Leonidas mencari tahu dimanakah kediaman Sersan Adrian. Dengan berbagai alasan yang diungkapkan Leonidas, akhirnya mereka memberitahu letak kediaman Adrian."Seharusnya setelah ini," gumam Leonidas yang melihat sebuah paviliun dan di samping pintunya bertuliskan Sersan Adrian yang hurufnya diukir dengan kayu."Akhirnya ketemu juga." Leonidas tersenyum dan segera mengetuk pintu itu. Tidak ada jawaban dari dalam sementara pintu tidak tertutup rapat. Karena rasa penasaran dan cemas akan keadaan Ryu dia nekat masuk ke dalam."Permisi!""Sersan Adrian!"Leonidas memanggil Adrian tetapi tidak ada jawaban. Hal yang dia lihat kali ini sungguh luar biasa. Sosok cantik nan rupawan yang tertidur di kursi.
Rosaline sudah mempersiapkan kereta kuda untuk kembali ke istana. Mereka kini sudah berada di dalam kereta kuda yang berjalan menuju ke istana kerajaan."Sayang harus pulang sekarang, tadinya berharap sedikit lebih lama dan menjadi peserta terbaik," keluh Pangeran Yuasa sedikit menyesal bertemu dengan Leonidas di awal pertandingan keempat. Meskipun semua yang lolos pertandingan ketiga sudah bisa dipastikan lolos menjadi prajurit tingkat satu, tapi ada keinginan menjadi yang terbaik dalam hatinya."Tuan Rafael hanya meminta Pangeran lulus prajurit tingkat satu tanpa harus menjadi yang terbaik," balas Rosaline mencoba mengingatkan tujuan awal Pangeran Yuasa mengikuti ujian tersebut."Kau benar, Rosaline." Pangeran Yuasa menganggukkan kepalanya. Pandangannya beralih pada kotak makan yang dibawa Rosaline dan penasaran dengan isinya."Apa itu?""Ah, sampai lupa. Ini manisan buah. Tidak ada menu yang sesuai dan manisan sepertinya cocok dengan Pangeran. Setidaknya sedi
Semak-semak bergerak cepat dan sesuatu yang berbentuk seperti anak manusia menatap Pangeran Yuasa dan Rosaline. Makhluk itu memiliki mata bulat dengan warna hijau dan telinga yang runcing. Bajunya senada dengan dedaunan. Kulitnya menyerupai kulit pohon, dan rambutnya terlihat bercampur dengan daun."Penyusup!" teriak anak itu."Tunggu kami bukan penyusup!" bantah Pangeran Yuasa."Pangeran, percuma menjelaskan, ayo lari!" seru Rosaline menarik tangan Pangeran Yuasa."Penyusup!" teriak anak itu lagi.Pangeran Yuasa melirik ke arah anak itu, jelas dia bukanlah manusia. Kakinya menyerupai akar, dia seperti manusia pohon. Penggabungan antara manusia dengan pohon."Makhluk apa itu, Rosaline?" tanya Pangeran Yuasa sambil berlari."Peri pohon," jawab Rosaline. Dia membuat barrier karena merasakan ancaman dari sekitarnya.Tanah bergetar, Pangeran Yuasa dan Rosaline diam sejenak memperhatikan sekitarnya. Pohon yang tadi dijadikan tempat bersandar bergerak menampilkan bentuk wajah dan ranting-ra
Pangeran Yuasa dan Rosaline masuk ke dalam istana. Belum genap sepuluh langkah mereka memasuki istana seseorang sudah menyapa mereka berdua."Salam Pangeran Yuasa," ucap pria itu membungkukkan badannya dan berjalan ke arah mereka berdua. "Tak kusangka Pangeran Yuasa diperbolehkan keluar. Pantas saja Menteri Feng Zhui tidak bisa bertemu dengan Anda," lanjutnya."Ada keperluan apa Menteri Feng mencari saya, Jenderal?" balas Pangeran Yuasa berhati-hati bicara. Senyuman tipis terlihat di bibir sang jenderal yang kini berada di depan Pangeran Yuasa."Bagaimana pertandingannya, Ryu Chrysoberyl?" Jenderal Quattro berbisik di telinga Pangeran Yuasa dan menepuk pundaknya tiga kali.Mata Pangeran Yuasa membulat, dia juga menelan ludahnya. Penyamarannya terbongkar, padahal tinggal pengumuman saja dan dia sudah pasti lolos."Bagaimana? Diskualifikasi atau kau membantuku?" bisik Jenderal Quattro. Senyuman Jenderal Quattro seakan sudah bisa memastikan Pangeran Yuasa akan
