Share

sisi

Penulis: Maey Angel
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kaisar dan Arin masuk ke dalam ruang perawatan Oma Wira. Keduanya sengaja meminta menemani Oma di saat masa kritisnya. Yang lain berjaga di luar ruangan dan di dalam hanya Kaisar dan Arin.

"Pasien hampir saja selesai operasi. Jadi, harap jangan bising ya," ujar sang perawat yang selesai memindahkan Oma.

"Baik, Sus. Terimakasih."

Kaisar dan Arin masih di dalam. Menemani Oma Wira dan terlihat keadaannya sungguh menyedihkan. Umur yang sudah tidak lagi muda, akan susah untuknya kembali sehat seperti semula.

"Mas, Mas istirahat dulu aja. Arin yang tunggu di samping Oma. Tadi 'kan Arin sudah tidur sebentar di mobil. Ini sudah hampir dini hari, nggak baik juga buat Mas terjaga sampai pagi," ucap Arin.

"Baiklah. Kita tunggu di samping oma sama-sama. Kita duduk di sofa aja, lagian pasca operasi pasti akan lama siumannya. Obat bius pasti masih bekerja, ya?"

Arin menengok pada Oma Wira yang terpejam dan beranjak bersama Kaisar ke sofa tunggu ruangan.

"Kita sama-sama lelah. Kita juga harus istira
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kaya Setelah Dibuang    Lain

    Kaisar dan Arin keluar dari ruangan Oma. "Kita mau ke ruangan Irma, Mas?" tanya Arin lirih."Hm, mungkin." Kaisar tahu jika kali ini Arin agak sungkan ke ruangan Irma."Kita sholat subuh dulu di masjid rumah sakit. Setelah itu, kita pikirkan apa yang hendak dilakukan. Oke? Nggak usah cemberut gitu, jadi pengen cepet-cepet pulang!" pungkas Kaisar mencoba menghibur Arin."Hiz!" Arin tersenyum dan melangkah bersama menuju masjid yang ada di rumah sakit ini.***"Om, kebetulan ketemu di sini. Oma minta, Om sama Mami ke ruangan Oma sekarang. Mami sama Kenzi mana?" tanya Kaisar pada Prass."Kenzi di ruangan Irma dan Mamimu di ruangan Bude Kartika. Baiklah, Om langsung ke ruangan Oma. Kamu ke ruangan Bude ya? Bilang sama Mamimu, pas sekalian aja ke ruangan Oma.""Ya, Om."Selepas sholat subuh, Kaisar dan Arin segera ke ruangan Kartika. Dia menggandeng Arin saat masuk ke ruangan itu."Mam."Rahayu menengok ke arah pintu yang terbuka dan Kaisar bersama Arin teliat datang dengan wajah lesuny

  • Kaya Setelah Dibuang    maaf

    Diam adalah cara Kaisar untuk meredam emosinya. Sambil menunggu Maminya keluar dari ruangan Oma, dia sibuk memainkan gawainya. Arin yang berada di sampingnya mencoba membaca situasi dan tak ingin menambah suaminya marah.“Kak,” panggil Kenzi.“Pulang yuk!” ajak Kaisar.“Pulang? Udah ketemu sama Oma?’ tanya Kenzi. Dia lebih tahu kondisi Kaisar karena selama ini dirinya sering bersama dalam suka dan duka.“Sudah. Kita pamit saja seklain nanti Mami pulang sams Pakdenya Arin saja.”“Kita tanya dulu ya, baiknya gimana. Mami mana?” tanya Kenzi lembut. Arin mencoba memperhatikan cara Kenzi berinteraksi dengan Kaisar yang tidak seperti biasanya. Lebih pelan dan juga enak untuk dicerna.“Di dalam. Kamu masuk sana, bilang sama Mami kita mau pulang.”“Ok.”Kenzi masuk ke dalam dan Kaisar kembali pada posisinya.“Maaf, Rin.”Arin menengok dan menatap Kaisar bingung.“Maaf untuk hal apa? Justru Arin yang minta maaf karena nggak bisa membuat Mas Kaisar nyaman dan tenang.”“Jika mengingat mereka, M

