Share

Mengawal Selesai

Penulis: Cici aremanita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Hahahahaha."

Semua pembunuh bayaran yang keluar dari tempat masing masing tertawa sangat keras, mereka tidak percaya seorang Putri sangat bodoh dan tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

"Apa Putri tidak bisa melihat dengan jelas kalau saat ini pelayan mu sedang di sandera," ucap pembunuh bayaran yang berada di samping pelayan Putri Fu.

"Tapi kenapa? Kenapa kalian sampai menyandera pelayan ku?" Tanya Putri Fu.

"Bukankah sudah jelas karena kami adalah pembunuh bayaran, kami semua diperintahkan untuk mu," ucap pembunuh bayaran menyamar menjadi biksu.

"Siapa yang menyuruh kalian Katakan padaku," sahut Putri Fu.

"Putri terlalu banyak bertanya sebelum mati, tapi kami sama sekali tidak berniat memberitahu," ucap pembunuh bayaran.

Suara teriakan dari beberapa arah membuat pembunuh bayaran barisan depan melihat ke arah satu sama lain, Betapa terkejutnya para pembunuh bayaran yang melihat beberapa rekan mereka sudah mati.

"Kalian berjaga-jagalah, ada penyusup di antara kita," ucap pemi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Laporan

    Sinar matahari membangunkan Nau Sang dari tidur singkatnya, Nau Sang bergegas bangkit berdiri sambil menutup mulutnya yang menguap."Aku masih mengantuk, tapi aku masih harus membuat laporan pada Jenderal Yutang," ucap Nau Sang sambil berjalan keluar kamarnya."Kenapa tidak menunggu sebentar lagi saja, kamu pasti kelelahan karena melawan para pembunuh bayaran itu," sahut Aru."Siapa bilang aku kelelahan melawan para pembunuh bayaran itu, aku hanya lelah karena menjadi kusir dan itu membosankan," ucap Nau sang."Aku lebih suka menaiki kuda sendiri karena bisa berlari sangat cepat," sambung Nau Sang."Ahhhh, begitu ternyata," sahut Aru.Nau Sang langsung berjalan ke arah ruangan Jenderal Yutang karena menebak Jenderal Yutang pasti sudah mengetahui kedatangannya, saat ini Jenderal Yutang pasti sedang menunggunya untuk memberi laporan."Masuklah," ucap Jenderal Yutang dari dalam.Tak menjawab perkataan Jenderal Yutang Nau Sang bergegas membuka pintu, Nau Sang yang masuk ke dalam duduk tep

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Menyampaikan

    Nau Sang yang cukup beristirahat bangun lebih awal dari biasanya, Nau Sang bergegas pergi ke lapangan untuk menunggu para prajuritnya berkumpul.Baru tiba di lapangan Nau Sang yang memperhatikan segala arah melihat seseorang, seseorang berjalan mengendap-endap dan terlihat mencurigakan menuju ruangan Jenderal Yutang yang saat ini sedang kosong, ruangan Jenderal Yutang sudah biasa kosong di jam tertentu saat penjaga bertukar."Heeeee, aku sudah bisa menebak tujuan orang itu," gumam Nau Sang."Lalu bagaimana? Apa kamu akan menangkapnya dan menyerahkan ke Jenderal Yutang?" Tanya Aru."Mungkin, tapi akan lebih bagus jika aku melakukan hal lainnya," ucap Nau Sang yang tiba tiba tersenyum."Pasti ada yang kamu pikirkan saat ini," sahut Aru.Nau Sang mengikuti orang yang mencurigakan itu ke ruangan Jenderal Yutang yang saat ini berada tidak jauh darinya, Nau Sang bahkan membiarkan orang itu masuk ke dalam sedangkan dirinya sendiri berada di luar untuk terus memperhatikan setiap gerakan."Di

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Bagian Selatan

    Trrreeeeeettteeeeet.Twoooooooooeeeet.Suara terompet yang dibunyikan pertanda pasukan yang dipimpin Jenderal Yutang bersiap pergi, ribuan pasukan yang sudah siap dengan senjata masing masing hanya tinggal menunggu pergerakan."Maaf Jenderal, aku dan prajurit ku tidak bisa ikut pergi bersama," ucap wakil Jenderal Hua sambil menutup mulutnya yang saat ini sedang tertawa."Tidak masalah lagi pula aku sangat yakin dengan para prajurit ku, dan juga lawan kerajaan kita juga tidak kuat," sahut Jenderal Yutang."Tapi aku hanya penasaran satu hal, kenapa wakil jenderal Hua tidak ikut berangkat bersama-sama, kesibukan seperti apa yang wakil Hua miliki," sambung Jenderal Tang."Tidak banyak, lagipula Raja juga sudah mengizinkan," ucap wakil Jenderal Hua penuh kemenangan."Aku tahu alasannya, tenang saja aku akan memakluminya," sahut Jenderal Yutang yang langsung berjalan pergi.Jenderal Yutang yang mengangkat tangan membuat semua prajuritnya melangkah maju, ribuan prajurit yang dibawa Jenderal

