Nau Sang hanya menganggukkan kepalanya dan berjalan mengikuti Jenderal Yutang tepat di belakangnya, Nau Sang mengikuti Jenderal Yutang yang berjalan keluar dari rumahnya dan mengeluarkan satu kuda kesayangannya.Melihat Jenderal Yutang bersiap naik kudanya Nau Sang hanya diam, karena dirinya akan menjadi prajurit tingkat rendah tentu saja Jenderal Yutang tidak menyiapkan kuda untuknya."Apa yang kamu tunggu naiklah," ucap Jenderal Yutang.Jenderal Yutang memang hanya memiliki satu kuda kesayangan, dirinya tidak memiliki kuda lain selain kuda tersayangnya, itu alasannya kenapa tidak menyiapkan kuda untuk Nau Sang."Tidak perlu Jenderal, itu tidak pantas. Jenderal jalan saja aku akan mengikuti dari belakang," sahut Nau Sang.Seketika Jenderal Yutang mengerti maksud Nau Sang, jika orang di depannya naik dan pergi satu kuda dengannya orang akan mengira dia memihak padanya, tentu saja itu akan membuat prajurit lain membicarakannya dan berpikir dirinya hanya mengandalkan kekuatannya.Jender
Nau Sang hanya diam melihat para ketua yang sudah kembali, Setiap tim menyiapkan masing-masing enam orang pasukan walau setiap tim memiliki ratusan orang prajurit terkuat, dua puluh empat orang yang sudah disatukan berdiri dengan tegap menunggu perintah dari masing-masing ketua tim."Kalian semua di kumpulkan di sini untuk menguji calon prajurit yang akan masuk," ucap Tasa ketua tim awan."Berapa orang yang harus kami uji?" Tanya salah satu prajurit."Hanya dia seorang," sahut Jus ketua tim api."Benar, kalian harus membantu kami mengujinya, jika kami yang mengujinya nanti orang mengira kami menindas yang lemah," ucap Funa ketua tim Langit.Mendengar ucapan Funa Nau Sang hanya tersenyum, padahal salah satu dari mereka sudah berhasil ditahan olehnya, jadi sudah jelas siapa menindas siapa pikir Nau Sang."Walau dia dibawa oleh Jenderal Yutang kalian jangan ragu melakukan semua dengan kekuatan penuh," sahut Yaze ketua tim tanah.Dua puluh empat orang yang sudah mengerti apa yang harus me
Jenderal Yutang menatap Nau Sang yang baru turun dari kudanya, sebelumnya dirinya memang kalah dari Nau Sang tapi Jenderal Yutang tidak menyangka Nau Sang sampai menang berkuda dan memanah, Nau Sang seperti sudah terbiasa dengan itu bahkan Nau Sang juga mengetahui tentang susunan perang."Apa mungkin dia sebenarnya mata-mata dari kerajaan musuh," ucap Jenderal Yutang yang mulai menebak-nebak."Tapi jika dia benar-benar dari kerajaan musuh dia tidak akan memberitahu kebolehannya, lalu apa alasannya dia ingin menjadi prajurit," sambung Jenderal Yutang kebingungan.Keempat ketua yang turun dari kuda masing-masing bergegas menghampiri Jenderal Yutang, mereka ingin bertanya apa benar Nau Sang hanya akan menjadi prajurit biasa sedangkan keahliannya sangat banyak, jika hanya dijadikan prajurit biasa keahliannya sangat disayangkan."Jenderal," ucap ketua Tasa."Aku tahu apa yang sedang kalian pikirkan, jika kita langsung menjadikan prajurit kelas atas pasti banyak yang akan mempertanyakan dan
