Share

Pembalasan Selesai

Penulis: Cici aremanita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Lima bandit yang tersisa dan sang pemimpinnya masih menetap ke arah Nau Sang, pemimpin bandit yang tidak terima melihat semua anggotanya mati bersiap memanggil bantuan, pemimpin Bandit mempunyai terompet yang bisa memanggil semua bawahannya untuk segera berkumpul tidak peduli mereka semua berada sejauh mana.

Pemimpin Bandit membunyikan terompet berulang kali sambil memperhatikan sekelilingnya, setelah membunyikan terompet beberapa kali dan tidak melihat satupun bawahannya datang pemimpin Bandit langsung menatap ke arah Nau Sang.

Pemimpin Bandit sangat yakin tidak datangnya anggotanya yang lain masih berkaitan dengan Nau Sang atau mungkin saja saat ini semua bawahannya sudah dihabisi sama seperti bawahan yang berada di sekelilingnya.

"Kenapa tidak ada yang berbicara? Apa yang kalian tunggu?" Tanya Nau Sang sambil menatap pemimpin bandit dan tersenyum ke arahnya.

"Bawahan Ku... ."

"Seperti yang sudah kamu pikirkan, aku sudah membunuh mereka semua," ucap Nau Sang.

"Aku menghabisi mereka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Mengetahui Yang Terjadi

    Nau Sang yang keluar dari kota masih menyesal karena tidak bisa membunuh seluruh anggota keluarga Suh, tubuhnya saat ini seperti masih memiliki kesadaran tersendiri sampai dirinya malah membantu seluruh warga kota yang seharusnya mereka semua mati saja.Haaaaah.Nau Sang menarik nafas panjang sambil terus berjalan pergi, karena permasalahan dendam sudah selesai saat ini dirinya hanya perlu kembali ke kerajaan Namgala untuk bertanya pada adiknya kenapa sampai tega membunuhnya, padahal diantara mereka sama sekali tidak ada dendam.Kerajaan Namgala memiliki wilayah yang sangat luas, kota Tarin yang menjadi ibukota kerajaan Namgala menjadi kota terbesar, kota Tarin disebut juga sebagai kota terkaya karena seluruh rumah di sana hanya dihuni oleh para pejabat istana dan orang-orang keluarga kaya.Nau Sang tiba-tiba teringat bagaimana mulanya semua bisa sampai seperti itu, dirinya ikut membantu Raja Sanwan saat memindahkan rakyat biasa ke wilayah lain, walau sebenarnya dirinya tidak mau memb

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Malah Bertemu

    Sang pelayan menceritakan semua yang sudah di dengarnya dan benar-benar berharap Nau Sang sebagai teman sang Jenderal perang bisa membalaskan dendamnya, sang pelayan bahkan sampai berlutut pada Nau Sang dan berulang kali memintanya membalaskan dendam dirinya.Mendengar semua itu perasaan Nau Sang semakin menggebu amarah dan dendamnya juga semakin menjadi-jadi, sebenarnya tanpa diminta oleh sang pelayan dirinya akan membalas dendam pada adiknya dan Raja Sanwan, Nau Sang akan membalas dendam pada mereka dan membuat mereka menyesali perbuatan mereka.Nau Sang yang sebelumnya kelelahan dan sangat lapar seketika tidak lagi merasakan lapar sedikitpun, Nau Sang langsung berjalan pergi meninggalkan restoran saat itu juga, Nau Sang sama sekali tidak peduli ke mana dirinya harus pergi memikirkan apa yang akan dilakukan olehnya."Jujur saja, aku sama sekali tidak mengerti apa yang kalian bicarakan, siapa Jenderal perang itu sebenarnya?" ucap Aru yang melihat Nau Sang berjalan dengan penuh amarah

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Memilih Kerajaan

    Ran masih berpikir keras siapa sebenarnya pria di depannya saat ini? Dari perkataannya Ran merasa orang di depannya seperti memiliki dendam padanya, tapi dirinya memang sudah terlalu banyak memilikimu Mungkin orang di depannya saat ini adalah salah satu dari mereka."Aku tidak tahu dari mana kamu mengetahui nama lengkapku, Tapi karena kamu mencari masalah denganku aku tidak akan membiarkanmu lepas begitu saja," ucap Ran."Oh, memangnya apa yang akan kamu lakukan? Apa kamu akan melawanku dengan bawahan mu yang seperti ini," sahut Nau Sang sambil menunjuk bawahan Ran yang terkapar di tanah."Kamu!""Baiklah, tunggu saja aku pasti tidak akan membiarkanmu begitu saja, aku pasti akan mencari mu lagi," ucap Ran yang langsung pergi."Tidak perlu mencari ku lagi, suatu hari kita pasti akan bertemu," sahut Nau Sang yang pergi berlawanan arah dari Ran.Nau Sang berjalan pergi sambil mengepalkan tangannya, pertemuan yang tidak diinginkan itu membuat Nau Sang semakin membenci adiknya, Nau Sang be

