Share

Bab 41

Author: Galang Damares
Karena dia memikirkan sesuatu yang terjadi tadi malam.

"Apakah ritsletingnya sudah bisa? Cepatlah." Dia tidak menjawab pertanyaanku secara langsung, tapi mengganti topik pembicaraan.

Aku tidak putus asa dan terus bertanya, "Kak Lina, kenapa kamu nggak jawab?"

"Kenapa kamu menanyakan pertanyaan seperti itu kepadaku? Ini terlalu pribadi."

Aku berkata, "Tapi, kamu baru saja bertanya kepadaku."

"Itu berbeda."

"Kenapa berbeda?"

Bukankah semua ini pertanyaan yang sangat pribadi?

Wajah Lina semakin merah, "Pokoknya beda. Kamu nggak boleh bertanya lagi, kalau nggak, aku akan marah."

"Baiklah, baiklah, aku nggak akan bertanya lagi. Aku akan menanyakannya nanti kalau aku sudah lebih mengenalmu."

Setelah kejadian tadi malam dan obrolan tadi, aku merasa hubunganku dengan Lina semakin dekat.

Aku berani bercanda padanya.

"Kamu nggak diperbolehkan bertanya biarpun sudah akrab denganku."

"Baiklah, aku nggak akan bertanya lagi. Tapi, aku hanya penasaran, apa yang kamu lakukan ketika sedang membutuhkan?
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Cal Ri
sangat bagus ceritanya
goodnovel comment avatar
Ketut Aryatrini
lanjut semangat
goodnovel comment avatar
rasulan as
sangat menarik ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 42

    Aku segera berdiri dari sofa.Karena merasa bersalah dan takut ketahuan oleh kakakku, aku tidak berani menatap mata Kakakku sama sekali."Edo, ini kunci rumah. Kuberi satu set.""Itu semua karena kelalaianku, aku mengajakmu tinggal di rumah tapi lupa memberimu kunci rumah, jadi kamu bahkan nggak bisa masuk."Mendengar kakakku mengatakan ini, aku semakin merasa bersalah.Kakakku sangat baik padaku dan memperlakukanku seperti saudaranya.Berapa banyak orang di dunia ini yang mampu melakukan hal ini?Sepertinya hubungan saudara kandung juga tidak begitu baik.Bagaimana aku bisa terus mengincar Kak Nia?Aku sangat bajingan!"Ada apa? Kenapa wajahmu terlihat aneh?" Kakakku menyadari wajahku tidak normal, jadi dia menghampiri dan bertanya dengan prihatin.Aku segera menggelengkan kepala dan berkata, "Nggak apa-apa. Mungkin karena aku kurang istirahat tadi malam.""Apa Lina baik-baik saja? Aku dengar dari Nia, tadi malam dia tiba-tiba sakit. Kalau nggak ada kamu, akibatnya akan sangat buruk."

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 43

    "Aku beli untuk kamu, coba dipakai, apa itu cocok untukmu?" Kak Nia berdiri di depan pintu kamarku dengan tangan terlipat di dada dan berkata kepadaku sambil tersenyum.Sekilas setelan ini bernilai mahal.Kak Nia benar-benar baik padaku.Aku mengucapkan "Terima kasih Kak Nia" dan mulai berganti pakaian.Kak Nia pun berbalik dan pergi.Setelah beberapa saat, aku mengganti pakaianku.Ini pertama kalinya aku memakai jas.Aku melihat diriku di cermin dan terkejut.Aku tidak menyangka bahwa aku terlihat cukup tampan dalam setelan jas."Pakaian ini cocok sekali untuk Edo!" Kak Nia membantuku merapikan dasiku.Aku melihat sekeliling dan merasa sedikit panik.Terutama karena aku takut dilihat oleh kakakku.Lagi pula aku sudah dewasa.Kak Nia membantuku menata pakaian dan dasiku, kakakku pasti akan merasa risih kalau melihatnya."Jangan lihat, Kakakmu sedang mengurus sesuatu di kamar tidur." Kak Nia membaca pikiranku dan berkata dengan lembut."Kak Nia, ke depannya kita harus menjaga jarak satu