Pagi harinya Nau Sang mengikuti pelatihan seperti biasa yang dilakukan oleh prajurit, semua prajurit di pimpin oleh ketua Yaze melakukan pelatihan rutin dari pagi hingga siang hari, sore hari para prajurit dibebaskan dari latihan rutin tapi tidak ada larangan jika ingin berlatih sendiri.Semua pelatihan yang sudah pernah dilakukan oleh Nau Sang sama sekali tidak membuatnya kesulitan, Din dan yang lainnya hanya bisa terdiam setelah melihat Fu Xi berhasil melewati rintangan dengan mudah, mereka serentak berpikir apa Fu Xi sebelumnya memang prajurit."Dia hanya ingin pamer saja, nanti aku akan tunjukkan padanya akibat berani menentang ku kemarin," ucap Din mengepalkan tangannya."Tapi bagaimana kita akan menghadapinya? Kemarin kamu di banting olehnya," sahut prajurit lainnya."Tunggu saja aku pasti memiliki cara sendiri," ucap Din dengan penuh percaya diri.Nau Sang yang sudah berlatih hingga siang bergegas pergi ke tempat Jenderal Yutang, Nau Sang lebih dulu meminta izin pada ketua Yaze
Nau Sang menggelengkan kepalanya mendengar perkataan Din dan beberapa prajurit lainnya, ternyata mereka tidak mencaritahu lebih dulu ke mana dirinya pergi dan hanya asal menuduh saja."Sekarang mengaku saja, kamu sudah jelas mengambilnya tidak perlu mengelak," ucap Din puas dengan alasannya."Itu masih belum manjadi jaminan dia yang mengambilnya," sahut Hima."Biarkan saja," ucap Nau Sang yang masih terlihat sangat santai."Kalau boleh tahu seperti apa giok milik mu?" Tanya Nau Sang"Tentu saja berwarna hijau dan cantik," sahut Din.Nau Sang hanya menganggukkan kepalanya dan tidak lagi mengatakan apapun, Nau Sang yang langsung mendekat ke arah Din membuatnya perlahan mundur ketakutan.Bruuuuuuuuuuuaaaaaaaaak.Nau Sang kembali membanting Din tanpa mengatakan apapun, semua prajurit yang melihatnya merasa sangat terkejut, karena sebelumnya hanya Beberapa prajurit yang melihat Nau Sang membanting Din dan sekarang Nau Sang membanting Din di depan semua prajuritm"Kamu sengaja, jangan mengi
Suara baris berbaris terdengar serentak sejak pukul 03:30 dini hari tiga ribu pasukan yang dipimpin Jenderal Yutang sudah siap menuju perbatasan, Nau Sang sendiri walau diminta oleh Jenderal Yutang menaiki kuda dengan tegas langsung menolaknya, karena dirinya adalah prajurit tingkat rendah sudah seharusnya dirinya jalan kaki seperti prajurit yang lainnya.Setelah berjalan selama satu hari penuh Jenderal Yutang yang memimpin pasukan berhenti di wilayah perbatasan, sambil menunggu para pasukannya membangun tenda Jenderal Yutang mulai mengatur pasukan sesuai rencana awal.Nau Sang yang prajurit tingkat rendah memilih ikut bergabung di bagian depan untuk menyergap pasukan musuh, keputusannya yang ingin bergabung di barisan paling depan sebelumnya ditentang oleh Jenderal Yutang dengan tegas, walau begitu tekadnya yang kuat membuat Nau Sang tetap ingin berada di pasukan paling depan dan tidak ada yang bisa menghentikannya.Setibanya di tempat yang ditentukan melihat di tempatnya saat ini ti
Aru baru pertama kali memiliki Tuan seperti Nau Sang, Nau Sang sama sekali tidak memanfaatkannya berbeda dengan tuan-tuan nya yang sebelumnya, selagi masih bisa melakukannya sendiri Fu Xi tidak akan meminta bantuan siapapun."Jadi apa yang akan kamu lakukan saat ini?" Tanya Aru."Memperhatikan saja, jika sudah selesai aku akan mendatangi mereka," ucap Nau Sang."Itu bagus juga, siapa suruh mereka menjadikanmu umpan," sahut Aru."Aku sama sekali tidak masalah jika hanya aku yang mereka jadikan umpan, tapi berbeda cerita karena yang mereka jadikan umpan banyak nyawa," ucap Nau Sang."Benar, bagi mereka nyawa prajurit lain seperti tidak berharga," sahut Aru.Nau Sang hanya diam tidak menjawab perkataan Aru, Nau Sang fokus memperhatikan Jenderal Yutang dan pasukannya yang masih bertarung menghadapi pasukan musuh.***Beberapa jam kemudian suara terompet dibunyikan pertanda kemenangan berhasil di dapatkan Jenderal Yutang dan pasukannya, suara terompet yang sangat keras terdengar sampai tem