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Menyelamatkan

    Nau Sang sudah siap melanjutkan perjalanannya ke wilayah kerajaan Tarum Setelah memastikan tempat yang akan ditujunya, dari tempatnya berdiri kerajaan Tarum masih sangat jauh, membutuhkan waktu tiga hari karena Nau Sang hanya berjalan kaki.Meninggalkan tempatnya saat ini berdiri Nau Sang mulai berjalan melanjutkan perjalanannya, Nau Sang yang ingin ae segera mungkin sampai ke kerajaan Tarum memutuskan terus berlari dengan cepat berlari jauh lebih baik daripada hanya berjalan biasa."Jika kamu terus berlari kapan kamu akan sampai?" Tanya Aru."Sekitar dua atau tiga hari," sahut Nau Sang sambil berjalan pergi."Bagaimana jika aku membantumu sampai di sana lebih cepat," ucap Aru."Jika kamu melakukannya karena memiliki tujuan tersendiri aku lebih baik menolaknya," sahut Nau Sang dengan tegas."Tenang saja aku sama sekali tidak memiliki tujuan tersembunyi, Aku hanya ingin membantumu karena kita adalah satu," ucap Aru."Baiklah, kalau begitu bagaimana cara mu akan membantuku," sahut Nau S

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Bertemu Jenderal Yutang

    Aru yang mendengar perkataan Nau Sang seketika terdiam, Nau Sang seorang mantan Jenderal perang tentu saja menjaga anggota kerajaan juga menjadi tanggung jawabnya, walau saat ini dirinya masih belum menjadi prajurit apalagi jenderal perang."Mereka pasti menyesal sudah membunuhmu, padahal yang aku lihat sekarang kamu setia pada kerajaan," ucap Aru."Heeeh, saat ini mereka belum menyesal, tapi setelah hari itu tiba mereka akan sangat menyesalinya," sahut Nau Sang.Nau Sang kembali melanjutkan langkahnya berjalan ke arah istana kerajaan Tarum, karena dirinya ingin menjadi prajurit Nau Sang berpikir untuk memastikan sendiri apa di kerajaan Tarum masih menerima prajurit baru.Sesampainya di depan gerbang istana Nau Sang menghampiri dua penjaga yang menjaga gerbang istana, kedua penjaga yang melihat kedatangannya langsung mengarahkan senjata karena mengira Nau Sang adalah rakyat yang ingin mengajukan protes pada Raja."Pergilah, sekarang Raja tidak bisa bertemu siapapun," ucap salah satu p

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Mengetes

    Nau Sang hanya menganggukkan kepalanya dan berjalan mengikuti Jenderal Yutang tepat di belakangnya, Nau Sang mengikuti Jenderal Yutang yang berjalan keluar dari rumahnya dan mengeluarkan satu kuda kesayangannya.Melihat Jenderal Yutang bersiap naik kudanya Nau Sang hanya diam, karena dirinya akan menjadi prajurit tingkat rendah tentu saja Jenderal Yutang tidak menyiapkan kuda untuknya."Apa yang kamu tunggu naiklah," ucap Jenderal Yutang.Jenderal Yutang memang hanya memiliki satu kuda kesayangan, dirinya tidak memiliki kuda lain selain kuda tersayangnya, itu alasannya kenapa tidak menyiapkan kuda untuk Nau Sang."Tidak perlu Jenderal, itu tidak pantas. Jenderal jalan saja aku akan mengikuti dari belakang," sahut Nau Sang.Seketika Jenderal Yutang mengerti maksud Nau Sang, jika orang di depannya naik dan pergi satu kuda dengannya orang akan mengira dia memihak padanya, tentu saja itu akan membuat prajurit lain membicarakannya dan berpikir dirinya hanya mengandalkan kekuatannya.Jender

