Share

Bab 475

Penulis: Yuki
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-10 18:00:00
Keesokan harinya.

Rizki terbangun oleh telepon dari Andi.

"Cahya meneleponku, katanya kemarin malam kamu nggak makan?"

Semalam Rizki hanya sempat tidur untuk beberapa jam, sehingga sekarang suasana hatinya tidak bagus. Apalagi setelah bangun, dia teringat dengan perkataan Alya yang kejam itu. Wajahnya pun lagi-lagi menjadi masam.

"Ada apa?"

Andi berdecak. "Kita ini teman, apa aku nggak boleh menelepon dan mengkhawatirkanmu meskipun nggak ada apa-apa?"

"Nggak."

Rizki hendak langsung menutup telepon.

"Tunggu."

Andi segera menyela begitu mengetahui niat Rizki, "Ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan denganmu."

Terhadap temannya, Rizki masih memiliki kesabaran. "Katakanlah."

"Kamu melukai hati Hana lagi?"

Mendengar ini, sarkasme berkilat di mata Rizki.

"Kenapa? Dia mendatangimu dan mengadu?"

"Bukan aku, tapi Faisal. Faisal sangat khawatir, jadi dia memintaku untuk membujukmu."

Rizki terdiam sejenak.

"Andi, kalau kamu benar-benar nggak ada urusan ...."

"Stop, stop." Andi buru-buru menyel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 476

    Andi menghela napas. "Nggak bisakah kamu mencari tahu tentangnya melalui cara yang lebih normal?""Aku mengerti."Setelah menutup telepon, Rizki tenggelam dalam pikirannya.Menggunakan cara lain?Mungkin, dia bisa mencobanya....Hari ini, Irfan mengantar Alya kerja.Tentu saja dia sekalian mengantar kedua anak itu ke sekolah.Dalam perjalan ke kantor, Alya terus menatap pemandangan di luar jendela, seolah-olah dia sedang tenggelam dalam pikirannya sendiri.Irfan tentu saja tahu apa yang sedang Alya pikirkan.Sejak pulang kemarin, Alya terus melamun."Ada apa?"Meskipun begitu, Irfan masih mematikan musik di dalam mobil dan berinisiatif untuk bertanya.Tentu saja, Alya tidak mendengar pertanyaannya. Ketika Irfan bertanya lagi, barulah Alya tersadar dari lamunannya."Ah? Ng ... nggak apa-apa. Aku hanya sedang memikirkan masalah perusahaan.""Perusahaan? Bagaimana perusahaanmu belakangan ini? Aku akhir-akhir ini juga sibuk dan nggak sempat bertanya, apa ada sesuatu yang perlu kubantu?" t

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-11
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 477

    Mendengar ini, mata Irfan berkilat."Begitukah?"Dia memaksa dirinya untuk menahan emosi, perlahan dia tersenyum dan berkata, "Perusahaan mana yang memiliki mata sejeli ini sampai bisa menemukan benih unggul seperti kalian?"Alya menatapnya dengan ekspresi rumit.Menerima tatapannya, kegelisahan Irfan pun bertambah."Kenapa?""Dia, yang berinvestasi adalah dia."Meskipun biasanya Irfan sangat tenang, saat ini dia mendadak menginjak rem dan memberhentikan mobilnya di tepi jalan.Alya terkejut dan segera menoleh ke belakang.Untungnya tidak ada mobil di belakang mereka, kalau tidak, mereka pasti sudah tertabrak dari belakang karena Irfan mendadak mengerem.Setelah mobil tersebut berhenti, Irfan duduk di sana dan menarik napas dalam-dalam. Kemudian dia cepat-cepat menenangkan dirinya."Begitukah?"Alya merasa Irfan sepertinya agak aneh, jadi dia mengangguk."Ya, kamu nggak apa-apa? Bagaimana ... kalau aku saja yang menyetir?""Alya, nggak usah." Irfan menjalankan mobilnya lagi dan menjela

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-12
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 478

    Angga berdiri dan mengangguk padanya. "Bos, ini adalah Pak Cahya, perwakilan dari Perusahaan Saputra."Ketika Cahya melihat wajah Alya, dia langsung berdiri. Dia menatap Alya dengan terkejut.Sebelum ke sini, dia tidak mengerti kenapa Rizki tiba-tiba melakukan tindakan yang membingungkan ini. Karena ragu, dia pun menelepon sepupunya untuk bertanya. Namun, Lutfi hanya menyuruhnya untuk tidak banyak bertanya dan melakukan apa yang diperintahkan, karena pada akhirnya jawaban dari pertanyaannya akan muncul.Sesuai dugaan, jawabannya memang muncul.Semua keraguan Cahya pun terjawabkan begitu dia melihat wajah Alya.Dia bertanya-tanya kenapa atasannya mendadak ingin berinvestasi di sebuah perusahaan kecil, ternyata jawabannya ada di sini.Dengan adanya investasi, tentu saja suasana hati Angga sedang bagus. Dia tersenyum dan menyambut Alya, "Bos, aku ...."Dia hendak berbicara ketika seorang pria tampan berkacamata muncul dari belakang Alya, penampilan pria itu amat lembut.Jadi, kata-kata ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-12
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 479