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Berakhir Lebih Cepat

    Walau sebenarnya Nau Sang sangat tidak menyukai mengampuni prajurit musuh dirinya tidak memiliki pilihan, Nau Sang sangat menghargai ketua prajurit musuh di depannya yang sangat loyal pada bawahannya, hitung hitung dirinya akan mencari dukungan jika mereka semua nantinya tetap hidup."Sekarang aku akan memulainya," ucap Nau Sang."Silahkan," sahut ketua Prajurit musuh."Aku akan menyerangnya dengan kekuatan ku kamu jangan ikut campur" ucap Nau Sang."Baiklah aku mengerti," sahut Aru.Wheeeeeeeeeeeeeeeesssss.Treeeeeeeeeeeeeeeeennng.Satu serangan pertama Nau Sang berhasil ditangkis oleh ketua prajurit musuh, dari yang Nau Sang lihat ketua prajurit musuh sangat berpengalaman tidak heran serangannya dengan mudah di patahkan."Tersisa dua serangan lagi," ucap ketua prajurit musuh."Kalau begitu bersiaplah," sahut Nau Sang.Nau Sang menancapkan pedangnya ke tanah dan menatap ketua prajurit musuh dengan sangat serius, seketika ketua prajurit musuh mengerti bagaimana bisa prajurit kerajaan

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Penangkapan

    Nau Sang yang mengawasi dari atas sudah melihat wakil Jenderal Hua dan prajuritnya yang hampir tiba, karena mengira semua masih di tempat susunan masing masing wakil Hua berencana menyerang tenda, prajurit Jenderal Hua yang mengalahkan sedikit prajurit Jenderal Yutwng adalah rencana kecilnya jika Jenderal Hua kembali dan membawa kemenangan dirinya yang akan maju untuk langsung membunuhnya."Raja Tandua pasti akan senang karena aku nantinya memenangkan peperangan," ucap Hua."Tenda Jenderal Hua berada di depan sana, apa kita akan langsung menyerang dan tidak memastikan lebih dulu?" Tanya kepercayaan Hua."Perlu memastikan karena mereka pasti masih di tempat masing-masing saat ini, dan sebelum mereka kembali kita harus menghabisi semua prajuritnya untuk berjaga jaga," ucap Hua."Baiklah kalau begitu, aku akan meminta pasukan segera menyerang," sahut sang kepercayaan yang langsung berjalan pergi.Sang kepercayaan Hua meminta semua pasukannya bersiap, semua yang sudah siap langsung dimint

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Hukuman

    Tweeeeeeet.Tweeeeeeet.Terompet dibunyikan tepat setelah Jenderal Yutang dan pasukan memasuki kota, kabar kemenangan Jenderal Yutang yang dilakukan tanpa pertumpahan darah membuat semua warga merasa sangat senang, mereka senang karena anggota keluarga mereka yang menjadi prajurit tidak ada yang mati.Jenderal Yutang membawa Pangeran Kian ke istana untuk menjadi saksi sekaligus membahas perdamaian, Jenderal Yutang tanpa ragu menyeret Hua dan membawanya ke aula istana.Raja dan semua menteri yang berada di aula merasa sangat terkejut melihat wakil Jenderal Hua yang di seret seperti itu, semua bertanya tanya apa yang sudah dibuat wakil jenderal Hua sampai di seret dan dipermalukan."Selamat datang Jenderal Yutang dan Pangeran Kian," ucap Raja Tandua."Terima kasih Yang Mulia Raja," sahut Jenderal Yutang."Sebelum kita bahas yang lainnya kenapa kita tidak membahas apa yang sudah dilakukan oleh wakil jenderal Hua," sahut perdana menteri yang berpihak pada wakil jenderal Hua."Aku tidak ak

