Aku menyodok bahu Yasan sambil berkata, "Gadis ini lumayan, kuserahkan padamu?""Oke, aku pergi layani dia." Yasan memakai kacamata hitam, lalu melangkah maju untuk menyambut pelanggan.Biar Yasan dapat melayani pelanggan, aku tidak tinggal di sini dan hendak masuk ke dalam kamar.Namun, ketika bangun, aku merasa gadis ini agak familier.Bukannya ini gadis yang kulihat sedang berhubungan di taman kemarin pagi?Kebetulan sekali.Namun, aku tidak terlalu memikirkan hal ini. Saat itu, semuanya panik, mungkin gadis itu tidak melihatku dengan saksama.Aku hanya melihat sekilas, lalu berbalik memasuki ruangan.Karena tidak ada pelanggan, aku merapikan barang-barang di ruanganku.Ketika aku sedang merapikan barang, terdengar suara rintihan wanita dari kamar sebelah."Pak Dono, jangan."Sialan, Dono berulah lagi?Aku berjalan ke sudut ruangan, lalu menempelkan telingaku ke dinding.Dono berkata, "Nona Anna, sudah seperti ini, kamu masih menolak. Kamu nggak tersiksa?""Aku, aku tersisa, tapi ng
Dia meletakkan kucing Persia kesayangannya di samping, lalu melepas syalnya sehingga tubuh montoknya dan kulit putihnya pun terlihat.Sejujurnya, tubuh wanita ini sangat memukau. Apalagi dia adalah nyonya kaya yang rutin melakukan perawatan, kulitnya tidak kalah dari gadis berusia 18 tahun.Namun, begitu melihat riasannya yang indah dan wajahnya yang anggun, aku tidak tertarik.Aku tidak ingin menjadi penjilat, apalagi berusaha menyenangkannya.Singkatnya, aku mengetahui perbedaan statusku dengan nyonya kaya seperti ini.Jadi, aku tidak boleh mengincar nyonya kaya sepertinya.Namun, mereka boleh mengincarku.Aku sangat tertekan.Aku memberanikan diri untuk bertanya, "Hari ini, pelayanan seperti apa yang Bu Dora inginkan?""Tentu saja paket lengkap. Setiap datang, aku mengambil layanan ini."Paket lengkap adalah paket termahal di klinik kami. Harga paket ini lebih dari enam juta.Nyonya kaya seperti Bu Dora tidak kekurangan uang, tentu saja dia tidak peduli dengan harga."Baik, berbarin
Bahkan tanganku pun berhenti bergerak.Aku merasa pipiku merona dan jantungku berdebar kencang."Kenapa? Kok nggak lanjut pijat? Ucapanku terlalu mengejutkan?"Setelah berkata demikian, Bu Dora menutup mulutnya sambil terkekeh. "Aku lebih tua, terbiasa ngomong begini. Jangan dimasukkan ke hati."Aku tersenyum canggung. "Nggak, kok."Walaupun berkata demikian, suasana hatiku sangat kacau.Aku merasa Bu Dora sedang menggodaku.Dia tertarik padaku?Sepertinya tidak mungkin. Bu Dora adalah nyonya kaya, bagaimana mungkin menyukai anak muda sepertiku?Aku berpikir kejauhan.Nyonya kaya seperti mereka suka mengusili anak muda.Aku lanjut memijat Bu Dora."Meow."Kucing Persia itu berjongkok di atas lemari sambil menatap kami dengan sepasang mata belonya. Selain itu, dia terus mengeluarkan suara aneh, seperti ingin dibelai.Suasana menjadi makin ambigu.Aku berpikir, 'Kamu sudah steril, kenapa teriak-teriak?'Aku agak kesal.Namun, aku tidak berani menegurnya.Aku merasa Bu Dora sangat menyaya
