Aku tidak mengerti mengapa Wiki menelepon orang tuaku. Bahkan mengataiku seperti itu.Aku membuka blokir kontak Wiki, lalu meneleponnya. "Apa maksudmu? Kenapa telepon orang tuaku? Bahkan katai aku macam itu."Wiki menjawab dengan tenang, "Yang kubilang sama Paman dan Bibi fakta, apa ada yang salah?"Aku berkata dengan tegas, "Bukan masalah benar salah. Masalahnya, kamu nggak seharusnya telepon orang tuaku!"Wiki tiba-tiba berteriak, "Kamu kira aku sengaja? Siapa suruh kamu nggak tepat janji.""Sialan, kapan aku nggak tepat janji?""Kamu masih berani kasari aku? Kutanyakan padamu. Waktu aku pergi mencarimu, kamu janji apa? Kamu bilang, kamu bakal tanya ke Kak Nia dan kasih aku jawaban. Aku sudah tunggu seharian, kamu sama sekali nggak kabari aku."Aku tidak mengabarinya karena Kak Nia menyuruhku untuk tidak ikut campur dalam masalah ini dan dia akan menangani masalah ini sendiri.Jadi, aku tidak lanjut bertanya.Mungkin Kak Nia akan mengabaikan Wiki untuk beberapa saat. Sedangkan Wiki s
"Aku mulai dari nol, tanpa bantuan siapa pun. Aku berdoa ke Kakek, Nenek buat sampai di titik ini.""Aku introspeksi diri sendiri. Selama menikah, aku nggak pernah rugikan kakak iparmu.""Tapi sekarang, dia bawa kabur semua uangku. Aku mana bisa tenang?"Aku merasa kasihan sekaligus marah.Aku mengasihaninya karena aku juga berasal dari pedesaan. Aku dapat memahami jerih payah Wiki.Aku marah karena dia mengatakan Kak Nia membawa kabur semua uangnya.Dia giat dan kerja keras, tetapi dia tidak seharusnya mencurigai Kak Nia.Dia tidak tahu Kak Nia orang seperti apa?Aku dan Kak Nia baru tinggal bersama beberapa hari, tetapi aku dapat merasakan Kak Nia adalah gadis yang baik, dia tidak pernah berpikir untuk menceraikan kakakku.Sedangkan kakakku? Bagaimana boleh dia mengatai Kak Nia seperti itu?Aku berkata dengan marah, "Kamu gila, gila parah! Kalau Kak Nia mau cerai sama kamu, sudah lama cerai, nggak bakal tunggu sampai sekarang.""Kamu nggak tahu isi pikiran Kak Nia, tapi malah salahka
Aku tahu aku dan Kak Nia tidak mungkin bersama. Kak Nia pun tidak berencana bercerai. Jadi, aku akan membantunya mempertahankan hubungan ini.Cara paling ampuh adalah membuat Wiki merasa bersalah. Dengan begitu, ke depannya, dia akan memperlakukan Kak Nia dengan baik.Melihat waktu sudah larut, aku berkata pada Wiki, "Kamu tahu Kak Nia kesepian, bukannya baik sama dia, malah jebak dia. Kamu sungguh berengsek!""Kalau bukan karena kamu adalah kakakku, aku sungguh ingin menghajarmu!""Edo, berkat kamu, aku sudah tahu salah. Kalau kamu nggak marahi aku, aku nggak bakal sadar." Wiki mulai mengaku salah.Sebenarnya, aku merasa bersalah padanya. Bagaimanapun, aku diam-diam berhubungan dengan Kak Nia.Namun, aku berbuat seperti itu untuk memuaskan Kak Nia.Kalau tidak, Kak Nia sangat kasihan.Aku mengaku. Di antara Wiki dan Kak Nia, aku memilih Kak Nia.Namun, selain hal ini, aku tidak berbuat salah pada Wiki.Dia baik padaku karena memiliki niat tertentu.Aku akan membalas budi, tetapi tidak
"Ah, jangan, nanti dilihat orang," kata seorang gadis. Dia menolak dengan malu-malu.Pria itu berkata, "Nggak usah takut, masih pagi, siapa datang ke sini pagi-pagi begini?"Gadis itu menjawab, "Nggak boleh, kalau ....""Nggak ada kalau, cepat."Kemudian, aku melihat pria itu mengangkat rok gadis itu dengan buru-buru.Aku segera bersembunyi di samping sambil berpikir, 'Masih pagi, kenapa nggak lakukan di rumah? Malah berhubungan di tempat umum.'Apalagi ini tempat umum, mereka tidak takut dilihat orang?Alhasil, aku melihat adegan ini dan merasa sangat canggung.Aku hendak pergi diam-diam dan berpura-pura tidak melihat apa pun.Namun saat ini, aku melihat seorang pria sedang menonton sambil merekam mereka dengan ponselnya.Perbuatannya sangat tidak etis.Pasangan muda berhubungan adalah hal yang wajar. Namun, dia malah merekam, sungguh tidak etis.Aku hendak menghentikannya, tetapi takut mengganggu pasangan muda itu.Aku membungkuk untuk mengambil batu kerikil dan melemparkannya.Batu