Nau Sang sama sekali tidak peduli Jenderal Yutang yang tidak mempercayainya, Nau Sang membiarkan Jenderal Yutang yang masih terus tertawa mengira perkataannya hanya hiburan untuknya."Baiklah, cukup untuk menghiburku. Sekarang mari kita bicarakan hal lainnya, kamu mulai dari saat ini memimpin 300 orang prajurit, Aku ingin tahu nama kelompok mu," ucap Jenderal Yutang."Mata Air," sahut Nau Sang."Apa kamu yakin ingin memberi nama kelompok mu itu? Semua kelompok hanya terdiri dari satu kata akan aneh jika nama kelompok mu terdiri dari dua kata," ucap Jenderal Yutang."Bukankah air juga masih elemen, apa yang salah dengan menambahkan satu kata di depannya," sahut Nau Sang."Haaaaah, baiklah, kamu bisa menggunakan nama itu untuk kelompok mu," ucap Jenderal Yutang."Kalau begitu mari kita keluar, aku akan mengumumkan secara resmi nama kelompok mu," sambung Jenderal Yutang.Nau Sang hanya menganggukkan kepala dan berjalan pergi mengikuti jenderal Yutang, di luar 300 prajurit yang sudah tida
Melewati portal Nau Sang dan Pangeran Fua mendapatkan sorakan besar-besaran dari para warga, rencana Nau Sang yang menempatkan pasukan bantuan di berbagai tempat membuahkan hasil, tanpa rencana Nau Sang para warga yakin kalau mereka pasti sudah mati sekarang."Hidup Jenderal Nau Sang.""Hidup Jenderal Nau Sang.""Hidup Jenderal Nau Sang.""Para warga bersorak untuk mu," ucap Pangeran Fua."Apa Pangeran juga tidak mendengar ada yang juga bersorak untuk mu," sahut Nau Sang."Memang ada tapi tidak sebanyak sorakan untuk mu," ucap Pangeran Fua."Heeeeh, kalau begitu maafkan aku yang mengambil perhatian semua warga," sahut Nau Sang."Hahahaha, Jenderal Nau Sang memang sangat suka bercanda," ucap Pangeran Fua."Kalau begitu aku pergi lebih dulu kembali ke istana," sambung Pangeran Fua yang langsung menunggangi kudanya dengan cepat meninggalkan Nau Sang."Ketua Jain, tugas mu juga sudah selesai kamu b
Tahu dirinya tidak akan bisa menang melawan pasukan yang dibawa oleh Nau Sang Raja Sanwan memutuskan mendatangi pasukannya yang masih terus menyerang, lebih dari setengah pasukannya sudah mati dan hanya menyisakan petarung terkuatnya saja.Menggunakan jubah perang lengkapnya Raja Sanwan mengangkat bendera putih, Raja Sanwan yang hanya berdiri langsung berjalan ke arah Pangeran Fua dan berharap bisa bernegosiasi dengannya."Kamu pasti Pangeran Fua, aku menyerah," ucap Raja Sanwan."Menyerah? Apa Raja Sanwan berpikir hanya dengan kata itu semua akan selesai," sahut Pangeran Fua."Tentu saja tidak, tapi aku di sini sudah tidak memiliki pasukan," ucap Raja Sanwan."Tidak ada lagi yang bisa digunakan untuk melawan pasukan kalian," sambung Raja Sanwan."Tentu saja kami mengetahuinya, Karena tujuan peperangan ini memang untuk menghancurkan kerajaan Namgala sampai ke akarnya," sahut Pangeran Fua."Berhentilah banyak bicara dan l