Aku berpikir dalam hati, 'Kucing mana mungkin posesif? Apa Bu Dora sedang membicarakanku?'Namun tak lama kemudian, aku dikejutkan oleh aksi kucing Persia tersebut.Kucing itu mengitari tubuh Bu Dora, lalu melompat ke tubuhnya dan berbaring di pantatnya.Aku bergumam dalam hati, 'Kucing mesum.'Kalau tidak mesum, mengapa berbaring di sana?Ia juga tahu ketika Bu Dora berbaring telungkup, area itu paling menggoda?Tak disangka, kucing pun begitu posesif.Aku agak kaget.Bu Dora menatap kucing Persia yang berbaring di atas pantatnya. Dia bukan hanya tidak mengusir kucing itu, dia malah mengusap kepala kucing itu dengan lemah lembut."Dasar nakal, kenapa suka berbaring di sana?""Untung kamu ini kucing. Kalau kamu anjing, aku bakal curiga kamu mengincar tubuhku."Aku diam-diam mengangguk dalam hati.Karena aku pun berpikir demikian.Aku mengira kucing adalah hewan yang cuek, tetapi kucing Persia jantan di depanku ini sama sekali tidak cuek, melainkan sangat mesum.Baik manusia maupun hewa
Kalau kamu terus bersuara, aku lecehkan majikanmu.Kalau sanggup, balas dendam sini.Kucing Persia itu marah, dia menjulurkan cakar untuk mencakarku.Aku langsung mengadu kepada Bu Dora. "Bu Dora, kucing ini serang aku.""Soso, kamu ngapain? Turun!"Bu Dora langsung mengusir kucing Persia itu.Kucing itu tampak sangat kesal.Aku pun kaget.Apa kucing ini siluman?Bisa-bisanya mengekspresikan emosi manusia.Aku makin yakin bahwa kucin ini mesum, ia adalah kucing mesum yang ingin memiliki Bu Dora.Untungnya, dia sudah steril. Sekalipun dia siluman, dia tidak dapat melakukan apa pun pada Bu Dora.Kalau dipikir-pikir, kurasa agak konyol.Bisa-bisanya aku cemburu dengan kucing. Sungguh memalukan!Setelah Bu Dora mengusir kucing Persia itu, aku fokus mengoleskan minyak di tubuh Bu Dora.Proses ini sungguh menyenangkan.Bu Dora tidak mengisyaratkan sesuatu padaku atau melakukan sesuatu yang membuatku salah paham.Namun, aku agak kesal.Sebelumnya, aku merasa ada yang aneh dengan tatapan Bu Do
Selain menantikan dan bersemangat, aku agak takut.Ketika Bu Dora tidak menggodaku, aku berharap dia menggodaku. Namun, ketika dia beraksi, aku takut terjadi sesuatu di antara kami.Di tengah kegugupanku, Bu Dora menepuk punggung tanganku sambil berkata, "Kamu punya potensi. Aku berencana buka klinik pijat. Kalau keterampilanmu bagus, aku akan serahkan klinik pijat padamu.""Nggak usah, aku betah di sini." Aku tidak rela berpisah dengan rekan-rekan dan Pak Harmin, semuanya sangat harmonis.Bu Dora menatapku sambil tersenyum. "Nggak usah buru-buru menolakku. Cuma rencana, belum dijalankan.""Ya sudah, aku pergi dulu.""Soso, sini, datang ke pelukan Ibu."Kucing Persia itu seolah-olah haus akan kasih sayang. Ia langsung menerjang ke pelukan Bu Dora dan bertingkah manja.Sialan, aku iri padanya.Ia bukan hanya memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, Bu Dora pun terhibur oleh sikapnya."Oke, Ibu tahu kamu tersiksa. Kalau kamu patuh dan nggak berulah, Ibu nggak bakal kasari kamu lagi.""M
Aku tidak suka mencari masalah, tetapi juga tidak takut pada masalah!Kalau Dono melakukan sesuatu padaku, aku tidak akan tinggal diam."Baguslah kalau begitu, aku pergi dulu."Bu Dora berbalik pergi.Penampilannya yang menawan masih membekas di benakku.Aku otomatis memikirkannya.Ada banyak wanita cantik di dunia ini, tetapi hanya sebagian yang berkarisma.Terutama wanita anggun dan menawan seperti Bu Dora.Ketika pikiranku mengembara, Yasan dan gadis itu keluar dari kamar pribadi.Gadis itu hanya melirikku, lalu berbalik pergi.Yasan tampak puas.Aku bercanda dengannya. "Sudah senang?"Yasan tersenyum sambil menjawab, "Tentu saja. Gadis itu muda dan cantik, kulitnya juga halus. Rasanya sangat nikmat.""Sayangnya ...."Aku bertanya dengan heran, "Kenapa?"Yasan mengembuskan napas panjang. "Sayangnya dia ketemu orang jahat. Kurasa sudah sering operasi, banyak efek samping."Ucapan Yasan mengingatkanku pada pacar gadis itu. Pria itu sangat sembrono dan berambut kuning, tampak seperti b
