Aku tahu mereka marah karena aku meminta mereka membersihkan kamar di waktu seperti ini.Aku pun pergi mencari makan dan berencana kembali seusai makan.Degan begitu, mereka tidak akan bisa membentakku.Aku jarang menginap di hotel. Selain bermalam dengan Charlene waktu itu, ini adalah pertama kalinya.Biaya yang dikeluarkan berbeda jauh, begitu juga dengan pengalaman yang kurasakan.Kelak, aku tidak akan menginap di hotel murah seperti ini lagi.Aku menemukan warung yang masih beroperasi, lalu memesan sate dan bir.Aku seperti sedang bersantai, tetapi sebenarnya, aku sangat kesepian.Alangkah baiknya kalau Kak Nia atau Kak Lina bisa menemaniku.Mengingat Kak Lina, entah bagaimana hubungannya dengan kakakku.Aku agak mengkhawatirkannya.Sedangkan Kak Lina, seharusnya sudah berada di rumah.Kehidupan Kak Lina sangat sederhana, tidak ada yang istimewa.Wanita seperti ini cocok dijadikan istri.Aku mengirimkan pesan ke Kak Lina. "Kak Lina, kamu sedang apa?"Kak Lina segera membalasku. "Se
Mungkin karena suasana hatiku kurang baik. Setelah mengetahui sifat asli Kak Nancy dan terpuruk seperti ini, aku menginginkan pelukan hangat.Aku tidak bisa memperoleh kehangatan dari Kak Nia. Bagaimanapun, masih ada kakakku di antara aku dan Kak Nia.Hanya Kak Lina yang dapat memberikan semua ini padaku.Tanpa sadar, aku merasa Kak Lina adalah sandaran terbesarku di kota ini."Edo, kalau sedih, datang. Pintu rumahku terbuka lebar untuk kamu." Kak Lina sangat baik, selalu memikirkan perasaanku.Aku bertanya sambil tersenyum, "Kamu nggak takut adik sepupumu tahu hubungan kita?"Kak Lina menjawab, "Takut. Tapi, cepat atau lambat, hubungan kita bakal terekspos. Soal adik sepupuku, dia sangat polos. Cuma anak gadis, bisa dikelabui.""Kak Lina, kamu sedang merayuku pergi ke rumahmu?" Hatiku tergerak. Karena Kak Lina terang-terangan mengungkapkan niatnya, tentu saja aku goyah.Kak Lina berkata sambil tersenyum, "Kalau gitu datang. Kalau kamu berani datang, aku berani lakukan apa pun.""Aku .
Aku tidak mengerti mengapa Wiki menelepon orang tuaku. Bahkan mengataiku seperti itu.Aku membuka blokir kontak Wiki, lalu meneleponnya. "Apa maksudmu? Kenapa telepon orang tuaku? Bahkan katai aku macam itu."Wiki menjawab dengan tenang, "Yang kubilang sama Paman dan Bibi fakta, apa ada yang salah?"Aku berkata dengan tegas, "Bukan masalah benar salah. Masalahnya, kamu nggak seharusnya telepon orang tuaku!"Wiki tiba-tiba berteriak, "Kamu kira aku sengaja? Siapa suruh kamu nggak tepat janji.""Sialan, kapan aku nggak tepat janji?""Kamu masih berani kasari aku? Kutanyakan padamu. Waktu aku pergi mencarimu, kamu janji apa? Kamu bilang, kamu bakal tanya ke Kak Nia dan kasih aku jawaban. Aku sudah tunggu seharian, kamu sama sekali nggak kabari aku."Aku tidak mengabarinya karena Kak Nia menyuruhku untuk tidak ikut campur dalam masalah ini dan dia akan menangani masalah ini sendiri.Jadi, aku tidak lanjut bertanya.Mungkin Kak Nia akan mengabaikan Wiki untuk beberapa saat. Sedangkan Wiki s
"Aku mulai dari nol, tanpa bantuan siapa pun. Aku berdoa ke Kakek, Nenek buat sampai di titik ini.""Aku introspeksi diri sendiri. Selama menikah, aku nggak pernah rugikan kakak iparmu.""Tapi sekarang, dia bawa kabur semua uangku. Aku mana bisa tenang?"Aku merasa kasihan sekaligus marah.Aku mengasihaninya karena aku juga berasal dari pedesaan. Aku dapat memahami jerih payah Wiki.Aku marah karena dia mengatakan Kak Nia membawa kabur semua uangnya.Dia giat dan kerja keras, tetapi dia tidak seharusnya mencurigai Kak Nia.Dia tidak tahu Kak Nia orang seperti apa?Aku dan Kak Nia baru tinggal bersama beberapa hari, tetapi aku dapat merasakan Kak Nia adalah gadis yang baik, dia tidak pernah berpikir untuk menceraikan kakakku.Sedangkan kakakku? Bagaimana boleh dia mengatai Kak Nia seperti itu?Aku berkata dengan marah, "Kamu gila, gila parah! Kalau Kak Nia mau cerai sama kamu, sudah lama cerai, nggak bakal tunggu sampai sekarang.""Kamu nggak tahu isi pikiran Kak Nia, tapi malah salahka
