Share

Bab 3 – Pewaris Lionheart

Keluarga Lionheart, sebuah keluarga yang telah lama dikenal sebagai salah satu keluarga terkaya dan paling berpengaruh di negara ini. Dengan aset yang tersebar di berbagai sektor bisnis, dari real estate hingga teknologi, kekayaan mereka diperkirakan mencapai triliunan.

Kepala keluarga Lionheart, Tuan Besar Lionheart, sudah berusia 70 tahun dan hanya memiliki satu anak. Sayangnya, anaknya itu telah terlebih dulu meninggalkan dunia akibat sebuah kecelakaan yang menimpanya dengan sang istri, meninggalkan seorang putra semata wayang yang berujung dibesarkan oleh Tuan Besar Lionheart.

Klein … adalah putra semata wayang itu.

"Tuan Muda, tujuan Anda datang ke Lionheart Palace hari ini, apakah untuk menerima kembali posisi ahli waris keluarga Lionheart?" tanya Helda, matanya berkaca-kaca.

Helda adalah pelayan pribadi Klein yang telah merawat pria tersebut sejak masih bayi. Dia ditugaskan sementara menjadi direktur hotel bukan untuk mengatur tempat itu, tapi lebih kepada menanti hari di mana Klein akan sadar dan memutuskan kembali ke keluarga Lionheart, seperti hari ini!

Klein mengangguk pelan. "Aku telah menyadari kesalahanku,” aku pria tersebut. “Windy... dia bukan wanita baik-baik seperti yang kukira. Tidak seharusnya aku menentang perintah keluarga deminya."

Mendengar pengakuan Klein, Helda tak kuasa menahan air matanya. "Oh, Tuan Muda! Tuan Besar pasti akan sangat bahagia mendengar ini. Dia selalu berharap Anda akan kembali usai larangan keluarga diangkat dan berhenti hidup begitu sulit seperti ini!"

Klein tersenyum tipis, mengingat alasan mengapa di kehidupan sebelumnya dirinya hidup miskin meskipun berstatus sebagai ahli waris keluarga Lionheart. 

Sebagai pewaris tunggal keluarga Lionheart, Klein harus hidup mandiri selama beberapa tahun tanpa bantuan keluarga. Dalam prosesnya, Klein yang menyamar sebagai Klein Alexander, seorang pria buruk rupa dari desa yang merantau ke kota, berakhir jatuh cinta pada Windy, teman sekantornya yang cantik dan terkesan baik hati. 

Namun, entah karena apa, keinginan Klein untuk membuka identitasnya dan menikahi Windy tidak disetujui oleh sang kakek. Semua karena pria tersebut merasa wanita itu tidak tulus dan menyimpan maksud terselubung.

Dibutakan cinta dan sandiwara cerdik wanita tersebut, Klein bersikeras menentang sang kakek dan memutuskan hubungan dengan keluarga Lionheart demi bisa bersama Windy. Dia bahkan mengakhiri perjodohan yang telah lama sang kakek atur untuknya demi wanita tersebut.

Siapa yang menyangka pada akhirnya dia hanya menjadi bagian dari rencana Rudy dan Wendy yang ingin menutupi hubungan gelap mereka, dan bahkan berakhir kehilangan nyawanya!?

"Tuan Muda, mari kita tidak membuang waktu lagi.” Helda tiba-tiba berkata, membuyarkan lamunan Klein. Wanita paruh baya itu gegas menghapus air mata dan lanjut berujar, “Saya akan menyiapkan jet untuk mengantar Anda ke ibu kota untuk bertemu dengan Tuan Besar. Beliau pasti sangat merindukan Anda!"

Namun, Klein menggeleng pelan. "Maaf, Bibi Helda. Aku tidak bisa menemui Kakek sekarang,” ucapnya membuat Helda tersentak dan bingung. “Masih ada sejumlah urusan yang perlu diselesaikan sebelum kembali ke ibu kota,” ujarnya selagi mengepalkan tangan.

Bukan hanya masalah Rudy dan Wendy yang belum menerima ganjaran mereka, tapi Klein juga masih harus menyelamatkan Chester dari kematiannya yang menyedihkan. Oleh karena itu, dia belum boleh pulang!