"Nggak tahu."Sebenarnya, aku pun bingung. Beberapa hari lalu, Helena rutin mencariku. Mengapa hari ini dia tidak datang?Terjadi sesuatu?Atau dia tidak akan pernah datang lagi?Terkadang, manusia sangat aneh. Ketika dia datang mencariku, aku berharap dia tidak datang. Ketika dia tidak datang, aku malah menantikan kedatangannya.Namun, aku bukan merindukan Helena, melainkan merindukan tubuh Helena.Mesum!Pria memang adalah makhluk mesum."Kok nggak tahu? Kulihat kamu dekat dengan gadis berjaket itu?"Aku sungguh tertekan. "Kami baru bertemu dua kali, mana mungkin dekat?""Cepat makan."Ketika kami sedang makan, sekelompok preman berpakaian lusuh masuk. Aku mengenal salah satu di antaranya, dia adalah pria berambut kuning yang juga merupakan pacar gadis itu.Kami bertatapan, pria berambut kuning itu langsung mengenaliku.Dia bahkan tersenyum sinis padaku.Sebenarnya, masih ada banyak meja kosong. Namun, sekelompok preman itu sengaja duduk di samping kami.Aku mempunyai firasat buruk.
"Mungkin dia sepertimu. Dia hanya datang ke sini untuk bersantai?"Nia langsung menatap Edo sambil berkata, "Apa kamu sendiri percaya dengan apa yang kamu katakan?"Edo langsung tertawa.Kata-kata Edo memang sulit dipercaya.Apalagi jika hal ini terjadi pada laki-laki. Orang-orang merasa pria itu lebih buruk bajingan."Kak Nia, apa kamu membutuhkan bantuan kami?" tanya Edo dengan khawatir.Nia melambaikan tangannya dan berkata, "Nggak perlu. Kamu kerjakanlah urusanmu sendiri. Aku bisa menyelesaikannya sendiri."Melihat Nia mengatakan ini, Edo tidak berkata apa-apa lagi.Lina dan Edo pergi ke lantai dansa, lalu menari bersama.Namun, Edo terus memperhatikan Nia dari waktu ke waktu.Nia tidak mengambil inisiatif. Namun, dia terus menatap adik iparnya itu seakan sedang menunggu sesuatu?Tidak lama kemudian, seorang wanita yang mengenakan gaun seksi berwarna hitam datang. Wanita itu duduk di sisi adik iparnya Nia.Selain itu, wanita itu duduk di pangkuan adik iparnya itu.Melihat pemandang
Edo menggelengkan kepalanya dengan liar. "Tentu saja nggak.""Bagaimana kalau kamu diminta berpakaian seperti ini dan tampil di acara fashion show internasional?"Setelah memikirkannya, Edo berkata dengan serius, "Aku mungkin bisa menerimanya. Lagi pula, kostum di acara fashion show sangat berlebihan.""Hal yang sama juga terjadi di sini. Tempat ini disebut Paradiso. Kalau tempat ini hanya sekedar area rekreasi, area hiburan dan area bar, apa bedanya dengan tempat biasa?""Untuk menonjolkan perbedaannya di sini, setiap pelanggan harus mengenakan pakaian yang menurut mereka seksi.""Ini sesuai dengan tema di sini, Paradiso. Tapi, mereka nggak melewati batas."Bukankah tempat ini hampir melewati batas?Hanya saja, cara mereka hampir melewati batas ini sangat luar biasa.Tempat ini sama seperti tempat pijat mereka.Panti pijat dioperasikan secara legal. Namun, jika pelanggan jatuh cinta dengan salah satu tukang pijat di sana dan bersikeras meminta mereka memberikan pelayanan, itu bukanlah
