Share

Misi Mengawal

Penulis: Cici aremanita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Karena sudah mendapatkan jubah perang miliknya Nau Sang berjanji akan menjalankan misi, sudah dua hari sejak hari itu Nau Sang yang melihat semua prajuritnya juga sudah meningkat pesat berpikir jika sudah waktunya untuk dirinya menerima misi baru.

Setelah melatih para prajuritnya Nau Sang bergegas pergi ke kediaman Jenderal Yutang, Nau Sang ingin mengetahui kali ini apalagi misi yang Jenderal Yutang inginkan untuknya.

"Ahhhhh, akhirnya kamu datang juga, tepat sekali waktunya adalah besok jika kamu tidak datang sekarang aku memang berencana untuk mencari mu," ucap Jenderal Yutang.

"Baiklah, kalau begitu jangan membuang waktu lagi, katakan saja misi seperti apa yang kamu ingin aku lakukan," ucap Nau Sang yang langsung ke intinya dan duduk di depan jenderal Yutang dengan serius.

"Karena saat ini aku juga belum memberitahu para prajurit ku," sambung Nau Sang.

"Tidak tidak, misi ini untuk mu dan tidak melibatkan prajurit mu," sahut Jenderal Yutang.

"Kalau begitu cepat katakan misi apa itu,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Rencana Wakil Jenderal

    Mendengar ucapan Nau Sang Putri Fu meras kecewa, Putri Fu tidak menyangka Nau Sang berpikiran seperti itu tentangnya.Setelah perkataan Nau Sang yang membuat Putri Fu tidak senang tidak ada lagi pembicaraan diantara mereka, Putri Fu memilih untuk diam karena tidak ingin nantinya Nau Sang mengatakan sesuatu yang lebih menyakitkan untuknya.Klotak klotak klotak.Suara kereta kuda terus terdengar sepanjang perjalanan, Nau Sang yang memiliki indra sensitif bisa merasakan sesuatu yang aneh tepat setelah mereka melewati perbatasan keluar dari wilayah kerajaan Tarum."Putri apa dalam perjalanan ini kita akan beristirahat?" Tanya Nau Sang."Haaaaah, tentu saja," ucap Putri Fu yang baru saja menarik nafas panjang."Kenapa kamu bertanya, kamu tidak mungkin ingin berduaan denganku di tengah jalan bukan," sambung Putri Fu."Berhentilah bercanda dalam situasi seperti ini, aku bertanya dengan serius," sahut Nau Sang."Tapi memang benar kita akan beristirahat tidak jauh dari sini, kusir juga membutu

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Berpura-pura

    Nau Sang yang melemparkan serangannya membuat ledakan yang cukup besar, ledakan besar itu bahkan mengguncang tanah dan merobohkan beberapa pohon di sekitarnya sambil menyeringai."Terlalu lemah jika ingin bermain dengan ku," ucap Nau Sang sambil berbalik pergi.Nau Sang bergegas berjalan ke arah kereta kuda Putri Fu, karena kusir yang mengkhianati mereka FuXi terpaksa mengambil alih menjadi kusir Putri Fu sekaligus penjaganya.Melihat Nau Sang sudah kembali Aru langsung masuk kembali ke dalam sarung pedangnya, Nau Sang sendiri langsung naik ke atas dudukan kusir dan membawa kereta kuda menjauh."Apa sudah selesai?" Tanya Putri Fu yang sudah mengetahui siapa yang menjalankan kereta kudanya."Tenang saja selama ada aku semua akan teratasi dengan mudah," ucap Nau Sang.Putri Fu di dalam kereta kudanya tersenyum sendiri, tentu saja dirinya sangat mengerti jika bersama dengan Nau Sang pasti akan selalu aman."Putri lagi-lagi kamu tersenyum sendiri," ucap sang pelayan."Diamlah," sahut Putr

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Mengawal Selesai

    "Hahahahaha."Semua pembunuh bayaran yang keluar dari tempat masing masing tertawa sangat keras, mereka tidak percaya seorang Putri sangat bodoh dan tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi."Apa Putri tidak bisa melihat dengan jelas kalau saat ini pelayan mu sedang di sandera," ucap pembunuh bayaran yang berada di samping pelayan Putri Fu."Tapi kenapa? Kenapa kalian sampai menyandera pelayan ku?" Tanya Putri Fu."Bukankah sudah jelas karena kami adalah pembunuh bayaran, kami semua diperintahkan untuk mu," ucap pembunuh bayaran menyamar menjadi biksu."Siapa yang menyuruh kalian Katakan padaku," sahut Putri Fu."Putri terlalu banyak bertanya sebelum mati, tapi kami sama sekali tidak berniat memberitahu," ucap pembunuh bayaran.Suara teriakan dari beberapa arah membuat pembunuh bayaran barisan depan melihat ke arah satu sama lain, Betapa terkejutnya para pembunuh bayaran yang melihat beberapa rekan mereka sudah mati."Kalian berjaga-jagalah, ada penyusup di antara kita," ucap pemi

