Lima bandit yang tersisa dan sang pemimpinnya masih menetap ke arah Nau Sang, pemimpin bandit yang tidak terima melihat semua anggotanya mati bersiap memanggil bantuan, pemimpin Bandit mempunyai terompet yang bisa memanggil semua bawahannya untuk segera berkumpul tidak peduli mereka semua berada sejauh mana.Pemimpin Bandit membunyikan terompet berulang kali sambil memperhatikan sekelilingnya, setelah membunyikan terompet beberapa kali dan tidak melihat satupun bawahannya datang pemimpin Bandit langsung menatap ke arah Nau Sang.Pemimpin Bandit sangat yakin tidak datangnya anggotanya yang lain masih berkaitan dengan Nau Sang atau mungkin saja saat ini semua bawahannya sudah dihabisi sama seperti bawahan yang berada di sekelilingnya."Kenapa tidak ada yang berbicara? Apa yang kalian tunggu?" Tanya Nau Sang sambil menatap pemimpin bandit dan tersenyum ke arahnya."Bawahan Ku... .""Seperti yang sudah kamu pikirkan, aku sudah membunuh mereka semua," ucap Nau Sang."Aku menghabisi mereka
Nau Sang yang keluar dari kota masih menyesal karena tidak bisa membunuh seluruh anggota keluarga Suh, tubuhnya saat ini seperti masih memiliki kesadaran tersendiri sampai dirinya malah membantu seluruh warga kota yang seharusnya mereka semua mati saja.Haaaaah.Nau Sang menarik nafas panjang sambil terus berjalan pergi, karena permasalahan dendam sudah selesai saat ini dirinya hanya perlu kembali ke kerajaan Namgala untuk bertanya pada adiknya kenapa sampai tega membunuhnya, padahal diantara mereka sama sekali tidak ada dendam.Kerajaan Namgala memiliki wilayah yang sangat luas, kota Tarin yang menjadi ibukota kerajaan Namgala menjadi kota terbesar, kota Tarin disebut juga sebagai kota terkaya karena seluruh rumah di sana hanya dihuni oleh para pejabat istana dan orang-orang keluarga kaya.Nau Sang tiba-tiba teringat bagaimana mulanya semua bisa sampai seperti itu, dirinya ikut membantu Raja Sanwan saat memindahkan rakyat biasa ke wilayah lain, walau sebenarnya dirinya tidak mau memb
Sang pelayan menceritakan semua yang sudah di dengarnya dan benar-benar berharap Nau Sang sebagai teman sang Jenderal perang bisa membalaskan dendamnya, sang pelayan bahkan sampai berlutut pada Nau Sang dan berulang kali memintanya membalaskan dendam dirinya.Mendengar semua itu perasaan Nau Sang semakin menggebu amarah dan dendamnya juga semakin menjadi-jadi, sebenarnya tanpa diminta oleh sang pelayan dirinya akan membalas dendam pada adiknya dan Raja Sanwan, Nau Sang akan membalas dendam pada mereka dan membuat mereka menyesali perbuatan mereka.Nau Sang yang sebelumnya kelelahan dan sangat lapar seketika tidak lagi merasakan lapar sedikitpun, Nau Sang langsung berjalan pergi meninggalkan restoran saat itu juga, Nau Sang sama sekali tidak peduli ke mana dirinya harus pergi memikirkan apa yang akan dilakukan olehnya."Jujur saja, aku sama sekali tidak mengerti apa yang kalian bicarakan, siapa Jenderal perang itu sebenarnya?" ucap Aru yang melihat Nau Sang berjalan dengan penuh amarah
Ran masih berpikir keras siapa sebenarnya pria di depannya saat ini? Dari perkataannya Ran merasa orang di depannya seperti memiliki dendam padanya, tapi dirinya memang sudah terlalu banyak memilikimu Mungkin orang di depannya saat ini adalah salah satu dari mereka."Aku tidak tahu dari mana kamu mengetahui nama lengkapku, Tapi karena kamu mencari masalah denganku aku tidak akan membiarkanmu lepas begitu saja," ucap Ran."Oh, memangnya apa yang akan kamu lakukan? Apa kamu akan melawanku dengan bawahan mu yang seperti ini," sahut Nau Sang sambil menunjuk bawahan Ran yang terkapar di tanah."Kamu!""Baiklah, tunggu saja aku pasti tidak akan membiarkanmu begitu saja, aku pasti akan mencari mu lagi," ucap Ran yang langsung pergi."Tidak perlu mencari ku lagi, suatu hari kita pasti akan bertemu," sahut Nau Sang yang pergi berlawanan arah dari Ran.Nau Sang berjalan pergi sambil mengepalkan tangannya, pertemuan yang tidak diinginkan itu membuat Nau Sang semakin membenci adiknya, Nau Sang be
