. Namun, berulang kali Namira menjauh dan menghindar. Namira tidak ingin ada seseorang yang tahu tentang hubungannya dengan Dewangga. Karena, gosip di kantornya cepat sekali menyebar. “Namira, tolong dengerin saya dulu,” pinta Dewangga tidak ingin kehilangan kekasihnya yang baru saja bisa ia dapatkan. “Pak, saya ke sini bukan untuk membahas ini. Lagi pula, semua yang sudah kita mulai itu tidak baik. Harus segera diakhiri,” Namira mengakhiri kalimatnya.Namira hendak berbalik dan meninggalkan ruangan rapat. Namun, pelukan Dewangga telah menahan tubuh Namira di sana. Namira merasakannya selama beberapa saat, ia tidak menolak dan tidak melepaskan selama beberapa detik. “Ini yang aku but

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-18
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Semakin Rumit

    “Laras, saya minta maaf. Saya tahu saya salah. Tapi, beri waktu saya untuk menjalankan. Ini bukan kesalahan Aidan, ini salah saya,” ujar Namira menahan Laras yang akan pergi dari taman itu setelah puas membentak Namira dan Aidan yang sedang berduaan. “Mau jelasin apa lagi sih, kak? Udah jelas jelas Kakak itu orang ketiga antara aku dan Aidan. Selama ini Aidan sikap Aidan berubah itu pasti gara-gara Kak Namira, kan! Aku nggak habis pikir. Aku kira kalian udah selesai, ternyata aku hanya sebagai pelampiasan!” bentak Laras diakhir kalimatnya. Aidan pasrah tanpa penjelasan. Seperti tidak ingin ada yang diperbaiki lagi. “Aku kecewa sama Kak Namira. Selama ini aku salah menilai Kakak. Sejahat itu sama aku!” ucapnya lalu berbalik. Laras tak langsung meninggalkan Namira dan Aidan. Masih ada harapan darinya kepada Aidan. Namun, tangan Aidan sama sekali tidak menyentuh Laras.“Aidan, kejar!” ujar Namira lirih dan memberi. Mata dan kepalanya memberi isyarat untuk Aidan agar mengejar Laras yang s

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-18
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Cuti Yang Gagal

    Dewangga tertidur di mobilnya yang terparkir di depan rumah Namira sejak semalam. Namira masih enggan mengaktifkan ponselnya. Dengan begitu Namira memiliki malam yang membuatnya tenang tanpa dikejar pesan ataupun panggilan. “Astaga, kenapa gue ketiduran di ujung ranjang?” celetuk Namira saat sadar ia tertidur di tepi ranjang. Semalam sulit sekali baginya memejamkan mata. Banyak sekali usaha yang dilakukan agar matanya bisa tertutup dan istirahat sejenak sampai pagi hari. Sayangnya, semua usaha Namira tak berbuah manis. Pada akhirnya, Namira justru tertidur dengan posisi kaki menggantung di tepian tempat tidur. “Aduh, badan gue jadi sakit semua!” keluhnya seraya meregangkan tubuhnya. “Bukannya segeran pagi ini, malah jadi pegel semua badan,” tuturnya sambil meregangkan bagian kepala.“Cuti enak kali, ya?” ucapnya setelah sudah siap untuk pergi bekerja dan menuruni tangga di rumahnya. Namira hanya tinggal seorang diri di Ibu Kota. Mama dan Papanya tinggal di luar kota, sesuai dengan din

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-19
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Pemaksaan Persiapan Pernikahan

