Berkat Aru Nau Sang sudah tahu apa yang harus dilakukannya, Nau Sang yang memperhatikan para prajuritnya tersenyum puas, Nau Sang sama sekali tidak menyangka kalau para prajuritnya semua berhasil menguasai jurus yang mereka pilih.Melihat keberhasilan mereka Nau Sang yang puas bergegas menghampiri Jenderal Yutang, Nau Sang ingin meminta izin kalau dirinya akan membawa para prajuritnya berburu.Tanpa memberitahu lebih dulu kedatangannya Nau Sang langsung mendatangi kediaman Jenderal Yutang, semua pelayan dan penjaga yang sudah tahu Fu Xi bebas keluar masuk kediaman tuan mereka langsung mempersilahkannya untuk masuk.Tok tok tok.Walau bebas keluar masuk kediaman jenderal Yutang Nau Sang tetap mengetuk pintu setelah berada di depan kamar Jenderal Yutang, Nau Sang bahkan sengaja tidak memberitahu jika yang datang adalah dirinya."Ada apa?" Tanya Jenderal Yutang yang mengira Nau Sang adalah pelayan."Ini aku," ucap Nau Sang dari luar.Mendengar suara Nau Sang jenderal Yutang langsung memb
Nau Sang yang sangat tidak suka dipermainkan menatap tajam siluman Kelelawar, siluman sangat suka menyerap jiwa Nau Sang tidak ingin siluman itu menyerap jiwa para prajuritnya.Dirinya yang membawa semua prajuritnya untuk berburu, Nau Sang berpikir dirinya tidak akan membuat mereka kehilangan nyawa karena itu.Nau Sang mengayunkan pedangnya dan menebas ke arah siluman kelelawar, siluman yang berkultivasi berbeda dengan manusia membuat sang siluman kelelawar berhasil menghindari serangan Nau Sang."Kamu pergilah jangan menguji kesabaran ku," ucap Nau Sang."Heeeeh, manusia seperti mu memangnya bisa melakukan apa? Jika kamu bisa menangkap ku aku akan mengurungkan niat ku yang ingin menyerap jiwa mereka," sahut siluman kelelawar meremehkannya."Kamu yang memintanya," ucap Nau Sang."Aru buat pelindung, aku tidak mau mereka menyadari energi ku," sambung Nau Sang."Serahkan saja padaku," sahut Aru.Tepat setelah Aru memasang pelindung Nau Sang menyunggingkan bibirnya, Nau Sang yang langsun
Semua sudah berkumpul sama seperti hari hari sebelumnya, semua prajurit Nau Sang tidak sabar apa yang akan mereka lakukan setelah perburuan kemarin.Bagi semua prajurit sejak berada di tim Nau Sang semua terasa menyenangkan, mereka tidak di perlakukan berbeda mereka juga mendapatkan banyak pelatihan baru dan membuat mereka lebih kuat dari biasanya."Kalian terlihat sangat bersemangat hari ini," ucap Nau Sang yang baru Datang."Kami tidak sabar ingin mengetahui apa yang akan kami lakukan ketua," sahut Hima."Perburuan sudah selesai kemarin, sekarang aku akan membagikan semua inti spiritual kepada kalian," ucap Nau Sang."Aku senang karena kalian kemarin sangat sigap, perburuan bahkan berakhir lebih cepat," sambung Nau Sang.Tepat setelah selesai berbicara Nau Sang langsung mengeluarkan semua inti spiritual dari dalam kantong serbaguna miliknya, Nau Sanh membagikan semua sama rata sebelum menjelaskan bagaimana cara mereka menyerap inti spiritual."Apa kalian semua sudah mendapatkan sama
