Share

Bab 8 - Takdir Yang Berubah

Klein bisa melihat pertanyaannya membuat Rina agak terkejut. Mungkin, di mata wanita itu, Klein sangat rendah hati.

Akan tetapi, sebenarnya Klein lebih merasakan trauma akibat pernikahannya di kehidupan lalu dengan Windy. Pria itu khawatir bahwa Rina memiliki niat terselubung dengan menikahi dirinya, seseorang dengan wajah cacat dan reputasi yang kurang baik.

Mungkinkah wanita itu malah hanya menargetkan posisinya sebagai calon pewaris? Atau … ada hal lain?

Usai terdiam beberapa saat, Rina menundukkan kepala, lalu dia tersenyum dengan malu-malu. “Bersedia, dan aku tidak peduli dengan reputasi maupun cacat di wajahmu.” Wanita itu menatap Klein dan menyentuh wajah pria itu lembut. “Semenjak kamu membantuku dua tahun lalu, aku bersumpah akan membalas budimu dengan cara apa pun, termasuk menjadi istrimu.”

Beberapa tahun lalu, saat Rina sedang mengelilingi kota seorang diri guna mencari inspirasi untuk desainnya, dia hampir saja dirampok dan dilecehkan oleh sekelompok pria berandal. Beruntung, Klein melihat hal tersebut dan membantunya, menyelamatkan Rina dari pelecehan dan kemungkinan kehilangan nyawanya.

Sebelum Rina sempat membalas budinya kepada Klein, pria itu langsung pamit pergi karena memiliki urusan lain. Hal itu membuat Rina yang baru pernah dibantu tanpa diiming-imingi niat terselubung, langsung jatuh hati kepada penolongnya.

Dalam hati, kalau bisa bertemu lagi, Rina bersedia mengabdikan seluruh hidupnya untuk pria itu.

Siapa yang menyangka kali berikutnya Rina dan Klein bertemu adalah di hari pertemuan dua keluarga untuk membahas perjodohan?!

Awalnya, Rina senang setengah mati bisa bertemu lagi dengan Klein. Namun, hatinya langsung hancur saat Klein menolak perjodohan dan bahkan bersedia ditendang keluar dari keluarga demi wanita yang dia cintai.

Sekarang, mendapat kabar dari Bibi Helda kalau Klein telah kembali karena sadar wanita tersebut memiliki niat buruk kepadanya, Rina pun sangat senang dan berharap perjodohan mereka bisa kembali dilanjutkan. Itulah alasannya tanpa memikirkan apa pun lagi, langsung datang untuk menemui pria tersebut!

“Jadi, bisakah kamu mencoba untuk menerimaku kali ini?”

Mendengar kalimat Rina, Klein merasa hatinya sesak. Dia mampu merasakan ketulusan wanita tersebut.

Di kehidupan sebelumnya, bahkan usai Klein menolak perjodohan mereka dan berakhir mendapatkan hukuman keluarga, Rina tidak pernah sekali pun menghina maupun menyalahkannya. Dia bahkan masih sesekali membantunya.

Sampai akhirnya, di kehidupan lama, Rina berakhir dinikahkan dengan pria dari keluarga kalangan atas lain yang merupakan seorang bajingan pemain wanita. Klein dengar, tidak sampai dua bulan pernikahan, Rina berakhir kehilangan nyawa akibat pertikaian saat memergoki suaminya itu selingkuh.

Merasa bersalah karena takdir Rina yang menyedihkan juga dihasilkan olehnya, Klein mengepalkan tangan dan berpikir.

Mungkin ... mungkin kali ini ia bisa memberi kesempatan pada takdir yang berbeda, untuk dirinya … juga untuk Rina.

"Baiklah," ucap Klein akhirnya, membalas genggaman tangan Rina. "Aku akan mencoba.” Kemudian, dia menatap wanita itu lurus. “Namun, pembicaraan mengenai pertunangan kita tidak bisa dilanjut sekarang. Aku … masih ada urusan yang perlu diselesaikan.”

Mendengar itu, wajah Rina langsung berseri-seri. Senyumnya merekah, membuat kecantikannya semakin terpancar. "Aku mengerti," ucapnya tulus. “Aku bersedia menunggumu sampai kapan pun.”

Tepat pada saat itu, sopir mengatakan, “Nona, kita sudah sampai.”

Ucapan itu mengalihkan pandangan Klein, membuatnya sadar kalau mereka sudah tiba di area dekat kantor.

“Aku tahu kau sedang menyembunyikan identitasmu, jadi … berhenti di sini tidak akan membuat orang curiga, bukan?” tanya Rina dengan senyum manis.

Klein tersenyum. Pengertian dan teliti, sungguh wanita yang luar biasa. Entah kegilaan macam apa yang membuat Klein di kehidupan lalu menolak wanita semacam ini untuk Windy.

Turun dari mobil, Klein berkata, “Terima kasih atas tumpangannya.”

Rina menganggukkan kepala. “Hati-hati.”

Saat melihat Klein berbalik dan berjalan pergi, Rina tiba-tiba berseru, “Klein!” Wanita itu tersenyum malu-malu saat melihat pria itu menoleh untuk menatapnya. “Kalau aku ingin menemuimu lagi, bagaimana … aku bisa menghubungimu?” Dia tertunduk sedikit saat berkata, “B-bolehkan aku meminta nomor ponselmu?”

Klein mengerjapkan mata. Ini adalah pertama kalinya seorang wanita–yang begitu cantik pula–meminta cara untuk menghubunginya!

Melihat rona merah di wajah Rina, yang sepertinya juga baru pertama kali meminta nomor kontak seorang pria dengan terbuka seperti ini, Klein pun tersenyum lembut dan meraih ponsel Rina.

“Ini,” ucap Klein usai memasukkan nomor kontaknya. “Hubungi aku kapan pun kau mau.”

Setelah itu, pria itu pun berbalik dan berjalan pergi, meninggalkan Rina yang tersenyum bodoh sembari memeluk ponselnya.

Tak lama setelah berpisah dengan Rina, Klein hampir saja mencapai lobi kantornya saat ponselnya tiba-tiba berdering. Ia merogoh sakunya dan melihat nama Windy di layar.

Dengan sedikit kerutan di dahi, Klein mengangkat panggilan itu. "Halo?"

"Klein! Cepat ke rumah sakit sekarang!" Suara panik Windy terdengar dari seberang telepon. "Chester ... Chester mengalami kecelakaan! Dia menjadi korban tabrak lari dan sekarang dalam kondisi kritis!"

Seketika, wajah Klein memucat. Dia langsung berlari dan masuk ke taksi untuk pergi ke alamat rumah sakit yang dikirimkan Windy.

Dalam benaknya, sejuta pertanyaan muncul.

Mengapa kecelakaan Chester terjadi lebih cepat dari yang seharusnya? Apakah ini ada hubungannya dengan perubahan yang dia lakukan?

Sementara mobil terus melaju, Klein menggenggam erat kalung batu gioknya. Dia bersumpah dalam hati, kali ini dia akan melindungi sahabatnya itu, apa pun yang terjadi!

Komen (1)
goodnovel comment avatar
NACL
kan udah dikasih tau ya hati² sam klein
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status