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 44

    "Edo, biar kuperkenalkan. Ini Pak Johan. Dia temanku dan Kak Nia, sekaligus juga suami Lina." Kakakku memperkenalkan padaku sambil tersenyum, lalu berkata, "Edo, ini pertama kalinya kamu bertemu Kak Johan, ayo bersulang untuk Kak Johan."Aku sangat kesal, tapi aku tidak ingin merusak kesenangan semua orang.Jadi, aku mengambil gelas anggur dan bersulang pada Johan."Kak Johan, aku bersulang untukmu."Johan mengambil gelas anggur tersebut dan berkata dengan tenang, "Aku mendengar dari kakakmu dan iparmu, kamu adalah siswa berbakat lulusan Fakultas TCM dan kamu sangat ahli dalam TCM. Apakah kamu ingin bekerja di Rumah Sakit TCM?"Tentu saja aku ingin.Rumah Sakit TCM Kota Jimba adalah satu-satunya rumah sakit TCM di Kota Jimba.Aku rasa setiap mahasiswa lulusan fakultas kedokteran TCM pasti ingin bekerja di sana.Johan berkata, "Aku bisa membantumu."Kakakku berkata cepat, "Edo, cepat berterima kasih pada Kak Johan."Aku segera berkata, "Terima kasih, Kak Johan."Johan tersenyum dan memi

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 45

    Lina tiba-tiba menjadi bingung.Karena takut suaminya mengetahui bahwa dia menerima pria asing tidur di rumah tadi malam."A ... aku baik-baik saja. Suamiku, ayo cepat pesan." Lina buru-buru mengganti topik pembicaraan.Tiba-tiba aku bingung.Aku menatap Kak Nia dengan tatapan memohon.Kak Nia menyemangatiku untuk melanjutkan dengan matanya.Aku menggelengkan kepalaku, menandakan bahwa aku benar-benar tidak bisa melakukannya.Tiba-tiba Kak Nia menjulurkan kakinya dan langsung mengusapkannya ke pahaku.Pada saat yang sama, dia mengirimiku pesan WhatsApp, "Kamu nggak bisa melakukannya secara terbuka, tapi kamu bisa melakukannya secara diam-diam, sama seperti aku menggodamu."Aku merasa sangat tidak nyaman digoda oleh Kak Nia dan pada saat yang sama aku harus memikirkan bagaimana cara menggoda Lina, yang mana itu terlalu sulit.Ini lebih sulit daripada ujian sekolah!Tapi, Kak Nia bilang Johan menunggu untuk melihat penampilanku dan menyuruhku untuk bergegas.Aku tidak punya pilihan selai

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 46

    Aku merasa mual di perutku.Sungguh tidak nyaman.Pria ini hanya ingin menceraikan istrinya, kenapa dia mengatakan hal ini kepadaku?Apa istrinya adalah mainan?Tapi, betapa pun tidak nyamannya perasaanku, aku tidak bisa berkata apa-apa.Aku tidak punya pilihan selain tunduk pada kenyataan.Johan begitu unggul sehingga kami semua harus menghormatinya."Ayo yang semangat, Kakak menunggu kabar baikmu."Johan sepertinya menyemangatiku sama seperti dia menyemangati karyawannya.Saat ini, Lina masuk dari luar.Dia tidak tahu apa yang baru saja terjadi di dalam ruangan.Dia pun bertanya sambil tersenyum, "Apa yang kalian bicarakan? Kenapa kamu begitu bahagia?"Johan berkata sambil tersenyum, "Aku sedang menceritakan pada Edo tentang kamu.""Apa yang kamu bicarakan tentang aku?""Aku bilang kamu adalah istri terbaik di dunia. Aku menyuruh Edo untuk mencari istri yang sesuai dengan standarmu."Lina tersipu, "Johan, kenapa kamu mengatakan ini pada orang lain? Itu malu sekali.""Apa yang kamu ta

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 47

    Tapi, saat tangan Johan mengelus tubuhnya, dia sangat terangsang dan tidak nyaman.Sudah terlalu lama dia tidak disentuh oleh Johan.Kalau tidak, dia tidak akan cukup berani untuk menyentuhku diam-diam di pagi hari.Lalu bagaimana dengan Johan?Dia langsung memasukkan tangannya ke dalam rok Lina.Dia merasakan kelembutan di bagian bawah rok dan tiba-tiba dia menjadi lebih terangsang dan bersemangat."Bolehkah, istriku?"Tangan Johan semakin tak terkendali, dia mendekati telinga Lina dan bergumam.Lina sangat menginginkannya sekarang sehingga dia tidak peduli apakah itu memalukan atau tidak."Kalau begitu, kamu beri tahu Nia dan yang lainnya.""Oke."Johan segera menghampiri kakakku dan Kak Nia lalu berkata sambil tersenyum, "Bagaimana kalau kalian pulang dulu, nanti aku antar istriku kembali."Baik kakakku maupun Kak Nia tidak bertanya apa pun.Kak Nia memapahku masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi belakang.Biarpun aku minum banyak, aku masih sadar.Kulihat Johan memeluk pinggang L

