Share

Bab 441

Author: Galang Damares
Aku langsung menyebutnya istriku.

Karena aku makin yakin ingin menikahi Lina.

"Siapa istrimu? Menyebalkan." Mendengarku menyebutnya istriku, Kak Lina tersipu malu.

Aku memeluk Kak Lina dan merasa sangat bahagia.

Meskipun kami tidak berbuat apa-apa di malam hari, aku bersyukur dan bahagia dapat tidur dengan memeluk Kak Lina.

Keesokan paginya.

Aku memeluk Kak Lina dan menciumnya untuk cukup lama. Alhasil, Kak Lina kesulitan bernapas.

"Sudah, Edo. Sana mandi, nanti telat."

Aku memandang Kak Lina dengan tidak rela. "Tapi, aku nggak rela berpisah denganmu, adikku juga."

Setelah berkata demikian, aku meraih tangan Kak Lina dan meletakkannya di salah satu anggota tubuhku.

Wajah Kak Lina sontak memerah.

"Keras sekali ...."

Aku berkata dengan sedih, "Ya, kalau nggak diselesaikan, nggak bisa pakai celana."

Bukannya aku tidak mau bangun, tetapi aku tidak sanggup bangun.

Rasanya sangat tidak nyaman.

Aku menatap Kak Lina dengan tatapan memelas sambil bertanya, "Kak Lina, bolehkah bantu aku?"

"Dasar
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 442

    Wiki tersenyum canggung, lalu berkata, "Aku nggak larang kamu. Lina itu wanita baik, bagus juga kalau kalian bersama."Aku bertanya dari lubuk hati terdalam, "Kak, kamu tulus?"Aku berharap Wiki kembali ke jalan yang benar. Dengan begitu, dia akan memperlakukan Kak Nia dengan baik.Wiki menatapku sambil menganggukkan kepala dengan serius. "Edo, setiap kata yang kuucapkan tulus.""Beberapa hari ini, aku tinggal sendirian. Rasanya sangat menderita. Aku berharap kamu dan Nia pulang, kita bisa bercanda seperti dulu."Aku menatap mata Wiki dan dapat merasakan bahwa dia mengucapkan kata-kata ini dengan tulus.Aku meraih tangannya dan berkata dengan sungguh-sungguh, "Pasti, semuanya akan membaik. Hari ini, aku telepon Kak Nia lagi buat tanyakan kapan dia akan kembali. Sejujurnya, aku juga berharap kamu dan Kak Nia baikan, akan lebih baik lagi kalau kalian bisa punya anak ...."Aku menyadari ada yang salah dengan ucapanku dan segera berhenti berbicara.Mendengarku membahas soal anak, Wiki hany

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 443

    Bagaimanapun, aku dan Wiki berasal dari desa yang sama. Alangkah baiknya kalau kami bisa mempertahankan pertemanan kami.Aku berharap semua kejadian buruk ini segera berlalu dan semuanya menjalani hidup seperti semula.Aku menyalakan mobil dan hendak berkendara menuju Aula Damai.Saat ini, seseorang berjalan mendekat.Dia adalah Bella.Dilihat dari cara berjalan Bella, sepertinya dia datang untuk menemuiku."Tuk tuk tuk." Bella mengetuk jendela mobilku.Aku menurunkan jendela, lalu bertanya, "Ada apa?""Keluar, ada yang mau kubicarakan." Sikap Bella sangat dingin, dia seolah-olah sedang memerintahku.Setiap kali dia bersikap seperti ini, aku memiliki keinginan untuk menentangnya. "Bu Charlene, ini bukan rumah sakit pengobatan tradisional, aku nggak perlu tunduk sama kamu. Kalau ada yang mau kamu bicarakan, katakan, aku bisa dengar."Melihat sikapku, ekspresi Bella berubah drastis.Namun, sepertinya dia malas berdebat denganku dan langsung berkata, "Masalah kemarin, jangan bilang ke ora

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 444

    "Hei, apa maksudmu? Cepat turun."Aku ketakutan. Aku mengangkat tanganku dan tidak berani menyentuhnya.Namun, Bella langsung melepas pakaianku sambil berkata, "Kamu merasa dirugikan, 'kan? Sekarang, kubayar. Kelak, jangan katai aku lagi."Tadi pagi, aku sudah menahan hasratku pada Kak Lina. Setelah dirangsang oleh Bella, aku makin tertekan.Apalagi Bella duduk di area sensitifku, aku sangat kesakitan.Aku terpaksa memegang pantat Bella dan mengangkatnya. "Jangan gila. Aku sudah mau telat, cepat turun.""Nggak, aku mau bayar. Kelak, kalau kamu bilang aku memanfaatkanmu lagi, kuhabisi kamu!"Sembari berbicara, Bella kembali duduk.Jiwaku hampir melayang.Bukan jiwaku, melainkan jiwa adikku."Kalau berani, sini. Aku sudah seperti ini, kalau kamu nggak beraksi, kamu bukan pria."Sembari melepas pakaianku, Bella merangsangku dengan kata-kata.Aku sungguh ingin menahan diri, tetapi setelah dirangsang olehnya, aku benar-benar kehilangan akal sehat.Apalagi dia duduk di pangkuanku dan membuat

