Salah satu dari mereka memakai topi dan masker, wajahnya tertutup rapat. Namun, dia bukan Helena.Sekilas, aku dapat langsung mengenali sikap dan aura Helena.Gadis ini agak dingin dan waspada, seolah-olah takut dilihat orang lain.Sedangkan gadis lainnya lebih ceria. Dia mengenakan jaket kulit dan terlihat sangat modis.Tubuhnya langsing, tetapi dadanya agak tepos.Pagi hari, klinik agak sepi. Jadi, biasanya kami duduk di lobi.Dengan begitu, pelanggan lebih mudah memilih tukang pijat.Gadis berjaket kulit itu melirik sekilas, lalu memilihku."Giliranmu, Charlene. Gimana menurutmu?" Gadis berjaket kulit itu bertanya pada gadis mumi itu. (Karena gadis itu terbungkus rapat, seperti mumi. Sementara, mari sebut dia gadis mumi).Gadis mumi itu bahkan tidak melihatku dan langsung berkata, "Lupakan saja, ayo pergi."Sembari berbicara, dia hendak keluar.Gadis berjaket kulit itu menariknya ke belakang. "Pergi ke mana? Sudah datang, ayo coba. Kamu nggak mau terus terganggu sama masalah itu, 'k
Baik Kak Nia, Kak Lina, Kak Nancy atau pun Bella, semuanya memilih tubuh yang indah. Montok dan seksi.Aku baru pertama kali melihat gadis tepos seperti ini.Meskipun gadis ini tepos, dia tidak jelek.Sebaliknya, dia terkesan sangat keren.Gadis keren seperti ini tidak cocok memiliki dada besar. Karena akan terkesan agak centil.Dada tepos akan membuatnya lebih cantik dan karismatik!Dari video yang pernah kutonton sebelumnya, tidak semua pemeran wanita berdada besar, sebagian berdada rata.Namun, hal tersebut tidak memengaruhi gairah seseorang.Jadi, semuanya bergantung pada perasaan.Aku jarang melihat dada seperti ini, jadi aku tidak bisa menahan diri untuk menatapnya.Hampir ketahuan.Gadis berjaket kulit itu melambaikan tangannya. "Hei, kamu bisa lihat?"Aku segera menenangkan diri dan berkata dengan tenang, "Aku tunanetra, mana bisa lihat?""Kalau begitu, lepaskan kacamatamu. Aku lihat matamu."Aku berpikir, 'Kalau aku lepas kacamataku, Bella akan kenali aku.'Aku tidak berani me
Sepertinya dia sedang memperingatkanku untuk tidak melecehkan sahabatnya.Aku berpikir dalam hati, 'Nanti aku juga mau sentuh kamu, apalagi sahabatmu.'Kalian yang datang, jangan salahkan aku.Jadi, aku langsung menyentuh gadis berjaket kulit itu.Namun, aku bukan sepenuhnya ingin memanfaatkan kesempatan. Aku mengajari gadis berjaket kulit itu cara memijat dan area yang harus dipijat untuk memperbesar payudara.Meskipun dada gadis berjaket kulit itu agak kecil, rasanya cukup nikmat.Kelihatannya juga imut.Sejujurnya, aku suka.Hanya saja, aku agak khawatir. Apa gadis ini dapat memberikan ASI pada anaknya?"Ah, panas sekali. Charlene, panas sekali."Ketika memijat titik akupunktur, bagian dalam dada akan memanas.Jadi, ketika gadis berjaket kulit itu kepanasan, dia mulai berteriak.Sikap Bella masih sangat dingin, dia berkata dengan tenang, "Waktu aku pijat kamu, kamu sama sekali nggak bereaksi. Kok sekarang berubah?""Nggak sama, kamu wanita. Nggak ada yang aneh kalau kamu meremas dad