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 48

    Apalagi ketika aku memikirkan bahwa Johan mendapatkan Lina dengan mentalitas bersenang-senang, aku merasa sangat marah dan tidak puas.Kenapa bajingan seperti Johan bisa dicinta setengah mati oleh Lina, tapi dia tetap tidak menyukaiku padahal aku tulus padanya?Aku tidak tahu apa yang terjadi, jadi aku memeluk wanita di depan aku.Lalu menciumnya dengan keras."Edo, apa yang kamu lakukan? Aku ini kakak iparmu, cepat lepaskan aku.""Nona Lina, tahukah kamu kalau suamimu sama sekali nggak mencintaimu? Dia bahkan memintaku untuk merayumu.""Di matanya, kamu sudah nggak berharga. Nggak, kamu masih memiliki sedikit nilai, yaitu dia bisa bersenang-senang denganmu secara terbuka.""Setiap kali dia melakukan itu padamu, dia sedang mempermalukanmu. Aku benar-benar nggak mau melihatmu seperti ini."Aku memeluk erat orang yang kukira adalah Lina.Dalam suasana marah itu, aku akhirnya dengan berani mengutarakan apa yang selama ini aku simpan di hatiku.Setelah aku mengucapkan kata-kata ini, aku ak

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 49

    Dia pikir aku lebih jago, karena aku masih muda, kuat dan tampan.Dia dan Johan sudah menikah selama bertahun-tahun dan dia belum pernah mengalami orgasme yang nyata.Jadi, dia ingin mengalaminya bersamaku.Aku sangat bersemangat.Dia bergegas menjatuhkannya.....Lalu bagaimana dengan kenyataannya?Orang yang kupeluk sebenarnya adalah Kak Nia.Tadinya Kak Nia ingin memelukku untuk tidur sebentar.Tapi, setelah beberapa saat, dia merasa ada yang tidak beres.Karena di suatu tempat dalam diriku seperti batang besi, yang membuatnya merasa sangat tidak nyaman.Yang lebih menyebalkan lagi adalah aku terus bergerak.Aku masih bergumam, "Kak Lina, aku sangat mencintaimu, aku sungguh sangat mencintaimu.""Bocah tengik, kamu memelukku, tapi kamu memikirkan wanita lain."Kak Nia ingin melepaskan tanganku dan bangkit dari pelukanku.Tapi, aku sangat kuat dan dia tidak bisa mendorongku.Tubuhku juga semakin gemetar.Setelah beberapa saat, aku kehilangan kendali.Aku terbangun dengan kaget.Lalu k

Latest chapter

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1180

    Bella memiliki semua yang dia butuhkan. Dia adalah putri dari Keluarga Lugos. Ayahnya adalah seorang pengusaha terkenal di Kota Jimba.Dia tidak kekurangan pelamar di sekelilingnya, termasuk segala pemuda berprestasi dan pengawal yang gesit ....Secara logika, dia seharusnya tidak mempunyai perasaan yang aneh-aneh padaku. Namun, entah kenapa dia mempunyai perasaan yang berbeda padaku.Suasana hati Bella kacau balau. Tiba-tiba, dia menjadi tersinggung lagi. "Edo, turunkan aku."Saat itu, aku memeluknya dengan baik. Tiba-tiba, dia bersikap seperti ini, sehingga aku merasa bingung lagi."Kenapa? Apa aku menyakitimu?""Nggak!" Bella kembali ke menunjukkan ekspresi cuek yang biasa. Dia bahkan menargetkanku. "Aku nggak membutuhkan perhatianmu lagi, pergilah.""Kenapa?""Nggak apa-apa. Pergilah.""Apa kamu merasa kamu bertingkah sedikit aneh dua hari terakhir ini?" Aku tidak pergi. Aku hanya ingin mencari tahu apa yang terjadi padanya.Bella tidak menjawabku.Aku menghitung tindakannya dengan

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1179

    Dora pergi.Hanya ada aku dan Bella yang tersisa di bangsal.Bella tampak sedang beristirahat dengan mata terpejam. Dia tampak sedang memikirkan sesuatu.Aku tidak dapat melihatnya. Aku juga tidak dapat menebaknya.Aku mengupas sebuah apel untuknya, lalu berkata, "Makanlah apel.""Nggak mau.""Kalau begitu, jeruk?""Nggak mau.""Anggur?""Bisakah kamu diam sebentar?"Saat dia sedang berbicara, aku memasukkan sebutir anggur ke dalam mulutnya dan berkata sambil menyeringai, "Kamu harus makan lebih banyak saat sakit. Kalau nggak, tubuhmu nggak akan pulih dengan baik.""Kamu gila." Meskipun Bella memarahiku, dia tetap memakan anggur itu dengan patuh.Setelah memakan satu anggur, dia ingin memakan yang kedua. Setelah memakan yang kedua, Bella ingin memakan yang ketiga ....Dia memang seperti itu. Dia berlidah tajam, tetapi hatinya lembut.Kali ini, dia banyak membantuku. Jadi, selama dia dirawat di rumah sakit, aku akan merawatnya dengan baik.Bella bisa melakukan segalanya sendiri kecuali