Walau tidak tahu urusan apa yang tuan mudanya itu katakan, tapi Helda mengangguk paham. "Saya mengerti, Tuan Muda." Ia kemudian mengeluarkan sebuah kartu hitam dari tasnya dan menyerahkannya kepada Klein. “Tuan Muda bisa menggunakan ini untuk segala hal yang Tuan Muda inginkan. Entah itu mobil, rumah, bahkan sebuah perusahaan, isi kartu tersebut bisa memadai semuanya."

Klein menerima kartu itu dengan wajah terkejut. “Ini … milikmu?”

Helda tersenyum selagi menganggukkan kepala. “Segala hal milik saya adalah pemberian Tuan Besar, hal itu menjadikannya milik Tuan Muda juga.” Dia menambahkan, “Tidak perlu khawatir, anggap itu hadiah dari saya atas keputusan Tuan Muda kembali ke Lionheart!”

Mendengar hal itu, Klein tak elak tersenyum lebih lebar. “Terima kasih, Bibi Helda. Di kemudian hari, aku akan mengembalikan semuanya dua kali lipat dari yang kau berikan hari ini,” ucap pria itu dengan yakin selagi memasukkan kartu tersebut ke dalam kantong celananya. 

Karena tidak ada lagi yang perlu dibicarakan, Klein pun berujar, “Kalau begitu, aku pamit dulu. Usai semua urusanku selesai, aku akan menghubungi Bibi perihal perjalanan kembali ke Riverdale.”

Helda membungkuk hormat. "Tentu, Tuan Muda.” Tahu Klein sedang menjamu rekannya, dia juga menambahkan, “Saya akan memerintahkan pengurus hotel untuk menyediakan pelayanan terbaik untuk Anda dan teman Anda."

Klein menganggukkan kepala dan langsung pergi untuk kembali masuk ke dalam ruangan. 

Sesampainya Klein kembali ke mejanya, pria itu agak bingung saat melihat Chester baru memesan segelas air. “Kau hanya memesan ini?" tanyanya.

Chester menggaruk kepalanya malu. "A-aku bingung harus pesan apa. Aku tidak ingin menghamburkan uangmu, Bung."

Hal itu membuat Klein tertawa, lalu berkata, "Ya sudah. Kau tenang saja, aku sudah memesan makanan untuk kita. Kujamin kau akan menyukainya."

Baru saja Klein selesai berbicara, sebuah suara menyebalkan terdengar berkata, "Apa aku tidak salah lihat? Bukankah ini si jelek dan si gendut dari departemen penjualan?"

Klein dan Chester menoleh, mendapati sepasang kekasih yang berjalan menghampiri mereka dengan senyum mengejek. 

Dalam sekejap, Klein langsung mengenali dua orang tersebut.

Jack Thompson dan Lisa Moore, keduanya adalah teman dekat Windy yang selalu menindas dan mengejek Klein serta Chester semenjak keduanya bekerja di Heaven Group. Mulai Klein berpacaran dengan Windy, hinaan mereka semakin menjadi-jadi entah kenapa. 

Mungkin, keduanya sudah tahu rencana gelap di balik alasan Windy mendekati Klein, dan menganggapnya bodoh karena tidak sadar sudah dijadikan kambing hitam.

Namun, perasaan Klein menjadi tidak enak. Kalau dua orang ini di sini, maka kemungkinan besar Windy akan–

“Klein, Sayang! Ternyata, kamu di sini!”

Detik suara itu terdengar, Klein merasa dunianya berhenti. Dia mengalihkan pandangan, lalu melihat sosok ramping bertubuh seksi dengan dress ketat melangkah menghampiri dirinya. 

Itu Windy! Dan di sebelah wanita itu ….

“Hai, Klein! Kudengar, kau sudah menyebarkan undangan untuk pernikahanmu dengan Windy bulan depan?”

Ekspresi Klein seketika menggelap saat melihat sosok tersebut. Kebencian menguar begitu kuat dari tubuhnya seiring dia menggeramkan satu nama dalam hati, ‘Rudy …!’

Komen (1)
goodnovel comment avatar
NACL
ayok klein bales
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status