    Dewangga tak muncul di kantor hingga jam makan siang. Dewanti menahannya di kamar hotel, demi membicarakan pesta pernikahan yang sudah diimpikan oleh Dewanti. “Hari ini, Cuma ada kamu dan aku. Kita bahas tuntas semua persiapan pesta pernikahan kita,” tutur Dewanti senang. Sebagai calon istri yang sedang mencoba mengambil hati Dewangga, Dewanti sibuk menyiapkan sarapan dan minuman sehat untuk sang calon suami. Padahal, Dewangga sendiri justru sibuk memikirkan cara bagaimana ia bisa keluar dari kamar hotel. “Gue nggak boleh ada sini. Gue harus ada di kantor. Gue harus menyelesaikan semua permasalahan yang ada,” batinnya. Pikirannya penuh sampai dia tidak fokus. “Dewangga?” panggil Dewanti. Tangan Dewanti melambai di depan wajah Dewangga karena susah beberapa panggilan tak Dewangga respon.“Eee... Ada apa?” tanya Dewangga terlihat sedikit gugup. “Kamu kenapa? Sakit?” Dewanti masih berpikir positif. “Aku panggilan dokter mau?” tanya Dewanti yang mencemaskan calon suaminya. “Nggak. Nggak p

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-19

Bab terbaru

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Memulai Kembali

    Para pegawai Dewangga kini kembali menjalani rutinitas seperti biasanya. Meski telah dihadang oleh berbagai pekerjaan yang menumpuk di meja kerja masing-masing, suasana hati mereka tetap masih terbawa ceria. Hasil dari staycation tiba-tiba yang diadakan oleh Dewanti. Meski sedikit lancang karena tak minta persetujuan dari Dewangga, Dewanti ternyata berhasil membahagiakan pekerja di kantor Dewangga. Hati Dewanti semakin besar. Ia merasa dirinya akan memenangkan hati semua orang. “Seru banget ya, kemarin! Andai aja tiap bulan ada staycation, kita pasti bakal betah kerja di sini. Walaupun lembur, banyak kerjaan, sering kena marah, tapi kalau ada acara kayak kemarin sih gue betah,” celetuk Ailin dengan geng gosipnya itu. Nimas datang mendengar ocehan Ailin yang cukup kencang hingga bisa didengar meski belum sampai ke meja kerjanya.“Pagi, Nimas!” sapa Ailin iseng mendekati Nimas. Wajah Ailin tidak mencerminkan keceriaan sama sekali. Wajahnya lecek seperti pakaian yang masih kusut karena b

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Kembalinya Pujaan Hati

    “Semua itu karena kesalahan Papa Dewangga. Beliau yang membuat perusahaan Dewangga hancur.” Anggara menceritakan bagaimana perjalanan kehidupan Dewangga sebelum hadirnya Namira. Dewangga sudah berjuang sejak lama. Namun, keringatnya tak ada yang melihat. Semua menilai bahwa Dewangga hanya mampu seperti sekarang. “Apa yang membuat hutang?” Namira bertanya terus dengan detail. Ia ingin tahu lebih dalam lagi tentang seseorang yang saat itu masih bertengger di hatinya. “Hutang,” jawab Anggara lalu menoleh ke arah Namira seolah memberi garis bawah. “Jadi...” “Iya, pertengkaran Dewangga dan Papanya bermula dari hutang perusahaan. Dewangga sudah susah payah membangun perusahaan itu, tetapi, Papanya justru menghancurkan sekejap dengan hutang yang menumpuk,” jelas Anggara lagi. “Kepergian dan Dewangga bukan tanpa alasan. Tapi, karena dengan hal itu Dewangga bisa damai dengan keadaan.”Selama ini diamnya Dewangga menyimpan banyak sekali luka. Dingin sikapnya melampiaskan segala kecewa yang seja

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Seluk Beluk Yang Masih Rahasia

    Akhir pekan ajaib bagi para pegawai kantor Dewangga. Untuk pertama kalinya, mereka bisa merasakan liburan bersama tanpa harus pusing dengan biaya atau pun lainnya. Mereka datang dengan outfit terbaik masing-masing. “Pasti bakalan seru banget!” celetuk Ailin dengan penampilannya yang begitu mencolok. Ailin juga geng gosipnya turun dari mobil, masuk ke villa yang sudah Dewanti sewa untuk liburan pegawai kantor calon suaminya. “Nanti fotoin gue disetiap sudut villa, ya!” pinta Ailin kepada salah satu temannya. Temannya hanya mengangguk lalu terus berjalan, karena sudah tidak sabar mengetahui isi di dalam villa. “Hai semua!” sapa Dewanti. Ia bersama Dewangga dan Anggara sudah lebih dulu sampai di villa. “Hai!” balas karyawan yang baru saja sampai di villa.Tangan Dewanti terlihat menggandeng Dewangga. Karena merasa tidak nyaman, Dewangga berusaha melepas gandengan tangan itu. Ada seseorang yang Dewangga cari, dari tatapan juga gerak tubuhnya menandakan ia sedang menanti. “Sudah datang sem