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1178

    Aku selalu berpikir bahwa Bella hanya merasa jijik dan benci kepadaku. Saat dia sesekali merasa kesepian, dia akan membutuhkan bantuanku untuk meringankan kekhawatiran dan masalahnya.Aku tidak pernah menyangka dia akan menyukaiku dan melakukan hal seperti itu.Jadi, saat ini, aku merasa agak tidak nyata. Namun, adegan-adegan ini benar-benar terjadi.Perasaan antara kenyataan dan tidak nyata silih berganti. Setelah beberapa saat, aku baru kembali sadar.Dora tersenyum dan menyenggol lenganku, "Lihatlah. Sudah aku bilang Nona Bella menyukaimu.""Menurutmu, dia juga menyukaiku?" Aku masih sedikit ragu.Dora memutar bola matanya dengan marah. "Kamu nggak mendengar pembicaraan mereka tadi? Bagaimana kamu baru akan percaya?""Nggak, menurutku itu terlalu nggak nyata. Aku sudah menyatakan cintaku padanya terakhir kali, tapi dia menolakku dengan kasar.""Selain itu, kita selalu suka berdebat. Nggak ada satu pun di antara kita yang mau mengalah?""Tak ada godaan antara sepasang kekasih, apalag

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1177

    Yani duduk di sampingnya. "Ada apa dengan kakimu?""Nggak apa-apa."Yani tidak memedulikannya. Dia langsung mengangkat rok Bella. Yani melihat area merah besar di betis Bella dengan lepuh di beberapa tempat."Apa yang terjadi? Bagaimana kamu bisa sampai ke kondisi ini?""Kamu sudah berada dalam kondisi ini, tapi kamu nggak pergi ke rumah sakit untuk mengatasinya. Sebaliknya, kamu datang untuk menolong bocah itu. Apa kamu gila?"Yani tidak dapat memahaminya. Dalam kesannya, Bella tidak akan pernah menaruh harapan pada pria, apalagi mengabaikan tubuhnya demi seorang pria.Namun, saat ini, Bella melakukan hal itu.Yani merasa ragu apakah Bella di depannya adalah Bella yang dikenalnya?"Aku pikir itu nggak akan menjadi masalah, tapi aku nggak menyangka akan seserius ini." Bella tidak menyangka akan seperti ini. Dia juga khawatir itu akan meninggalkan bekas luka atau semacamnya."Nggak bisa. Sakit sekali. Antar aku ke rumah sakit."Yani marah dan tidak berdaya, jadi dia menggendong Bella di

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1176

    Bella sangat cemas. Tiba-tiba, dia berdiri. Dia tanpa sengaja menyentuh mi instan hingga terjatuh. Air panas di dalam gelas itu tumpah dan mengalir ke kakinya.Bella tersentak kesakitan. Namun, dia membilas tubuhnya dengan air dingin, lalu mengganti pakaiannya dan berjalan keluar."Apa yang terjadi? Jelaskan padaku."Dora menjelaskan keseluruhan ceritanya.Dora langsung menelepon Yani. Yani memiliki koneksi di kantor polisi itu.Tidak lama kemudian, Bella dan Dora menemuiku di ruang interogasi."Bella? Kenapa kamu juga ada di sini?"Aku terbiasa menyebut nama ini hingga aku mengucapkannya tanpa sadar.Bella menghampiriku dengan tertatih-tatih.Melihat cara dia berjalan, aku menjadi bingung. "Ada apa dengan kakimu?""Nggak ada apa-apa." Bella tidak mengatakan yang sebenarnya. Sebaliknya, dia menarik kursi dan duduk. "Aku sudah tahu apa yang terjadi. Sekarang, orang itu bertekad nggak berdamai. Kamu benar-benar nggak akan menyerahkan buku medis itu?"Aku berkata dengan tegas, "Aku nggak