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Membuat Terdiam

    Nau Sang hanya diam melihat para ketua yang sudah kembali, Setiap tim menyiapkan masing-masing enam orang pasukan walau setiap tim memiliki ratusan orang prajurit terkuat, dua puluh empat orang yang sudah disatukan berdiri dengan tegap menunggu perintah dari masing-masing ketua tim."Kalian semua di kumpulkan di sini untuk menguji calon prajurit yang akan masuk," ucap Tasa ketua tim awan."Berapa orang yang harus kami uji?" Tanya salah satu prajurit."Hanya dia seorang," sahut Jus ketua tim api."Benar, kalian harus membantu kami mengujinya, jika kami yang mengujinya nanti orang mengira kami menindas yang lemah," ucap Funa ketua tim Langit.Mendengar ucapan Funa Nau Sang hanya tersenyum, padahal salah satu dari mereka sudah berhasil ditahan olehnya, jadi sudah jelas siapa menindas siapa pikir Nau Sang."Walau dia dibawa oleh Jenderal Yutang kalian jangan ragu melakukan semua dengan kekuatan penuh," sahut Yaze ketua tim tanah.Dua puluh empat orang yang sudah mengerti apa yang harus me

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Memilih Tim

    Jenderal Yutang menatap Nau Sang yang baru turun dari kudanya, sebelumnya dirinya memang kalah dari Nau Sang tapi Jenderal Yutang tidak menyangka Nau Sang sampai menang berkuda dan memanah, Nau Sang seperti sudah terbiasa dengan itu bahkan Nau Sang juga mengetahui tentang susunan perang."Apa mungkin dia sebenarnya mata-mata dari kerajaan musuh," ucap Jenderal Yutang yang mulai menebak-nebak."Tapi jika dia benar-benar dari kerajaan musuh dia tidak akan memberitahu kebolehannya, lalu apa alasannya dia ingin menjadi prajurit," sambung Jenderal Yutang kebingungan.Keempat ketua yang turun dari kuda masing-masing bergegas menghampiri Jenderal Yutang, mereka ingin bertanya apa benar Nau Sang hanya akan menjadi prajurit biasa sedangkan keahliannya sangat banyak, jika hanya dijadikan prajurit biasa keahliannya sangat disayangkan."Jenderal," ucap ketua Tasa."Aku tahu apa yang sedang kalian pikirkan, jika kita langsung menjadikan prajurit kelas atas pasti banyak yang akan mempertanyakan dan

Bab terbaru

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Terselesaikan

    Melewati portal Nau Sang dan Pangeran Fua mendapatkan sorakan besar-besaran dari para warga, rencana Nau Sang yang menempatkan pasukan bantuan di berbagai tempat membuahkan hasil, tanpa rencana Nau Sang para warga yakin kalau mereka pasti sudah mati sekarang."Hidup Jenderal Nau Sang.""Hidup Jenderal Nau Sang.""Hidup Jenderal Nau Sang.""Para warga bersorak untuk mu," ucap Pangeran Fua."Apa Pangeran juga tidak mendengar ada yang juga bersorak untuk mu," sahut Nau Sang."Memang ada tapi tidak sebanyak sorakan untuk mu," ucap Pangeran Fua."Heeeeh, kalau begitu maafkan aku yang mengambil perhatian semua warga," sahut Nau Sang."Hahahaha, Jenderal Nau Sang memang sangat suka bercanda," ucap Pangeran Fua."Kalau begitu aku pergi lebih dulu kembali ke istana," sambung Pangeran Fua yang langsung menunggangi kudanya dengan cepat meninggalkan Nau Sang."Ketua Jain, tugas mu juga sudah selesai kamu b

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Kematian Raja Sanwan

    Tahu dirinya tidak akan bisa menang melawan pasukan yang dibawa oleh Nau Sang Raja Sanwan memutuskan mendatangi pasukannya yang masih terus menyerang, lebih dari setengah pasukannya sudah mati dan hanya menyisakan petarung terkuatnya saja.Menggunakan jubah perang lengkapnya Raja Sanwan mengangkat bendera putih, Raja Sanwan yang hanya berdiri langsung berjalan ke arah Pangeran Fua dan berharap bisa bernegosiasi dengannya."Kamu pasti Pangeran Fua, aku menyerah," ucap Raja Sanwan."Menyerah? Apa Raja Sanwan berpikir hanya dengan kata itu semua akan selesai," sahut Pangeran Fua."Tentu saja tidak, tapi aku di sini sudah tidak memiliki pasukan," ucap Raja Sanwan."Tidak ada lagi yang bisa digunakan untuk melawan pasukan kalian," sambung Raja Sanwan."Tentu saja kami mengetahuinya, Karena tujuan peperangan ini memang untuk menghancurkan kerajaan Namgala sampai ke akarnya," sahut Pangeran Fua."Berhentilah banyak bicara dan l