Nau Sang sudah siap melanjutkan perjalanannya ke wilayah kerajaan Tarum Setelah memastikan tempat yang akan ditujunya, dari tempatnya berdiri kerajaan Tarum masih sangat jauh, membutuhkan waktu tiga hari karena Nau Sang hanya berjalan kaki.Meninggalkan tempatnya saat ini berdiri Nau Sang mulai berjalan melanjutkan perjalanannya, Nau Sang yang ingin ae segera mungkin sampai ke kerajaan Tarum memutuskan terus berlari dengan cepat berlari jauh lebih baik daripada hanya berjalan biasa."Jika kamu terus berlari kapan kamu akan sampai?" Tanya Aru."Sekitar dua atau tiga hari," sahut Nau Sang sambil berjalan pergi."Bagaimana jika aku membantumu sampai di sana lebih cepat," ucap Aru."Jika kamu melakukannya karena memiliki tujuan tersendiri aku lebih baik menolaknya," sahut Nau Sang dengan tegas."Tenang saja aku sama sekali tidak memiliki tujuan tersembunyi, Aku hanya ingin membantumu karena kita adalah satu," ucap Aru."Baiklah, kalau begitu bagaimana cara mu akan membantuku," sahut Nau S
Aru yang mendengar perkataan Nau Sang seketika terdiam, Nau Sang seorang mantan Jenderal perang tentu saja menjaga anggota kerajaan juga menjadi tanggung jawabnya, walau saat ini dirinya masih belum menjadi prajurit apalagi jenderal perang."Mereka pasti menyesal sudah membunuhmu, padahal yang aku lihat sekarang kamu setia pada kerajaan," ucap Aru."Heeeh, saat ini mereka belum menyesal, tapi setelah hari itu tiba mereka akan sangat menyesalinya," sahut Nau Sang.Nau Sang kembali melanjutkan langkahnya berjalan ke arah istana kerajaan Tarum, karena dirinya ingin menjadi prajurit Nau Sang berpikir untuk memastikan sendiri apa di kerajaan Tarum masih menerima prajurit baru.Sesampainya di depan gerbang istana Nau Sang menghampiri dua penjaga yang menjaga gerbang istana, kedua penjaga yang melihat kedatangannya langsung mengarahkan senjata karena mengira Nau Sang adalah rakyat yang ingin mengajukan protes pada Raja."Pergilah, sekarang Raja tidak bisa bertemu siapapun," ucap salah satu p
Nau Sang hanya menganggukkan kepalanya dan berjalan mengikuti Jenderal Yutang tepat di belakangnya, Nau Sang mengikuti Jenderal Yutang yang berjalan keluar dari rumahnya dan mengeluarkan satu kuda kesayangannya.Melihat Jenderal Yutang bersiap naik kudanya Nau Sang hanya diam, karena dirinya akan menjadi prajurit tingkat rendah tentu saja Jenderal Yutang tidak menyiapkan kuda untuknya."Apa yang kamu tunggu naiklah," ucap Jenderal Yutang.Jenderal Yutang memang hanya memiliki satu kuda kesayangan, dirinya tidak memiliki kuda lain selain kuda tersayangnya, itu alasannya kenapa tidak menyiapkan kuda untuk Nau Sang."Tidak perlu Jenderal, itu tidak pantas. Jenderal jalan saja aku akan mengikuti dari belakang," sahut Nau Sang.Seketika Jenderal Yutang mengerti maksud Nau Sang, jika orang di depannya naik dan pergi satu kuda dengannya orang akan mengira dia memihak padanya, tentu saja itu akan membuat prajurit lain membicarakannya dan berpikir dirinya hanya mengandalkan kekuatannya.Jender
Nau Sang hanya diam melihat para ketua yang sudah kembali, Setiap tim menyiapkan masing-masing enam orang pasukan walau setiap tim memiliki ratusan orang prajurit terkuat, dua puluh empat orang yang sudah disatukan berdiri dengan tegap menunggu perintah dari masing-masing ketua tim."Kalian semua di kumpulkan di sini untuk menguji calon prajurit yang akan masuk," ucap Tasa ketua tim awan."Berapa orang yang harus kami uji?" Tanya salah satu prajurit."Hanya dia seorang," sahut Jus ketua tim api."Benar, kalian harus membantu kami mengujinya, jika kami yang mengujinya nanti orang mengira kami menindas yang lemah," ucap Funa ketua tim Langit.Mendengar ucapan Funa Nau Sang hanya tersenyum, padahal salah satu dari mereka sudah berhasil ditahan olehnya, jadi sudah jelas siapa menindas siapa pikir Nau Sang."Walau dia dibawa oleh Jenderal Yutang kalian jangan ragu melakukan semua dengan kekuatan penuh," sahut Yaze ketua tim tanah.Dua puluh empat orang yang sudah mengerti apa yang harus me