    Alya terdiam.Bagus. Yah, setidaknya dia sudah menyiapkan mental.Lagi pula, sebelumnya Angga sudah memintanya untuk mencari investasi dari Perusahaan Saputra.Angga juga bertindak atas kepentingan perusahaan. Manajemennya yang seperti ini merupakan hal bagus untuk perusahaan.Dia tidak marah dan hanya mengangguk, lalu berbalik dan turun ke lantai bawah.Irfan hampir sepenuhnya terabaikan olehnya.Setibanya di bawah, Alya hendak memanggil taksi ketika Irfan menghentikannya."Aku akan menemanimu pergi."Mendengar ini, langkah Alya terhenti. Ketika melihat Irfan yang terus mengikutinya sambil membawa kunci mobil, barulah dia menyadari sesuatu."Maaf, barusan aku terburu-buru untuk menyelesaikan masalah ini. Aku nggak sengaja ...."Dia hanya ingin bilang bahwa dia bukannya sengaja mengabaikan Irfan, tetapi begitu kata-katanya mencapai bibir, dia merasa bahwa perkataannya itu hanya akan menyakiti Irfan."Kamu ingin menemuinya, 'kan? Aku akan menemanimu."Alya refleks menghentikannya."Aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 480

    Tidak tahu?Alya hampir menertawakan jawabannya.Kemarin pria ini jelas-jelas bilang, bahwa tanpa persetujuannya, tidak akan ada perusahaan yang berani menyinggungnya demi berinvestasi di perusahaan Alya.Sekarang, dia tiba-tiba datang dan berinvestasi, lalu bilang tidak tahu?Alya terkekeh, lalu langsung berkata dengan suara dingin, "Kalau kamu nggak tahu, jangan lakukan hal yang nggak perlu."Mendegar perkataannya, Rizki mengerutkan kening. "Memangnya kenapa kalau aku melakukannya?""Kalau aku ingin berinvestasi di perusahaanmu, memangnya kamu bisa apa?"Alya menatap bibir pucat dan dahi basah pria itu, lalu perlahan berkata, "Aku nggak apa-apa, aku juga nggak peduli asalkan kamu nggak takut merugi."Setelah mengatakan itu, Alya berbalik untuk pergi.Sementara itu, Rizki menyaksikanya pergi. Bibirnya tertutup rapat, tampak tidak berniat untuk terus bercakap dengan Alya.Alya baru berjalan beberapa langkah ketika teringat sesuatu, dia pun menoleh dan menatap Rizki."Bagaimana dengan N

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 481

    Satu jam kemudian.Sang dokter memberikan laporan pemeriksaannya kepada Alya."Penyakit lambungnya cukup parah. Dia pingsan karena penyakit lambungnya kambuh, tapi dia juga mengalami kekurangan gizi dan kecemasan berlebih."Alya mengambil laporan pemeriksaan tersebut dari tangan sang dokter.Sulit untuk membayangkan hal seperti kekurangan gizi dan kecemasan berlebih muncul pada Rizki.Lagi pula, dalam ingatannya, tidak ada hal yang tidak bisa Rizki lakukan.Selain itu, pria itu tampak tidak pernah sakit ataupun tidak enak badan.Alya melirik ke arah kamar rawat, lalu bertanya pada dokter itu, "Selanjutnya bagaimana? Apakah dia akan dirawat inap atau ...?""Mengingat kondisi Pasien, sebaiknya Pasien dirawat inap untuk pemulihan. Kalau nggak, kalau kondisinya terus seperti ini, penyakitnya akan makin parah.""Bagaimana lambungnya bisa jadi seperti ini?""Makan yang nggak teratur dan konsumsi alkohol bisa melukai lambung. Jadi, apa pacarmu sering minum?"Istilah pacar ini membuat Alya men