Aku tidak tahu harus bagaimana menanggapi gadis ini.Aku salah karena menolaknya?Aku ketinggalan zaman? Atau terlalu kuno?Mengapa kurasa para gadis zaman sekarang sangat terbuka. Seolah-olah cinta bukanlah apa-apa.Aku lanjut memijat Tiara. Seiring dengan pijatanku, titik akupunktur terbuka. Dada Tiara yang kenyal dan lembut pun memerah.Tiara otomatis mendesah.Orang-orang yang mendengar desahannya pun malu.Aku tidak ingin berpikiran negatif, tetapi melihat ekspresi Tiara yang menggoda, aku pasti bereaksi.Saat ini, Bella berjalan mendekat. Dia berkata padaku dengan nada dingin, "Sudah, hari ini sampai di sini saja!"Entah apa yang ingin dilakukan Bella, aku segera menarik tanganku.Namun, Tiara seolah-olah belum puas. "Kenapa? Aku lagi nikmati .... Oh, aku tahu. Charlene, kamu juga mau, 'kan? Giliran kamu."Tiara salah paham, dia mengira Bella menyuruhku berhenti karena ingin gantian.Bella memelototiku dengan galak.Aku berpikir dalam hati, "Hari ini, aku nggak singgung kamu. Ken
Bagaimana bisa kedua orang dengan kepribadian yang berbeda jauh ini berteman baik?Namun, sepertinya pria tidak akan memahami persahabatan antar wanita. Seperti Kak Nia dan Kak Lina.Salah satunya sangat terbuka dalam urusan percintaan, sedangkan yang lainnya sangat tertutup.Namun, mereka tetap berhubungan baik.Aku menghampiri Bella dan memintanya melepas pakaian.Bella mendelikku sambil melepas pakaian.Aku berpikir dalam hati, 'Sekarang, kamu butuh aku pura-pura nggak kenal kamu. Masih berani memelototiku?'Aku sengaja mencengkeram pinggangnya kuat-kuat, rasanya sangat nikmat."Ini yang nggak nyaman?"Bella menggelengkan kepalanya.Aku meremas area lain. "Ini?"Bella menggelengkan kepalanya lagi.Tanganku perlahan-lahan bergerak ke atas.Aku dapat merasakan sekujur tubuh Bella menegang, sepertinya dia sangat gugup.Melihatnya seperti ini, aku diam-diam tertawa dalam hati. Aku belum melakukan apa-apa, tubuhmu sudah tegang. Kalau aku melakukan sesuatu, apa yang terjadi padamu?Aku me
"Kamu periksa pinggangku, kenapa suruh aku angkat pantat?" Bella kembali marah. Karena dia merasa postur mengangkat pantat terlalu memalukan!Selain itu, dia mengetahui niatku. Jadi, dia merasa aku sengaja mempersulitnya.Aku mendekat ke telinganya dan tidak menyembunyikan niatku. Aku berkata sambil tersenyum, "Aku mau lihat kamu angkat pantat, kenapa? Pukul aku sini?"Hmph!Dulu, di rumah sakit pengobatan tradisional, aku selalu tunduk padamu.Namun sekarang, ini adalah wilayahku, aku yang berkuasa.Aku tidak takut dia mengetahui niatku. Memangnya kenapa kalau dia tahu, dia berani membongkar niatku?Dia tidak berani!Oleh karena itu, aku tidak menyembunyikan niatku.Mendengar ucapanku, ekspresi Bella berubah drastis. Dadanya berfluktuasi hebat, seolah-olah ingin menamparku.Akan tetapi, aku tidak takut. Karena Tiara berdiri di sampingku."Tunggu pembalasanku!" jawab Bella dengan pelan. Namun, saat dia berbicara, giginya terkatup rapat.Meskipun marah, Bella tetap mengangkat pantatnya.
