Nau Sang berdiri dan menatap keluar jendela kaca yang ada di kamarnya,, di luar jendela kaca terdapat sebuah pohon tinggi menjulang, ranting ranting dan dahan pohon yang tumbuh segar membuat pohon di luar semakin indah untuk terus di pandang."Hidup ini bagaikan pohon," ucap Nau Sang tanpa mengalihkan pandangannya."Aku sama sekali tidak mengerti maksudmu," sahut Jenderal Yutang."Jika ranting pohon itu jatuh apa akan mempengaruhi pohon itu sendiri?" Tanya Nau Sang."Jika ranting dahan yang jatuh adalah ranting yang sudah pantas untuk jatuh tentu saja tidak mempengaruhi pohon, tapi jika ranting dahan sengaja dipotong tanpa alasan tentu saja mempengaruhi bentuk aslinya," ucap Jenderal Yutang."Itu juga yang aku pikirkan," sahut Nau Sang."Aku sama sekali tidak berniat berpihak padanya, aku sudah tahu rasanya dikhianati," sambung Nau Sang."Lalu apa maksud mu tadi tentang ranting dahan pohon?" Tanya Jenderal Yutang."Yang sudah sepantasnya jatuh lebih baik segera dijatuhkan karena hanya
Berkat Aru Nau Sang sudah tahu apa yang harus dilakukannya, Nau Sang yang memperhatikan para prajuritnya tersenyum puas, Nau Sang sama sekali tidak menyangka kalau para prajuritnya semua berhasil menguasai jurus yang mereka pilih.Melihat keberhasilan mereka Nau Sang yang puas bergegas menghampiri Jenderal Yutang, Nau Sang ingin meminta izin kalau dirinya akan membawa para prajuritnya berburu.Tanpa memberitahu lebih dulu kedatangannya Nau Sang langsung mendatangi kediaman Jenderal Yutang, semua pelayan dan penjaga yang sudah tahu Fu Xi bebas keluar masuk kediaman tuan mereka langsung mempersilahkannya untuk masuk.Tok tok tok.Walau bebas keluar masuk kediaman jenderal Yutang Nau Sang tetap mengetuk pintu setelah berada di depan kamar Jenderal Yutang, Nau Sang bahkan sengaja tidak memberitahu jika yang datang adalah dirinya."Ada apa?" Tanya Jenderal Yutang yang mengira Nau Sang adalah pelayan."Ini aku," ucap Nau Sang dari luar.Mendengar suara Nau Sang jenderal Yutang langsung memb
Nau Sang yang sangat tidak suka dipermainkan menatap tajam siluman Kelelawar, siluman sangat suka menyerap jiwa Nau Sang tidak ingin siluman itu menyerap jiwa para prajuritnya.Dirinya yang membawa semua prajuritnya untuk berburu, Nau Sang berpikir dirinya tidak akan membuat mereka kehilangan nyawa karena itu.Nau Sang mengayunkan pedangnya dan menebas ke arah siluman kelelawar, siluman yang berkultivasi berbeda dengan manusia membuat sang siluman kelelawar berhasil menghindari serangan Nau Sang."Kamu pergilah jangan menguji kesabaran ku," ucap Nau Sang."Heeeeh, manusia seperti mu memangnya bisa melakukan apa? Jika kamu bisa menangkap ku aku akan mengurungkan niat ku yang ingin menyerap jiwa mereka," sahut siluman kelelawar meremehkannya."Kamu yang memintanya," ucap Nau Sang."Aru buat pelindung, aku tidak mau mereka menyadari energi ku," sambung Nau Sang."Serahkan saja padaku," sahut Aru.Tepat setelah Aru memasang pelindung Nau Sang menyunggingkan bibirnya, Nau Sang yang langsun
Semua sudah berkumpul sama seperti hari hari sebelumnya, semua prajurit Nau Sang tidak sabar apa yang akan mereka lakukan setelah perburuan kemarin.Bagi semua prajurit sejak berada di tim Nau Sang semua terasa menyenangkan, mereka tidak di perlakukan berbeda mereka juga mendapatkan banyak pelatihan baru dan membuat mereka lebih kuat dari biasanya."Kalian terlihat sangat bersemangat hari ini," ucap Nau Sang yang baru Datang."Kami tidak sabar ingin mengetahui apa yang akan kami lakukan ketua," sahut Hima."Perburuan sudah selesai kemarin, sekarang aku akan membagikan semua inti spiritual kepada kalian," ucap Nau Sang."Aku senang karena kalian kemarin sangat sigap, perburuan bahkan berakhir lebih cepat," sambung Nau Sang.Tepat setelah selesai berbicara Nau Sang langsung mengeluarkan semua inti spiritual dari dalam kantong serbaguna miliknya, Nau Sanh membagikan semua sama rata sebelum menjelaskan bagaimana cara mereka menyerap inti spiritual."Apa kalian semua sudah mendapatkan sama