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Laporan

    Sinar matahari membangunkan Nau Sang dari tidur singkatnya, Nau Sang bergegas bangkit berdiri sambil menutup mulutnya yang menguap."Aku masih mengantuk, tapi aku masih harus membuat laporan pada Jenderal Yutang," ucap Nau Sang sambil berjalan keluar kamarnya."Kenapa tidak menunggu sebentar lagi saja, kamu pasti kelelahan karena melawan para pembunuh bayaran itu," sahut Aru."Siapa bilang aku kelelahan melawan para pembunuh bayaran itu, aku hanya lelah karena menjadi kusir dan itu membosankan," ucap Nau sang."Aku lebih suka menaiki kuda sendiri karena bisa berlari sangat cepat," sambung Nau Sang."Ahhhh, begitu ternyata," sahut Aru.Nau Sang langsung berjalan ke arah ruangan Jenderal Yutang karena menebak Jenderal Yutang pasti sudah mengetahui kedatangannya, saat ini Jenderal Yutang pasti sedang menunggunya untuk memberi laporan."Masuklah," ucap Jenderal Yutang dari dalam.Tak menjawab perkataan Jenderal Yutang Nau Sang bergegas membuka pintu, Nau Sang yang masuk ke dalam duduk tep

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Menyampaikan

    Nau Sang yang cukup beristirahat bangun lebih awal dari biasanya, Nau Sang bergegas pergi ke lapangan untuk menunggu para prajuritnya berkumpul.Baru tiba di lapangan Nau Sang yang memperhatikan segala arah melihat seseorang, seseorang berjalan mengendap-endap dan terlihat mencurigakan menuju ruangan Jenderal Yutang yang saat ini sedang kosong, ruangan Jenderal Yutang sudah biasa kosong di jam tertentu saat penjaga bertukar."Heeeee, aku sudah bisa menebak tujuan orang itu," gumam Nau Sang."Lalu bagaimana? Apa kamu akan menangkapnya dan menyerahkan ke Jenderal Yutang?" Tanya Aru."Mungkin, tapi akan lebih bagus jika aku melakukan hal lainnya," ucap Nau Sang yang tiba tiba tersenyum."Pasti ada yang kamu pikirkan saat ini," sahut Aru.Nau Sang mengikuti orang yang mencurigakan itu ke ruangan Jenderal Yutang yang saat ini berada tidak jauh darinya, Nau Sang bahkan membiarkan orang itu masuk ke dalam sedangkan dirinya sendiri berada di luar untuk terus memperhatikan setiap gerakan."Di

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Bagian Selatan

    Trrreeeeeettteeeeet.Twoooooooooeeeet.Suara terompet yang dibunyikan pertanda pasukan yang dipimpin Jenderal Yutang bersiap pergi, ribuan pasukan yang sudah siap dengan senjata masing masing hanya tinggal menunggu pergerakan."Maaf Jenderal, aku dan prajurit ku tidak bisa ikut pergi bersama," ucap wakil Jenderal Hua sambil menutup mulutnya yang saat ini sedang tertawa."Tidak masalah lagi pula aku sangat yakin dengan para prajurit ku, dan juga lawan kerajaan kita juga tidak kuat," sahut Jenderal Yutang."Tapi aku hanya penasaran satu hal, kenapa wakil jenderal Hua tidak ikut berangkat bersama-sama, kesibukan seperti apa yang wakil Hua miliki," sambung Jenderal Tang."Tidak banyak, lagipula Raja juga sudah mengizinkan," ucap wakil Jenderal Hua penuh kemenangan."Aku tahu alasannya, tenang saja aku akan memakluminya," sahut Jenderal Yutang yang langsung berjalan pergi.Jenderal Yutang yang mengangkat tangan membuat semua prajuritnya melangkah maju, ribuan prajurit yang dibawa Jenderal