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Kematian Jenderal Ran

    Jleeeeeeeeb.Jleeeeeeeeeb.Ayunan pedang dan hujanan anak panah terus mengarah ke kedua pasukan yang bertempur sekuat tenaga, Nau Sang yang sangat mempercayai para pasukannya tidak melihat ke belakang, Nau Sang bahkan tidak melihat ke arah Pangeran Fua yang bertarung berjauhan darinya.Wheeeeeeeeeeesss.Treeeeeeeeeeeeeeng.Treeeeeeeeeeeeeeng.Nau Sang yang hanya menyerang menggunakan kekuatan kultivasinya masih bisa ditangkis oleh jenderal Ran, jenderal Ran aendiri mantan adiknya di kehidupan sebelumnya hampir semua yang dikuasainya juga dikuasai adiknya."Apa ini? Kenapa setiap gerakan mu hampir sama dengannya?" Tanya jenderal Ran sambil terus mengayunkan pedangnya."Apa kamu teringat dengan seseorang yang sudah kamu khianati? Seseorang yang sudah banyak berkorban untuk mu tapi kamu bunuh dengan tanganmu sendiri," ucap Nau Sang."Siapa kamu sebenarnya?" Tanya jenderal Ran."Seperti yang kamu d

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Peperangan Besar Di Mulai

    Sang wanita hanya diam dan menatap Nau Sang dari balik topi penutup wajahnya, sebenarnya sang wanita bukan bermaksud memata-matai Nau Sang, dirinya hanya ingin memberikan sesuatu sebelum Nau Sang pergi.Tapi karena Nau Sang penasaran dengan wajahnya dirinya tidak memiliki pilihan selain memperlihatkannya, lagipula wanita itu yakin Nau Sang tidak akan tahu siapa dirinya."Kalau begitu aku akan memperlihatkan wajah ku dengan senang hati," ucap sang wanita yang langsung membuka topinya.Deg.Nau Sang menatap wajah wanita itu tanpa berkedip, Nau Sanh yakin dirinya tidak mengenal wanita itu tapi tidak tahu kenapa Nau Sang seperti merasa wanita itu tidak asing."Apa kamu puas," ucap sang wanita."Aneh, Aku yakin tidak mengenalmu tapi kenapa... ." Nau Sang tidak melanjutkan perkataannya."Kenapa apa? Sudahlah tidak perlu kamu khawatirkan, Sebenarnya aku hanya ingin memberikan mu ini, ambillah," sahut sang wanita melemparkan kantong yang diambilnya dari balik bajunya."Buka saja nanti, itu ak

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Dia Lagi

    Surat sudah dibaca oleh Raja Tandua dan semua tepat seperti yang dilaporkan penasehat Yutang yang sebelumnya menemui Nau Sang, untung saja semua persiapan Nau Sang sudah selesai dan hanya tinggal berangkat saja."Penasehat Yutang menurut mu apa yang dilakukannya saat ini semua sangat tepat?" Tanya Raja Tandua."Tentu saja Yang Mulia, semua sudah dipikirkannya dengan sangat matang dan dia memikirkannya jauh-jauh hari hingga terbuat lah persiapan seperti saat ini," ucap penasehat Yutang."Menurutmu kesalahannya yang membebaskan tahanan apa bisa diselesaikan hanya karena persiapannya ini?" tanya Raja Tandua lagi."Jika dia berhasil membawa kemenangan tentu saja kesalahan itu sudah seharusnya dimaafkan apalagi dia melakukan semua itu juga demi kerajaan ini," ucap penasehat Yutang."Dan menurutku seharusnya dia mendapatkan hadiah yang besar jika berhasil," sambung penasehat Yutang."Baiklah, aku mengerti sekarang kita hanya perlu menunggu hasilnya saja," sahut Raja Tandua."Tidak juga Yang