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 482

    Akan tetapi, kenapa Rizki membuat dirinya menderita seperti ini?Sekarang, Alya akhirnya mengerti kenapa Rizki sangat tidak sabar ketika berbicara dengannya di hotel tadi.Saat itu, RIzki mungkin sudah mencapai batasnya, 'kan?Memikirkan hal ini, Alya pun menghela napas. Kemudian dia mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Angga.Ketika menerima teleponnya, Angga bertanya dengan hati-hati, "Bos, kenapa kamu belum juga kembali? Kalian ... nggak ribut, 'kan?""Nggak, tapi sekarang aku ada di rumah sakit ....""Apa?" Angga seketika terkejut. "Kenapa tiba-tiba ke rumah sakit? Bos, meskipun kamu dan Pak Rizki memiliki masa lalu, seharusnya masalah kalian nggak sampai sebesar ini. Bos, apa kamu nggak apa-apa?""...."Setelah Angga selesai bicara, Alya tanpa daya berkata, "Apakah kamu bisa membiarkanku selesai bicara dulu?""Bisa, bisa, cepatlah Bos."Ketika mendengar bosnya ada di rumah sakit, Angga sangat khawatir. Dia takut bila masalahnya menjadi besar, investasinya akan ditarik kembali da

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 483

    Ketika Cahya tiba di rumah sakit, dari kejauhan, dia melihat Alya yang sedang menunggunya di pintu kamar.Begitu melihat Alya, Cahya teringat dengan sentuhan jari mereka yang tidak disengaja itu. Melihat kecantikan Alya yang luar biasa, dia pun lagi-lagi tersipu malu.Jadi setelah dia mendekat, yang Alya lihat adalah Cahya yang berwajah dan bertelinga merah.Alya tidak begitu memikirkannya, hanya mengira Cahya memerah karena udara dingin di luar. Dia pun mendekat sambil memberikan ponsel, dompet, kartu kunci dan barang-barang lainnya pada Cahya."Ini semua barang milik Pak Rizki."Cahya tidak tahu apa yang telah terjadi, dia hanya bisa menerima apa yang diberikan Alya padanya.Akhirnya saat melihat tangan kosong Alya, dia tiba-tiba menyadari sesuatu."Nona Alya, apa kamu mau pergi?"Alya mengangguk."Ya, karena kamu sudah di sini, aku harus pergi.""Ah?" Cahya seketika menyesal, kenapa dirinya harus datang secepat ini? Jika Rizki bangun dan tahu bahwa Alya pergi karenanya, Rizki pasti

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-15

Bab terbaru

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 750

    Biasanya dalam situasi seperti ini, Hana akan berbalik dan pergi.Namun, sekarang Hana tidak punya apa-apa lagi. Dia maju beberapa langkah, lalu menggigit bibirnya dan berkata, "Apa maksudmu dengan bercanda menggunakan perasaanmu? Kamu nggak berpikir kalau perasaanmu padanya tulus, 'kan? Begitu tulus sampai-sampai kamu nggak peduli kalau dia jatuh ke dalam pelukan pria lain?"Irfan melihat ke arah asistennya. "Bawa dia keluar.""Irfan, Alya akan bersama dengan Rizki. Apa kamu akan membiarkan mereka bersama begitu saja? Aku tahu bahwa selama 5 tahun ini kamu terus menemani Alya, kamu telah menunggunya selama 5 tahun. Bukankah kamu ingin bersama dengannya? Apa kamu bersedia kalau hari ini dia diambil oleh orang lain?"Hana berteriak seperti orang gila dan hampir histeris, tetapi orang di depannya masih tetap tenang."Sudah cukup bicaranya?"Hana tercengang.Apa maksudnya? Dia sudah berbicara panjang lebar, tetapi Irfan bahkan tidak peduli sedikit pun?Ini tidak masuk akal. Bukankah pria

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 749

    Setelah ibunya pergi, Hana jatuh ke tempat tidur rumah sakit, menutupi pipinya yang memar dan menangis kesakitan.Jangankan ibunya, dia bahkan ingin menampar dirinya sendiri.Baru sekaranglah dia sadar, bahwa dia harusnya berhenti sejak dulu ....Namun, tampaknya, sekarang sudah terlambat untuk melakukan apa pun.Apakah ada seseorang yang bisa menolongnya?Mungkin ... ada seseorang yang bisa menolongnya.Hana terpikirkan seseorang dan melompat turun dari tempat tidur. "Nanda, cepat, bawa aku mencari taksi."Malam ini adalah malam yang sibuk.Di teras yang hening.Hasan menuangkan secangkir teh panas untuk Irfan, uap teh mengepul di udara yang dingin. Hana berdiri di hadapannya, dengan Nanda yang menopangnya di samping.Dia sudah cukup lama berdiri sana, tetapi Irfan sama sekali tidak berbicara ataupun mempersilakannya duduk.Bahkan Hasan yang berada di sisinya hanya menuangkan secangkir teh panas.Dia berlari keluar dengan terburu-buru, sehingga dia masih mengenakan gaun rumah sakit da