Salah satu dari mereka memakai topi dan masker, wajahnya tertutup rapat. Namun, dia bukan Helena.Sekilas, aku dapat langsung mengenali sikap dan aura Helena.Gadis ini agak dingin dan waspada, seolah-olah takut dilihat orang lain.Sedangkan gadis lainnya lebih ceria. Dia mengenakan jaket kulit dan terlihat sangat modis.Tubuhnya langsing, tetapi dadanya agak tepos.Pagi hari, klinik agak sepi. Jadi, biasanya kami duduk di lobi.Dengan begitu, pelanggan lebih mudah memilih tukang pijat.Gadis berjaket kulit itu melirik sekilas, lalu memilihku."Giliranmu, Charlene. Gimana menurutmu?" Gadis berjaket kulit itu bertanya pada gadis mumi itu. (Karena gadis itu terbungkus rapat, seperti mumi. Sementara, mari sebut dia gadis mumi).Gadis mumi itu bahkan tidak melihatku dan langsung berkata, "Lupakan saja, ayo pergi."Sembari berbicara, dia hendak keluar.Gadis berjaket kulit itu menariknya ke belakang. "Pergi ke mana? Sudah datang, ayo coba. Kamu nggak mau terus terganggu sama masalah itu, 'k
Baik Kak Nia, Kak Lina, Kak Nancy atau pun Bella, semuanya memilih tubuh yang indah. Montok dan seksi.Aku baru pertama kali melihat gadis tepos seperti ini.Meskipun gadis ini tepos, dia tidak jelek.Sebaliknya, dia terkesan sangat keren.Gadis keren seperti ini tidak cocok memiliki dada besar. Karena akan terkesan agak centil.Dada tepos akan membuatnya lebih cantik dan karismatik!Dari video yang pernah kutonton sebelumnya, tidak semua pemeran wanita berdada besar, sebagian berdada rata.Namun, hal tersebut tidak memengaruhi gairah seseorang.Jadi, semuanya bergantung pada perasaan.Aku jarang melihat dada seperti ini, jadi aku tidak bisa menahan diri untuk menatapnya.Hampir ketahuan.Gadis berjaket kulit itu melambaikan tangannya. "Hei, kamu bisa lihat?"Aku segera menenangkan diri dan berkata dengan tenang, "Aku tunanetra, mana bisa lihat?""Kalau begitu, lepaskan kacamatamu. Aku lihat matamu."Aku berpikir, 'Kalau aku lepas kacamataku, Bella akan kenali aku.'Aku tidak berani me
Sepertinya dia sedang memperingatkanku untuk tidak melecehkan sahabatnya.Aku berpikir dalam hati, 'Nanti aku juga mau sentuh kamu, apalagi sahabatmu.'Kalian yang datang, jangan salahkan aku.Jadi, aku langsung menyentuh gadis berjaket kulit itu.Namun, aku bukan sepenuhnya ingin memanfaatkan kesempatan. Aku mengajari gadis berjaket kulit itu cara memijat dan area yang harus dipijat untuk memperbesar payudara.Meskipun dada gadis berjaket kulit itu agak kecil, rasanya cukup nikmat.Kelihatannya juga imut.Sejujurnya, aku suka.Hanya saja, aku agak khawatir. Apa gadis ini dapat memberikan ASI pada anaknya?"Ah, panas sekali. Charlene, panas sekali."Ketika memijat titik akupunktur, bagian dalam dada akan memanas.Jadi, ketika gadis berjaket kulit itu kepanasan, dia mulai berteriak.Sikap Bella masih sangat dingin, dia berkata dengan tenang, "Waktu aku pijat kamu, kamu sama sekali nggak bereaksi. Kok sekarang berubah?""Nggak sama, kamu wanita. Nggak ada yang aneh kalau kamu meremas dad
Aku tidak tahu harus bagaimana menanggapi gadis ini.Aku salah karena menolaknya?Aku ketinggalan zaman? Atau terlalu kuno?Mengapa kurasa para gadis zaman sekarang sangat terbuka. Seolah-olah cinta bukanlah apa-apa.Aku lanjut memijat Tiara. Seiring dengan pijatanku, titik akupunktur terbuka. Dada Tiara yang kenyal dan lembut pun memerah.Tiara otomatis mendesah.Orang-orang yang mendengar desahannya pun malu.Aku tidak ingin berpikiran negatif, tetapi melihat ekspresi Tiara yang menggoda, aku pasti bereaksi.Saat ini, Bella berjalan mendekat. Dia berkata padaku dengan nada dingin, "Sudah, hari ini sampai di sini saja!"Entah apa yang ingin dilakukan Bella, aku segera menarik tanganku.Namun, Tiara seolah-olah belum puas. "Kenapa? Aku lagi nikmati .... Oh, aku tahu. Charlene, kamu juga mau, 'kan? Giliran kamu."Tiara salah paham, dia mengira Bella menyuruhku berhenti karena ingin gantian.Bella memelototiku dengan galak.Aku berpikir dalam hati, "Hari ini, aku nggak singgung kamu. Ken