Karena sudah mendapatkan jubah perang miliknya Nau Sang berjanji akan menjalankan misi, sudah dua hari sejak hari itu Nau Sang yang melihat semua prajuritnya juga sudah meningkat pesat berpikir jika sudah waktunya untuk dirinya menerima misi baru.Setelah melatih para prajuritnya Nau Sang bergegas pergi ke kediaman Jenderal Yutang, Nau Sang ingin mengetahui kali ini apalagi misi yang Jenderal Yutang inginkan untuknya."Ahhhhh, akhirnya kamu datang juga, tepat sekali waktunya adalah besok jika kamu tidak datang sekarang aku memang berencana untuk mencari mu," ucap Jenderal Yutang."Baiklah, kalau begitu jangan membuang waktu lagi, katakan saja misi seperti apa yang kamu ingin aku lakukan," ucap Nau Sang yang langsung ke intinya dan duduk di depan jenderal Yutang dengan serius."Karena saat ini aku juga belum memberitahu para prajurit ku," sambung Nau Sang."Tidak tidak, misi ini untuk mu dan tidak melibatkan prajurit mu," sahut Jenderal Yutang."Kalau begitu cepat katakan misi apa itu,
Mendengar ucapan Nau Sang Putri Fu meras kecewa, Putri Fu tidak menyangka Nau Sang berpikiran seperti itu tentangnya.Setelah perkataan Nau Sang yang membuat Putri Fu tidak senang tidak ada lagi pembicaraan diantara mereka, Putri Fu memilih untuk diam karena tidak ingin nantinya Nau Sang mengatakan sesuatu yang lebih menyakitkan untuknya.Klotak klotak klotak.Suara kereta kuda terus terdengar sepanjang perjalanan, Nau Sang yang memiliki indra sensitif bisa merasakan sesuatu yang aneh tepat setelah mereka melewati perbatasan keluar dari wilayah kerajaan Tarum."Putri apa dalam perjalanan ini kita akan beristirahat?" Tanya Nau Sang."Haaaaah, tentu saja," ucap Putri Fu yang baru saja menarik nafas panjang."Kenapa kamu bertanya, kamu tidak mungkin ingin berduaan denganku di tengah jalan bukan," sambung Putri Fu."Berhentilah bercanda dalam situasi seperti ini, aku bertanya dengan serius," sahut Nau Sang."Tapi memang benar kita akan beristirahat tidak jauh dari sini, kusir juga membutu
Nau Sang yang melemparkan serangannya membuat ledakan yang cukup besar, ledakan besar itu bahkan mengguncang tanah dan merobohkan beberapa pohon di sekitarnya sambil menyeringai."Terlalu lemah jika ingin bermain dengan ku," ucap Nau Sang sambil berbalik pergi.Nau Sang bergegas berjalan ke arah kereta kuda Putri Fu, karena kusir yang mengkhianati mereka FuXi terpaksa mengambil alih menjadi kusir Putri Fu sekaligus penjaganya.Melihat Nau Sang sudah kembali Aru langsung masuk kembali ke dalam sarung pedangnya, Nau Sang sendiri langsung naik ke atas dudukan kusir dan membawa kereta kuda menjauh."Apa sudah selesai?" Tanya Putri Fu yang sudah mengetahui siapa yang menjalankan kereta kudanya."Tenang saja selama ada aku semua akan teratasi dengan mudah," ucap Nau Sang.Putri Fu di dalam kereta kudanya tersenyum sendiri, tentu saja dirinya sangat mengerti jika bersama dengan Nau Sang pasti akan selalu aman."Putri lagi-lagi kamu tersenyum sendiri," ucap sang pelayan."Diamlah," sahut Putr
"Hahahahaha."Semua pembunuh bayaran yang keluar dari tempat masing masing tertawa sangat keras, mereka tidak percaya seorang Putri sangat bodoh dan tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi."Apa Putri tidak bisa melihat dengan jelas kalau saat ini pelayan mu sedang di sandera," ucap pembunuh bayaran yang berada di samping pelayan Putri Fu."Tapi kenapa? Kenapa kalian sampai menyandera pelayan ku?" Tanya Putri Fu."Bukankah sudah jelas karena kami adalah pembunuh bayaran, kami semua diperintahkan untuk mu," ucap pembunuh bayaran menyamar menjadi biksu."Siapa yang menyuruh kalian Katakan padaku," sahut Putri Fu."Putri terlalu banyak bertanya sebelum mati, tapi kami sama sekali tidak berniat memberitahu," ucap pembunuh bayaran.Suara teriakan dari beberapa arah membuat pembunuh bayaran barisan depan melihat ke arah satu sama lain, Betapa terkejutnya para pembunuh bayaran yang melihat beberapa rekan mereka sudah mati."Kalian berjaga-jagalah, ada penyusup di antara kita," ucap pemi