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 748

    "Sebenarnya apa yang terjadi?"Nanda secara singkat menjelaskan apa yang dia tahu."Apa? Rizki datang?" Kegembiraan melintas di mata Tesa, dia maju dan menggenggam tangan Hana. "Hana, kenapa kamu nggak memberitahuku kalau Rizki datang? Dia datang menjengukmu, 'kan?"Sayangnya, mata Hana penuh dengan keputusasaan. Dia terlihat seperti pecundang. Tesa memanggilnya berkali-kali, tetapi dia tidak merespons."Hana? Cepat bicara!"Melihatnya yang seperti ini membuat Tesa kesal.Kemudian barulah Hana mendongak, matanya penuh dengan air mata."Ibu, dia tahu, dia sudah tahu. Selanjutnya dia nggak akan membiarkanku, dia juga nggak akan membiarkan Keluarga Adelia."Tesa mengerutkan keningnya."Tahu apa? Bicaralah yang jelas.""Alya, Alya Kartika, ingatan dia sudah kembali. Dia memberi tahu Rizki kebenarannya. Sekarang Rizki sudah tahu bahwa bukan aku yang menyelamatkannya. Dia akan membereskanku, selanjutnya dia pasti akan membereskan kita. Ibu, kita harus bagaimana?"Meskipun perkataan Hana agak

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 747

    Sekarang Hana pun gelisah.Namun, sekarang dia sudah menenangkan dirinya. Malam ini Rizki datang untuk mempermainkannya.Selama dia menolak untuk mengakuinya, tidak ada yang bisa melakukan apa pun padanya.Memikirkan hal ini, Hana menatap Rizki dan berkata, "Bukankah kamu nggak tahu terima kasih? Apa kamu ke sini untuk mempermainkanku dan memberikan bukti pada Alya? Rizki, biar kuberi tahu kamu, aku nggak akan memberimu apa yang kamu mau. Kamu diselamatkan olehku yang telah mempertaruhkan nyawa. Waktu itu, aku hampir tenggelam di sungai demi menyelamatkanmu. Sementara mengenai Alya, dia bukan urusanku. Tapi, nggak ada satu pun orang yang bisa merebut jasaku. Kalau kamu mau menjadi orang yang nggak tahu terima kasih, silakan. Tapi jangan harap kamu bisa memaksa atau menyogokku untuk mendapatkan bukti apa pun."Setelah mengatakan itu, Hana langsung berbalik dan berjalan ke tepi tempat tidur, dia melepaskan sepatunya, lalu naik ke tempat tidur."Selama belasan tahun ini, akulah yang telah

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 746

    Jawaban ini membuat Hana benar-benar panik.Tadinya, dia kira Rizki menanyakan hal ini karena ingin mendengarnya menceritakan ulang kejadiannya. Namun, ternyata ....Begitu menyadari betapa buruknya nasib yang harus dia hadapi bila Rizki sampai mengetahui kebenarannya, Hana pun seketika menjadi panik dan mulai berbicara dengan tidak jelas."Rizki, waktu itu benar-benar aku yang menyelamatkanmu. Jangan dengarkan omong kosong Alya, dia hanya ingin membohongimu dan membuatmu membuangku."Dari ucapannya ini, Rizki akhirnya mendapatkan kata kunci yang dia cari-cari. Matanya menyipit dengan mengancam, suaranya juga menjadi sangat dingin."Memangnya aku sudah bilang siapa yang mengatakannya?"Hana pun tercengang."Waktu itu, bukankah hanya ada aku dan kamu di tepi sungai? Kenapa kamu mengira Alya yang mengatakan sesuatu padaku? Kalau dia nggak di sana, apa perkataannya itu penting?"Sampai di sini, nada bicara Rizki seketika berubah menjadi tajam."Atau maksudmu, waktu itu bukan hanya ada kit

