Aru baru pertama kali memiliki Tuan seperti Nau Sang, Nau Sang sama sekali tidak memanfaatkannya berbeda dengan tuan-tuan nya yang sebelumnya, selagi masih bisa melakukannya sendiri Fu Xi tidak akan meminta bantuan siapapun."Jadi apa yang akan kamu lakukan saat ini?" Tanya Aru."Memperhatikan saja, jika sudah selesai aku akan mendatangi mereka," ucap Nau Sang."Itu bagus juga, siapa suruh mereka menjadikanmu umpan," sahut Aru."Aku sama sekali tidak masalah jika hanya aku yang mereka jadikan umpan, tapi berbeda cerita karena yang mereka jadikan umpan banyak nyawa," ucap Nau Sang."Benar, bagi mereka nyawa prajurit lain seperti tidak berharga," sahut Aru.Nau Sang hanya diam tidak menjawab perkataan Aru, Nau Sang fokus memperhatikan Jenderal Yutang dan pasukannya yang masih bertarung menghadapi pasukan musuh.***Beberapa jam kemudian suara terompet dibunyikan pertanda kemenangan berhasil di dapatkan Jenderal Yutang dan pasukannya, suara terompet yang sangat keras terdengar sampai tem
Nau Sang sama sekali tidak peduli Jenderal Yutang yang tidak mempercayainya, Nau Sang membiarkan Jenderal Yutang yang masih terus tertawa mengira perkataannya hanya hiburan untuknya."Baiklah, cukup untuk menghiburku. Sekarang mari kita bicarakan hal lainnya, kamu mulai dari saat ini memimpin 300 orang prajurit, Aku ingin tahu nama kelompok mu," ucap Jenderal Yutang."Mata Air," sahut Nau Sang."Apa kamu yakin ingin memberi nama kelompok mu itu? Semua kelompok hanya terdiri dari satu kata akan aneh jika nama kelompok mu terdiri dari dua kata," ucap Jenderal Yutang."Bukankah air juga masih elemen, apa yang salah dengan menambahkan satu kata di depannya," sahut Nau Sang."Haaaaah, baiklah, kamu bisa menggunakan nama itu untuk kelompok mu," ucap Jenderal Yutang."Kalau begitu mari kita keluar, aku akan mengumumkan secara resmi nama kelompok mu," sambung Jenderal Yutang.Nau Sang hanya menganggukkan kepala dan berjalan pergi mengikuti jenderal Yutang, di luar 300 prajurit yang sudah tida
Tujuh hari berlalu sejak Nau Sang menjadi ketua tim prajurit mata air, dari yang di lihat prajurit lain prajurit Nau Sang hanya duduk bersila setiap harinya selama satu minggu, mereka meremehkan semua prajurit Nau Sang dan berpikir kalau prajurit Nau Sang hanya membuang-buang waktu saja.Jenderal Yutang mengumpulkan kelima ketua termasuk Nau Sang, satu minggu sudah berlalu sudah waktunya bagi Nau Sang mengikut sertakan prajuritnya untuk adu tanding dengan prajurit ketua lain."Kalian semua pasti sudah mengerti kenapa atau mengumpulkan kalian semua," ucap Jenderal Yutang sambil menatap kelima ketua."Bukankah sudah jelas hanya untuk adu tanding para prajurit," sahut Nau Sang."Benar, sudah satu minggu berlalu, kamu sudah waktunya menunjukkan pelatihan yang dijalankan para prajurit mu, kita akan adu tanding rata pemilihan akan diatur secara adil," ucap Jenderal Yutang."Itu tidak perlu, mereka harus menyiapkan masing-masing tiga prajurit dan melawan tiga prajurit ku, bukankah kalian sem