Terutama menurut Edo, Lina sangat lembut dan pemalu. Dia mungkin tidak akan datang ke tempat seperti ini.Namun, jika dilihat dari reaksi Lina, dia sepertinya cukup familier dengan tempat seperti ini.Jadi, Edo sangat penasaran. Dia ingin memastikan apakah Lina sering datang ke tempat seperti ini?Lina tersipu dan berkata, "Aku jarang datang ke sini. Aku hanya datang dua kali sebelumnya bersama Nia dan Nancy.""Lalu, bagaimana kalian menemukan tempat seperti ini?"Edo terus bertanya dengan ekspresi ingin tahu.Lina menjawab, "Aku juga nggak tahu. Nancy yang menemukannya. Dia berkata bahwa kita dapat melampiaskan emosi di sini. Dia bersikeras untuk mengajak Nia dan aku melihatnya.""Saat pertama kali, aku sama sepertimu. Aku mengira tempat ini adalah tempat ilegal. Tapi, setelah aku pergi ke sana sekali, aku menyadari bahwa tempat ini benar-benar bisa melepaskan emosi kita."Begitu mendengar Lina berkata seperti ini, Edo sangat mendambakannya.Tempat seperti apa itu?Tidak lama kemudian
"Edo, bukan hanya kami yang harus mengganti baju, kamu juga.""Kenapa?"Edo tampak bingung.Lina menjelaskan pada Edo dengan sabar, "Karena Paradiso adalah pesta yang bergairah. Setiap orang yang ingin pergi ke sana harus berpakaian seksi.""Kalau kamu memakai baju kaus biasa atau jas dan dasi, kamu pasti nggak boleh masuk."Ternyata seperti itu.Setelah mendengar penjelasan Lina, Edo secara garis besar memahami bahwa Paradiso adalah sebuah pesta yang membuat orang tergila-gila.Pesta itu legal, tapi sangat terbuka.Singkatnya, seseorang dapat melampiaskan emosinya di pesta itu dalam batasan hukum.Edo secara garis besar telah memahami tempat seperti apa itu. Jadi, dia telah siap secara mental."Edo, pakailah baju ini. Kalau kamu memakai baju ini, kamu pasti akan membuat para wanita terpesona padamu."Nia memilih kemeja putih untuk Edo. Kemeja itu transparan. Setelah Edo memakainya, orang-orang dapat melihat bentuk tubuhnya itu.Namun, justru karena ini, Edo tampak semakin memikat.Edo
"Markas rahasia apa?"Edo bertanya dengan penasaran.Nia mendekat ke telinga Edo dan berkata, "Itu adalah pesta yang bergairah dan asyik. Bagaimana kalau kita pergi melihatnya nanti?""Ah?"Berita ini sungguh mengejutkan Edo!Edo hanya berpikir bahwa ini adalah sebuah vila untuk liburan.Edo tidak menyangka ada tempat seperti itu.Edo bertanya kepada Nia, "Apa itu legal? Kita nggak akan ditangkap, 'kan?"Nia langsung terhibur hingga tertawa terbahak-bahak. "Dasar bodoh, apa yang kamu pikirkan? Kalau dia bisa mengoperasi di sini, itu pasti legal. Itu bukan tempat kotor yang kamu kira."Edo semakin penasaran.Tempat itu legal dan rahasia. Tempat seperti apa itu?Edo sangat ingin melihatnya.Lina melihat mereka tertawa dan bercanda, dia pun menghampiri dengan rasa ingin tahu, "Apa yang kalian berdua bicarakan? Apa kalian begitu bahagia?"Nia berkata sambil tersenyum, "Aku bilang aku akan mengajak Edo pergi ke Paradiso, tapi anak ini bahkan takut tempat itu ilegal. Dia takut ketahuan."Lin
Edo tidak mengatakan yang sebenarnya. Hal ini karena dia tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada mereka.Lina memercayai kata-kata Edo dengan begitu saja. Namun, Nia tidak semudah itu.Nia berjalan ke arah Edo dan berlutut sambil mengendus tubuh Edo. "Edo, bukankah kamu pergi memetik tumbuhan herbal? Kenapa aku mencium bau parfum wanita di tubuhmu?""Ah, benarkah?"Edo segera menciumnya sendiri, tetapi dia tidak mencium bau apa pun.Terlebih lagi, Dia dan Edo tidak melakukan kontak fisik. Bagaimana mungkin aroma parfum itu dapat melekat di tubuh Edo?Nia menatap Edo dengan tatapan aneh, kemudian dia berkata sambil tersenyum, "Apa kamu nggak menciumnya? Aku bisa menciumnya. Parfum ini cukup mahal."Edo berdecak kagum dalam hatinya. Hidung Nia sensitif sekali.Dia dapat mencium aroma yang begitu halus. Dia bahkan dapat mengetahui kelas parfumnya.Hebat sekali.Edo hanya bisa berbohong dan berkata, "Aku bertemu dengan seorang wanita kaya di jalan. Dia bertanya padaku untuk apa ramuan i
