Share

Bab 6 - Pertemuan Tak Terduga

Ancaman itu membuat Rudy merasa sangat kesal dan dipermalukan. Ia menatap tajam ke arah Manajer Kim.”Tunggu saja, kau akan menyesal!” ucapnya sebelum akhirnya pergi dengan wajah merah padam.

“Apa kita akan pergi begitu saja dari sini!?” Windy yang berusaha mengejar Rudy merengek, tidak senang pergi begitu saja setelah dijanjikan makan enak dan mewah hari itu.

“Diam dan ikut saja!” bentak Rudy dengan kesal, membuat Windy langsung bungkam. 

Selama berhubungan, tidak pernah dirinya dibentak seperti itu oleh pria tersebut, tapi sekarang Rudy membentaknya di depan semua orang, membuatnya sangat malu! 

Ini semua karena Klein!’ gerutu Windy seraya menghentakkan kaki untuk mengikuti kepergian Rudy dari tempat tersebut.

Tak jauh berbeda dengan Windy, dalam hatinya, Rudy mengucapkan sumpah penuh dendam, ‘Klein Alexander, akan kupastikan dirimu menyesali apa yang terjadi hari ini!

**

Sementara itu, di ruang VIP, Klein dan Chester menikmati hidangan mewah mereka dengan santai. Di meja, terdapat Steak Wagyu, Lobster Thermidor, Salmon dengan saus lemon, bebek peking, dan hidangan mewah lainnya. Semua dibuat dengan bahan yang berkualitas tinggi. Jika ditotal, semua nilai hidangan tersebut mencapai ratusan juta rupiah!

Tentu saja, Chester tidak menyadari betapa mahalnya hidangan yang disantapnya itu. Ia hanya terus melahap makanan yang ada di depannya dan tak henti-hentinya memuji betapa lezatnya makanan tersebut.

"Astaga, Klein! Ini luar biasa! Aku tidak pernah makan makanan seenak ini seumur hidupku!" seru Chester dengan mulut penuh.

Klein tersenyum melihat antusiasme sahabatnya. "Kalau kurang, pesan lagi saja. Bukan masalah besar."

“He he, dasar sombong.”

Kedua orang itu pun menikmati makan siang mereka dengan santai, tanpa ada gangguan sedikit pun dan pelayanan yang luar biasa.

Setelah selesai, keduanya pun keluar dari restoran diantar oleh Manager Kim sampai ke lobi depan hotel.

Mengambil kesempatan Chester pergi ke toilet untuk sesaat, meninggalkan Klein berdua dengannya, Manager Kim menyodorkan kartu namanya kepada pria tersebut.

“Tuan Muda, ini adalah kartu nama saya. Anda bisa menghubungi saya kapan pun jika membutuhkan bantuan terkait perhotelan maupun perjamuan,” jelas Manager Kim dengan senyum cantik merekah, membuat sejumlah pegawai di tempat tersebut agak terkejut, sangat jarang melihat wanita menawan itu tersenyum seperti itu.

Klein menerima kartu nama yang diberikan oleh Manager Kim dan menganggukkan kepala. “Oke,” ucapnya singkat sebelum menambahkan, “tapi pastikan masalah hari ini tidak diketahui siapa pun. Aku tidak ingin sembarang orang mengetahui hubunganku dengan Lionheart Palace.”

Manager Kim menganggukkan kepala. “Saya mengerti. Saya akan memastikan semua orang hanya tahu bahwa Anda sempat membantu Nyonya Helda dan jamuan hari ini adalah bentuk terima kasih beliau.”

Mendengar itu, Klein tersenyum puas. Sungguh wanita yang cekatan. Sepertinya, kalau ada sesuatu yang dia perlukan ke depannya, dia bisa meminta Manager Kim ini untuk melaksanakannya.

Tepat di saat itu, Klein melihat Chester kembali dari toilet. Dia melirik Manager Kim untuk yang terakhir kalinya, mengisyaratkan kepergiannya, lalu berjalan menghampiri Chester. “Ayo, kita kembali ke kantor.”

Dalam perjalanan kembali ke kantor, Chester menepuk-nepuk perutnya dengan wajah puas. Dia tak bisa berhenti bersenandung kala teringat kejadian tadi bersama rombongan Rudy dan Windy.