Sembari berbicara, Tiara mengulurkan tangan untuk melepas kacamataku.Aku segera menghindar.Gerakanku inilah yang membongkar kebohonganku."Sialan, bukannya kamu buta? Kok begitu cepat menghindarnya?" tanya Tiara sambil menatapku.Aku mempunyai firasat buruk. Gawat, aku ketahuan."Kamu pura-pura, 'kan? Tadi, kamu suruh aku telanjang, kamu lihat semuanya?"Makin dipikirkan, Tiara makin marah dan menerjang untuk melepas kacamataku.Karena tidak bisa berbohong lagi, aku pun menghindarinya sambil berkata, "Aku bukan sengaja pura-pura buta, ini syarat buat kerja di sini.""Kujamin, waktu aku pijat kamu, aku nggak buka mata.""Kamu kira aku anak-anak? Aku nggak percaya! Cepat lepas kacamatamu. Kalau nggak, kuhabisi kamu!"Tiara sangat ganas!Tak disangka, wanita sekurus dan sekecil ini akan begitu kuat.Aku terus menghindar. Dia tidak berhasil menangkapku dan hendak memecahkan barangku.Barang-barang ini disediakan oleh klinik, semuanya bermerek dan berharga.Kalau rusak, aku perlu ganti ru
Karena ini adalah wilayahku, aku yang berkuasa.Pendatang tidak akan bisa mengalahkan penduduk lokal.Kamu datang ke wilayahku, ingin menggertakku?Kamu bercanda?Namun, aku tahu wanita ini sedang memakiku di dalam hati.Tidak masalah. Lagi pula, aku tidak mendengar umpatannya.Dia boleh mengumpatku sesuka hati.Bella kembali berbaring, aku mulai memijatnya.Aku mengusilinya, bukan berarti aku tidak akan mengobatinya.Aku tukang pijat, masih memiliki etika kerja."Kamu duduk terlalu lama, nggak olahraga. Otot pinggangmu tegang. Selain itu, pinggangmu nggak sengaja terkilir.""Aku penasaran, kok pinggangmu bisa terkilir?"Aku bertanya dengan penuh maksud.Sebenarnya, aku ingin bertanya apakah dia terkilir saat berhubungan?Bella memahami maksudku, dia berkata dengan kesal, "Aku terjatuh waktu menuruni tangga. Kenapa? Nggak boleh?"Mendengar ucapan Bella, entah mengapa aku agak bahagia.Baguslah kalau pinggangnya bukan terkilir karena berhubungan dengan pria lain.Semua pria posesif, ter
"Oke, Edo, apa yang terjadi antara kamu dan Charlene? Tadi malam, dia mencariku dan memintaku untuk menjauh darimu," tanya Yuna dengan khawatir.Aku berkata dengan lemah, "Bu Yuna, aku juga nggak tahu. Pokoknya, dia hanya suka mengincarku. Aku merasa dia nggak menyukaiku.""Sebenarnya, Charlene sangat baik. Dia tampak dingin, tapi dia sangat perhatian. Dia mungkin memiliki lidah yang tajam, tapi hatinya sangat lembut. Kecuali kalau kamu benar-benar membuatnya marah."Aku benar-benar tidak berdaya.Bagaimana mungkin aku berani menyinggung perasaannya?"Bu Yuna, aku benar-benar nggak membuatnya marah." Aku menjelaskan dengan lemah, "Kamu mengenal Charlene dengan baik. Bahkan Nona Helena nggak dapat menandinginya, apalagi aku.""Haha, kalian berdua seperti musuh yang sedang bertengkar. Menurutku, itu cukup lucu," kata Yuna sambil terkekeh.Aku benar-benar merasa sangat tidak berdaya. Aku berpikir apakah ini lucu?Aku tidak ingin dipermainkan oleh seorang wanita seperti ini."Oke, Bu Yuna.
"Cindy!" Nia merasa sedikit kesal. Di matanya, Nia tampak seperti wanita jalang yang tidak mematuhi etika seorang wanita. Namun, siapa yang tahu apa yang telah Nia alami selama bertahun-tahun?Dia mungkin tidak peduli dengan apa yang dikatakan orang lain tentang dirinya. Namun, ketika saudaranya sendiri mengatakannya, dia merasa hatinya seperti ditusuk.Dia merasa sangat tidak nyaman.Cindy menyadari bahwa perkataannya terlalu kasar. Dia bergegas mendekati Nia. "Kak, bukan itu maksudku. Tolong jangan berpikir aneh-aneh.""Aku hanya ingin bilang semua pria itu jahat. Edo belum tentu orang baik. Jangan cari masalah lagi."Meskipun dia berkata demikian, Nia tetap merasa sangat tidak nyaman.Nia berkata, "Aku tahu betul orang macam apa Edo. Cindy, aku tahu kamu nggak suka dengan Bagas, tapi jangan libatkan Edo. Apa yang terjadi antara kamu dan Bagas nggak ada hubungannya dengan Edo."Cindy mencibir dan berkata, "Saat ini, aku bahkan nggak bisa mengurus diriku sendiri. Bagaimana mungkin aku