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 445

    Kursi pengemudi sangat sempit, dia bisa bersembunyi di mana?"Turunkan kursimu, kenapa masih diam?" kata Bella dengan kesal.Aku tersadar dan segera menurunkan kursiku.Bella seperti seekor belut. Dia langsung melepaskan diri dari pelukanku dan bersembunyi di bawah kursi.Untungnya, dia kurus dan kecil. Kalau dia adalah Kak Nia, dia tidak akan bisa bersembunyi.Bella memperingatkanku dengan pelan, "Jangan diam, cepat kendarai mobil.""Sialan, kamu bersembunyi di sana, aku mana bisa kendarai mobil?"Aku bahkan tidak bisa merentangkan kakiku, bagaimana bisa menginjak rem dan pedal gas?Namun, Bella tidak peduli dan terus mendesakku untuk mengemudikan mobil.Hal ini tidak memungkinkan.Saat ini, Tiara melihatku. Dia berjalan ke arahku.Aku segera mengingatkan Bella. "Sembunyi baik-baik, jangan bersuara. Sahabatmu datang."Setelah berkata demikian, aku menyadari sesuatu dan segera memakai kacamata hitam.Tak lama kemudian, Tiara datang."Dasar penipu. Aku sudah tahu kamu nggak buta, kok ma

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 446

    Aku mengemudikan mobil ke tempat sepi, lalu menghentikan mobil.Bagaimanapun, Bella masih bersembunyi di bawah, aku tidak leluasa menginjak pedal gas dan rem. Jadi, aku tidak berani berkendara dengan kecepatan tinggi.Setelah memarkir mobil, aku berkata pada Bella, "Sudah, sahabatmu sudah kusingkirkan. Cepat pergi."Bella keluar dari bawah dan mendelikku dengan galak.Aku berpikir dalam hati, 'Kenapa lihat-lihat?'Bukan aku yang menyuruhmu bersembunyi di sana.Dasar wanita gila.Namun, aku tidak mengucapkan apa pun. Bagaimanapun, kami baru saja berhubungan. Kalau aku mengasarinya, aku agak keterlaluan.Bella merangkak keluar dari pelukanku. Setelah merapikan pakaian, sikapnya masih sangat dingin. "Mulai sekarang, kita nggak saling berutang. Kelak, jangan muncul di hadapanku.""Maksudmu ... lupakan saja. Aku malas berdebat denganku. Kalau ketemu kamu, aku menghindar, oke?"Aku tidak ingin berdebat dengannya dan berusaha untuk berdamai dengannya.Tanpa basa-basi, Bella langsung berbalik

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 447

    Aku menyodok bahu Yasan sambil berkata, "Gadis ini lumayan, kuserahkan padamu?""Oke, aku pergi layani dia." Yasan memakai kacamata hitam, lalu melangkah maju untuk menyambut pelanggan.Biar Yasan dapat melayani pelanggan, aku tidak tinggal di sini dan hendak masuk ke dalam kamar.Namun, ketika bangun, aku merasa gadis ini agak familier.Bukannya ini gadis yang kulihat sedang berhubungan di taman kemarin pagi?Kebetulan sekali.Namun, aku tidak terlalu memikirkan hal ini. Saat itu, semuanya panik, mungkin gadis itu tidak melihatku dengan saksama.Aku hanya melihat sekilas, lalu berbalik memasuki ruangan.Karena tidak ada pelanggan, aku merapikan barang-barang di ruanganku.Ketika aku sedang merapikan barang, terdengar suara rintihan wanita dari kamar sebelah."Pak Dono, jangan."Sialan, Dono berulah lagi?Aku berjalan ke sudut ruangan, lalu menempelkan telingaku ke dinding.Dono berkata, "Nona Anna, sudah seperti ini, kamu masih menolak. Kamu nggak tersiksa?""Aku, aku tersisa, tapi ng