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 745

    Hana tertegun oleh pertanyaannya dan membeku di tempat, dia menatap Rizki dengan bingung.Setelah waktu yang lama, barulah dia menyadari sesuatu.Mungkinkah Rizki sudah mengetahui kebohongannya?Tidak, itu tidak mungkin.Saat diselamatkan, Rizki masih tidak sadarkan diri. Alya juga telah kehilangan ingatannya. Rizki tidak mungkin mengetahuinya, kecuali Alya mendapatkan ingatannya kembali.Namun, bertahun-tahun telah berlalu, jika Alya ingin mendapatkan kembali ingatannya dia pasti sudah lama melakukannya, kenapa harus menunggu sampai sekarang?Apalagi, jika Alya benar-benar telah mendapatkan kembali ingatannya, apakah dia bisa menahan diri untuk tidak segera datang ke sini dan menemuinya? Dia mungkin sudah memberi tahu seluruh dunia bahwa dialah yang menyelamatkan Rizki.Setelah memikirkan hal ini, Hana merasa bahwa dirinya mungkin hanya terlalu sensitif dan curiga karena mimpinya.Rizki yang sekarang menanyakan hal-hal ini, sebenarnya memberikan kesempatan yang sangat bagus untuknya.

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 744

    Karena di depan Rizki, dia selalu tampil ramah dan lembut, tidak pernah bertingkah seperti perempuan jahat seperti sekarang.Hana panik, dia segera menyibakkan selimutnya dan turun dari tempat tidur."Rizki, kenapa kamu ke sini?"Sebelum Hana selesai bicara, air mata sudah mengalir di pipinya. Dia menangis dan bergegas menghampiri Rizki."Aku kira kamu nggak mau berbicara denganku lagi."Rizki menurunkan matanya, memandang pergelangan tangan Hana."Kenapa kamu marah sekali?"Mendengar ini, Hana buru-buru menjelaskan, "A ... aku kira kamu mengabaikanku, jadi suasana hatiku sangat jelek. Maaf ... aku nggak bermaksud begitu. Nanda, apa kamu baik-baik saja?"Nanda menggeleng. Sambil melangkah mundur, dia membenci Hana yang bermuka dua ini di dalam hatinya. "Kalau begitu aku keluar dulu, kalian berdua silakan mengobrol."Dia segera pergi, bahkan menutup pintu kamar tersebut untuk Hana.Hana tidak tahu sekarang pukul berapa, tetapi seharusnya sudah malam sekali. Dia tidak menyangka Rizki aka

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 743

    Setelah Rizki pergi, Alya berdiri seorang diri di depan pintu, berusaha menenangkan napas dan perasaannya.Beberapa waktu kemudian, dia mengangkat tangan dan menyentuh pipinya.Masih hangat ....Jelas-jelas tadi hanya sebuah pelukan.Akan tetapi, dia tidak menyangka Rizki benar-benar memercayainya dan sama sekali tidak mempertanyakannya.Bukankah ini artinya, hati Rizki selalu lebih condong kepadanya?"Mama?"Tiba-tiba, terdengar suara anak kecil dari belakangnya.Alya kaget dan berbalik, menemukan bahwa Satya sudah bangun entah sejak kapan dan sedang berdiri di sana menatapnya.Melihat putranya, Alya pun terkejut."Satya, kenapa kamu bangun?"Bukankah dia sudah tidur?Mata Alya menghindari putranya. Sudah berapa lama Satya berdiri di sana? Barusan dia tidak melihatnya, 'kan?Sambil memikirkan hal itu, Alya berjalan menghampiri Satya, lalu berjongkok di depannya dan menggendongnya. "Kamu keluar tanpa pakai baju tebal, bagaimana kalau nanti kamu sakit?"Setelah digendong, Satya memeluk

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 742

    "Ya sudahlah." Alya berbalik. "Lagi pula kejadian itu sudah sangat lama berlalu. Kalau aku nggak mengingatnya, siapa pun pasti akan mengira dia yang menyelamatkanmu."Melihat punggungnya, Rizki merapatkan bibir."Kamu tenang saja, aku nggak akan membiarkan pencapaianmu dicuri oleh orang lain tanpa alasan."Alya tertawa dengan dingin."Apa gunanya kamu mengatakan itu sekarang? Semua orang sudah mengira dia yang menyelamatkanmu, kejadiannya juga terjadi bertahun-tahun yang lalu. Apa sekarang kamu akan keluar dan berkata bahwa yang menyelamatkanmu adalah aku dan bukan dia? Apa kamu punya bukti?""Nggak.""Jadi ...."Bahunya terasa berat, Rizki tiba-tiba memegang bahunya dan menariknya, membuatnya bertatap muka dengan pria itu."Bukti adalah sesuatu yang, selama aku inginkan, pasti ada."Alya tertegun. "Apa?"Rizki berkata, "Tadinya, aku hanya ingin memutus hubungan dengannya, lagi pula dia telah menyelamatkanku. Tapi sekarang karena dia nggak menyelamatkanku, ini bukan lagi hanya tentang

DMCA.com Protection Status