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Hadiah Nau sang

    Selesai rapat Raja Tandua secara pribadi menghampiri jenderal Yutang yang baru keluar dari penjara, Jenderal Yutang yang melihat Raja Tandua berjalan ke arahnya langsung menundukkan kepalanya.Jenderal Yutang sudah bisa menebak apa tujuan Raja mencarinya, selain akan membicarakan wakil Hua Raja Tandua juga pasti ingin bertanya tentang Nau Sang."Salam Yang Mulia Raja," ucap Jenderal Yutang."Bangunlah, sebenarnya aku datang untuk bertanya padamu tentang ketua yang kamu angkat itu, dia banyak berjasa bukan," sahut Raja Tandua."Benar Yang Mulia, dia yang ku tugaskan mengurus bandit dan mengantar Tuan Putri Fu ke kuil, semua berhasil dilakukannya," ucap Jenderal Yutang."Kenapa dia tidak kamu bawa ke istana, aku ingin bertemu dengannya, sudah seharusnya dia mendapatkan hadiah," sahut Raja Tandua."Baik Yang Mulia, aku akan bawa dia ke istana," ucap Jenderal Yutang.Jenderal Yutang pamit undur diri dan bergegas ke barak para prajurit, Jenderal Yutang ingin memberitahu kabar bahagia itu k

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Hadiah

    Setibanya di kediaman barunya Nau Sang yang diantar Jenderal Yutang terdiam di depan gerbang, Nau Sang terus memperhatikan Jenderal Yutang yang berjalan pergi meninggalkannya tanpa mengatakan apapun.Melihat Jenderal Yutang yang pergi begitu saja Nau Sang sama sekali tidak merasa bersalah, dirinya sengaja mengatakan semua itu di awal agar nantinya Jenderal Yutang tidak terkejut kalau sebenarnya dirinya menginginkan posisinya sebagai jenderal perang."Sepertinya dia kecewa berat padamu," ucap Aru."Bukan urusan ku," sahut Nau Sang, pandangannya terus melihat ke Jenderal Yutang yang sudah semakin menjauh."Kalau begitu apa yang akan kamu lakukan sekarang?" Tanya Aru."Karena aku sudah datang kemari dan mengetahui tempatnya aku akan ke markas, aku harus mengambil pasukan ku dan memindahkan mereka," ucap Nau Sang."Bukankah itu berarti kamu mengikuti kembali Jenderal Yutang, aku melihat dia sepertinya juga ke sana," sahut Aru."Aku sengaja, aku sengaja membiarkannya pergi lebih dulu untuk

Bab terbaru

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Terselesaikan

    Melewati portal Nau Sang dan Pangeran Fua mendapatkan sorakan besar-besaran dari para warga, rencana Nau Sang yang menempatkan pasukan bantuan di berbagai tempat membuahkan hasil, tanpa rencana Nau Sang para warga yakin kalau mereka pasti sudah mati sekarang."Hidup Jenderal Nau Sang.""Hidup Jenderal Nau Sang.""Hidup Jenderal Nau Sang.""Para warga bersorak untuk mu," ucap Pangeran Fua."Apa Pangeran juga tidak mendengar ada yang juga bersorak untuk mu," sahut Nau Sang."Memang ada tapi tidak sebanyak sorakan untuk mu," ucap Pangeran Fua."Heeeeh, kalau begitu maafkan aku yang mengambil perhatian semua warga," sahut Nau Sang."Hahahaha, Jenderal Nau Sang memang sangat suka bercanda," ucap Pangeran Fua."Kalau begitu aku pergi lebih dulu kembali ke istana," sambung Pangeran Fua yang langsung menunggangi kudanya dengan cepat meninggalkan Nau Sang."Ketua Jain, tugas mu juga sudah selesai kamu b

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Kematian Raja Sanwan

    Tahu dirinya tidak akan bisa menang melawan pasukan yang dibawa oleh Nau Sang Raja Sanwan memutuskan mendatangi pasukannya yang masih terus menyerang, lebih dari setengah pasukannya sudah mati dan hanya menyisakan petarung terkuatnya saja.Menggunakan jubah perang lengkapnya Raja Sanwan mengangkat bendera putih, Raja Sanwan yang hanya berdiri langsung berjalan ke arah Pangeran Fua dan berharap bisa bernegosiasi dengannya."Kamu pasti Pangeran Fua, aku menyerah," ucap Raja Sanwan."Menyerah? Apa Raja Sanwan berpikir hanya dengan kata itu semua akan selesai," sahut Pangeran Fua."Tentu saja tidak, tapi aku di sini sudah tidak memiliki pasukan," ucap Raja Sanwan."Tidak ada lagi yang bisa digunakan untuk melawan pasukan kalian," sambung Raja Sanwan."Tentu saja kami mengetahuinya, Karena tujuan peperangan ini memang untuk menghancurkan kerajaan Namgala sampai ke akarnya," sahut Pangeran Fua."Berhentilah banyak bicara dan l