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 448

    Dia meletakkan kucing Persia kesayangannya di samping, lalu melepas syalnya sehingga tubuh montoknya dan kulit putihnya pun terlihat.Sejujurnya, tubuh wanita ini sangat memukau. Apalagi dia adalah nyonya kaya yang rutin melakukan perawatan, kulitnya tidak kalah dari gadis berusia 18 tahun.Namun, begitu melihat riasannya yang indah dan wajahnya yang anggun, aku tidak tertarik.Aku tidak ingin menjadi penjilat, apalagi berusaha menyenangkannya.Singkatnya, aku mengetahui perbedaan statusku dengan nyonya kaya seperti ini.Jadi, aku tidak boleh mengincar nyonya kaya sepertinya.Namun, mereka boleh mengincarku.Aku sangat tertekan.Aku memberanikan diri untuk bertanya, "Hari ini, pelayanan seperti apa yang Bu Dora inginkan?""Tentu saja paket lengkap. Setiap datang, aku mengambil layanan ini."Paket lengkap adalah paket termahal di klinik kami. Harga paket ini lebih dari enam juta.Nyonya kaya seperti Bu Dora tidak kekurangan uang, tentu saja dia tidak peduli dengan harga."Baik, berbarin

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 449

    Bahkan tanganku pun berhenti bergerak.Aku merasa pipiku merona dan jantungku berdebar kencang."Kenapa? Kok nggak lanjut pijat? Ucapanku terlalu mengejutkan?"Setelah berkata demikian, Bu Dora menutup mulutnya sambil terkekeh. "Aku lebih tua, terbiasa ngomong begini. Jangan dimasukkan ke hati."Aku tersenyum canggung. "Nggak, kok."Walaupun berkata demikian, suasana hatiku sangat kacau.Aku merasa Bu Dora sedang menggodaku.Dia tertarik padaku?Sepertinya tidak mungkin. Bu Dora adalah nyonya kaya, bagaimana mungkin menyukai anak muda sepertiku?Aku berpikir kejauhan.Nyonya kaya seperti mereka suka mengusili anak muda.Aku lanjut memijat Bu Dora."Meow."Kucing Persia itu berjongkok di atas lemari sambil menatap kami dengan sepasang mata belonya. Selain itu, dia terus mengeluarkan suara aneh, seperti ingin dibelai.Suasana menjadi makin ambigu.Aku berpikir, 'Kamu sudah steril, kenapa teriak-teriak?'Aku agak kesal.Namun, aku tidak berani menegurnya.Aku merasa Bu Dora sangat menyaya

Latest chapter

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 796

    Andre langsung melemparku ke tanah.Setelah aku memikirkannya dengan saksama, aku mengerti apa yang dia maksudnya. Ternyata Andre hanya menggodaku.Hanya saja, saat itu aku sangat bersemangat. Aku ingin membuktikan tekadku di hadapan Andre. Jadi, aku ingin melompat tanpa berpikir panjang.Aku berdiri dan tersenyum canggung. "Ini karena aku takut kalau aku nggak melompat, kamu akan menganggapku pengecut dan memandang rendah diriku.""Apa kamu pikir aku akan menganggapku penting kalau kamu melompat?" tanya Andre.Aku malu hingga wajahku memerah."Bukan itu maksudku. Aku tahu aku nggak meninggalkan kesan yang baik padamu. Kamu nggak akan menganggapku penting.""Tapi, aku nggak ingin seperti ini. Hanya saja, Larto terlalu kuat.""Aku nggak punya keberanian dan tekad sepertimu. Jujur saja, aku memang sedikit pengecut. Tapi, aku nggak ingin menjadi pengecut seumur hidupku. Jad, aku harus mengubah diriku."Andre sudah mengendarai sepeda motornya. "Kalau kamu benar-benar ingin mengubah dirimu,

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 795

    Orang yang menarik tali itu tidak lain adalah Andre yang berdiri di tepi sungai.Andre berdiri di tepi sungai. Penampilannya itu tampak sangat tampan.Sekalipun dia menendangku hingga terjatuh dan melilitkan tali di leherku.Namun, aku tidak marah sama sekali.Hal ini karena Andre sangat tampan. Dalam situasi itu, dia mampu melingkarkan tali ke leherku dengan sangat akurat. Dia adalah idolaku."Kak Andre, terima kasih," kataku sambil tersenyum dan merangkak keluar dari sungai.Andre menatapku dengan ekspresi masam. "Terima kasih untuk apa? Terima kasih karena aku menendangmu ke sungai? Atau terima kasih karena menyelamatkan hidupmu?""Terima kasih. Tendanganmu tadi telah membuatku melihat dengan jelas perbedaan antara kamu dan aku. Aku menjadi semakin mengagumimu," kataku dengan tulus. Aku bukan untuk menyanjungnya.Andre langsung tertawa, "Demi menjadi muridku, kamu bahkan berani mengatakan hal gila seperti itu.""Kamu salah. Aku mengucapkan kata-kata ini dari hatiku. Aku nggak punya

