Share

Bab 441

Aku langsung menyebutnya istriku.

Karena aku makin yakin ingin menikahi Lina.

"Siapa istrimu? Menyebalkan." Mendengarku menyebutnya istriku, Kak Lina tersipu malu.

Aku memeluk Kak Lina dan merasa sangat bahagia.

Meskipun kami tidak berbuat apa-apa di malam hari, aku bersyukur dan bahagia dapat tidur dengan memeluk Kak Lina.

Keesokan paginya.

Aku memeluk Kak Lina dan menciumnya untuk cukup lama. Alhasil, Kak Lina kesulitan bernapas.

"Sudah, Edo. Sana mandi, nanti telat."

Aku memandang Kak Lina dengan tidak rela. "Tapi, aku nggak rela berpisah denganmu, adikku juga."

Setelah berkata demikian, aku meraih tangan Kak Lina dan meletakkannya di salah satu anggota tubuhku.

Wajah Kak Lina sontak memerah.

"Keras sekali ...."

Aku berkata dengan sedih, "Ya, kalau nggak diselesaikan, nggak bisa pakai celana."

Bukannya aku tidak mau bangun, tetapi aku tidak sanggup bangun.

Rasanya sangat tidak nyaman.

Aku menatap Kak Lina dengan tatapan memelas sambil bertanya, "Kak Lina, bolehkah bantu aku?"

"Dasar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status