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1175

    "Kamu benar-benar keras kepala. Kamu sama seperti Harmin. Oke, aku nggak akan menyia-nyiakan waktuku lagi."Xander melambaikan tangannya. Tiba-tiba, seorang pelayan berjalan ke arahku dan mulai meraba-raba tubuhku."Pak Harmin, nggak ada."Xander mengerutkan kening dan menatapku. "Kamu menyembunyikan buku medis itu?""Itu adalah buku medis keluarga kami.""Tapi, sekarang itu milikku. Kamu mencuri barangku. Kalau aku lapor polisi, kamu akan masuk penjara.""Edo, aku akan memberimu satu kesempatan terakhir. Bekerja sama denganku. Aku akan memaafkanmu atas insiden buku medis itu. Aku akan membantumu menghasilkan banyak uang."Aku menolaknya tanpa ragu, "Seorang pria sejati mencintai uang, tapi aku akan mendapatkannya dengan cara yang benar. Aku nggak akan melakukan apa pun yang bertentangan dengan hati nuraniku!""Oke! Lapor polisi."Setengah jam kemudian.Beberapa petugas polisi tiba di tempat kejadian.Karena ada video kamera pengawasan, aku tidak dapat menyangkalnya.Akhirnya, aku mau

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1174

    Dora menghentikan orang dari lantai atas. Namun, dia gagal menghentikan orang dari lantai bawah.Orang-orang itu mencari kamar demi kamar. Akhirnya, mereka menemukan tempat ini.Aku harus berpura-pura melawan.Aku bertarung dengan orang-orang itu cukup lama. Namun, akhirnya mereka berhasil masuk.Setelah mereka masuk, mereka menekanku tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Kemudian, mereka membawaku ke lantai delapan, kamar 808.Meskipun aku tertangkap, hatiku senang.Rencanaku berhasil.Xander masih duduk di sofa. Dia menatapku dengan tenang. "Aku sudah mengingatkanmu sebelumnya jangan memberontak. Sobat, kenapa kamu nggak mendengarkan?""Xander, aku benar-benar salah menilaimu sebelumnya. Aku nggak menyangka kamu sama seperti orang lain. Kamu hanya peduli dengan uang," ucapku dengan penuh penghinaan.Xander tertawa terbahak-bahak. "Bukankah menghasilkan uang itu baik? Apa ada masalah? Aku seorang pengusaha. Kalau aku nggak menghasilkan uang, haruskah aku menyelamatkan nyawa orang?""Tap

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1173

    Saat aku melihat tindakannya, aku langsung terpana."Apa yang kamu lakukan?"Xander mendekatkan korek api ke buku medis. "Kamu nggak merasa AC di hotel ini agak dingin? Ayo kita cari kehangatan."Aku segera menyambar buku medis itu dan berkata, "Kamu gila. Buku medis ini mungkin berisi banyak catatan tentang pengobatan penyakit langka dan rumit. Membakarnya berarti membakar harapan banyak orang."Xander meletakkan korek api, lalu menatapku sambil tersenyum. "Apa hubungannya denganku? Aku hanya seorang pengusaha, bukan dokter.""Kamu ...."Dulu, aku mengira dia orang yang santai. Namun, sekarang aku sadar dia hanya mencari untung. Dia hanya peduli dengan uang.Bukan hanya aku yang tertipu, tetapi Harmin juga tertipu.Aku memandang buku medis di tangannya. Aku merasa sangat enggan untuk berpisah dengannya.Buku itu adalah hasil kerja keras yang diwariskan kakekku.Aku bertanya-tanya, demi menyusun buku medis seperti ini, berapa banyak usaha yang telah dilakukan Keluarga Didi dari generas

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1172

    Kata-kata Xander membuatku terdiam.Yah, bagi bos besar seperti Xander, ratusan juta bukanlah uang yang banyak sama sekali.Jika dia mau berunding denganku, aku khawatir dia tidak akan berminat sekalipun aku memberinya semua tabunganku.Namun, aku tidak akan menyerah begitu saja.Aku memikirkannya, lalu berkata, "Apa yang kamu inginkan. Pak Xander, bagaimana agar kamu menjual buku medis itu padaku?""Sudah aku bilang buku medis itu sangat berguna bagiku. Aku nggak akan menjualnya!"Xander selalu enggan mengambil inisiatif untuk menjual apa yang diinginkannya.Hal ini membuatku sangat pasif. Aku hanya bisa mengikuti ide-idenya."Pak Xander ingin menggunakan buku medis itu untuk bernegosiasi denganku, 'kan?"Aku tidak dapat menahan amarah, lalu bertanya.Xander tersenyum tipis, lalu menuangkan segelas anggur merah untuk dirinya sendiri.Tindakannya itu telah menunjukkan bahwa tebakanku benar.Namun, dia tidak pernah memberiku jawaban yang akurat. Hal ini membuatku merasa sangat tidak yak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status