Selesai makan Nau Sang yang kekenyangan menyandarkan tubuhnya, Jenderal Yutang pasti akan sangat menyesal nantinya setelah kalah darinya karena menyiapkan semua yang baru saja di makannya.Sambil menungggu kedatangan Jenderal Yutang Nau Sanh menyandarkan tubuhnya, Nau Sang yang ketiduran dibangunkan oleh Jenderal Yutang yang baru datang."Sepertinya kamu sangat kekenyangan sampai ketiduran," ucap Jenderal Yutang."Heeeeh, Itu bukan kesalahanku Siapa yang meminta Jenderal Datang Terlambat," sahut Nau Sang."Tenang saja Aku sama sekali tidak menyalahkan mu," ucap Jenderal Yutang."Kalau begitu mari kita bertanding sekarang," sambung Jenderal Yutang."Aku siap kapan pun," sahut Nau Sang sambil tersenyum penuh arti."Ikut dengan ku," ucap Jenderal Yutang yang langsung berjalan pergi.Jenderal Yutang ikut tersenyum sambil terus berjalan pergi, Jenderal Yutang langsung berjalan ke arah ruangan yang memang sudah di persiapkan untuknya."Masuklah kita akan bertanding di dalam," ucap Jenderal
Karena sudah mendapatkan jubah perang miliknya Nau Sang berjanji akan menjalankan misi, sudah dua hari sejak hari itu Nau Sang yang melihat semua prajuritnya juga sudah meningkat pesat berpikir jika sudah waktunya untuk dirinya menerima misi baru.Setelah melatih para prajuritnya Nau Sang bergegas pergi ke kediaman Jenderal Yutang, Nau Sang ingin mengetahui kali ini apalagi misi yang Jenderal Yutang inginkan untuknya."Ahhhhh, akhirnya kamu datang juga, tepat sekali waktunya adalah besok jika kamu tidak datang sekarang aku memang berencana untuk mencari mu," ucap Jenderal Yutang."Baiklah, kalau begitu jangan membuang waktu lagi, katakan saja misi seperti apa yang kamu ingin aku lakukan," ucap Nau Sang yang langsung ke intinya dan duduk di depan jenderal Yutang dengan serius."Karena saat ini aku juga belum memberitahu para prajurit ku," sambung Nau Sang."Tidak tidak, misi ini untuk mu dan tidak melibatkan prajurit mu," sahut Jenderal Yutang."Kalau begitu cepat katakan misi apa itu,
Mendengar ucapan Nau Sang Putri Fu meras kecewa, Putri Fu tidak menyangka Nau Sang berpikiran seperti itu tentangnya.Setelah perkataan Nau Sang yang membuat Putri Fu tidak senang tidak ada lagi pembicaraan diantara mereka, Putri Fu memilih untuk diam karena tidak ingin nantinya Nau Sang mengatakan sesuatu yang lebih menyakitkan untuknya.Klotak klotak klotak.Suara kereta kuda terus terdengar sepanjang perjalanan, Nau Sang yang memiliki indra sensitif bisa merasakan sesuatu yang aneh tepat setelah mereka melewati perbatasan keluar dari wilayah kerajaan Tarum."Putri apa dalam perjalanan ini kita akan beristirahat?" Tanya Nau Sang."Haaaaah, tentu saja," ucap Putri Fu yang baru saja menarik nafas panjang."Kenapa kamu bertanya, kamu tidak mungkin ingin berduaan denganku di tengah jalan bukan," sambung Putri Fu."Berhentilah bercanda dalam situasi seperti ini, aku bertanya dengan serius," sahut Nau Sang."Tapi memang benar kita akan beristirahat tidak jauh dari sini, kusir juga membutu
Nau Sang yang melemparkan serangannya membuat ledakan yang cukup besar, ledakan besar itu bahkan mengguncang tanah dan merobohkan beberapa pohon di sekitarnya sambil menyeringai."Terlalu lemah jika ingin bermain dengan ku," ucap Nau Sang sambil berbalik pergi.Nau Sang bergegas berjalan ke arah kereta kuda Putri Fu, karena kusir yang mengkhianati mereka FuXi terpaksa mengambil alih menjadi kusir Putri Fu sekaligus penjaganya.Melihat Nau Sang sudah kembali Aru langsung masuk kembali ke dalam sarung pedangnya, Nau Sang sendiri langsung naik ke atas dudukan kusir dan membawa kereta kuda menjauh."Apa sudah selesai?" Tanya Putri Fu yang sudah mengetahui siapa yang menjalankan kereta kudanya."Tenang saja selama ada aku semua akan teratasi dengan mudah," ucap Nau Sang.Putri Fu di dalam kereta kudanya tersenyum sendiri, tentu saja dirinya sangat mengerti jika bersama dengan Nau Sang pasti akan selalu aman."Putri lagi-lagi kamu tersenyum sendiri," ucap sang pelayan."Diamlah," sahut Putr