Sinar matahari membangunkan Nau Sang dari tidur singkatnya, Nau Sang bergegas bangkit berdiri sambil menutup mulutnya yang menguap."Aku masih mengantuk, tapi aku masih harus membuat laporan pada Jenderal Yutang," ucap Nau Sang sambil berjalan keluar kamarnya."Kenapa tidak menunggu sebentar lagi saja, kamu pasti kelelahan karena melawan para pembunuh bayaran itu," sahut Aru."Siapa bilang aku kelelahan melawan para pembunuh bayaran itu, aku hanya lelah karena menjadi kusir dan itu membosankan," ucap Nau sang."Aku lebih suka menaiki kuda sendiri karena bisa berlari sangat cepat," sambung Nau Sang."Ahhhh, begitu ternyata," sahut Aru.Nau Sang langsung berjalan ke arah ruangan Jenderal Yutang karena menebak Jenderal Yutang pasti sudah mengetahui kedatangannya, saat ini Jenderal Yutang pasti sedang menunggunya untuk memberi laporan."Masuklah," ucap Jenderal Yutang dari dalam.Tak menjawab perkataan Jenderal Yutang Nau Sang bergegas membuka pintu, Nau Sang yang masuk ke dalam duduk tep
Nau Sang yang cukup beristirahat bangun lebih awal dari biasanya, Nau Sang bergegas pergi ke lapangan untuk menunggu para prajuritnya berkumpul.Baru tiba di lapangan Nau Sang yang memperhatikan segala arah melihat seseorang, seseorang berjalan mengendap-endap dan terlihat mencurigakan menuju ruangan Jenderal Yutang yang saat ini sedang kosong, ruangan Jenderal Yutang sudah biasa kosong di jam tertentu saat penjaga bertukar."Heeeee, aku sudah bisa menebak tujuan orang itu," gumam Nau Sang."Lalu bagaimana? Apa kamu akan menangkapnya dan menyerahkan ke Jenderal Yutang?" Tanya Aru."Mungkin, tapi akan lebih bagus jika aku melakukan hal lainnya," ucap Nau Sang yang tiba tiba tersenyum."Pasti ada yang kamu pikirkan saat ini," sahut Aru.Nau Sang mengikuti orang yang mencurigakan itu ke ruangan Jenderal Yutang yang saat ini berada tidak jauh darinya, Nau Sang bahkan membiarkan orang itu masuk ke dalam sedangkan dirinya sendiri berada di luar untuk terus memperhatikan setiap gerakan."Di
Trrreeeeeettteeeeet.Twoooooooooeeeet.Suara terompet yang dibunyikan pertanda pasukan yang dipimpin Jenderal Yutang bersiap pergi, ribuan pasukan yang sudah siap dengan senjata masing masing hanya tinggal menunggu pergerakan."Maaf Jenderal, aku dan prajurit ku tidak bisa ikut pergi bersama," ucap wakil Jenderal Hua sambil menutup mulutnya yang saat ini sedang tertawa."Tidak masalah lagi pula aku sangat yakin dengan para prajurit ku, dan juga lawan kerajaan kita juga tidak kuat," sahut Jenderal Yutang."Tapi aku hanya penasaran satu hal, kenapa wakil jenderal Hua tidak ikut berangkat bersama-sama, kesibukan seperti apa yang wakil Hua miliki," sambung Jenderal Tang."Tidak banyak, lagipula Raja juga sudah mengizinkan," ucap wakil Jenderal Hua penuh kemenangan."Aku tahu alasannya, tenang saja aku akan memakluminya," sahut Jenderal Yutang yang langsung berjalan pergi.Jenderal Yutang yang mengangkat tangan membuat semua prajuritnya melangkah maju, ribuan prajurit yang dibawa Jenderal
Walau sebenarnya Nau Sang sangat tidak menyukai mengampuni prajurit musuh dirinya tidak memiliki pilihan, Nau Sang sangat menghargai ketua prajurit musuh di depannya yang sangat loyal pada bawahannya, hitung hitung dirinya akan mencari dukungan jika mereka semua nantinya tetap hidup."Sekarang aku akan memulainya," ucap Nau Sang."Silahkan," sahut ketua Prajurit musuh."Aku akan menyerangnya dengan kekuatan ku kamu jangan ikut campur" ucap Nau Sang."Baiklah aku mengerti," sahut Aru.Wheeeeeeeeeeeeeeeesssss.Treeeeeeeeeeeeeeeeennng.Satu serangan pertama Nau Sang berhasil ditangkis oleh ketua prajurit musuh, dari yang Nau Sang lihat ketua prajurit musuh sangat berpengalaman tidak heran serangannya dengan mudah di patahkan."Tersisa dua serangan lagi," ucap ketua prajurit musuh."Kalau begitu bersiaplah," sahut Nau Sang.Nau Sang menancapkan pedangnya ke tanah dan menatap ketua prajurit musuh dengan sangat serius, seketika ketua prajurit musuh mengerti bagaimana bisa prajurit kerajaan