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Berakhir Lebih Cepat

    Walau sebenarnya Nau Sang sangat tidak menyukai mengampuni prajurit musuh dirinya tidak memiliki pilihan, Nau Sang sangat menghargai ketua prajurit musuh di depannya yang sangat loyal pada bawahannya, hitung hitung dirinya akan mencari dukungan jika mereka semua nantinya tetap hidup."Sekarang aku akan memulainya," ucap Nau Sang."Silahkan," sahut ketua Prajurit musuh."Aku akan menyerangnya dengan kekuatan ku kamu jangan ikut campur" ucap Nau Sang."Baiklah aku mengerti," sahut Aru.Wheeeeeeeeeeeeeeeesssss.Treeeeeeeeeeeeeeeeennng.Satu serangan pertama Nau Sang berhasil ditangkis oleh ketua prajurit musuh, dari yang Nau Sang lihat ketua prajurit musuh sangat berpengalaman tidak heran serangannya dengan mudah di patahkan."Tersisa dua serangan lagi," ucap ketua prajurit musuh."Kalau begitu bersiaplah," sahut Nau Sang.Nau Sang menancapkan pedangnya ke tanah dan menatap ketua prajurit musuh dengan sangat serius, seketika ketua prajurit musuh mengerti bagaimana bisa prajurit kerajaan

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Penangkapan

    Nau Sang yang mengawasi dari atas sudah melihat wakil Jenderal Hua dan prajuritnya yang hampir tiba, karena mengira semua masih di tempat susunan masing masing wakil Hua berencana menyerang tenda, prajurit Jenderal Hua yang mengalahkan sedikit prajurit Jenderal Yutwng adalah rencana kecilnya jika Jenderal Hua kembali dan membawa kemenangan dirinya yang akan maju untuk langsung membunuhnya."Raja Tandua pasti akan senang karena aku nantinya memenangkan peperangan," ucap Hua."Tenda Jenderal Hua berada di depan sana, apa kita akan langsung menyerang dan tidak memastikan lebih dulu?" Tanya kepercayaan Hua."Perlu memastikan karena mereka pasti masih di tempat masing-masing saat ini, dan sebelum mereka kembali kita harus menghabisi semua prajuritnya untuk berjaga jaga," ucap Hua."Baiklah kalau begitu, aku akan meminta pasukan segera menyerang," sahut sang kepercayaan yang langsung berjalan pergi.Sang kepercayaan Hua meminta semua pasukannya bersiap, semua yang sudah siap langsung dimint

Bab terbaru

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Terselesaikan

    Melewati portal Nau Sang dan Pangeran Fua mendapatkan sorakan besar-besaran dari para warga, rencana Nau Sang yang menempatkan pasukan bantuan di berbagai tempat membuahkan hasil, tanpa rencana Nau Sang para warga yakin kalau mereka pasti sudah mati sekarang."Hidup Jenderal Nau Sang.""Hidup Jenderal Nau Sang.""Hidup Jenderal Nau Sang.""Para warga bersorak untuk mu," ucap Pangeran Fua."Apa Pangeran juga tidak mendengar ada yang juga bersorak untuk mu," sahut Nau Sang."Memang ada tapi tidak sebanyak sorakan untuk mu," ucap Pangeran Fua."Heeeeh, kalau begitu maafkan aku yang mengambil perhatian semua warga," sahut Nau Sang."Hahahaha, Jenderal Nau Sang memang sangat suka bercanda," ucap Pangeran Fua."Kalau begitu aku pergi lebih dulu kembali ke istana," sambung Pangeran Fua yang langsung menunggangi kudanya dengan cepat meninggalkan Nau Sang."Ketua Jain, tugas mu juga sudah selesai kamu b

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Kematian Raja Sanwan

    Tahu dirinya tidak akan bisa menang melawan pasukan yang dibawa oleh Nau Sang Raja Sanwan memutuskan mendatangi pasukannya yang masih terus menyerang, lebih dari setengah pasukannya sudah mati dan hanya menyisakan petarung terkuatnya saja.Menggunakan jubah perang lengkapnya Raja Sanwan mengangkat bendera putih, Raja Sanwan yang hanya berdiri langsung berjalan ke arah Pangeran Fua dan berharap bisa bernegosiasi dengannya."Kamu pasti Pangeran Fua, aku menyerah," ucap Raja Sanwan."Menyerah? Apa Raja Sanwan berpikir hanya dengan kata itu semua akan selesai," sahut Pangeran Fua."Tentu saja tidak, tapi aku di sini sudah tidak memiliki pasukan," ucap Raja Sanwan."Tidak ada lagi yang bisa digunakan untuk melawan pasukan kalian," sambung Raja Sanwan."Tentu saja kami mengetahuinya, Karena tujuan peperangan ini memang untuk menghancurkan kerajaan Namgala sampai ke akarnya," sahut Pangeran Fua."Berhentilah banyak bicara dan l

