Dhirtand terpaksa pulang dengan wajah lesu. Dia gagal menjadi prajurit tingkat satu padahal selangkah lagi, satu kemenangan saja. Quinso yang melihat Dhirtand pulang tertawa merendahkan.Dia begitu angkuh dengan kemenangan mutlak tanpa kekalahan satu pun.
"Lihatlah badan besar saja tidak jaminan," sindir Quinso mencibir dan tertawa sinis kepada Dhirtand yang kalah telak dari pemuda tampan ini."Berhentilah menghina, Quinso!" teriak Ryu yang sudah sangat kesal atas perbuatan pemuda ini."Oh kau juga, Chrysoberyl bukankah aku juga mengalahkanmu meski tanpa pertandingan," ucap Quinso yang juga merendahkan Ryu dengan ucapannya."Bersikaplah yang sopan, Quinso." Suara berat dan berwibawa dari pria dewasa yang mengenakan pakaian lengkap seorang jenderal berjalan ke arah Quinso."Ayahanda!” seru quinso menoleh ke sumber suara. “Salam dan hormat saya, Ayahanda," sapa dan salam Quinso memberikan penghormatan kepada Jenderal Quattro.Ryu dan teman-temannya juga memberikLeonidas merasa bersalah dengan apa yang telah terjadi. Dia merasa membalas madu dengan racun. Orang yang pernah menolongnya justru terluka parah di tangannya. "Aku harus tahu kondisinya sekarang. Bagaimana bisa aku melakukan ini. Melukai Ryu dengan sangat parah," batin Leonidas. Dia mencari informasi di mana Ryu dirawat. Tim medis mengatakan jika Ryu tidak dirawat oleh mereka, sehingga Leonidas mencari kamar Ryu.Saat ini Leonidas sudah berdiri di depan pintu kamar barak di mana Ryu biasanya menginap.Dia menghela napas panjang sebelum mengetuk pintu. Tiga kali ketukan telah dia lakukan, perlahan pintu itu terbuka.Pintu dibuka oleh pria tinggi besar dan kekar yang berambut merah. Dia menatap Leonidas dengan tatapan mengancam dan tajam."Mau apa kau kemari? Belum puas melukai Ryu?" geram Aegaeon menyilangkan tangan di depan dadanya."Apa Ryu baik-baik saja?" tanya Leonidas. Dia berharap bisa bertemu dan menenangkan hatinya yang cemas dengan kondisi Ryu."Dia belum kembali, aku tidak
Leonidas mencari tahu dimanakah kediaman Sersan Adrian. Dengan berbagai alasan yang diungkapkan Leonidas, akhirnya mereka memberitahu letak kediaman Adrian."Seharusnya setelah ini," gumam Leonidas yang melihat sebuah paviliun dan di samping pintunya bertuliskan Sersan Adrian yang hurufnya diukir dengan kayu."Akhirnya ketemu juga." Leonidas tersenyum dan segera mengetuk pintu itu. Tidak ada jawaban dari dalam sementara pintu tidak tertutup rapat. Karena rasa penasaran dan cemas akan keadaan Ryu dia nekat masuk ke dalam."Permisi!""Sersan Adrian!"Leonidas memanggil Adrian tetapi tidak ada jawaban. Hal yang dia lihat kali ini sungguh luar biasa. Sosok cantik nan rupawan yang tertidur di kursi.
Rosaline sudah mempersiapkan kereta kuda untuk kembali ke istana. Mereka kini sudah berada di dalam kereta kuda yang berjalan menuju ke istana kerajaan."Sayang harus pulang sekarang, tadinya berharap sedikit lebih lama dan menjadi peserta terbaik," keluh Pangeran Yuasa sedikit menyesal bertemu dengan Leonidas di awal pertandingan keempat. Meskipun semua yang lolos pertandingan ketiga sudah bisa dipastikan lolos menjadi prajurit tingkat satu, tapi ada keinginan menjadi yang terbaik dalam hatinya."Tuan Rafael hanya meminta Pangeran lulus prajurit tingkat satu tanpa harus menjadi yang terbaik," balas Rosaline mencoba mengingatkan tujuan awal Pangeran Yuasa mengikuti ujian tersebut."Kau benar, Rosaline." Pangeran Yuasa menganggukkan kepalanya. Pandangannya beralih pada kotak makan yang dibawa Rosaline dan penasaran dengan isinya."Apa itu?""Ah, sampai lupa. Ini manisan buah. Tidak ada menu yang sesuai dan manisan sepertinya cocok dengan Pangeran. Setidaknya sedi
Semak-semak bergerak cepat dan sesuatu yang berbentuk seperti anak manusia menatap Pangeran Yuasa dan Rosaline. Makhluk itu memiliki mata bulat dengan warna hijau dan telinga yang runcing. Bajunya senada dengan dedaunan. Kulitnya menyerupai kulit pohon, dan rambutnya terlihat bercampur dengan daun."Penyusup!" teriak anak itu."Tunggu kami bukan penyusup!" bantah Pangeran Yuasa."Pangeran, percuma menjelaskan, ayo lari!" seru Rosaline menarik tangan Pangeran Yuasa."Penyusup!" teriak anak itu lagi.Pangeran Yuasa melirik ke arah anak itu, jelas dia bukanlah manusia. Kakinya menyerupai akar, dia seperti manusia pohon. Penggabungan antara manusia dengan pohon."Makhluk apa itu, Rosaline?" tanya Pangeran Yuasa sambil berlari."Peri pohon," jawab Rosaline. Dia membuat barrier karena merasakan ancaman dari sekitarnya.Tanah bergetar, Pangeran Yuasa dan Rosaline diam sejenak memperhatikan sekitarnya. Pohon yang tadi dijadikan tempat bersandar bergerak menampilkan bentuk wajah dan ranting-ra