Adu tanding murid keempat ketua berakhir seri, Nau Sang yang melihatnya terlihat biasa saja, Nau Sang bahkan membawa ketiga prajuritnya kembali karena tidak ada yang bagus melihat adu tanding prajurit keempat ketua.Nau Sang malah berpikir prajuritnya lebih baik beristirahat agar besok bisa berlatih dengan sempurna dari pada melihat adu tanding yang tidak berguna, kepergian Nau Sang dan para prajuritnya membuat ketua Tasq, ketua Jus dan ketua Funq saling berbisik ketiganya ingin merencanakan sesuatu yang lebih besar."Ketua Yaze kemari lah, apa kamu tidak ingin ikut bergabung," ucap ketua Jus."Aku tidak tertarik, jika aku ingin mengetahuinya aku akan langsung bertanya padanya," sahut ketua Yaze."Biarkan dia, tidak perlu mengajaknya bagaimanapun juga Nau Sang adalah mantan prajuritnya," ucap ketua Jus.Tidak mempedulikan ketiga ketua lainnya ketua Yaze bergegas membawa prajuritnya kembali lebih dulu, ketua Yaze sudah bertekad tidak akan mengganggu Nau Sang dan tidak ingin menjadi sai
Nau Sang meninggalkan ketiga ketua lainnya yang masih melihat ke arahnya, Nau Sang memang sama sekali tidak berniat mengajarkan ketiganya tidak peduli jika sebelumnya mereka tidak mencaritahu diam diam atau meminta langsung padanya.Nau Sang orang yang sangat berpendirian, sekali mencari masalah dengannnya akan selalu diingat selamanya."Kalian pergilah, katakan pada prajurit kalian hukuman yang kalian terima," ucap Jenderal Yutang."Baik Jenderal," sahut ketiga ketua serentak sambil menundukkan kepala dan berjalan pergi.Ketua Yaze kembali ke dalam ruangan Nau Sang dan memulai pelatihannya kembali, dirinya harus segera menyelesaikan membuka aura nadinya dan mempelajari hal lainnya dari Nau Sang, setelah itu dirinya akan mengajarkan ke para muridnya.Melihat ketua Yaze yang juga sudah pergi Jenderal Yutang langsung mengejar Nau Sanh, saat ini dirinya mendapatkan perintah Raja untuk menyerang markas bandit yang berada di wilayahnya, Jenderal Yutang ingin bertanya pada Nau Sang tentang
Semua prajurit dikumpulkan oleh jenderal Yutang di tengah lapangan tepat setelah mereka semua menyelesaikan pelatihan masing-masing, para prajurit tidak mengerti Kenapa mereka dikumpulkan padahal sebelumnya setelah selesai berlatih Nau Sanh akan langsung meminta mereka beristirahat walau Nau Sang sendiri tidak pernah melarang jika mereka tetap ingin berlatih.Hanya satu kali pandang Nau Sang bisa melihat semua prajuritnya sudah berkumpul, prajuritnya yang sangat bertanggung jawab seperti itu membuat Nau Sang sangat menyukainya."Kalian pasti masih belum tahu kenapa aku mengumpulkan kalian semua di sini, dan kalian pasti ingin mengetahuinya bukan," ucap Nau Sang."Benar ketua," sahut semua serentak."Kita mendapatkan tugas untuk membantai habis para bandit yang ada di kota Tran, bandit itu berjumlah kurang lebih lima ratus orang," ucap Nau Sang."Sepertinya itu mudah karena kita tiga ratus orang lebih," sahut salah satu prajurit dengan suara pelan."Aku bisa mendengarnya, kita memang l
Jenderal Yutang mengambil kertas dan kuas untuk menulis surat ke Nau Sang, Jenderal Yutang ingin memperingatkan kalau mungkin saja tidak semua mudah untuk dihadapi nantinya.Setelah menulis surat Jenderal Yutang bergegas memanggil burung merpati nya, Jenderal Yutang mengikatkan surat di kaki merpati dan meminta merpati nya pergi mengejar Nau Sang.Di tempat lain Nau Sang yang masih belum menjauh menemukan merpati yang terbang mendekat ke arahnya, Nau Sang yang melihat kertas di kaki sang merpati bergegas menangkapnya dan mengambil suratnya.(Berhati-hatilah aku curiga ada yang tidak beres, seharusnya aku memberitahumu dari awal kalau sebenarnya tugas ini milik wakil ku, tapi karena beberapa alasan aku terpaksa mengambilnya, jadi tetaplah berhati-hati.)Nau Sang yang membaca surat dari Jenderal Yutang menggelengkan kepalanya, Nau Sang tidak habis pikir kenapa hal penting seperti itu tidak diberitahukan Jenderal Yutang dari awal."Seharusnya dia memberitahu ku lebih awal," ucap Nau San