  • Kaya Setelah Dibuang    maaf

    “Kamu di sini saja sama Mami. Kakakmu biar pulang sam Pakdenya Arin. Kalau kamu ikut pulang, yang bantu jaga yang Oma siapa?” “Kan ada Paklik, bulik, Pakde sama Bude. Irma juga nggak parah-parah banget, kata dokternya dia malam ini sudah boleh pulang.”“Lah, wess. Sah ngeyel, manuto,” ujar Kanjeng Mami membuat Kenzi mencebik.“Nggak apa, Ken. Nanti Kakak juga bolak balik Cilacap Purwokerto. Ini Kakak hanya mau mengantar Arin dan memintanya istirahat. Ya udah, Mi. Kaisar pamit. Rin, kamu pamit dulu sama Oma ke dalam. Mau Mas temani apa Mas tunggu di luar.”“Mas tunggu di luar saja.”Arin masuk ke dalam ruangan Oma Wira dengan perasaan yang was-was. Penentangan hubungannya dengan Kaisar masih teringat di benak Arin.“Oma, Arin mau minta maaf kalau sudah_”“Pulanglah!”“Maaf, Oma.”Oma Wira masih dengan nada yang ketus. Dia bukan tipe orang yang mudah berbicara dengan orang asing dan memilih bersikap dingin. Meski tadi dengan Kaisar ia bersikap menghangat.“Sekali lagi Arin minta maaf.

  • Kaya Setelah Dibuang    Kang Mas

    "Kita pulang ke Rinjani?" tanya Arin yang melihat Kaisar mengarahkan mobilnya ke Rinjani."Ya. Malam ini kita menginap di Rinjani, besok pagi kita ke GSP. Kenapa? Mau ke GSP saja?" tawar Kaisar ramah."Nggak sih. Terserah Mas saja," balas Arin. Hatinya mendadak berdisko ria, ia yakin malam ini Kaisar pasti ingin menikmati indahnya malam pengantin baru berdua."Kenapa diam?" tanya Kaisar saat mendapati Arin bergeming."Eh, enggak. Dah mau sampai kan? Arin bingung nanti mau masak apa. Kita belum makan loh," ujar Arin."Iya ya. Sampe lupa makan, kamu sudah lapar ya?""Nggak sih. Mas Kaisar yang pasti dah lapar, nanti mau dimasakin apa?""Kita Delivery aja ya? Kamu pasti sudah capek.""Nggak sih, Arin dari tadi nggak ngapa-ngapain. Nggak capek juga.""Bagus kalau gitu. Berarti nanti kalau kita ngapa-ngapain, kamu nggak capek juga."Arin menengok dan menatap Kaisar," Kenapa?" tanya Kaisar."Nggak. Kita dah sampai," jawab Arin grogi. Mobil berhenti tepat di depan rumah Kaisar dan Kaisar mem

  • Kaya Setelah Dibuang    suamiku

    "Ya.""Hm.""Besok ya, malam ini nggak bisa.""Iya."Kemudian Kaisar memasukkan ponselnya dan berbalik. Dia melihat Arin yang sedang di belakangnya."Maaf, Arin tak sengaja dengar."Kaisar mendekat dan memeluk pinggang Arin dari samping."Kita ke kamar, ya?" ajak Kaisar pada Arin.Arin mengikuti langkah Kaosar yang membawanya ke kamar."Jangan suudzon, belajar husnudzon. Semua yang kamu dengar, belum tentu sama dengan apa yang kamu pikirkan.""Emang Arin mikir apa?" tanya Arin."Tadi kamu mikir apa?""Nggak. Arin hanya tak sengaja dengar Mas berbincang di telepon dan wajah Mas tampak serius gitu. Arin pikir, Mas ada hal serius yang harus dikerjakan," kata Arin jujur membuat Kaisar tersenyum."Ya, begitulah. Tapi, kita jangan pikirkan itu. Lebih baik kita istirahat besok akan Mas antar ke GSP.""Mas mau pergi?""Ya. Nggak apa 'kan Mas tinggal dahulu? Oma meminta Mas ke sana besok pagi.""Nggak apa.""Kamu memang istri yang baik. Mas jadi tambah sayang," kata Kaisar membuat Arin tersen