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 794

    Aku segera berlari ke sungai. Aku takut dia akan terhanyut di sungai.Namun, aku segera menyadari bahwa aku telah meremehkan Andre. Tidak, aku benar-benar sangat meremehkannya!Andre muncul dari sungai yang deras. Dia bahkan berenang di dalamnya.Saat ini, aku benar-benar terkejut!Ternyata seorang master dapat melampaui orang biasa dan menantang alam.Aku benar-benar tercengang.Aku ingin tahu apakah aku bisa mencapai level Andre dalam hidupku?Aku berdiri di pantai selama lebih dari 20 menit sebelum Andre keluar dari parit.Saat ini, warna kulitnya telah kembali normal.Saat dia menatapku dengan tatapan tajam, jantungku tiba-tiba berdebar kencang."Ka ... Kak Andre, kamu baik-baik saja?" tanyaku dengan hati-hati.Aku tidak bisa menahan diri untuk melihat tubuh Andre yang berotot.Andre memiliki bentuk tubuh yang sangat bagus. Tubuhnya berbentuk segitiga terbalik yang disukai semua wanita. Selain itu, ototnya tampak kuat dengan kulit berwarna gandum yang sangat menarik.Bahkan pria de

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 793

    "Kenapa kamu begitu merepotkan? Kalau kamu nggak membantuku, jangan harap aku akan membantumu." Naila tampak marah.Pada saat kritis ini, aku tidak berani menyinggung wanita ini. Jadi, aku hanya bisa berkompromi dan menyetujuinya."Oke, oke. Aku setuju. Tapi, kali ini saja. Kamu harus memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. Kalau kamu melewatkan kesempatan ini, jangan salahkan aku."Naila segera menjadi gembira lagi. "Oke."Setelah berkata, dia pergi menemui Andre dengan penuh semangat.Aku mendesah dengan tidak berdaya. Kemudian, aku mengeluh dalam hatiku, "Pak Harmin, jangan salahkan aku. Aku melakukan ini demi Aula Damai."Aku diam-diam menaruh beberapa herba ke dalam kopi, lalu meminta Sean untuk membawakannya.Dengan begitu, Andre tidak akan mudah menyadarinya.Dengan Andre datang membantu, aku merasa jauh lebih tenang.Sementara masalah Naila dan Andre, aku tidak peduli sama sekali.Masalah itu urusan mereka. Hal itu tidak ada hubungannya dengan kami.Alhasil, saat kami sedang s

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 792

    "Eh, apa yang kamu katakan? Aku nggak menyinggungmu. Kenapa kamu nggak bisa mendoakanku saja?" kataku dengan tidak berdaya.Naila mendengus dengan nada dingin, "Beraninya kamu bilang kamu nggak menyinggung perasaanku? Omong kosong macam apa yang kamu ajarkan padaku terakhir kali? Kamu membuat aku dan Andre bahkan nggak berbicara beberapa waktu ini."Seketika, aku langsung merasa canggung.Pandanganku tertuju pada wajah Andre. Aku melihat tatapan matanya dingin, seakan sedang mengamatiku. Dia mungkin bertanya-tanya mengapa aku mengajari Naila berbuat seperti itu?Aku bahkan tidak berani menatap matanya."Eh, kamu mau minum? Sean, cepat pergi tuangkan minum untuk mereka."Naila mengulurkan tangannya untuk menyela, "Nggak perlu ambilkan minum. Nona Bella meminta kami datang untuk membantumu.""Bella?"Bella pasti mengetahui situasi Aula Damai dari Yuna di rumah sakit. Jadi, dia mengirim Naila dan Andre untuk mendukung kami.Aku langsung berterima kasih kepada Bella.Meskipun wanita ini me

