Share

Bab 416

Kalau pukulannya pelan, aku akan membiarkannya memukulku. Kalau pukulannya kuat, aku akan menghindar.

Perlahan-lahan, kita seperti pasangan yang sedang bertengkar.

Amarah Helena mereda dan aku tidak terlalu takut padanya.

Aku membujuknya. "Kak Helena, jangan seperti ini. Nggak ada pria yang mau diselingkuhi. Kalau Tiano tahu, kamu bisa celaka."

Akhirnya, Helena kembali normal. Dia tidak lagi memukulku atau menggodaku.

Sebaliknya, dia berkata dengan serius, "Ya sudah kalau celaka, daripada harus jadi mumi."

Aku berpikir dalam hati, 'Kamu mana macam mumi?'

'Hidupmu begitu menyenangkan!'

"Apa maksud tatapanmu ini? Kamu nggak percaya?"

Aku segera menggelengkan kepala. "Tentu aku percaya."

"Hmph. Kamu nggak percaya, matamu nggak bisa bohong."

"Kamu macam orang lain. Kira aku hidup mewah, jadi pacar Tiano, nggak perlu khawatirkan apa pun, bisa foya-foya."

"Kamu nggak tahu betapa banyaknya orang yang katai aku dari belakang."

Aku menjawab, "Mana mungkin. Siapa begitu berani? Paling-paling mer
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status