Jleeeeeeeeb.Jleeeeeeeeeb.Ayunan pedang dan hujanan anak panah terus mengarah ke kedua pasukan yang bertempur sekuat tenaga, Nau Sang yang sangat mempercayai para pasukannya tidak melihat ke belakang, Nau Sang bahkan tidak melihat ke arah Pangeran Fua yang bertarung berjauhan darinya.Wheeeeeeeeeeesss.Treeeeeeeeeeeeeeng.Treeeeeeeeeeeeeeng.Nau Sang yang hanya menyerang menggunakan kekuatan kultivasinya masih bisa ditangkis oleh jenderal Ran, jenderal Ran aendiri mantan adiknya di kehidupan sebelumnya hampir semua yang dikuasainya juga dikuasai adiknya."Apa ini? Kenapa setiap gerakan mu hampir sama dengannya?" Tanya jenderal Ran sambil terus mengayunkan pedangnya."Apa kamu teringat dengan seseorang yang sudah kamu khianati? Seseorang yang sudah banyak berkorban untuk mu tapi kamu bunuh dengan tanganmu sendiri," ucap Nau Sang."Siapa kamu sebenarnya?" Tanya jenderal Ran."Seperti yang kamu d
Sang wanita hanya diam dan menatap Nau Sang dari balik topi penutup wajahnya, sebenarnya sang wanita bukan bermaksud memata-matai Nau Sang, dirinya hanya ingin memberikan sesuatu sebelum Nau Sang pergi.Tapi karena Nau Sang penasaran dengan wajahnya dirinya tidak memiliki pilihan selain memperlihatkannya, lagipula wanita itu yakin Nau Sang tidak akan tahu siapa dirinya."Kalau begitu aku akan memperlihatkan wajah ku dengan senang hati," ucap sang wanita yang langsung membuka topinya.Deg.Nau Sang menatap wajah wanita itu tanpa berkedip, Nau Sanh yakin dirinya tidak mengenal wanita itu tapi tidak tahu kenapa Nau Sang seperti merasa wanita itu tidak asing."Apa kamu puas," ucap sang wanita."Aneh, Aku yakin tidak mengenalmu tapi kenapa... ." Nau Sang tidak melanjutkan perkataannya."Kenapa apa? Sudahlah tidak perlu kamu khawatirkan, Sebenarnya aku hanya ingin memberikan mu ini, ambillah," sahut sang wanita melemparkan kantong yang diambilnya dari balik bajunya."Buka saja nanti, itu ak
Surat sudah dibaca oleh Raja Tandua dan semua tepat seperti yang dilaporkan penasehat Yutang yang sebelumnya menemui Nau Sang, untung saja semua persiapan Nau Sang sudah selesai dan hanya tinggal berangkat saja."Penasehat Yutang menurut mu apa yang dilakukannya saat ini semua sangat tepat?" Tanya Raja Tandua."Tentu saja Yang Mulia, semua sudah dipikirkannya dengan sangat matang dan dia memikirkannya jauh-jauh hari hingga terbuat lah persiapan seperti saat ini," ucap penasehat Yutang."Menurutmu kesalahannya yang membebaskan tahanan apa bisa diselesaikan hanya karena persiapannya ini?" tanya Raja Tandua lagi."Jika dia berhasil membawa kemenangan tentu saja kesalahan itu sudah seharusnya dimaafkan apalagi dia melakukan semua itu juga demi kerajaan ini," ucap penasehat Yutang."Dan menurutku seharusnya dia mendapatkan hadiah yang besar jika berhasil," sambung penasehat Yutang."Baiklah, aku mengerti sekarang kita hanya perlu menunggu hasilnya saja," sahut Raja Tandua."Tidak juga Yang
Penasehat Yutang yang baru datang langsung duduk di depan Nau Sang, penasehat Yutang menatap Nau Sang yang terlihat sangat santai seperti peperangan yang sebentar lagi terjadi bukan masalah besar baginya."Apa aku membuat mu menunggu lama?" Tanya penasehat Yutang."Lumayan," ucap Nau Sang."Jadi apa yang membuat mu ingin bertemu dengan Yang Mulia Raja, apa ada masalah dalam persiapan mu?" Tanya penasehat Yutang."Apa aku terlihat seperti orang yang sedang dalam masalah sekarang?" Tanya Nau Sang balik."Tentu saja tidak," ucap penasehat Yutang."Sebenarnya kedatanganku kemari karena ingin memberitahu persiapanku semua sudah selesai dan surat peperangan juga akan dikirim besok, di dalam surat itu juga tidak tertera tanggal mereka akan menyerang, tapi seperti yang sudah kukatakan sedari awal semua akan dimulai dua hari setelah surat dikirim," sahut Nau Sang."Aku ingin memberitahu pada yang mulia karena aku juga membutuhkan surat kepergian, sekaligus meminta pasukan Raja bersiap jika saj