Adrian mendapat undangan ke istana dan bertemu dengan sang raja, suatu kehormatan baginya mendapatkan kesempatan langka ini. Dia berjalan di belakang seorang pemandu yang mengantarkannya ke dalam istana. "Wah, luar biasa," batin Adrian melihat ke kanan dan ke kiri, sejauh yang bisa matanya tangkap semua ornamen terlihat indah. Kini dia memasuki ruangan besar hingga dirinya merasa begitu kecil. Langit-langit yang sangat tinggi seakan diperuntukkan bukan hanya untuk manusia saja. Kemudian, sebuah kristal yang tinggi menjulang ke atas yang bersinar dengan indahnya."Itu kristalnya, luar biasa," gumam Adrian yang tertarik dan berjalan ke arah kristal yang begitu indah."Ehm, maaf Tuan Adrian, ruangan Yang Mulia ada di sebelah sini," deham pemandu yang menghentikan langkah Adrian mendekati kristal."Eh, iya, maaf," balas Adrian merasa malu karena terlena dan terpukau dengan kristal yang ada di istana."Semua orang pasti takjub, kristal itu sangat indah dan juga hanga
Rosaline gugup saat ratu menyuruhnya duduk kemudian sang ratu duduk pula di sebelahnya. Aroma parfume lembut tercium samar-samar ditambah kecantikan sang ratu yang membuat gadis berambut merah itu merasa tak sebanding."Rosaline, di mana Yuasa?" tanya sang ratu mencari keberadaan putra pertamanya yang tidak terlihat di ruangan itu bahkan tidak menyambut kedatangannya."Pangeran Yuasa masih di kamarnya, dia tidak mau bangun," jawab Rosaline merasa gagal sebagai pengawalnya seharusnya dia bisa membantu Pangeran Yuasa. "Biarkan saja, tak perlu dibangunkan karena aku hanya ingin bertemu denganmu saja, Rosaline." Sang Ratu kini menempel pada Rosaline mendekatkan dirinya sangat dekat dengan gadis bermata delima itu."Rosaline, apa kau punya perasaan khusus kepada Yuasa?" bisiknya sangat pelan dan hanya Rosaline saja yang mendengar, sementara pelayan yang membawa bingkisan di ruangan itu sama sekali tidak dapat mendengar bisikan lembut di telinga Rosaline.Rosaline men
Dua hari telah berlalu sejak Pangeran Yuasa kembali ke istana. Saatnya dia kembali menjadi Ryu Chrysoberyl dan menerima tanda kelulusan sebagai prajurit tingkat satu. Dia sudah berada di Arena Redlion bersama dengan semua peserta yang lolos seleksi. Jumlah seluruhnya ada 100 peserta, termasuk Leonidas. "Sejak kapan Leonidas akrab dengan Adrian?" pikir Pangeran Yuasa yang melihat keduanya berbincang dengan santai. Pangeran Yuasa tidak mungkin mendekati Adrian yang merupakan seorang sersan sementara dirinya saat ini hanyalah seorang pemuda miskin.Upacara pemberian penghargaan dan kelulusan berjalan dengan hikmat. 100 peserta ujian kini telah resmi menjadi prajurit tingkat satu. Pemberian tanda prajurit tingkat satu dimulai dari 20 peserta terbaik, salah satu dari mereka termasuk Quinso dan Leonidas. Kemudian dilanjutkan dengan yang lainnya hingga 100 peserta mendapatkan lencana tanda kelulusan mereka termasuk Pangeran Yuasa yang menyamar menjadi Ryu. Tepat saat Jenderal Quat
Pangeran Yuasa dan Rosaline menunggu Adrian di gerbang terluar istana. Dia melihat pria berambut merah itu sudah siap berada di tempat yang sudah disepakati."Ayo jalan," sambut Adrian mengiringi kereta kuda yang membawa Rosaline dan Pangeran Yuasa. Perjalanan memakan waktu kurang lebih enam jam dan mereka berhenti sejenak untuk makan siang lalu kembali melanjutkan perjalanan. Sebelum matahari terbenam mereka sudah berada di depan hutan Onyx."Kenapa kita tidak langsung ke tempat Tuan Rafael?" tanya Adrian. Baru saja dia mengatakan itu dia dilompati makhluk berbulu berwarna putih belang-belang."I–itu harimau? Besar sekali," gumam Adrian.Di atas harimau putih itu ada dua anak yang menaikinya. "Yui, Light!" seru Pangeran Yuasa. Dia melihat kedua adiknya itu berada di atas harimau putih besar."Kakak, kata Paman kami diminta menjemput kakak," jawab Yui dengan riangnya melompat ke tanah dari atas harimau putih besar itu.Pangeran Yuasa memperhatikan harima