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Persiapan Kerajaan Musuh

    Penasehat Yutang yang baru datang langsung duduk di depan Nau Sang, penasehat Yutang menatap Nau Sang yang terlihat sangat santai seperti peperangan yang sebentar lagi terjadi bukan masalah besar baginya."Apa aku membuat mu menunggu lama?" Tanya penasehat Yutang."Lumayan," ucap Nau Sang."Jadi apa yang membuat mu ingin bertemu dengan Yang Mulia Raja, apa ada masalah dalam persiapan mu?" Tanya penasehat Yutang."Apa aku terlihat seperti orang yang sedang dalam masalah sekarang?" Tanya Nau Sang balik."Tentu saja tidak," ucap penasehat Yutang."Sebenarnya kedatanganku kemari karena ingin memberitahu persiapanku semua sudah selesai dan surat peperangan juga akan dikirim besok, di dalam surat itu juga tidak tertera tanggal mereka akan menyerang, tapi seperti yang sudah kukatakan sedari awal semua akan dimulai dua hari setelah surat dikirim," sahut Nau Sang."Aku ingin memberitahu pada yang mulia karena aku juga membutuhkan surat kepergian, sekaligus meminta pasukan Raja bersiap jika saj

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Sudah Benar Benae Siap

    Melihat semuanya sudah saling akrab Nau Sang tersenyum sendiri, saat Nau Sang datang semua langsung bangkit dan berbaris rapi tanpa ada yang berani berbicara.Nau Sang yang hanya diam menatap semua prajurit bantuan menarik nafas pelan, sekarang sudah waktunya memberitahu mereka di mana tata letak mereka dalam pertempuran besar nanti."Bukankah jika seperti ini semua terlihat bagus," ucap Nau Sang"Tapi aku datang bukan hanya ingin mengatakan itu," sambung Nau Sang."Apa kalian semua sudah siap menghadapi pertempuran besar?" Tanya Nau Sang."Siap jenderal," sahut semua serentak."Bagus, kalau begitu aku akan memberitahu apa yang bisa kalian lakukan," ucap Nau Sang."Kalian semua akan berada di kota dan di desa-desa terdekat, kalian semua berjaga dari serangan pengalihan kerajaan Namgala," sambung Nau Sang."Tunggu Jenderal apa kami akan jadi umpan?" Tanya ketua Kie."Hahahahahaha, jadi apa itu yang kalian pikirkan tentangku," sahut Nau Sang yang malah tertawa."Maafkan aku jenderal," u

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Prajurit Bantuan

    Tap tap tap.Tap tap tap.Masing masing tiga ratus dari tujuh kerajaan telah sampai dengan satu ketua masing masing, semua beristirahat di markas lama prajurit Nau Sanh yang memang cukup besar.Selain prajurit tujuh kerajaan perwakilan kerajaan Bodax mengirim salah ketua prajuritnya, ketua Jain datang membawa racun yang dijanjikan Raja Man.Ketua Jain mendatangi Nau Sang yang saat ini berada di kediamannya, walau ketua Jain datang lebih dulu dirinya memilih menemui Nau Sang terakhir seperti yang dilakukannya saat ini. Penjaga Nau Sang yang tidak mengetahui siapa ketua Jain menjadi waspada, mereka meminta ketua Jain menunggu karena mereka masih harus memberitahu Nau Sang lebih dulu.Salah satu penjaga yang masuk ke dalam bergegas mengetuk pintu kamar Nau Sang, Walau saat ini penjaga itu tahu Nau Sang pasti sangat sibuk karena baru pulang dari mengurus pasukan bantuan yang datang.Tok tok tok."Permisi Tuan, ada yang datang dan sedang menunggu anda di luar," ucap penjaga dari luar.Men

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Mengaku

    Mendengar itu Nau Sang terlihat tenang dan berjalan semakin mendekat ke arah para warga, Nau Sang berdiri di tengah-tengah mereka dan membuka baju agar semua bisa melihatnya dengan jelas."Itu benar-benar bekas cambukan," ucap salah satu warga."Raja Tandua benar-benar sudah keterlaluan, padahal jenderal melakukan semua demi kerajaan Tapi masih saja menerima hukuman cambuk," sahut warga lainnya yang terlihat sangat marah."Aku tidak akan mengatakan kalau aku tidak menerima hukuman cambuk tapi kalian salah paham," ucap Nau Sang."Hukuman cambuk ini kudapat karena keinginanku sendiri, hukuman cambuk ini bukti kesetiaanku pada kerajaan Tarum," sambung Nau Sang."Aku tahu kalian pasti akan bertanya-tanya kenapa aku sampai melakukan semua itu, peperangan besar tidak lama lagi akan terjadi tapi kalian tenang saja kalian semua akan aman karena aku sendiri yang akan maju ke barisan paling depan menyerang kerajaan lawan, walaupun aku mati di medan perang nanti aku akan setia dengan kerajaan Ta

DMCA.com Protection Status