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Kematian Jenderal Ran

    Jleeeeeeeeb.Jleeeeeeeeeb.Ayunan pedang dan hujanan anak panah terus mengarah ke kedua pasukan yang bertempur sekuat tenaga, Nau Sang yang sangat mempercayai para pasukannya tidak melihat ke belakang, Nau Sang bahkan tidak melihat ke arah Pangeran Fua yang bertarung berjauhan darinya.Wheeeeeeeeeeesss.Treeeeeeeeeeeeeeng.Treeeeeeeeeeeeeeng.Nau Sang yang hanya menyerang menggunakan kekuatan kultivasinya masih bisa ditangkis oleh jenderal Ran, jenderal Ran aendiri mantan adiknya di kehidupan sebelumnya hampir semua yang dikuasainya juga dikuasai adiknya."Apa ini? Kenapa setiap gerakan mu hampir sama dengannya?" Tanya jenderal Ran sambil terus mengayunkan pedangnya."Apa kamu teringat dengan seseorang yang sudah kamu khianati? Seseorang yang sudah banyak berkorban untuk mu tapi kamu bunuh dengan tanganmu sendiri," ucap Nau Sang."Siapa kamu sebenarnya?" Tanya jenderal Ran."Seperti yang kamu d

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Peperangan Besar Di Mulai

    Sang wanita hanya diam dan menatap Nau Sang dari balik topi penutup wajahnya, sebenarnya sang wanita bukan bermaksud memata-matai Nau Sang, dirinya hanya ingin memberikan sesuatu sebelum Nau Sang pergi.Tapi karena Nau Sang penasaran dengan wajahnya dirinya tidak memiliki pilihan selain memperlihatkannya, lagipula wanita itu yakin Nau Sang tidak akan tahu siapa dirinya."Kalau begitu aku akan memperlihatkan wajah ku dengan senang hati," ucap sang wanita yang langsung membuka topinya.Deg.Nau Sang menatap wajah wanita itu tanpa berkedip, Nau Sanh yakin dirinya tidak mengenal wanita itu tapi tidak tahu kenapa Nau Sang seperti merasa wanita itu tidak asing."Apa kamu puas," ucap sang wanita."Aneh, Aku yakin tidak mengenalmu tapi kenapa... ." Nau Sang tidak melanjutkan perkataannya."Kenapa apa? Sudahlah tidak perlu kamu khawatirkan, Sebenarnya aku hanya ingin memberikan mu ini, ambillah," sahut sang wanita melemparkan kantong yang diambilnya dari balik bajunya."Buka saja nanti, itu ak

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Dia Lagi

    Surat sudah dibaca oleh Raja Tandua dan semua tepat seperti yang dilaporkan penasehat Yutang yang sebelumnya menemui Nau Sang, untung saja semua persiapan Nau Sang sudah selesai dan hanya tinggal berangkat saja."Penasehat Yutang menurut mu apa yang dilakukannya saat ini semua sangat tepat?" Tanya Raja Tandua."Tentu saja Yang Mulia, semua sudah dipikirkannya dengan sangat matang dan dia memikirkannya jauh-jauh hari hingga terbuat lah persiapan seperti saat ini," ucap penasehat Yutang."Menurutmu kesalahannya yang membebaskan tahanan apa bisa diselesaikan hanya karena persiapannya ini?" tanya Raja Tandua lagi."Jika dia berhasil membawa kemenangan tentu saja kesalahan itu sudah seharusnya dimaafkan apalagi dia melakukan semua itu juga demi kerajaan ini," ucap penasehat Yutang."Dan menurutku seharusnya dia mendapatkan hadiah yang besar jika berhasil," sambung penasehat Yutang."Baiklah, aku mengerti sekarang kita hanya perlu menunggu hasilnya saja," sahut Raja Tandua."Tidak juga Yang