"Hahahahaha."Semua pembunuh bayaran yang keluar dari tempat masing masing tertawa sangat keras, mereka tidak percaya seorang Putri sangat bodoh dan tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi."Apa Putri tidak bisa melihat dengan jelas kalau saat ini pelayan mu sedang di sandera," ucap pembunuh bayaran yang berada di samping pelayan Putri Fu."Tapi kenapa? Kenapa kalian sampai menyandera pelayan ku?" Tanya Putri Fu."Bukankah sudah jelas karena kami adalah pembunuh bayaran, kami semua diperintahkan untuk mu," ucap pembunuh bayaran menyamar menjadi biksu."Siapa yang menyuruh kalian Katakan padaku," sahut Putri Fu."Putri terlalu banyak bertanya sebelum mati, tapi kami sama sekali tidak berniat memberitahu," ucap pembunuh bayaran.Suara teriakan dari beberapa arah membuat pembunuh bayaran barisan depan melihat ke arah satu sama lain, Betapa terkejutnya para pembunuh bayaran yang melihat beberapa rekan mereka sudah mati."Kalian berjaga-jagalah, ada penyusup di antara kita," ucap pemi
Melewati portal Nau Sang dan Pangeran Fua mendapatkan sorakan besar-besaran dari para warga, rencana Nau Sang yang menempatkan pasukan bantuan di berbagai tempat membuahkan hasil, tanpa rencana Nau Sang para warga yakin kalau mereka pasti sudah mati sekarang."Hidup Jenderal Nau Sang.""Hidup Jenderal Nau Sang.""Hidup Jenderal Nau Sang.""Para warga bersorak untuk mu," ucap Pangeran Fua."Apa Pangeran juga tidak mendengar ada yang juga bersorak untuk mu," sahut Nau Sang."Memang ada tapi tidak sebanyak sorakan untuk mu," ucap Pangeran Fua."Heeeeh, kalau begitu maafkan aku yang mengambil perhatian semua warga," sahut Nau Sang."Hahahaha, Jenderal Nau Sang memang sangat suka bercanda," ucap Pangeran Fua."Kalau begitu aku pergi lebih dulu kembali ke istana," sambung Pangeran Fua yang langsung menunggangi kudanya dengan cepat meninggalkan Nau Sang."Ketua Jain, tugas mu juga sudah selesai kamu b
Tahu dirinya tidak akan bisa menang melawan pasukan yang dibawa oleh Nau Sang Raja Sanwan memutuskan mendatangi pasukannya yang masih terus menyerang, lebih dari setengah pasukannya sudah mati dan hanya menyisakan petarung terkuatnya saja.Menggunakan jubah perang lengkapnya Raja Sanwan mengangkat bendera putih, Raja Sanwan yang hanya berdiri langsung berjalan ke arah Pangeran Fua dan berharap bisa bernegosiasi dengannya."Kamu pasti Pangeran Fua, aku menyerah," ucap Raja Sanwan."Menyerah? Apa Raja Sanwan berpikir hanya dengan kata itu semua akan selesai," sahut Pangeran Fua."Tentu saja tidak, tapi aku di sini sudah tidak memiliki pasukan," ucap Raja Sanwan."Tidak ada lagi yang bisa digunakan untuk melawan pasukan kalian," sambung Raja Sanwan."Tentu saja kami mengetahuinya, Karena tujuan peperangan ini memang untuk menghancurkan kerajaan Namgala sampai ke akarnya," sahut Pangeran Fua."Berhentilah banyak bicara dan l