Aku tahu aku dan Kak Nia tidak mungkin bersama. Kak Nia pun tidak berencana bercerai. Jadi, aku akan membantunya mempertahankan hubungan ini.Cara paling ampuh adalah membuat Wiki merasa bersalah. Dengan begitu, ke depannya, dia akan memperlakukan Kak Nia dengan baik.Melihat waktu sudah larut, aku berkata pada Wiki, "Kamu tahu Kak Nia kesepian, bukannya baik sama dia, malah jebak dia. Kamu sungguh berengsek!""Kalau bukan karena kamu adalah kakakku, aku sungguh ingin menghajarmu!""Edo, berkat kamu, aku sudah tahu salah. Kalau kamu nggak marahi aku, aku nggak bakal sadar." Wiki mulai mengaku salah.Sebenarnya, aku merasa bersalah padanya. Bagaimanapun, aku diam-diam berhubungan dengan Kak Nia.Namun, aku berbuat seperti itu untuk memuaskan Kak Nia.Kalau tidak, Kak Nia sangat kasihan.Aku mengaku. Di antara Wiki dan Kak Nia, aku memilih Kak Nia.Namun, selain hal ini, aku tidak berbuat salah pada Wiki.Dia baik padaku karena memiliki niat tertentu.Aku akan membalas budi, tetapi tidak
"Ah, jangan, nanti dilihat orang," kata seorang gadis. Dia menolak dengan malu-malu.Pria itu berkata, "Nggak usah takut, masih pagi, siapa datang ke sini pagi-pagi begini?"Gadis itu menjawab, "Nggak boleh, kalau ....""Nggak ada kalau, cepat."Kemudian, aku melihat pria itu mengangkat rok gadis itu dengan buru-buru.Aku segera bersembunyi di samping sambil berpikir, 'Masih pagi, kenapa nggak lakukan di rumah? Malah berhubungan di tempat umum.'Apalagi ini tempat umum, mereka tidak takut dilihat orang?Alhasil, aku melihat adegan ini dan merasa sangat canggung.Aku hendak pergi diam-diam dan berpura-pura tidak melihat apa pun.Namun saat ini, aku melihat seorang pria sedang menonton sambil merekam mereka dengan ponselnya.Perbuatannya sangat tidak etis.Pasangan muda berhubungan adalah hal yang wajar. Namun, dia malah merekam, sungguh tidak etis.Aku hendak menghentikannya, tetapi takut mengganggu pasangan muda itu.Aku membungkuk untuk mengambil batu kerikil dan melemparkannya.Batu
Salah satu dari mereka memakai topi dan masker, wajahnya tertutup rapat. Namun, dia bukan Helena.Sekilas, aku dapat langsung mengenali sikap dan aura Helena.Gadis ini agak dingin dan waspada, seolah-olah takut dilihat orang lain.Sedangkan gadis lainnya lebih ceria. Dia mengenakan jaket kulit dan terlihat sangat modis.Tubuhnya langsing, tetapi dadanya agak tepos.Pagi hari, klinik agak sepi. Jadi, biasanya kami duduk di lobi.Dengan begitu, pelanggan lebih mudah memilih tukang pijat.Gadis berjaket kulit itu melirik sekilas, lalu memilihku."Giliranmu, Charlene. Gimana menurutmu?" Gadis berjaket kulit itu bertanya pada gadis mumi itu. (Karena gadis itu terbungkus rapat, seperti mumi. Sementara, mari sebut dia gadis mumi).Gadis mumi itu bahkan tidak melihatku dan langsung berkata, "Lupakan saja, ayo pergi."Sembari berbicara, dia hendak keluar.Gadis berjaket kulit itu menariknya ke belakang. "Pergi ke mana? Sudah datang, ayo coba. Kamu nggak mau terus terganggu sama masalah itu, 'k
Baik Kak Nia, Kak Lina, Kak Nancy atau pun Bella, semuanya memilih tubuh yang indah. Montok dan seksi.Aku baru pertama kali melihat gadis tepos seperti ini.Meskipun gadis ini tepos, dia tidak jelek.Sebaliknya, dia terkesan sangat keren.Gadis keren seperti ini tidak cocok memiliki dada besar. Karena akan terkesan agak centil.Dada tepos akan membuatnya lebih cantik dan karismatik!Dari video yang pernah kutonton sebelumnya, tidak semua pemeran wanita berdada besar, sebagian berdada rata.Namun, hal tersebut tidak memengaruhi gairah seseorang.Jadi, semuanya bergantung pada perasaan.Aku jarang melihat dada seperti ini, jadi aku tidak bisa menahan diri untuk menatapnya.Hampir ketahuan.Gadis berjaket kulit itu melambaikan tangannya. "Hei, kamu bisa lihat?"Aku segera menenangkan diri dan berkata dengan tenang, "Aku tunanetra, mana bisa lihat?""Kalau begitu, lepaskan kacamatamu. Aku lihat matamu."Aku berpikir, 'Kalau aku lepas kacamataku, Bella akan kenali aku.'Aku tidak berani me