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Kematian Jenderal Ran

    Jleeeeeeeeb.Jleeeeeeeeeb.Ayunan pedang dan hujanan anak panah terus mengarah ke kedua pasukan yang bertempur sekuat tenaga, Nau Sang yang sangat mempercayai para pasukannya tidak melihat ke belakang, Nau Sang bahkan tidak melihat ke arah Pangeran Fua yang bertarung berjauhan darinya.Wheeeeeeeeeeesss.Treeeeeeeeeeeeeeng.Treeeeeeeeeeeeeeng.Nau Sang yang hanya menyerang menggunakan kekuatan kultivasinya masih bisa ditangkis oleh jenderal Ran, jenderal Ran aendiri mantan adiknya di kehidupan sebelumnya hampir semua yang dikuasainya juga dikuasai adiknya."Apa ini? Kenapa setiap gerakan mu hampir sama dengannya?" Tanya jenderal Ran sambil terus mengayunkan pedangnya."Apa kamu teringat dengan seseorang yang sudah kamu khianati? Seseorang yang sudah banyak berkorban untuk mu tapi kamu bunuh dengan tanganmu sendiri," ucap Nau Sang."Siapa kamu sebenarnya?" Tanya jenderal Ran."Seperti yang kamu d

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Peperangan Besar Di Mulai

    Sang wanita hanya diam dan menatap Nau Sang dari balik topi penutup wajahnya, sebenarnya sang wanita bukan bermaksud memata-matai Nau Sang, dirinya hanya ingin memberikan sesuatu sebelum Nau Sang pergi.Tapi karena Nau Sang penasaran dengan wajahnya dirinya tidak memiliki pilihan selain memperlihatkannya, lagipula wanita itu yakin Nau Sang tidak akan tahu siapa dirinya."Kalau begitu aku akan memperlihatkan wajah ku dengan senang hati," ucap sang wanita yang langsung membuka topinya.Deg.Nau Sang menatap wajah wanita itu tanpa berkedip, Nau Sanh yakin dirinya tidak mengenal wanita itu tapi tidak tahu kenapa Nau Sang seperti merasa wanita itu tidak asing."Apa kamu puas," ucap sang wanita."Aneh, Aku yakin tidak mengenalmu tapi kenapa... ." Nau Sang tidak melanjutkan perkataannya."Kenapa apa? Sudahlah tidak perlu kamu khawatirkan, Sebenarnya aku hanya ingin memberikan mu ini, ambillah," sahut sang wanita melemparkan kantong yang diambilnya dari balik bajunya."Buka saja nanti, itu ak

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Dia Lagi

    Surat sudah dibaca oleh Raja Tandua dan semua tepat seperti yang dilaporkan penasehat Yutang yang sebelumnya menemui Nau Sang, untung saja semua persiapan Nau Sang sudah selesai dan hanya tinggal berangkat saja."Penasehat Yutang menurut mu apa yang dilakukannya saat ini semua sangat tepat?" Tanya Raja Tandua."Tentu saja Yang Mulia, semua sudah dipikirkannya dengan sangat matang dan dia memikirkannya jauh-jauh hari hingga terbuat lah persiapan seperti saat ini," ucap penasehat Yutang."Menurutmu kesalahannya yang membebaskan tahanan apa bisa diselesaikan hanya karena persiapannya ini?" tanya Raja Tandua lagi."Jika dia berhasil membawa kemenangan tentu saja kesalahan itu sudah seharusnya dimaafkan apalagi dia melakukan semua itu juga demi kerajaan ini," ucap penasehat Yutang."Dan menurutku seharusnya dia mendapatkan hadiah yang besar jika berhasil," sambung penasehat Yutang."Baiklah, aku mengerti sekarang kita hanya perlu menunggu hasilnya saja," sahut Raja Tandua."Tidak juga Yang