Jleeeeeeeeb.Jleeeeeeeeeb.Ayunan pedang dan hujanan anak panah terus mengarah ke kedua pasukan yang bertempur sekuat tenaga, Nau Sang yang sangat mempercayai para pasukannya tidak melihat ke belakang, Nau Sang bahkan tidak melihat ke arah Pangeran Fua yang bertarung berjauhan darinya.Wheeeeeeeeeeesss.Treeeeeeeeeeeeeeng.Treeeeeeeeeeeeeeng.Nau Sang yang hanya menyerang menggunakan kekuatan kultivasinya masih bisa ditangkis oleh jenderal Ran, jenderal Ran aendiri mantan adiknya di kehidupan sebelumnya hampir semua yang dikuasainya juga dikuasai adiknya."Apa ini? Kenapa setiap gerakan mu hampir sama dengannya?" Tanya jenderal Ran sambil terus mengayunkan pedangnya."Apa kamu teringat dengan seseorang yang sudah kamu khianati? Seseorang yang sudah banyak berkorban untuk mu tapi kamu bunuh dengan tanganmu sendiri," ucap Nau Sang."Siapa kamu sebenarnya?" Tanya jenderal Ran."Seperti yang kamu d
Sang wanita hanya diam dan menatap Nau Sang dari balik topi penutup wajahnya, sebenarnya sang wanita bukan bermaksud memata-matai Nau Sang, dirinya hanya ingin memberikan sesuatu sebelum Nau Sang pergi.Tapi karena Nau Sang penasaran dengan wajahnya dirinya tidak memiliki pilihan selain memperlihatkannya, lagipula wanita itu yakin Nau Sang tidak akan tahu siapa dirinya."Kalau begitu aku akan memperlihatkan wajah ku dengan senang hati," ucap sang wanita yang langsung membuka topinya.Deg.Nau Sang menatap wajah wanita itu tanpa berkedip, Nau Sanh yakin dirinya tidak mengenal wanita itu tapi tidak tahu kenapa Nau Sang seperti merasa wanita itu tidak asing."Apa kamu puas," ucap sang wanita."Aneh, Aku yakin tidak mengenalmu tapi kenapa... ." Nau Sang tidak melanjutkan perkataannya."Kenapa apa? Sudahlah tidak perlu kamu khawatirkan, Sebenarnya aku hanya ingin memberikan mu ini, ambillah," sahut sang wanita melemparkan kantong yang diambilnya dari balik bajunya."Buka saja nanti, itu ak
Surat sudah dibaca oleh Raja Tandua dan semua tepat seperti yang dilaporkan penasehat Yutang yang sebelumnya menemui Nau Sang, untung saja semua persiapan Nau Sang sudah selesai dan hanya tinggal berangkat saja."Penasehat Yutang menurut mu apa yang dilakukannya saat ini semua sangat tepat?" Tanya Raja Tandua."Tentu saja Yang Mulia, semua sudah dipikirkannya dengan sangat matang dan dia memikirkannya jauh-jauh hari hingga terbuat lah persiapan seperti saat ini," ucap penasehat Yutang."Menurutmu kesalahannya yang membebaskan tahanan apa bisa diselesaikan hanya karena persiapannya ini?" tanya Raja Tandua lagi."Jika dia berhasil membawa kemenangan tentu saja kesalahan itu sudah seharusnya dimaafkan apalagi dia melakukan semua itu juga demi kerajaan ini," ucap penasehat Yutang."Dan menurutku seharusnya dia mendapatkan hadiah yang besar jika berhasil," sambung penasehat Yutang."Baiklah, aku mengerti sekarang kita hanya perlu menunggu hasilnya saja," sahut Raja Tandua."Tidak juga Yang
Penasehat Yutang yang baru datang langsung duduk di depan Nau Sang, penasehat Yutang menatap Nau Sang yang terlihat sangat santai seperti peperangan yang sebentar lagi terjadi bukan masalah besar baginya."Apa aku membuat mu menunggu lama?" Tanya penasehat Yutang."Lumayan," ucap Nau Sang."Jadi apa yang membuat mu ingin bertemu dengan Yang Mulia Raja, apa ada masalah dalam persiapan mu?" Tanya penasehat Yutang."Apa aku terlihat seperti orang yang sedang dalam masalah sekarang?" Tanya Nau Sang balik."Tentu saja tidak," ucap penasehat Yutang."Sebenarnya kedatanganku kemari karena ingin memberitahu persiapanku semua sudah selesai dan surat peperangan juga akan dikirim besok, di dalam surat itu juga tidak tertera tanggal mereka akan menyerang, tapi seperti yang sudah kukatakan sedari awal semua akan dimulai dua hari setelah surat dikirim," sahut Nau Sang."Aku ingin memberitahu pada yang mulia karena aku juga membutuhkan surat kepergian, sekaligus meminta pasukan Raja bersiap jika saj