"Hari ini sungguh hari baik. Bukan hanya makan enak,tapi aku juga bisa melihat Rudy dan kelompoknya yang menyebalkan itu dipermalukan!” seru Chester. “Kau lihat wajah mereka saat diusir? Luar biasa!" Pria itu tertawa, sebelum akhirnya memasang wajah sulit. 

“Tapi, Klein, bukan maksudku menjelekkan Windy, hanya saja … bisa-bisanya dia diam dan tidak membelamu? Tidak cuma itu, saat tahu kau akan dapat pelayanan spesial, dia baru bersikap dekat denganmu? Keterlaluan!” makinya. “Jujur ya, Bung, aku masih tidak menyukai wanita itu, bahkan bila dia akan segera menjadi istrimu!”

Klein hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan Chester. Dia tidak ingin mengejutkan temannya itu dengan kenyataan bahwa sebenarnya … dia tidak akan pernah menikahi Windy di kehidupan ini.

Setelah beberapa saat, Klein pun tak elak bertanya, "Chester, apa kau tidak penasaran kenapa semua hal tadi bisa terjadi?" Dia menatap serius temannya itu dan menambahkan, “Kau … tidak ingin bertanya apa hubunganku dengan direktur Lionheart Palace?”

Chester yang tadi berjalan berujung menghentikan langkah dan terdiam sejenak. Kemudian, pria bertubuh tambun itu pun menggeleng. "Setiap orang punya rahasia, termasuk aku dan dirimu. Jadi, aku tidak akan bertanya sampai kau siap menceritakannya.”

Mendengar ucapan sahabatnya itu, Klein agak terkejut. Kemudian, dia melingkarkan tangan di pundak sahabatnya itu dan berkata, “Memang kawanku ini yang terbaik!”

Tepat pada saat itu, sebuah mobil Aston Martin Rapid S berwarna hitam mengkilap berhenti mendadak di dekat Klein dan Chester. Suara decitan ban yang bergesekan dengan aspal membuat keduanya terlonjak kaget. 

“Orang gila mana yang berhenti mendadak seperti itu?!” maki Chester dengan alis tertaut.

Kemudian, pria itu langsung bungkam dan terpana saat pintu mobil terbuka perlahan dan memperlihatkan sosok yang keluar dari dalamnya.

Seorang wanita cantik bak bidadari turun dengan anggun dari mobil tersebut. Rambut hitam panjangnya yang berkilau tertiup angin lembut, menambah pesona alaminya. Gaun putih yang dikenakannya melekat sempurna pada tubuh rampingnya, memperlihatkan lekuk indah yang memukau setiap mata yang memandang. Wajahnya yang cantik dengan kulit seputih salju tampak bersinar di bawah sinar matahari.

Sial, seumur hidupnya, Chester baru pertama kali ini melihat wanita secantik itu secara langsung!

“B-Bung, apa aku sedang bermimpi? Bidadari di depan ini datang dari mana!?” bisik Chester sambil menepuk-nepuk lengan Klein. Namun, dia tidak menyadari kalau sahabatnya itu juga terpaku dengan sosok yang baru muncul tersebut.

Setelah beberapa saat memerhatikan wanita cantik itu, Chester mengerutkan kening. Ada sesuatu yang familiar dari wanita tersebut.

Usai beberapa detik berpikir keras, tiba-tiba mata Chester terbelalak lebar saat menyadari identitas wanita tersebut.

"Astaga! Itu ... itu Rina Lee! Putri bungsu keluarga Lee dan … adik Rudy!" pekik Chester dengan nada tak percaya. Dia gegas menarik lengan Klein, berniat untuk segera berlari pergi. “Ayo cepat pergi! Bisa jadi dia ingin memperhitungkan masalahmu dengan kakaknya tadi!”

Namun, Klein bergeming. Dia terdiam di tempat selagi menatap lurus sosok Rina.

Melihat putri bungsu keluarga Lee itu semakin dekat, Chester menjadi semakin panik. “Klein! Berhenti memperhatikan wanita itu dan–”

“Klein Alexander,” panggil suara merdu yang menggelitik telinga, seketika membuat Chester langsung menoleh. 

Itu Rina! 

Dengan tatapan lurus kepada Klein, wanita tersebut lanjut berkata, “Boleh aku meminta waktumu sebentar?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status