Sinar matahari membangunkan Nau Sang dari tidur singkatnya, Nau Sang bergegas bangkit berdiri sambil menutup mulutnya yang menguap."Aku masih mengantuk, tapi aku masih harus membuat laporan pada Jenderal Yutang," ucap Nau Sang sambil berjalan keluar kamarnya."Kenapa tidak menunggu sebentar lagi saja, kamu pasti kelelahan karena melawan para pembunuh bayaran itu," sahut Aru."Siapa bilang aku kelelahan melawan para pembunuh bayaran itu, aku hanya lelah karena menjadi kusir dan itu membosankan," ucap Nau sang."Aku lebih suka menaiki kuda sendiri karena bisa berlari sangat cepat," sambung Nau Sang."Ahhhh, begitu ternyata," sahut Aru.Nau Sang langsung berjalan ke arah ruangan Jenderal Yutang karena menebak Jenderal Yutang pasti sudah mengetahui kedatangannya, saat ini Jenderal Yutang pasti sedang menunggunya untuk memberi laporan."Masuklah," ucap Jenderal Yutang dari dalam.Tak menjawab perkataan Jenderal Yutang Nau Sang bergegas membuka pintu, Nau Sang yang masuk ke dalam duduk tep
Nau Sang yang cukup beristirahat bangun lebih awal dari biasanya, Nau Sang bergegas pergi ke lapangan untuk menunggu para prajuritnya berkumpul.Baru tiba di lapangan Nau Sang yang memperhatikan segala arah melihat seseorang, seseorang berjalan mengendap-endap dan terlihat mencurigakan menuju ruangan Jenderal Yutang yang saat ini sedang kosong, ruangan Jenderal Yutang sudah biasa kosong di jam tertentu saat penjaga bertukar."Heeeee, aku sudah bisa menebak tujuan orang itu," gumam Nau Sang."Lalu bagaimana? Apa kamu akan menangkapnya dan menyerahkan ke Jenderal Yutang?" Tanya Aru."Mungkin, tapi akan lebih bagus jika aku melakukan hal lainnya," ucap Nau Sang yang tiba tiba tersenyum."Pasti ada yang kamu pikirkan saat ini," sahut Aru.Nau Sang mengikuti orang yang mencurigakan itu ke ruangan Jenderal Yutang yang saat ini berada tidak jauh darinya, Nau Sang bahkan membiarkan orang itu masuk ke dalam sedangkan dirinya sendiri berada di luar untuk terus memperhatikan setiap gerakan."Di
Trrreeeeeettteeeeet.Twoooooooooeeeet.Suara terompet yang dibunyikan pertanda pasukan yang dipimpin Jenderal Yutang bersiap pergi, ribuan pasukan yang sudah siap dengan senjata masing masing hanya tinggal menunggu pergerakan."Maaf Jenderal, aku dan prajurit ku tidak bisa ikut pergi bersama," ucap wakil Jenderal Hua sambil menutup mulutnya yang saat ini sedang tertawa."Tidak masalah lagi pula aku sangat yakin dengan para prajurit ku, dan juga lawan kerajaan kita juga tidak kuat," sahut Jenderal Yutang."Tapi aku hanya penasaran satu hal, kenapa wakil jenderal Hua tidak ikut berangkat bersama-sama, kesibukan seperti apa yang wakil Hua miliki," sambung Jenderal Tang."Tidak banyak, lagipula Raja juga sudah mengizinkan," ucap wakil Jenderal Hua penuh kemenangan."Aku tahu alasannya, tenang saja aku akan memakluminya," sahut Jenderal Yutang yang langsung berjalan pergi.Jenderal Yutang yang mengangkat tangan membuat semua prajuritnya melangkah maju, ribuan prajurit yang dibawa Jenderal
Walau sebenarnya Nau Sang sangat tidak menyukai mengampuni prajurit musuh dirinya tidak memiliki pilihan, Nau Sang sangat menghargai ketua prajurit musuh di depannya yang sangat loyal pada bawahannya, hitung hitung dirinya akan mencari dukungan jika mereka semua nantinya tetap hidup."Sekarang aku akan memulainya," ucap Nau Sang."Silahkan," sahut ketua Prajurit musuh."Aku akan menyerangnya dengan kekuatan ku kamu jangan ikut campur" ucap Nau Sang."Baiklah aku mengerti," sahut Aru.Wheeeeeeeeeeeeeeeesssss.Treeeeeeeeeeeeeeeeennng.Satu serangan pertama Nau Sang berhasil ditangkis oleh ketua prajurit musuh, dari yang Nau Sang lihat ketua prajurit musuh sangat berpengalaman tidak heran serangannya dengan mudah di patahkan."Tersisa dua serangan lagi," ucap ketua prajurit musuh."Kalau begitu bersiaplah," sahut Nau Sang.Nau Sang menancapkan pedangnya ke tanah dan menatap ketua prajurit musuh dengan sangat serius, seketika ketua prajurit musuh mengerti bagaimana bisa prajurit kerajaan