  • Kaya Setelah Dibuang    Segera

    "Pagi, Sayang. Jam berapa?" tanya Kaosar saat dibangunkan Arin. Biasanya Arin akan berteriak-teriak ketika membangunkan Kaisar, kali ini ia sudah bisa menciumnya dan membuat suaminya itu agak untuk dibangunkan. Sebenarnya tadi ia sudah membangunkan pukul empat pagi untuk bersiap jama'ah berdua, tetapi Kaisar tak kunjung bangun membuatnya haris sholat sendirian."Jam lima. Bangun gih! Arin bikinin susu, ya?""Nggak usah bikin. Yang ada saja," kelakar Kaisar menggoda Arin. Mengingat kejadian tadi malam, Kaisar serasa menjadi lelaki terbahagia di dunia. Menikmati indahnya pengantin baru, meski bukan mahkota baru yang ia dapatkan. Arin cukup pandai melayaninya dan dia menikmatinya."Is! Bangun! Nanti keburu siang," ucap Arin salah tingkah lalu memilih beranjak dari ranjang."Bangun dalam lima menit, kalau tidak Arin hukum!" tegas Arin justru membuat Kaisar sengaja memejamkan matanya sambil memeluk Arin."Mas! Ih!" sungut Arin yang kemudian mendekat dan memencet hidung Kaisar."Iya-iya, Ma

  • Kaya Setelah Dibuang    datang

    Agam sangat senang mendengarnya. Akhirnya ia mau dibujuk untuk pulang bersama orangtua Desti."Makasih, Rin. Akhirnya Agam mau kami ajak pulang. Tadi Bayu bujukin juga dan menawarkan tinggal bersama, tapi Agam menolak. Semoga kalian menjadi keluarga sakinah, mawaddah, warohmah. Kalau begitu kami pamit.""Aamiin. Sama-sama Oma. Kalau ada apa-apa, kabari Arin saja."Orangtua Desti beranjak dan berpamitan pulang ke Bandung. Agam melambaikan tangan saat sudah masuk ke mobil dan mereka akhirnya pergi meninggalkan rumah Arin."Mas juga pamit ya? Sudah siang, takut ditungguin.""Loh, mau ke mana, Nak Kai?" tanya Narsih."Mau ke rumah sakit. Mami masih di sana, jadi Kai harus ke sana.""Oh, baiklah. Hati-hati, semoga Oma cepat pulih dan segera pulang ke rumah.""Aamiin. Kalau begitu, Kai pamit, Bu.""Hati-hati, Mas. Nggak usah ngebut bawa mobilnya," tutur Arin."Ya. Mas pergi dulu, Sayang. Jangan rindu dulu, Mas hanya sebentar," goda Kaisar membuat Arin tersenyum malu."Ada Ibu masih aja gomb

  • Kaya Setelah Dibuang    jadi

    Kaisar sudah sampai di rumah sakit dan segera menuju ruangan Oma Wira. Kaisar yakin kali ini Mami memintanya datang sendiri karena kemarin ada ARin dan dia tak enak mengatakan masalah keluarganya itu.“Assalamualaikum,” Salam Kaisar saat baru sampai di ruangan Oma Wira.“Waalaikumsalam. Ssst! Oma baru tidur, kita keluar sebentar,” ajak Mami.Kaisar mengangguk dan menuruti keinginan maminya untuk berbicara di luar.“Sebenarnya ada apa, Mam? Paklik mana? Nggak ikut menemani Oma?”“Semua keluarga Papimu tuh seperti itu. Hanya Om Pras saja yang agak care dan dia lagi mengambil resep obat di apotek. Bude Kartika sudah keluar rumah sakit dan katanya mau dipindahkan di rumah sakit Jakarta,” jawab Mami.“Lho, kok gitu? Oma nggak diajak?” tanya Kaisar heran.“Katanya kasihan kalau Oma pindah-pindah. Dah tua, suruh dirawat disini saja sampai sembuh. Mami suruh menemani sama Pras. Tapi, kamu kan tahu sendiri. OMmu itu mengurus restoran yang di Bekasi dan Bogor. Dia bilang hanya bisa di sini har