Melihat semuanya sudah saling akrab Nau Sang tersenyum sendiri, saat Nau Sang datang semua langsung bangkit dan berbaris rapi tanpa ada yang berani berbicara.Nau Sang yang hanya diam menatap semua prajurit bantuan menarik nafas pelan, sekarang sudah waktunya memberitahu mereka di mana tata letak mereka dalam pertempuran besar nanti."Bukankah jika seperti ini semua terlihat bagus," ucap Nau Sang"Tapi aku datang bukan hanya ingin mengatakan itu," sambung Nau Sang."Apa kalian semua sudah siap menghadapi pertempuran besar?" Tanya Nau Sang."Siap jenderal," sahut semua serentak."Bagus, kalau begitu aku akan memberitahu apa yang bisa kalian lakukan," ucap Nau Sang."Kalian semua akan berada di kota dan di desa-desa terdekat, kalian semua berjaga dari serangan pengalihan kerajaan Namgala," sambung Nau Sang."Tunggu Jenderal apa kami akan jadi umpan?" Tanya ketua Kie."Hahahahahaha, jadi apa itu yang kalian pikirkan tentangku," sahut Nau Sang yang malah tertawa."Maafkan aku jenderal," u
Tap tap tap.Tap tap tap.Masing masing tiga ratus dari tujuh kerajaan telah sampai dengan satu ketua masing masing, semua beristirahat di markas lama prajurit Nau Sanh yang memang cukup besar.Selain prajurit tujuh kerajaan perwakilan kerajaan Bodax mengirim salah ketua prajuritnya, ketua Jain datang membawa racun yang dijanjikan Raja Man.Ketua Jain mendatangi Nau Sang yang saat ini berada di kediamannya, walau ketua Jain datang lebih dulu dirinya memilih menemui Nau Sang terakhir seperti yang dilakukannya saat ini. Penjaga Nau Sang yang tidak mengetahui siapa ketua Jain menjadi waspada, mereka meminta ketua Jain menunggu karena mereka masih harus memberitahu Nau Sang lebih dulu.Salah satu penjaga yang masuk ke dalam bergegas mengetuk pintu kamar Nau Sang, Walau saat ini penjaga itu tahu Nau Sang pasti sangat sibuk karena baru pulang dari mengurus pasukan bantuan yang datang.Tok tok tok."Permisi Tuan, ada yang datang dan sedang menunggu anda di luar," ucap penjaga dari luar.Men
Mendengar itu Nau Sang terlihat tenang dan berjalan semakin mendekat ke arah para warga, Nau Sang berdiri di tengah-tengah mereka dan membuka baju agar semua bisa melihatnya dengan jelas."Itu benar-benar bekas cambukan," ucap salah satu warga."Raja Tandua benar-benar sudah keterlaluan, padahal jenderal melakukan semua demi kerajaan Tapi masih saja menerima hukuman cambuk," sahut warga lainnya yang terlihat sangat marah."Aku tidak akan mengatakan kalau aku tidak menerima hukuman cambuk tapi kalian salah paham," ucap Nau Sang."Hukuman cambuk ini kudapat karena keinginanku sendiri, hukuman cambuk ini bukti kesetiaanku pada kerajaan Tarum," sambung Nau Sang."Aku tahu kalian pasti akan bertanya-tanya kenapa aku sampai melakukan semua itu, peperangan besar tidak lama lagi akan terjadi tapi kalian tenang saja kalian semua akan aman karena aku sendiri yang akan maju ke barisan paling depan menyerang kerajaan lawan, walaupun aku mati di medan perang nanti aku akan setia dengan kerajaan Ta