Pangeran Yuasa dan Rosaline masuk ke dalam istana. Belum genap sepuluh langkah mereka memasuki istana seseorang sudah menyapa mereka berdua."Salam Pangeran Yuasa," ucap pria itu membungkukkan badannya dan berjalan ke arah mereka berdua. "Tak kusangka Pangeran Yuasa diperbolehkan keluar. Pantas saja Menteri Feng Zhui tidak bisa bertemu dengan Anda," lanjutnya."Ada keperluan apa Menteri Feng mencari saya, Jenderal?" balas Pangeran Yuasa berhati-hati bicara. Senyuman tipis terlihat di bibir sang jenderal yang kini berada di depan Pangeran Yuasa."Bagaimana pertandingannya, Ryu Chrysoberyl?" Jenderal Quattro berbisik di telinga Pangeran Yuasa dan menepuk pundaknya tiga kali.Mata Pangeran Yuasa membulat, dia juga menelan ludahnya. Penyamarannya terbongkar, padahal tinggal pengumuman saja dan dia sudah pasti lolos."Bagaimana? Diskualifikasi atau kau membantuku?" bisik Jenderal Quattro. Senyuman Jenderal Quattro seakan sudah bisa memastikan Pangeran Yuasa akan
Adrian mendapat undangan ke istana dan bertemu dengan sang raja, suatu kehormatan baginya mendapatkan kesempatan langka ini. Dia berjalan di belakang seorang pemandu yang mengantarkannya ke dalam istana. "Wah, luar biasa," batin Adrian melihat ke kanan dan ke kiri, sejauh yang bisa matanya tangkap semua ornamen terlihat indah. Kini dia memasuki ruangan besar hingga dirinya merasa begitu kecil. Langit-langit yang sangat tinggi seakan diperuntukkan bukan hanya untuk manusia saja. Kemudian, sebuah kristal yang tinggi menjulang ke atas yang bersinar dengan indahnya."Itu kristalnya, luar biasa," gumam Adrian yang tertarik dan berjalan ke arah kristal yang begitu indah."Ehm, maaf Tuan Adrian, ruangan Yang Mulia ada di sebelah sini," deham pemandu yang menghentikan langkah Adrian mendekati kristal."Eh, iya, maaf," balas Adrian merasa malu karena terlena dan terpukau dengan kristal yang ada di istana."Semua orang pasti takjub, kristal itu sangat indah dan juga hanga
Rosaline gugup saat ratu menyuruhnya duduk kemudian sang ratu duduk pula di sebelahnya. Aroma parfume lembut tercium samar-samar ditambah kecantikan sang ratu yang membuat gadis berambut merah itu merasa tak sebanding."Rosaline, di mana Yuasa?" tanya sang ratu mencari keberadaan putra pertamanya yang tidak terlihat di ruangan itu bahkan tidak menyambut kedatangannya."Pangeran Yuasa masih di kamarnya, dia tidak mau bangun," jawab Rosaline merasa gagal sebagai pengawalnya seharusnya dia bisa membantu Pangeran Yuasa. "Biarkan saja, tak perlu dibangunkan karena aku hanya ingin bertemu denganmu saja, Rosaline." Sang Ratu kini menempel pada Rosaline mendekatkan dirinya sangat dekat dengan gadis bermata delima itu."Rosaline, apa kau punya perasaan khusus kepada Yuasa?" bisiknya sangat pelan dan hanya Rosaline saja yang mendengar, sementara pelayan yang membawa bingkisan di ruangan itu sama sekali tidak dapat mendengar bisikan lembut di telinga Rosaline.Rosaline men
Dua hari telah berlalu sejak Pangeran Yuasa kembali ke istana. Saatnya dia kembali menjadi Ryu Chrysoberyl dan menerima tanda kelulusan sebagai prajurit tingkat satu. Dia sudah berada di Arena Redlion bersama dengan semua peserta yang lolos seleksi. Jumlah seluruhnya ada 100 peserta, termasuk Leonidas. "Sejak kapan Leonidas akrab dengan Adrian?" pikir Pangeran Yuasa yang melihat keduanya berbincang dengan santai. Pangeran Yuasa tidak mungkin mendekati Adrian yang merupakan seorang sersan sementara dirinya saat ini hanyalah seorang pemuda miskin.Upacara pemberian penghargaan dan kelulusan berjalan dengan hikmat. 100 peserta ujian kini telah resmi menjadi prajurit tingkat satu. Pemberian tanda prajurit tingkat satu dimulai dari 20 peserta terbaik, salah satu dari mereka termasuk Quinso dan Leonidas. Kemudian dilanjutkan dengan yang lainnya hingga 100 peserta mendapatkan lencana tanda kelulusan mereka termasuk Pangeran Yuasa yang menyamar menjadi Ryu. Tepat saat Jenderal Quat