"Apa yang terjadi?" tanya salah satu tetua, wajahnya pucat pasi.Belum sempat ada yang menjawab, sebuah portal dimensi terbuka di tengah halaman utama. Dari dalamnya, muncul sosok Ryan Pendragon dengan senyum lebar di wajahnya."Halo, keluarga Xie!" serunya riang. "Maaf mengganggu pesta kecil kalian. Tapi kurasa sudah waktunya kita bermain-main sedikit!"Para anggota keluarga Xie langsung bersiaga. Puluhan praktisi bela diri tingkat tinggi mengepung Ryan, siap menyerang.Ryan tertawa. "Oh, ayolah! Kalian pikir jumlah bisa mengalahkan kualitas? Baiklah, biar kutunjukkan pada kalian apa arti kekuatan sejati!"Dengan satu gerakan tangan, Ryan melepaskan gelombang energi Qi yang luar biasa kuat. Gelombang ini menghempaskan sebagi
Satu hari telah berlalu sejak penyerangan keluarga Xie ke Paviliun Lionheart. Pagi itu, Klein berdiri di balkon kamarnya, matanya yang tajam memandang ke arah kota Riverdale yang mulai sibuk. Wajahnya tetap tanpa ekspresi, namun ada kilatan tekad yang kuat di matanya.Paviliun Lionheart masih dalam proses perbaikan. Bekas-bekas pertempuran masih terlihat jelas di beberapa bagian bangunan dan halaman. Para pekerja sibuk mondar-mandir, memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan keluarga Xie.Klein mendengar suara langkah kaki mendekat. Ia tidak perlu berbalik untuk tahu siapa yang datang."Bagaimana keadaanmu, Klein?" tanya Cornelius, berdiri di samping cucunya."Baik-baik saja, Kek," jawab Klein singkat, matanya tetap memandang ke kejauhan.Cornelius mengangguk. "Baguslah. Kau tahu, kita beruntung Kakek Buyutmu, Ryan datang tepat waktu. Jika tidak..."Klein hanya mengangguk pelan. Ia tahu betul bahwa tanpa campur tangan Ryan, mungkin mereka tidak akan selamat dari serangan
Di ruang pengantin wanita, Rina tampak cantik luar biasa dalam gaun putih yang dihiasi ribuan kristal kecil. Wajahnya berseri-seri, pancaran kebahagiaan terpancar jelas dari matanya. Musik orchestra mulai mengalun lembut saat Klein melangkah ke altar. Para tamu berdiri, menanti kedatangan pengantin wanita. Saat Rina muncul, dipimpin oleh ayahnya, seluruh hadirin terpesona oleh kecantikannya. Upacara pernikahan berlangsung dengan khidmat di bawah kanopi bunga mawar putih yang menaungi altar. Ratusan tamu undangan menahan napas saat Klein dan Rina berdiri berhadapan, tangan mereka saling menggenggam. Klein, meski wajahnya tetap tenang, menatap Rina dengan intensitas yang belum pernah dilihat siapapun sebelumnya. Matanya yang biasanya dingin kini menyiratkan kehangatan dan kasih sayang yang dalam. Rina, dengan mata berkaca-kaca, membalas tatapan Klein dengan senyum lembut. Pendeta memulai prosesi dengan suara yang jernih, "Klein Lionheart, bersediakah engkau menerima Rina Lee seb
Klein Alexander baru saja pulang dari perjalanan bisnisnya dengan sekotak kue di tangan. Senyuman tipis menghiasi wajahnya yang memiliki cacat di bagian kanan saat dia masuk ke dalam apartemennya. Di otak Klein, dia bisa membayangkan merekahnya senyuman cantik sang istri, Windy Brown, ketika diberikan kejutan di hari ulang tahun wanita itu ini.KLIK!“Ah, sayang! Jangan nakal! Mau berapa kali kamu melakukannya? Apa kamu lupa aku sedang hamil?" Suara lantunan manja seorang wanita terdengar dari dalam ruang tidur, membuat Klein mengerutkan kening.“Perutmu belum begitu besar, masih bisalah melakukannya lagi denganku,” balas seorang pria yang diikuti dengan tawa genit sang wanita.Mengenali suara tersebut, perasaan Klein tidak enak. Dia pun mendekati pintu kamarnya dan mengintip dari celah pintu.Seketika, Klein melihat pemandangan yang mengejutkan!Istrinya, Windy, sedang berselingkuh dengan sahabat sekaligus bos Klein, Rudy Lee!Dengan tubuh bergetar marah, Klein langsung mendorong pi