"Pantas saja kamu nggak punya pacar. Kelihatannya kamu nggak punya permintaan dalam hal itu. Aku dengar dari Jessy kalau wanita nggak punya banyak permintaan dalam hal itu, dia cenderung lebih cuek. Charlene, kamu nggak mau memeriksa kondisimu?"Ekspresi Bella menjadi semakin aneh. Awalnya, dia menanyai Yuna. Namun, sekarang Yuna malah bertanya padanya.Bella segera mengalihkan topik pembicaraan. "Yuna, kamu bilang kamu melihat Edo bersama seorang wanita malam itu. Apa kamu melihat dengan jelas siapa wanita itu?""Nggak, aku mabuk dan pandanganku kabur. Aku nggak bisa melihat dengan jelas. Tapi, aku melihat wanita itu sepertinya memiliki tato di dadanya.""Tato? Tato apa itu?" tanya Bella dengan cepat.Yuna berpikir sejenak, lalu berkata, "Kelihatannya seperti tato kupu-kupu. Yah, itu tato kupu-kupu. Tepat di dadanya."Bella mengingat dengan saksama. "Selain kami berempat, orang-orang yang makan malam itu adalah kakak ipar Edo dan pacarnya.""Nggak ada seorang pun dari kami yang memili
Yuna menarik Bella ke sebuah ruangan kosong. Pipinya memerah hingga darah tampak yang akan menetes keluar."Yuna, apa yang terjadi padamu di Vila Dragonfly? Apa Edo melakukan sesuatu padamu? Katakanlah. Aku pasti akan membunuhnya."Yuna menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Bukan, bukan. Ini nggak ada hubungannya dengan Edo. Ini masalahku sendiri.""A ... aku bukan wanita baik-baik. Saat aku berada di Vila Dragonfly ...."Yuna mengerutkan bibirnya dan tidak dapat berbicara.Tindakannya itu membuat Bella sangat cemas. "Apa yang terjadi padamu di Vila Dragonfly? Katakan padaku, aku sangat khawatir.""Kalau aku bilang, jangan beri tahu Jessy dan yang lainnya.""Kamu nggak mengenalku? Apa aku tipe orang yang banyak bicara?"Yuna mengerutkan bibirnya, seolah dia sulit untuk berbicara.Setelah beberapa saat, dia berkata, "Sebenarnya, malam itu aku samar-samar melihat Edo dan seorang wanita berhubungan. Aku mungkin terangsang oleh alkohol saat itu. Aku merasa sekujur tubuhku sangat nggak nya
Setelah aku pergi, akhirnya Bella tidak menahan diri lagi.Bella harus mengakui bahwa dia sudah lama tidak berhubungan. Barusan, dia merasa sangat menyenangkan.Dia merasa ukuranku sangat cocok dengannya. Aku selalu bisa memberinya rasa senang dan puas yang luar biasa.Bella pernah berpikir mungkin tubuhnya lebih sensitif atau mungkin dia akan merasakan hal yang sama dengan pria lain. Dia bahkan berpikir untuk mencari pria lain untuk mencobanya.Namun, akhirnya dia tidak melakukannya.Dia bukan wanita murahan. Sebaliknya, dia merasa sedikit jijik terhadap pria.Dia tidak seperti Helena dan Jessy yang dapat memiliki banyak pria hanya untuk memuaskan hasrat mereka.Dia hanya memiliki aku dan Henry. Henry adalah cinta pertamanya. Bella memberikan seluruh hatinya pada pria itu, tetapi pria itu malah membuatnya sakit hati.Sejak itu, Bella tidak pernah menyukai pria lain dengan mudah.Namun, Bella tidak tahu mengapa. Saat aku berhubungan dekat dengan sahabat-sahabatnya, dia merasa sangat ti