Selesai makan Nau Sang yang kekenyangan menyandarkan tubuhnya, Jenderal Yutang pasti akan sangat menyesal nantinya setelah kalah darinya karena menyiapkan semua yang baru saja di makannya.Sambil menungggu kedatangan Jenderal Yutang Nau Sanh menyandarkan tubuhnya, Nau Sang yang ketiduran dibangunkan oleh Jenderal Yutang yang baru datang."Sepertinya kamu sangat kekenyangan sampai ketiduran," ucap Jenderal Yutang."Heeeeh, Itu bukan kesalahanku Siapa yang meminta Jenderal Datang Terlambat," sahut Nau Sang."Tenang saja Aku sama sekali tidak menyalahkan mu," ucap Jenderal Yutang."Kalau begitu mari kita bertanding sekarang," sambung Jenderal Yutang."Aku siap kapan pun," sahut Nau Sang sambil tersenyum penuh arti."Ikut dengan ku," ucap Jenderal Yutang yang langsung berjalan pergi.Jenderal Yutang ikut tersenyum sambil terus berjalan pergi, Jenderal Yutang langsung berjalan ke arah ruangan yang memang sudah di persiapkan untuknya."Masuklah kita akan bertanding di dalam," ucap Jenderal
Karena sudah mendapatkan jubah perang miliknya Nau Sang berjanji akan menjalankan misi, sudah dua hari sejak hari itu Nau Sang yang melihat semua prajuritnya juga sudah meningkat pesat berpikir jika sudah waktunya untuk dirinya menerima misi baru.Setelah melatih para prajuritnya Nau Sang bergegas pergi ke kediaman Jenderal Yutang, Nau Sang ingin mengetahui kali ini apalagi misi yang Jenderal Yutang inginkan untuknya."Ahhhhh, akhirnya kamu datang juga, tepat sekali waktunya adalah besok jika kamu tidak datang sekarang aku memang berencana untuk mencari mu," ucap Jenderal Yutang."Baiklah, kalau begitu jangan membuang waktu lagi, katakan saja misi seperti apa yang kamu ingin aku lakukan," ucap Nau Sang yang langsung ke intinya dan duduk di depan jenderal Yutang dengan serius."Karena saat ini aku juga belum memberitahu para prajurit ku," sambung Nau Sang."Tidak tidak, misi ini untuk mu dan tidak melibatkan prajurit mu," sahut Jenderal Yutang."Kalau begitu cepat katakan misi apa itu,
Mendengar ucapan Nau Sang Putri Fu meras kecewa, Putri Fu tidak menyangka Nau Sang berpikiran seperti itu tentangnya.Setelah perkataan Nau Sang yang membuat Putri Fu tidak senang tidak ada lagi pembicaraan diantara mereka, Putri Fu memilih untuk diam karena tidak ingin nantinya Nau Sang mengatakan sesuatu yang lebih menyakitkan untuknya.Klotak klotak klotak.Suara kereta kuda terus terdengar sepanjang perjalanan, Nau Sang yang memiliki indra sensitif bisa merasakan sesuatu yang aneh tepat setelah mereka melewati perbatasan keluar dari wilayah kerajaan Tarum."Putri apa dalam perjalanan ini kita akan beristirahat?" Tanya Nau Sang."Haaaaah, tentu saja," ucap Putri Fu yang baru saja menarik nafas panjang."Kenapa kamu bertanya, kamu tidak mungkin ingin berduaan denganku di tengah jalan bukan," sambung Putri Fu."Berhentilah bercanda dalam situasi seperti ini, aku bertanya dengan serius," sahut Nau Sang."Tapi memang benar kita akan beristirahat tidak jauh dari sini, kusir juga membutu
Nau Sang yang melemparkan serangannya membuat ledakan yang cukup besar, ledakan besar itu bahkan mengguncang tanah dan merobohkan beberapa pohon di sekitarnya sambil menyeringai."Terlalu lemah jika ingin bermain dengan ku," ucap Nau Sang sambil berbalik pergi.Nau Sang bergegas berjalan ke arah kereta kuda Putri Fu, karena kusir yang mengkhianati mereka FuXi terpaksa mengambil alih menjadi kusir Putri Fu sekaligus penjaganya.Melihat Nau Sang sudah kembali Aru langsung masuk kembali ke dalam sarung pedangnya, Nau Sang sendiri langsung naik ke atas dudukan kusir dan membawa kereta kuda menjauh."Apa sudah selesai?" Tanya Putri Fu yang sudah mengetahui siapa yang menjalankan kereta kudanya."Tenang saja selama ada aku semua akan teratasi dengan mudah," ucap Nau Sang.Putri Fu di dalam kereta kudanya tersenyum sendiri, tentu saja dirinya sangat mengerti jika bersama dengan Nau Sang pasti akan selalu aman."Putri lagi-lagi kamu tersenyum sendiri," ucap sang pelayan."Diamlah," sahut Putr