Nau Sang yang mengawasi dari atas sudah melihat wakil Jenderal Hua dan prajuritnya yang hampir tiba, karena mengira semua masih di tempat susunan masing masing wakil Hua berencana menyerang tenda, prajurit Jenderal Hua yang mengalahkan sedikit prajurit Jenderal Yutwng adalah rencana kecilnya jika Jenderal Hua kembali dan membawa kemenangan dirinya yang akan maju untuk langsung membunuhnya."Raja Tandua pasti akan senang karena aku nantinya memenangkan peperangan," ucap Hua."Tenda Jenderal Hua berada di depan sana, apa kita akan langsung menyerang dan tidak memastikan lebih dulu?" Tanya kepercayaan Hua."Perlu memastikan karena mereka pasti masih di tempat masing-masing saat ini, dan sebelum mereka kembali kita harus menghabisi semua prajuritnya untuk berjaga jaga," ucap Hua."Baiklah kalau begitu, aku akan meminta pasukan segera menyerang," sahut sang kepercayaan yang langsung berjalan pergi.Sang kepercayaan Hua meminta semua pasukannya bersiap, semua yang sudah siap langsung dimint
Tweeeeeeet.Tweeeeeeet.Terompet dibunyikan tepat setelah Jenderal Yutang dan pasukan memasuki kota, kabar kemenangan Jenderal Yutang yang dilakukan tanpa pertumpahan darah membuat semua warga merasa sangat senang, mereka senang karena anggota keluarga mereka yang menjadi prajurit tidak ada yang mati.Jenderal Yutang membawa Pangeran Kian ke istana untuk menjadi saksi sekaligus membahas perdamaian, Jenderal Yutang tanpa ragu menyeret Hua dan membawanya ke aula istana.Raja dan semua menteri yang berada di aula merasa sangat terkejut melihat wakil Jenderal Hua yang di seret seperti itu, semua bertanya tanya apa yang sudah dibuat wakil jenderal Hua sampai di seret dan dipermalukan."Selamat datang Jenderal Yutang dan Pangeran Kian," ucap Raja Tandua."Terima kasih Yang Mulia Raja," sahut Jenderal Yutang."Sebelum kita bahas yang lainnya kenapa kita tidak membahas apa yang sudah dilakukan oleh wakil jenderal Hua," sahut perdana menteri yang berpihak pada wakil jenderal Hua."Aku tidak ak
Selesai rapat Raja Tandua secara pribadi menghampiri jenderal Yutang yang baru keluar dari penjara, Jenderal Yutang yang melihat Raja Tandua berjalan ke arahnya langsung menundukkan kepalanya.Jenderal Yutang sudah bisa menebak apa tujuan Raja mencarinya, selain akan membicarakan wakil Hua Raja Tandua juga pasti ingin bertanya tentang Nau Sang."Salam Yang Mulia Raja," ucap Jenderal Yutang."Bangunlah, sebenarnya aku datang untuk bertanya padamu tentang ketua yang kamu angkat itu, dia banyak berjasa bukan," sahut Raja Tandua."Benar Yang Mulia, dia yang ku tugaskan mengurus bandit dan mengantar Tuan Putri Fu ke kuil, semua berhasil dilakukannya," ucap Jenderal Yutang."Kenapa dia tidak kamu bawa ke istana, aku ingin bertemu dengannya, sudah seharusnya dia mendapatkan hadiah," sahut Raja Tandua."Baik Yang Mulia, aku akan bawa dia ke istana," ucap Jenderal Yutang.Jenderal Yutang pamit undur diri dan bergegas ke barak para prajurit, Jenderal Yutang ingin memberitahu kabar bahagia itu k
Setibanya di kediaman barunya Nau Sang yang diantar Jenderal Yutang terdiam di depan gerbang, Nau Sang terus memperhatikan Jenderal Yutang yang berjalan pergi meninggalkannya tanpa mengatakan apapun.Melihat Jenderal Yutang yang pergi begitu saja Nau Sang sama sekali tidak merasa bersalah, dirinya sengaja mengatakan semua itu di awal agar nantinya Jenderal Yutang tidak terkejut kalau sebenarnya dirinya menginginkan posisinya sebagai jenderal perang."Sepertinya dia kecewa berat padamu," ucap Aru."Bukan urusan ku," sahut Nau Sang, pandangannya terus melihat ke Jenderal Yutang yang sudah semakin menjauh."Kalau begitu apa yang akan kamu lakukan sekarang?" Tanya Aru."Karena aku sudah datang kemari dan mengetahui tempatnya aku akan ke markas, aku harus mengambil pasukan ku dan memindahkan mereka," ucap Nau Sang."Bukankah itu berarti kamu mengikuti kembali Jenderal Yutang, aku melihat dia sepertinya juga ke sana," sahut Aru."Aku sengaja, aku sengaja membiarkannya pergi lebih dulu untuk