Para pemimpin bandit tidak mengerti maksud Nau Sang, jika mereka tidak mati di pedang lalu bagaimana cara orang di depannya itu membunuh mereka, mungkinkah orang itu berniat melepaskan mereka semua."Apa maksud mu sebenarnya?" Tanya pemimpin bandit Yula."Apa Kamu melepaskan kami dengan syarat?" Tanya pemimpin Bandit Gun."Kalau benar begitu katakan saja apa syaratnya?" Tanya pemimpin bandit Rar."Aku rasa kalian salah mengartikan perkataan ku, aku bilang kalian tidak mati di pedang ku bukan berarti aku melepaskan kalian, itu karena Aku menginginkan kalian mati di tangan ku," ucap Nau Sang.Ketiganya kembali terdiam setelah mendengar perkataan Nau Sang, ketiganya berpikir Mungkin memang mereka tidak memiliki pilihan selain melawan orang yang ada di depan mereka saat ini, tidak peduli sekuat apa orang itu jika mereka bertiga bersatu bekerja sama melawannya dia pasti akan kalah.Ketiganya yang melirik satu sama lain langsung mengeluarkan senjata masing-masing, tidak ingin diserang lebih
Melewati portal Nau Sang dan Pangeran Fua mendapatkan sorakan besar-besaran dari para warga, rencana Nau Sang yang menempatkan pasukan bantuan di berbagai tempat membuahkan hasil, tanpa rencana Nau Sang para warga yakin kalau mereka pasti sudah mati sekarang."Hidup Jenderal Nau Sang.""Hidup Jenderal Nau Sang.""Hidup Jenderal Nau Sang.""Para warga bersorak untuk mu," ucap Pangeran Fua."Apa Pangeran juga tidak mendengar ada yang juga bersorak untuk mu," sahut Nau Sang."Memang ada tapi tidak sebanyak sorakan untuk mu," ucap Pangeran Fua."Heeeeh, kalau begitu maafkan aku yang mengambil perhatian semua warga," sahut Nau Sang."Hahahaha, Jenderal Nau Sang memang sangat suka bercanda," ucap Pangeran Fua."Kalau begitu aku pergi lebih dulu kembali ke istana," sambung Pangeran Fua yang langsung menunggangi kudanya dengan cepat meninggalkan Nau Sang."Ketua Jain, tugas mu juga sudah selesai kamu b
Tahu dirinya tidak akan bisa menang melawan pasukan yang dibawa oleh Nau Sang Raja Sanwan memutuskan mendatangi pasukannya yang masih terus menyerang, lebih dari setengah pasukannya sudah mati dan hanya menyisakan petarung terkuatnya saja.Menggunakan jubah perang lengkapnya Raja Sanwan mengangkat bendera putih, Raja Sanwan yang hanya berdiri langsung berjalan ke arah Pangeran Fua dan berharap bisa bernegosiasi dengannya."Kamu pasti Pangeran Fua, aku menyerah," ucap Raja Sanwan."Menyerah? Apa Raja Sanwan berpikir hanya dengan kata itu semua akan selesai," sahut Pangeran Fua."Tentu saja tidak, tapi aku di sini sudah tidak memiliki pasukan," ucap Raja Sanwan."Tidak ada lagi yang bisa digunakan untuk melawan pasukan kalian," sambung Raja Sanwan."Tentu saja kami mengetahuinya, Karena tujuan peperangan ini memang untuk menghancurkan kerajaan Namgala sampai ke akarnya," sahut Pangeran Fua."Berhentilah banyak bicara dan l
