Share

Sebuah Lamaran

“Justru karena aku anak rakyat jelata, jadi aku bisa mengatakan apapun yang aku mau! Bukankah kau harus menjaga martabat anak bangsawan? Kenapa kau bisa selancang itu?!” sahut Pandya dengan santai, tanpa memikirkan ucapan Tibra dengan serius.

Sebenarnya Pandya sudah terbiasa dengan panggilan anak rakyat jelata dulu, dan kini dirinya kembali diingatkan dengan sebutan itu setelah hampir satu tahun dia tidak pernah mendengarnya lagi. Tapi, entah kenapa sudah tidak ada rasa sakit yang dia rasakan saat mendengar ejekan itu, yang dulu membuatnya merasa sangat frustasi.

Pandya terkekeh kecil saat melihat ekspresi Tibra dengan wajah merahnya. Sedangkan Tibra berusaha menahan amarahnya, saat tubuhnya di tahan oleh tetua yang ada di sebelahnya.

“Tertawalah sesukamu! Kita lihat sampai kapan kau bisa tertawa seperti itu!” ucap Tibra sambil menyeringai.

Dengan isyarat mata, Tibra membuat sang tetua mengeluarkan sebuah perkamen dengan pita merah yang mengikatnya. Pandya dan Tuan Waata yang m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Zakaria mati isa
di lanjutin yg banyak bos...di tungguin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status