Share

Bab 347

Jadi, Irfan pun mendapatkan sandi pintu rumah Alya dengan seperti ini.

Setelah itu, dia sering datang sendiri untuk membawakan sarapan.

Dengan kedatangannya yang makin sering, Alya pun jadi merasa tidak enak dan berkata padanya, "Sebenarnya, kamu bisa saja menyuruh anak buahmu datang untuk mengantar makanan ini."

Irfan mengacak-acak rambut Alya dan membalas, "Bukankah kamu ingin tidur sedikit lebih lama? Kalau aku suruh mereka yang antar, kamu akan dibangunkan oleh telepon lagi."

"Bukankah kamu punya sandi pintunya?"

Mendengar ini, Irfan menghela napas. "Kamu pikir aku akan memercayai sandi rumahmu pada orang lain?"

"Bawahanmu juga nggak?"

"Bawahanku juga nggak."

Jadi kecuali Irfan sedang benar-benar sibuk, tidak peduli sedang hujan atau badai, dia akan datang untuk mengurus Alya.

"Kamu sudah mandi?"

Alya sedang melamun ketika dia tiba-tiba mendengar suara Irfan yang menanyakannya.

Setelah tersadar kembali, dia menggeleng. "Belum. Aku mendengar suara di ruang tengah, makanya aku bangun
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status