Jleeeeeeeeb.Jleeeeeeeeeb.Ayunan pedang dan hujanan anak panah terus mengarah ke kedua pasukan yang bertempur sekuat tenaga, Nau Sang yang sangat mempercayai para pasukannya tidak melihat ke belakang, Nau Sang bahkan tidak melihat ke arah Pangeran Fua yang bertarung berjauhan darinya.Wheeeeeeeeeeesss.Treeeeeeeeeeeeeeng.Treeeeeeeeeeeeeeng.Nau Sang yang hanya menyerang menggunakan kekuatan kultivasinya masih bisa ditangkis oleh jenderal Ran, jenderal Ran aendiri mantan adiknya di kehidupan sebelumnya hampir semua yang dikuasainya juga dikuasai adiknya."Apa ini? Kenapa setiap gerakan mu hampir sama dengannya?" Tanya jenderal Ran sambil terus mengayunkan pedangnya."Apa kamu teringat dengan seseorang yang sudah kamu khianati? Seseorang yang sudah banyak berkorban untuk mu tapi kamu bunuh dengan tanganmu sendiri," ucap Nau Sang."Siapa kamu sebenarnya?" Tanya jenderal Ran."Seperti yang kamu d
Sang wanita hanya diam dan menatap Nau Sang dari balik topi penutup wajahnya, sebenarnya sang wanita bukan bermaksud memata-matai Nau Sang, dirinya hanya ingin memberikan sesuatu sebelum Nau Sang pergi.Tapi karena Nau Sang penasaran dengan wajahnya dirinya tidak memiliki pilihan selain memperlihatkannya, lagipula wanita itu yakin Nau Sang tidak akan tahu siapa dirinya."Kalau begitu aku akan memperlihatkan wajah ku dengan senang hati," ucap sang wanita yang langsung membuka topinya.Deg.Nau Sang menatap wajah wanita itu tanpa berkedip, Nau Sanh yakin dirinya tidak mengenal wanita itu tapi tidak tahu kenapa Nau Sang seperti merasa wanita itu tidak asing."Apa kamu puas," ucap sang wanita."Aneh, Aku yakin tidak mengenalmu tapi kenapa... ." Nau Sang tidak melanjutkan perkataannya."Kenapa apa? Sudahlah tidak perlu kamu khawatirkan, Sebenarnya aku hanya ingin memberikan mu ini, ambillah," sahut sang wanita melemparkan kantong yang diambilnya dari balik bajunya."Buka saja nanti, itu ak
Surat sudah dibaca oleh Raja Tandua dan semua tepat seperti yang dilaporkan penasehat Yutang yang sebelumnya menemui Nau Sang, untung saja semua persiapan Nau Sang sudah selesai dan hanya tinggal berangkat saja."Penasehat Yutang menurut mu apa yang dilakukannya saat ini semua sangat tepat?" Tanya Raja Tandua."Tentu saja Yang Mulia, semua sudah dipikirkannya dengan sangat matang dan dia memikirkannya jauh-jauh hari hingga terbuat lah persiapan seperti saat ini," ucap penasehat Yutang."Menurutmu kesalahannya yang membebaskan tahanan apa bisa diselesaikan hanya karena persiapannya ini?" tanya Raja Tandua lagi."Jika dia berhasil membawa kemenangan tentu saja kesalahan itu sudah seharusnya dimaafkan apalagi dia melakukan semua itu juga demi kerajaan ini," ucap penasehat Yutang."Dan menurutku seharusnya dia mendapatkan hadiah yang besar jika berhasil," sambung penasehat Yutang."Baiklah, aku mengerti sekarang kita hanya perlu menunggu hasilnya saja," sahut Raja Tandua."Tidak juga Yang
Penasehat Yutang yang baru datang langsung duduk di depan Nau Sang, penasehat Yutang menatap Nau Sang yang terlihat sangat santai seperti peperangan yang sebentar lagi terjadi bukan masalah besar baginya."Apa aku membuat mu menunggu lama?" Tanya penasehat Yutang."Lumayan," ucap Nau Sang."Jadi apa yang membuat mu ingin bertemu dengan Yang Mulia Raja, apa ada masalah dalam persiapan mu?" Tanya penasehat Yutang."Apa aku terlihat seperti orang yang sedang dalam masalah sekarang?" Tanya Nau Sang balik."Tentu saja tidak," ucap penasehat Yutang."Sebenarnya kedatanganku kemari karena ingin memberitahu persiapanku semua sudah selesai dan surat peperangan juga akan dikirim besok, di dalam surat itu juga tidak tertera tanggal mereka akan menyerang, tapi seperti yang sudah kukatakan sedari awal semua akan dimulai dua hari setelah surat dikirim," sahut Nau Sang."Aku ingin memberitahu pada yang mulia karena aku juga membutuhkan surat kepergian, sekaligus meminta pasukan Raja bersiap jika saj