Sepanjang siang, Klein hanya terduduk di kursi kantornya dan menatap kosong ke arah kalung batu giok di tangan. Dia mencoba memproses segala hal yang terjadi.Usai memergoki sang istri berselingkuh, Klein bertengkar dengan Rudy sampai kepalanya membentur lemari. Kemudian, saat dia hampir kehilangan kesadaran, kalung batu giok yang dia dapatkan dari mendiang orang tuanya mengeluarkan cahaya membutakan, membuatnya tiba-tiba telah berada di kantor, di masa dirinya dan Windy belum menikah, dan Chester–teman baiknya–yang seharusnya sudah mati juga masih hidup!Bagaimanapun Klein melihatnya, tidak ada penjelasan lain selain dirinya telah melakukan perjalanan waktu!‘Apa … karena giok ini?’ batin Klein bertanya-tanya.“... ein … Klein!” Panggilan itu menyentak Klein, membuatnya menoleh ke belakang. Tampak seorang wanita berdada besar dengan lekuk tubuh mencolok tengah menatapnya dengan khawatir.“Bu Olivia?” panggil Klein seiring dirinya berdiri.Olivia Harper, supervisor Klein dan Chester
Keluarga Lionheart, sebuah keluarga yang telah lama dikenal sebagai salah satu keluarga terkaya dan paling berpengaruh di negara ini. Dengan aset yang tersebar di berbagai sektor bisnis, dari real estate hingga teknologi, kekayaan mereka diperkirakan mencapai triliunan.Kepala keluarga Lionheart, Tuan Besar Lionheart, sudah berusia 70 tahun dan hanya memiliki satu anak. Sayangnya, anaknya itu telah terlebih dulu meninggalkan dunia akibat sebuah kecelakaan yang menimpanya dengan sang istri, meninggalkan seorang putra semata wayang yang berujung dibesarkan oleh Tuan Besar Lionheart.Klein … adalah putra semata wayang itu."Tuan Muda, tujuan Anda datang ke Lionheart Palace hari ini, apakah untuk menerima kembali posisi ahli waris keluarga Lionheart?" tanya Helda, matanya berkaca-kaca.Helda adalah pelayan pribadi Klein yang telah merawat pria tersebut sejak masih bayi. Dia ditugaskan sementara menjadi direktur hotel bukan untuk mengatur tempat itu, tapi lebih kepada menanti hari di mana
Klein menatap Rudy dengan pandangan dingin, mengingat kembali semua kebaikan palsu yang pernah diterimanya dari pria itu di kehidupan sebelumnya. Sebagai manajer dan atasan langsung Klein, Rudy selalu bersikap baik dan penuh perhatian. Bahkan saat pernikahan Klein dan Windy, Rudy memberi hadiah pernikahan yang sangat mewah: bulan madu keliling Eropa.Tentu saja, Rudy juga ikut dalam perjalanan itu. Klein ingat betapa bahagianya dia saat itu, merasa beruntung memiliki atasan dan kawan sebaik Rudy. Namun kini, setelah mengetahui pengkhianatan Rudy dan Windy, Klein akhirnya sadar. Semua kebaikan itu hanyalah topeng, sebuah sandiwara licik untuk membuat Klein bersedia menikahi Windy yang telah mengandung anak Rudy.Lamunan Klein buyar saat mendengar suara mengejek Jack Thompson. Pria bertubuh tegap dengan rambut pirang itu berdiri angkuh di hadapannya, sementara pasangannya, Lisa Moore—wanita berambut merah dengan tubuh langsing—berdiri di sampingnya dengan senyum mencemooh.“Windy, calo
Teriakan itu membuat semua mata langsung tertuju ke arah pintu masuk restoran. Di sana, berdiri seorang wanita cantik nan seksi yang berjalan cepat menghampiri mereka. Tubuhnya yang sempurna dibalut blazer ketat berwarna hitam dan rok pensil merah yang memperlihatkan lekuk indahnya. Rambut hitam panjangnya yang tergerai indah bergoyang mengikuti langkahnya yang anggun namun tegas, membuat para pria di sekitarnya tak bisa lepas dari sosoknya yang begitu memesona itu.Klein menatap wanita tersebut dengan mata mengawasi. Dari gestur dan penampilannya yang menawan, jelas bahwa wanita itu memiliki jabatan tinggi di hotel tersebut."M-manajer Kim!" seru pelayan senior itu tergagap, wajahnya memucat, mengenali wanita itu.Kim Eun-Ji atau yang lebih sering dipanggil sebagai Manajer Kim, merupakan manajer yang mengatur segala hal di restoran hotel Lionheart Palace. Dia adalah seorang wanita yang sangat dihormati akibat kemampuan dan sikap tegasnya, bahkan para eksekutif pria tidak ada yang be