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 791

    "Untunglah kita sampai di sini tepat waktu. Kalau nggak, sekalipun kamu mati di sini hari ini, nggak akan ada orang yang tahu."Tatapan mata Yasan tiba-tiba menjadi tegas. "Tapi, aku nggak menyesalinya sama sekali. Aku hanya menyesal nggak bisa mengebiri Yasan."Aku mengulurkan tangan, lalu menepuk bahu Yasan beberapa kali. "Nggak ada kata terlambat bagi seorang pria untuk membalas dendam. Kita punya banyak kesempatan.""Kemarin sore, Kak Bertha datang ke toko untuk mencarimu. Dia sangat cemas. Aku akan mengantarmu pulang sebentar lagi."Yasan menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Aku nggak akan pulang. Aku nggak boleh pulang.""Kenapa? Apa kamu nggak mau pulang? Apa kamu berencana untuk mencari wanita jalang itu?" tanya Kiki dengan tidak senang.Yasan berkata, "Aku dan Tasya nggak akan berhubungan lagi, tapi ... aku masih belum bisa pulang.""Kenapa? Aku nggak mengerti ...." kata Kiki dengan santai. Dia tidak dapat menemukan alasannya.Namun, aku punya dugaan samar tentang hal itu.M

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 790

    Aku tidak melepaskannya karena aku tidak yakin apakah Hairu akan menyesalinya setelah aku melepaskannya?Aku mengamati kerumunan, lalu aku segera melihat Yasan. "Pak Yasan, bagaimana? Apa kamu sudah membalas dendam?"Yasan dipukul beberapa kali, lalu dia berkata sambil menggertakkan giginya, "Aku membiarkan orang itu kabur.""Sialan, kalau begitu kita pergi dulu. Kita bicarakan ini lain hari?" usulku.Yasan masih marah. Namun, setelah dia memikirkan aku dan Kiki, dia mengangguk.Awalnya, Yasan berencana membunuh Kiki lalu menyerahkan diri. Namun, sekarang Kiki dan aku ikut bergabung, Yasan harus mempertimbangkan kami.Aku meminta Yasan untuk datang, lalu aku menodongkan pisau ke leher Hairu. "Katakan pada orang-orangmu untuk tinggal di sini. Kamu keluar bersama kami!"Aku berencana untuk membawa Hairu pergi.Begitu melihat aku melepaskan tanganku, Hairu menjadi tenang dengan perlahan. "Oke. Aku akan mendengarkanmu. Kalian tetaplah di sini dengan patuh. Nggak ada seorang pun yang diizin

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 789

    Kiki bertanya padaku, "Bagaimana ini? Haruskah kita pergi dan menghentikan mereka?"Aku berkata sambil menggertakkan gigi, "Nggak! Bajingan itu mempermalukan Yasan seperti itu. Kalau aku, aku juga pasti ingin mengebiri dia."Saat kami tengah berbincang, beberapa sosok berjalan dengan tergesa-gesa.Mereka adalah Hairu dan rombongannya.Hairu menatap Yasan dengan ekspresi masam. "Sialan, kamu membuat masalah di tempatku. Apa kamu sudah bosan hidup?""Ayo!"Setelah melihat waktu sudah hampir tiba, aku bergegas menghampiri Kiki.Aku berdiri di depan Yasan."Kak Hairu, tolong, tolong aku ...." teriak Willy pada Hairu.Aku berkata ambil menendangnya dengan keras, "Diam! Bahkan kalau raja surga datang pun, dia nggak akan bisa menyelamatkanmu hari ini!""Pak Hasan, aku tahu apa yang ingin kamu lakukan. Lakukan saja apa yang ingin kamu lakukan. Kami akan mengawasimu.""Edo, kamu gila, ya? Ini melanggar hukum," kata Kiki sambil menatapku.Aku berkata sambil menggertakkan gigiku, "Kiki, kalau itu

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 788

    Willy menghindar dengan cepat, tetapi pisau itu tetap memotong bahunya.Seketika, Willy berteriak kesakitan.Suasana menjadi kacau.Willy menutupi lukanya dan berteriak, "Tolong, cepat kemari. Bunuh dia ...."Awalnya, Yasan ingin membunuh Willy dengan satu tebasan. Namun, dia tidak menyangka Willy akan menghindarinya.Karena tidak memiliki pengalaman bertempur, Yasan menjadi panik. Dia bahkan tidak tahu ke mana perginya pisau baja di tangannya.Melihat semua orang di bar bergegas mendekat, Yasan segera berbalik dan melarikan diri.Tasya bersembunyi di samping sambil menyaksikan dengan cemas.Tasya mengeluarkan ponsel dan meneleponku sambil menangis."Pak Yasan ada di Bar Scarlet. Barusan, dia menebas Willy dengan pisau. Sekarang, Willy ingin membunuhnya ...."Setelah mengetahui lokasi Yasan, aku segera bergegas keluar dari klinik.Kiki baru saja kembali dari membeli sarapan.Aku segera menarik Kiki ke dalam mobil, "Yasan melukai Willy di Bar Scarlet, kita harus pergi ke sana untuk memb

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status