Melihat semuanya sudah saling akrab Nau Sang tersenyum sendiri, saat Nau Sang datang semua langsung bangkit dan berbaris rapi tanpa ada yang berani berbicara.Nau Sang yang hanya diam menatap semua prajurit bantuan menarik nafas pelan, sekarang sudah waktunya memberitahu mereka di mana tata letak mereka dalam pertempuran besar nanti."Bukankah jika seperti ini semua terlihat bagus," ucap Nau Sang"Tapi aku datang bukan hanya ingin mengatakan itu," sambung Nau Sang."Apa kalian semua sudah siap menghadapi pertempuran besar?" Tanya Nau Sang."Siap jenderal," sahut semua serentak."Bagus, kalau begitu aku akan memberitahu apa yang bisa kalian lakukan," ucap Nau Sang."Kalian semua akan berada di kota dan di desa-desa terdekat, kalian semua berjaga dari serangan pengalihan kerajaan Namgala," sambung Nau Sang."Tunggu Jenderal apa kami akan jadi umpan?" Tanya ketua Kie."Hahahahahaha, jadi apa itu yang kalian pikirkan tentangku," sahut Nau Sang yang malah tertawa."Maafkan aku jenderal," u
Tap tap tap.Tap tap tap.Masing masing tiga ratus dari tujuh kerajaan telah sampai dengan satu ketua masing masing, semua beristirahat di markas lama prajurit Nau Sanh yang memang cukup besar.Selain prajurit tujuh kerajaan perwakilan kerajaan Bodax mengirim salah ketua prajuritnya, ketua Jain datang membawa racun yang dijanjikan Raja Man.Ketua Jain mendatangi Nau Sang yang saat ini berada di kediamannya, walau ketua Jain datang lebih dulu dirinya memilih menemui Nau Sang terakhir seperti yang dilakukannya saat ini. Penjaga Nau Sang yang tidak mengetahui siapa ketua Jain menjadi waspada, mereka meminta ketua Jain menunggu karena mereka masih harus memberitahu Nau Sang lebih dulu.Salah satu penjaga yang masuk ke dalam bergegas mengetuk pintu kamar Nau Sang, Walau saat ini penjaga itu tahu Nau Sang pasti sangat sibuk karena baru pulang dari mengurus pasukan bantuan yang datang.Tok tok tok."Permisi Tuan, ada yang datang dan sedang menunggu anda di luar," ucap penjaga dari luar.Men
Mendengar itu Nau Sang terlihat tenang dan berjalan semakin mendekat ke arah para warga, Nau Sang berdiri di tengah-tengah mereka dan membuka baju agar semua bisa melihatnya dengan jelas."Itu benar-benar bekas cambukan," ucap salah satu warga."Raja Tandua benar-benar sudah keterlaluan, padahal jenderal melakukan semua demi kerajaan Tapi masih saja menerima hukuman cambuk," sahut warga lainnya yang terlihat sangat marah."Aku tidak akan mengatakan kalau aku tidak menerima hukuman cambuk tapi kalian salah paham," ucap Nau Sang."Hukuman cambuk ini kudapat karena keinginanku sendiri, hukuman cambuk ini bukti kesetiaanku pada kerajaan Tarum," sambung Nau Sang."Aku tahu kalian pasti akan bertanya-tanya kenapa aku sampai melakukan semua itu, peperangan besar tidak lama lagi akan terjadi tapi kalian tenang saja kalian semua akan aman karena aku sendiri yang akan maju ke barisan paling depan menyerang kerajaan lawan, walaupun aku mati di medan perang nanti aku akan setia dengan kerajaan Ta