Edo tidak mempermasalahkannya. Kemudian, dia mengeluarkan ponselnya. Dia ingin menambahkan kontak Diana."Edo, Bu, apa yang kalian lakukan?"Pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara yang familier dan dingin.Diana dan Edo tanpa sadar melihat ke arah sumber suara. Kemudian, mereka melihat Bella berjalan dengan marah.Edo bertanya-tanya di mana ibunya?Namun, Edo segera menyadari bahwa tidak ada orang lain di sekitar sini. Mungkinkah ibunya Bella adalah Diana?Diana melihat putrinya muncul, dia pun berkata sambil tersenyum, "Charlene, kenapa kamu ada di sini?"Saat itu, Edo merasa seperti ada guntur yang menggelegar dari langit. Dia merasa sekujur tubuhnya akan disambar petir.Wanita di depannya yang tampak berusia 20 tahun lebih itu adalah ibunya Bella?Sialan. Edo bertanya-tanya apakah ada yang salah dengan penglihatannya?Wanita ini sudah menikah? Selain itu, putrinya sudah berusia 20 tahun lebih?Edo merasa ini luar biasa!Edo benar-benar tidak menyadari sama sekali Diana adalah wani
Hal ini juga merupakan alasan mengapa dia tidak menceraikan Wiki.Nia telah patah hati. Jadi, dia hanya akan hidup tanpa memberikan perasaannya.Setidaknya Nia punya makanan dan minuman. Selain itu, dia tidak perlu khawatir tentang materi.Adapun kepuasan mental, Nia telah menemukan cara untuk melampiaskannya. Orang itu adalah Edo.Lina tidak begitu memahami pikiran Nia. Namun, dia menghormati keputusan Nia."Nia, kamu juga nggak mudah menjalaninya. Aku hanya bisa membantumu dengan meminjamkan Edo saat kamu membutuhkannya."Nia memandang Lina dengan mata memerah. "Kamu baik sekali padaku!"Lina berkata sambil tersenyum, "Siapa suruh kamu adalah sahabatku? Kita berbagi berkah dan kesulitan. Sekarang, kita bisa bermain bersama pria yang sama."Kedua wanita itu mulai bercanda dan bermain bersama.Edo tidak tahu apa yang sedang terjadi di kamar.Setelah meninggalkan ruangan, Edo pergi ke rumah sakit untuk membeli obat. Dia mengobati luka Nia.Saat Edo berjalan, dia menemukan banyak tumbuha
"Apa yang kamu sesali? Apa Edo nggak memuaskanmu?"Nia masih berkata dengan terus terang seperti biasanya.Lina sangat ingin menemukan celah di tanah dan bersembunyi di dalamnya."Nia, jangan ungkit lagi. Aku mohon." Lina mencengkeram selimut dengan erat. Dia benar-benar tidak berdaya.Nia meletakkan tangannya yang cantik ke bawah selimut.Dia menyentuh bokong ... yang bulat dan halus.Sebelum Lina sempat mengenakan celananya, Nia telah memergoki mereka.Merasakan tangan Nia yang halus, Lina merasa semakin malu.Namun, Nia malah berkata sambil tersenyum, "Bukankah kamu sendiri yang memberi tahu Edo? Kamu berharap kita bertiga bisa hidup tenang dan santai. Aku sudah siap mental. Kenapa kamu belum siap?"Akhirnya, Lina menjulurkan kepalanya dari ranjang. Namun, kedua pipinya masih memerah."Nggak. Aku hanya merasa sangat malu saat kamu tiba-tiba memergokiku seperti ini.""Apa yang diinginkan wanita seusia kita? Bukankah kita hanya ingin bahagia?""Edo masih muda, energik dan tampan. Kita