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Ide Cemerlang Dewanti

    “Ada yang luka?” Namira masuk membawa setumpuk berkas. Tetapi, hal pertama yang ia tanyakan bukanlah tentang pekerjaan. Namira dan Dewangga hanya bisa saling menatap. Banyak sekali perasaan yang ingin mereka tumpahkan satu sama lain. Sayangnya, saat itu waktu dan keadaannya nya tak mendukung mereka menyuarakan isi hati masing-masing. “Ada apa, Namira?” Dewangga memulai obrolan setelah keheningan yang panjang. “Ada beberapa berkas yang harus diperiksa juga ditandangani,” jawab Namira lalu ia duduk di depan meja kerja Dewangga. Dewangga masih tidak percaya Namira masuk ke ruangannya ketika ia sedang menjadi sosok tak waras karena cinta. “Bukan itu. Tadi apa yang kamu tanya saat pertama masuk ke ruangan saya?” Dewangga ingin mendengar lagi pertanyaan dari Namira tadi. Rasanya ada secuil perhatian dari Namira untuk Dewangga.Tangan Dewangga merah. Rasa sakitnya tak ia hiraukan. Biar mengalir begitu saja. “Apa ada yang luka?” Namira mengulang sesuai permintaan Dewangga. “Sejak kapan kamu a

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Perasaan Yang Kacau

    “Bapak sengaja mau mencelakai saya? Apa Bapak belum puas sudah melukai perasaan saya?” pertanyaan yang sungguh menggores lubuk hati. “Saya salah apa, Pak? Bapak tega sekali melakukan ini kepada saya,” sambung Namira. “Namira, tenang dulu. Saya bisa jelaskan semuanya. Kamu salah paham,” pinta Dewangga, ingin mendekat ke arah Namira tetapi Namira menolak. “Tolong tetap di situ saja,” perintah Namira untuk Dewangga yang hampir berpindah tempat ke samping Namira. “Saya tahu kejadian itu, tapi bukan berarti saya yang melakukan itu, Namira. Saya nggak mungkin tega melukai orang yang saya cintai,” jelas Dewangga yang tak mau didengar oleh Namira. “Lalu apa?” “Saya mengutus seorang menjadi mata-mata saya,” aku Dewangga semakin membuat Namira tak habis pikir.“Untuk apa?” Namira duduk, mencoba tidak membesarkan masalah yang sebenarnya menurut Namira ini adalah masalah besar. “Untuk jagain kamu,” jawab Dewangga. Suara ketukan pintu terdengar dari dalam. Namira panik. Dewangga langsung mendekat

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Masalah Dari Masa Depan

    Hubungan yang sudah diselesaikan ternyata bukan berarti berakhir. Seperti hubungan Namira dan Aidan yang kembali terjalin. Mungkin masih ada sisa rasa yang dulu mereka miliki, atau hanya sekedar ingin mengulang lembar yang tak mereka temukan pada orang lain. “Kita salah nggak sih?” tanya Namira disuatu malam ketika Namira dan Aidan sedang makan malam bersama. “Kenapa salah?” “Salah karena memulai hubungan yang pernah berakhir.” “Kalau kamu pernah dengar, hubungan lama yang dimulai lagi seperti halnya membaca novel yang sama berulang kali, menurut aku itu hanya sebuah opini. Anggapan yang belum tentu terjadi,” ungkap Aidan. “Kita nggak pernah tahu apa yang akan terjadi dimasa depan. Yang kita bisa hanya memperbaiki hari ini untuk masa depan itu,” tambah Aidan.“Memangnya kamu setuju?” Aidan kini berbalik tanya ke Namira. “Emm.. enggak juga sih,” jawab Namira masih belum yakin akan pendapat itu. Tetapi ia juga tak yakin hubungannya akan lebih baik dari sebelumnya. “Menurutku, semua oran