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Persiapan Kerajaan Musuh

    Penasehat Yutang yang baru datang langsung duduk di depan Nau Sang, penasehat Yutang menatap Nau Sang yang terlihat sangat santai seperti peperangan yang sebentar lagi terjadi bukan masalah besar baginya."Apa aku membuat mu menunggu lama?" Tanya penasehat Yutang."Lumayan," ucap Nau Sang."Jadi apa yang membuat mu ingin bertemu dengan Yang Mulia Raja, apa ada masalah dalam persiapan mu?" Tanya penasehat Yutang."Apa aku terlihat seperti orang yang sedang dalam masalah sekarang?" Tanya Nau Sang balik."Tentu saja tidak," ucap penasehat Yutang."Sebenarnya kedatanganku kemari karena ingin memberitahu persiapanku semua sudah selesai dan surat peperangan juga akan dikirim besok, di dalam surat itu juga tidak tertera tanggal mereka akan menyerang, tapi seperti yang sudah kukatakan sedari awal semua akan dimulai dua hari setelah surat dikirim," sahut Nau Sang."Aku ingin memberitahu pada yang mulia karena aku juga membutuhkan surat kepergian, sekaligus meminta pasukan Raja bersiap jika saj

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Sudah Benar Benae Siap

    Melihat semuanya sudah saling akrab Nau Sang tersenyum sendiri, saat Nau Sang datang semua langsung bangkit dan berbaris rapi tanpa ada yang berani berbicara.Nau Sang yang hanya diam menatap semua prajurit bantuan menarik nafas pelan, sekarang sudah waktunya memberitahu mereka di mana tata letak mereka dalam pertempuran besar nanti."Bukankah jika seperti ini semua terlihat bagus," ucap Nau Sang"Tapi aku datang bukan hanya ingin mengatakan itu," sambung Nau Sang."Apa kalian semua sudah siap menghadapi pertempuran besar?" Tanya Nau Sang."Siap jenderal," sahut semua serentak."Bagus, kalau begitu aku akan memberitahu apa yang bisa kalian lakukan," ucap Nau Sang."Kalian semua akan berada di kota dan di desa-desa terdekat, kalian semua berjaga dari serangan pengalihan kerajaan Namgala," sambung Nau Sang."Tunggu Jenderal apa kami akan jadi umpan?" Tanya ketua Kie."Hahahahahaha, jadi apa itu yang kalian pikirkan tentangku," sahut Nau Sang yang malah tertawa."Maafkan aku jenderal," u

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Prajurit Bantuan

    Tap tap tap.Tap tap tap.Masing masing tiga ratus dari tujuh kerajaan telah sampai dengan satu ketua masing masing, semua beristirahat di markas lama prajurit Nau Sanh yang memang cukup besar.Selain prajurit tujuh kerajaan perwakilan kerajaan Bodax mengirim salah ketua prajuritnya, ketua Jain datang membawa racun yang dijanjikan Raja Man.Ketua Jain mendatangi Nau Sang yang saat ini berada di kediamannya, walau ketua Jain datang lebih dulu dirinya memilih menemui Nau Sang terakhir seperti yang dilakukannya saat ini. Penjaga Nau Sang yang tidak mengetahui siapa ketua Jain menjadi waspada, mereka meminta ketua Jain menunggu karena mereka masih harus memberitahu Nau Sang lebih dulu.Salah satu penjaga yang masuk ke dalam bergegas mengetuk pintu kamar Nau Sang, Walau saat ini penjaga itu tahu Nau Sang pasti sangat sibuk karena baru pulang dari mengurus pasukan bantuan yang datang.Tok tok tok."Permisi Tuan, ada yang datang dan sedang menunggu anda di luar," ucap penjaga dari luar.Men

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Mengaku

    Mendengar itu Nau Sang terlihat tenang dan berjalan semakin mendekat ke arah para warga, Nau Sang berdiri di tengah-tengah mereka dan membuka baju agar semua bisa melihatnya dengan jelas."Itu benar-benar bekas cambukan," ucap salah satu warga."Raja Tandua benar-benar sudah keterlaluan, padahal jenderal melakukan semua demi kerajaan Tapi masih saja menerima hukuman cambuk," sahut warga lainnya yang terlihat sangat marah."Aku tidak akan mengatakan kalau aku tidak menerima hukuman cambuk tapi kalian salah paham," ucap Nau Sang."Hukuman cambuk ini kudapat karena keinginanku sendiri, hukuman cambuk ini bukti kesetiaanku pada kerajaan Tarum," sambung Nau Sang."Aku tahu kalian pasti akan bertanya-tanya kenapa aku sampai melakukan semua itu, peperangan besar tidak lama lagi akan terjadi tapi kalian tenang saja kalian semua akan aman karena aku sendiri yang akan maju ke barisan paling depan menyerang kerajaan lawan, walaupun aku mati di medan perang nanti aku akan setia dengan kerajaan Ta

DMCA.com Protection Status