"Kamu kucing, ya? Kenapa kamu suka sekali menggigit orang?" Aku benar-benar tidak berdaya. Aku tidak tahu kapan aku menyinggung wanita ini?Bella tidak mengatakan apa-apa. Dia terus menggigitku.Aku benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa padanya. Jadi, aku menanggalkan pakaiannya dan berkata, "Kamu menggigitku, aku akan melecehkanmu. Mari kita lihat siapa yang lebih rugi."Jantung Bella berdebar kencang. Namun, alih-alih melepaskanku, dia malah menggigit lebih keras.Dia menggigitku, sementara aku menanggalkan pakaiannya. Setelah beberapa saat, aku telah menanggalkan pakaiannya.Tentu saja aku tidak akan menggigitnya. Tubuhnya begitu bersih dan putih. Aku harus mencicipinya dengan kasar.Adegan berikutnya bahkan lebih ajaib. Bella bahkan berinisiatif untuk memeluk leherku.Adegan berikutnya tidak cocok untuk anak-anak.Namun, setelah pertarungan berakhir, aku tampak kebingungan. Aku tidak tahu mengapa kami berdua berbuat seperti ini lagi?Aku menggaruk kepalaku. Wajahku tampak sangat b
Karena masalah ini, aku selalu merasa khawatir. Aku bahkan tidak berani menghubungi Yuna.Tidak disangka, aku berhasil lolos dari Yuna. Namun, aku tidak bisa lolos dari Bella.Aku merasa takut, gelisah dan sekaligus merasa bersalah. Namun, aku juga benar-benar ingin tahu apakah Bella benar-benar mengetahui sesuatu?Jadi, aku bertanya, "Apa yang kamu ketahui? Kalau tahu, katakanlah. Aku benar-benar mabuk saat itu. Aku nggak ingat apa pun. Kalau nggak, aku nggak akan terbangun dalam keadaan telanjang dan dikelilingi oleh kalian."Ekspresi Bella langsung berubah. Namun, aku tidak dapat mengetahui apa pun dari ekspresinya itu.Namun, aku dapat merasakan bahwa Bella pasti mengetahui sesuatu.Reaksinya itu membuatku makin cemas.Aku tidak menyangka bahwa Bella benar-benar mengetahui sesuatu. Namun, kenapa Bella tidak mengatakan apa pun selama ini?Baru-baru ini, aku sering menghubungi Yuna. Kemudian, Bella baru mengatakan masalah ini. Kenapa?Keraguan dalam hatiku bagaikan benang kusut yang
"Apa yang akan kamu lakukan?" Johan memasang ekspresi masam dan berbicara sambil menggertakkan giginya. Meskipun pengucapannya tidak jelas, Wiki dapat memahaminya.Wiki berkata sambil menggertakkan giginya, "Apa yang bisa kita lakukan lagi? Tentu saja kita harus membayar pembunuh. Kamu sudah bertemu wanita itu. Dia pasti putri dari perusahaan besar. Kalau nggak, dia nggak akan nggak memberi kita kesempatan untuk menjelaskan identitas kita.""Karena dia bilang Edo miliknya, kita lebih baik nggak melakukannya sendiri. Dengan begitu, kita nggak akan mendapat masalah."Analisis Wiki masuk akal, tetapi Johan tidak menanggapinya.Setelah beberapa saat, dia berkata, "Ayo pergi. Kita cari tempat lain untuk membicarakannya perlahan-lahan."Sekarang, Johan sangat marah. Dia ingin segera melampiaskannya.Dia menatap Mary yang berdiri di samping Kiki.Setelah lama tidak bertemu, Johan menyadari bahwa Mary tampak semakin menawan.Saat Mary menyadari tatapan Johan, dia tanpa sadar menghindar.Sekara
Citra memapahku bangun.Bella menatapku dengan ekspresi dingin. "Ada apa? Kenapa kamu dipukuli seperti ini?"Aku mengulangi perkataan Wiki sambil menggertakkan gigi."Sayang sekali aku nggak terampil untuk mencabik-cabiknya dengan tanganku sendiri." Aku menggertakkan gigiku dengan kesal. Hatiku benar-benar terbakar amarah.Bella berkata dengan nada dingin, "Kamu tahu nggak terampil, tapi kamu masih nggak mau bekerja keras. Kamu hanya memikirkan wanita sepanjang hari. Kau pantas dipukul!"Aku pikir dia akan menghiburku. Namun, aku tidak menyangka dia malah mengatakan hal ini padaku.Namun, kali ini aku tidak membantah karena perkataan Bella sangat masuk akal.Setelah Bella memarahiku, dia melihat ke arah Wiki dan yang lainnya."Kalian mantan suami Nia dan Lina?""Siapa kamu?" tanya Johan mengamati Bella dengan ekspresi dingin.Bella mencibir. "Aku ibumu!"Aku hampir tertawa terbahak-bahak.Mengapa sikap Bella terhadap orang lain sama persis dengan sikap Helena?"Andre, tampar mereka!"A