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Kembali Bersama

    Setelah malam yang menyebalkan terlewati dengan tidur, kini Namira siap kembali menyongsong pagi untuk bekerja. Pakaiannya sudah rapi. Namira selalu terlihat fashionable dalam setiap hari kerjanya. Baginya, itu adalah salah satu cara menghargai dirinya sendiri juga menambah semangat menjalani kesehariannya yang padat. “Apa ini?” katanya panik ketika menemukan sebuah kotak di depan pintu rumahnya. “Perasaan gue nggak pesan apa pun, kenapa ada paket yang datang?” Namira heran dengan kotak coklat misterius itu. “Ambil nggak ya?” tanya Namira bimbang. “Tapi kalau gue ambil terus isinya bahaya gimana?” Namira dilema. Sudah menunduk untuk mengambil paket itu, tetapi gagal karena pikirannya yang buruk muncul. “Apa mungkin dari Papa dan Mama? Kenapa nggak ada yang kabarin gue kalau mau kirim paket?” Namira terus bertanya-tanya sendiri.“Gue tinggal aja deh. Nanti gue buka pulang kerja,” ucap Namira menyingkirkan kotak coklat itu ke area pinggir pintu rumahnya. “Gue harus cari asisten rumah ta

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Antara Mantan dan Masa Depan

    Aidan meraih tangan Namira, ia menahan sang mantan kekasih agar tidak mendekati Dewangga. “Kenapa datang ke sini? Ada perlu apa lagi?” tanya Aidan seolah Aidan pemilik Namira saat itu. Namira tak menyangka Aidan akan bersikap demikian. Ia pun heran, mengapa tubuhnya memberi respon sesuai permintaan Aidan. Ia berhenti dari langkahnya mendekat ke arah Dewangga dan membiarkan Aidan yang mengambil alih. “Lo siapa? Gue ke sini ada perlu dengan pemilik rumah,” jawab Dewangga tetap ngotot masuk ke dalam rumah Namira. Malam itu, Namira membuka lebar pintu rumahnya, sebab, ia hanya berdua bersama Aidan di ruang tamu. Tak ingin ada pikiran yang buruk, Namira memilih untuk membuka lebar pintu rumahnya.“Namira, kenapa kamu biarkan dia datang ke sini lagi? Kenapa kamu masih terima dia?” Dewangga kecewa karena Namira menerima Aidan dengan baik. Namira hanya menghela napas. Tak memberi jawaban apa pun, padahal Dewangga menanti Namira membuka suara dan memberi penjelasan. “Tunggu!” Aidan menghadang

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Pendekatan Dengan Mantan

    Dewangga turun dari mobilnya. Ia melihat Namira sedang duduk ditemani oleh Aidan. Ketika Dewangga turun, Namira berusaha menjauh dari Aidan. “Ngapain Namira sama laki-laki itu?” Dewangga kesal meski tak biasa ia utarakan langsung. Kemudian, pintu sebelah kiri mobil Dewangga terbuka. Namira melihat Dewanti turun dari sana. Dewanti terlihat sangat bahagia. “Aku kira kamu sendiri,” batin Namira. Namira langsung mengabaikan rasa tidak enaknya karena sedang berduaan dengan Aidan. Ia mendekat ke arah Aidan dan meminta Aidan untuk membantunya mengobati rasa sakit di kepalanya secara tiba-tiba. Aidan pun terkejut atas sikap Namira barusan. Tanpa basa basi atau pertanyaan lain, Aidan meraih tangan Namira untuk lebih dekat dengannya dan melihat di kepala Namira, apakah ada luka serius.“Sebelah mana yang sakit, Ra? Apa perlu kita ke dokter? Aku takut terjadi sesuatu,” kata Aidan cemas Namira mengeluh sakit pada kepalanya. “Emm, coba tolong kamu periksa,” pinta Namira. Ucapannya mengarah ke Aida

DMCA.com Protection Status