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Persiapan Kerajaan Musuh

    Penasehat Yutang yang baru datang langsung duduk di depan Nau Sang, penasehat Yutang menatap Nau Sang yang terlihat sangat santai seperti peperangan yang sebentar lagi terjadi bukan masalah besar baginya."Apa aku membuat mu menunggu lama?" Tanya penasehat Yutang."Lumayan," ucap Nau Sang."Jadi apa yang membuat mu ingin bertemu dengan Yang Mulia Raja, apa ada masalah dalam persiapan mu?" Tanya penasehat Yutang."Apa aku terlihat seperti orang yang sedang dalam masalah sekarang?" Tanya Nau Sang balik."Tentu saja tidak," ucap penasehat Yutang."Sebenarnya kedatanganku kemari karena ingin memberitahu persiapanku semua sudah selesai dan surat peperangan juga akan dikirim besok, di dalam surat itu juga tidak tertera tanggal mereka akan menyerang, tapi seperti yang sudah kukatakan sedari awal semua akan dimulai dua hari setelah surat dikirim," sahut Nau Sang."Aku ingin memberitahu pada yang mulia karena aku juga membutuhkan surat kepergian, sekaligus meminta pasukan Raja bersiap jika saj

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Sudah Benar Benae Siap

    Melihat semuanya sudah saling akrab Nau Sang tersenyum sendiri, saat Nau Sang datang semua langsung bangkit dan berbaris rapi tanpa ada yang berani berbicara.Nau Sang yang hanya diam menatap semua prajurit bantuan menarik nafas pelan, sekarang sudah waktunya memberitahu mereka di mana tata letak mereka dalam pertempuran besar nanti."Bukankah jika seperti ini semua terlihat bagus," ucap Nau Sang"Tapi aku datang bukan hanya ingin mengatakan itu," sambung Nau Sang."Apa kalian semua sudah siap menghadapi pertempuran besar?" Tanya Nau Sang."Siap jenderal," sahut semua serentak."Bagus, kalau begitu aku akan memberitahu apa yang bisa kalian lakukan," ucap Nau Sang."Kalian semua akan berada di kota dan di desa-desa terdekat, kalian semua berjaga dari serangan pengalihan kerajaan Namgala," sambung Nau Sang."Tunggu Jenderal apa kami akan jadi umpan?" Tanya ketua Kie."Hahahahahaha, jadi apa itu yang kalian pikirkan tentangku," sahut Nau Sang yang malah tertawa."Maafkan aku jenderal," u

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Prajurit Bantuan

    Tap tap tap.Tap tap tap.Masing masing tiga ratus dari tujuh kerajaan telah sampai dengan satu ketua masing masing, semua beristirahat di markas lama prajurit Nau Sanh yang memang cukup besar.Selain prajurit tujuh kerajaan perwakilan kerajaan Bodax mengirim salah ketua prajuritnya, ketua Jain datang membawa racun yang dijanjikan Raja Man.Ketua Jain mendatangi Nau Sang yang saat ini berada di kediamannya, walau ketua Jain datang lebih dulu dirinya memilih menemui Nau Sang terakhir seperti yang dilakukannya saat ini. Penjaga Nau Sang yang tidak mengetahui siapa ketua Jain menjadi waspada, mereka meminta ketua Jain menunggu karena mereka masih harus memberitahu Nau Sang lebih dulu.Salah satu penjaga yang masuk ke dalam bergegas mengetuk pintu kamar Nau Sang, Walau saat ini penjaga itu tahu Nau Sang pasti sangat sibuk karena baru pulang dari mengurus pasukan bantuan yang datang.Tok tok tok."Permisi Tuan, ada yang datang dan sedang menunggu anda di luar," ucap penjaga dari luar.Men

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Mengaku

    Mendengar itu Nau Sang terlihat tenang dan berjalan semakin mendekat ke arah para warga, Nau Sang berdiri di tengah-tengah mereka dan membuka baju agar semua bisa melihatnya dengan jelas."Itu benar-benar bekas cambukan," ucap salah satu warga."Raja Tandua benar-benar sudah keterlaluan, padahal jenderal melakukan semua demi kerajaan Tapi masih saja menerima hukuman cambuk," sahut warga lainnya yang terlihat sangat marah."Aku tidak akan mengatakan kalau aku tidak menerima hukuman cambuk tapi kalian salah paham," ucap Nau Sang."Hukuman cambuk ini kudapat karena keinginanku sendiri, hukuman cambuk ini bukti kesetiaanku pada kerajaan Tarum," sambung Nau Sang."Aku tahu kalian pasti akan bertanya-tanya kenapa aku sampai melakukan semua itu, peperangan besar tidak lama lagi akan terjadi tapi kalian tenang saja kalian semua akan aman karena aku sendiri yang akan maju ke barisan paling depan menyerang kerajaan lawan, walaupun aku mati di medan perang nanti aku akan setia dengan kerajaan Ta

DMCA.com Protection Status