Melihat semuanya sudah saling akrab Nau Sang tersenyum sendiri, saat Nau Sang datang semua langsung bangkit dan berbaris rapi tanpa ada yang berani berbicara.Nau Sang yang hanya diam menatap semua prajurit bantuan menarik nafas pelan, sekarang sudah waktunya memberitahu mereka di mana tata letak mereka dalam pertempuran besar nanti."Bukankah jika seperti ini semua terlihat bagus," ucap Nau Sang"Tapi aku datang bukan hanya ingin mengatakan itu," sambung Nau Sang."Apa kalian semua sudah siap menghadapi pertempuran besar?" Tanya Nau Sang."Siap jenderal," sahut semua serentak."Bagus, kalau begitu aku akan memberitahu apa yang bisa kalian lakukan," ucap Nau Sang."Kalian semua akan berada di kota dan di desa-desa terdekat, kalian semua berjaga dari serangan pengalihan kerajaan Namgala," sambung Nau Sang."Tunggu Jenderal apa kami akan jadi umpan?" Tanya ketua Kie."Hahahahahaha, jadi apa itu yang kalian pikirkan tentangku," sahut Nau Sang yang malah tertawa."Maafkan aku jenderal," u
Tap tap tap.Tap tap tap.Masing masing tiga ratus dari tujuh kerajaan telah sampai dengan satu ketua masing masing, semua beristirahat di markas lama prajurit Nau Sanh yang memang cukup besar.Selain prajurit tujuh kerajaan perwakilan kerajaan Bodax mengirim salah ketua prajuritnya, ketua Jain datang membawa racun yang dijanjikan Raja Man.Ketua Jain mendatangi Nau Sang yang saat ini berada di kediamannya, walau ketua Jain datang lebih dulu dirinya memilih menemui Nau Sang terakhir seperti yang dilakukannya saat ini. Penjaga Nau Sang yang tidak mengetahui siapa ketua Jain menjadi waspada, mereka meminta ketua Jain menunggu karena mereka masih harus memberitahu Nau Sang lebih dulu.Salah satu penjaga yang masuk ke dalam bergegas mengetuk pintu kamar Nau Sang, Walau saat ini penjaga itu tahu Nau Sang pasti sangat sibuk karena baru pulang dari mengurus pasukan bantuan yang datang.Tok tok tok."Permisi Tuan, ada yang datang dan sedang menunggu anda di luar," ucap penjaga dari luar.Men
Mendengar itu Nau Sang terlihat tenang dan berjalan semakin mendekat ke arah para warga, Nau Sang berdiri di tengah-tengah mereka dan membuka baju agar semua bisa melihatnya dengan jelas."Itu benar-benar bekas cambukan," ucap salah satu warga."Raja Tandua benar-benar sudah keterlaluan, padahal jenderal melakukan semua demi kerajaan Tapi masih saja menerima hukuman cambuk," sahut warga lainnya yang terlihat sangat marah."Aku tidak akan mengatakan kalau aku tidak menerima hukuman cambuk tapi kalian salah paham," ucap Nau Sang."Hukuman cambuk ini kudapat karena keinginanku sendiri, hukuman cambuk ini bukti kesetiaanku pada kerajaan Tarum," sambung Nau Sang."Aku tahu kalian pasti akan bertanya-tanya kenapa aku sampai melakukan semua itu, peperangan besar tidak lama lagi akan terjadi tapi kalian tenang saja kalian semua akan aman karena aku sendiri yang akan maju ke barisan paling depan menyerang kerajaan lawan, walaupun aku mati di medan perang nanti aku akan setia dengan kerajaan Ta