Share

Bab 439

Perutku hampir meledak.

Aku meregangkan pinggang sambil berkata, "Kenyang sekali. Alangkah indahnya kalau setiap hari bisa seperti ini."

"Kalau gitu, tinggal di sini. Aku juga malas masak kalau sendirian."

"Oke, sepakat."

"Lugas sekali jawabnya, nggak bilang ke kakak iparmu dulu?"

Mendengarnya menyebut Kak Nia, aku mengembuskan napas. "Sekarang, Kak Nia lagi ada masalah, mana sempat urusi aku?"

"Edo, ada apa dengan Nia dan kakakmu?"

Aku tidak bisa menceritakan soal masalah kakakku dan Kak Nia. Bagaimanapun, setiap orang punya privasi dan kehidupan masing-masing.

Aku hanya bisa berkata, "Terjadi sedikit masalah, tapi aku yakin mereka bisa atasi."

"Sebenarnya, kamu bisa manfaatkan kesempatan ini untuk taklukkan kakak iparmu." Kak Lina kembali membahas masalah ini.

Namun, dia tidak tahu bahwa aku dan Kak Nia sudah berhubungan.

Aku tidak mungkin memberitahunya.

Jadi, aku berpura-pura menolak. "Kak Lina, soal Kak Nia, lupakan saja. Aku nggak bisa lakukan."

"Bukan apa-apa. Anggap saja dia it
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status