Bab terbaru

  • Kaya Setelah Dibuang    pelajaran

    Tentu saja sikap Arin yang mencegah Kaisar untuk mencari tahu mengenai kejadian jatuhnya Arin di kamar mandi sekolah itu membuat Kaisar semakin penasaran. Sekolah yang memiliki biaya cukup mahal untuk bisa mengenyam pendidikan di sana itu sangat mustahil jika memiliki kloset yang licin. Tanpa sepengetahuan Arin, Kaisar pun mendatangi sekolah Shaka. Sengaja hari ini Arin tidak diperbolehkan untuk berangkat ke sekolah dan istirahat di rumah ditemani oleh Shaka. Ibunya—Narsih—juga diminta Kaisar untuk menemani Arin di rumah karena Arin menolak untuk dibawa ke rumah sakit.Kaisar langsung datang menemui kepala sekolah. Dia datang untuk menanyakan perihal kualitas sekolah yang dijadikan tempat menuntut ilmu anaknya itu. Kaisar merasa heran karena Shaka tiba-tiba terlihat tidak nyaman bersekolah di sana."Selamat pagi, Pak.""Pagi Pak Kaisar. Silahkan duduk!" titah Pujiono–kepala sekolah itu."Ada perlu apa ini? Tumben datang ke sekolah seorang diri.""Hari ini saya ingin meminta izin untuk

  • Kaya Setelah Dibuang    sakit

    “Mas.”Malam ini Arin ingin sekali bercerita mengenai alasan ia mengajak Shaka pulang lebih awal. Kaisar yang masih sibuk dengan pekerjaannya pun menghentikan sementara.“Kenapa, Rin?”“Kayaknya keputusan Mas untuk pindahin Shaka itu betul deh.”“Kenapa emangnya? APa tadi ada masalah lagi yang terjadi di sekolah.”Arin mengembuskan napasnya kasar. Bukan perihal yang mudah untuk bercerita hal mengenai mantan suaminya itu pada suaminya kini yang notabene super protektif pada keluarganya.“Aku pikir, semua yang kita bicarakan saat itu adalah suatu hal yang harus kita lakukan sekarang.”“Kenapa?”“Tadi aku ketemu Mas Bayu. Dia …”“Dia kenapa?”Arin bingung mau mengatakan hal ini atau tidak, namun ia juga tak mau direndahkan sampai dibuat kasar dengan cara yang tidak patut oleh lelaki yang sudah menjadi mantan. Jika dulu saja ia bisa marah saat Bayu memukulnya, seharusnya ia sekarang lebih marah dari pada itu. Namun, ia kembali berpikir mengenai bisnis sang suami yang sedang dianggap sedan

  • Kaya Setelah Dibuang    lagi lagi

    Arin tak menyangka bakal bertemu Bayu di sekolah Shaka. Ia sangat menyesali kenapa harus menyekolahkan anaknya di tempat yang sama. Arin pun semakin yakin memindahkan Shaka setelah ini dan memilih sekolah di tempat lain yang berbeda dengan Bayu.Jam istirahat dimulai. Para murid keluar dan berhambur bermain di taman bermain yang ada di sekolah itu. Shaka mendekat ke arah Arin dengan wajah yang ditekuk.“Kenapa, Sayang? Kenapa nggak main sama teman teman?”“Nggak mau ah, Ma. Satria nakal lagi. Tadi buku Shaka dicoret coret dan disobek. Ma, Shaka mau pulang aja. Nggak mau sekolah,” rengek Shaka.Arin yang melihat anaknya menangis pun memilih untuk memangkunya dan memeluknya hangat. Memberi pengertian agar Shaka tidak sedih lagi setelah dikerjai Satria.“Ada anak Mami! Ada anak mami! Hahaha.”Suara Satria yang meledek Shaka membuat Arin geram. Namun, Arin bukan memarahi Satria melainkan mendatangi Bayu yang sibuk bermain gadget sendiri tanpa memperhatikan anaknya.Brak!Arin menggebrak m

  • Kaya Setelah Dibuang    tak patut

    “Gatsu.”“Nggak usah. Nanti langsung ke rumah aja, istirahat. Kasihan SHaka diajak kerja juga.”“Nggak kerja lah, cuma temani doang.”“Baiklah. Terserah kamu saja. MAs pergi dulu.”Arin kembali turun setelah bersalaman dengan Kaisar lalu melambaikan tangan melepas kepergian suaminya bekerja. Faktor keuangan yang sedang menurun, membuat Arin harus banyak banyak berdoa dan berusaha. Makanya dia akan menyusul nanti jika sekolah Shaka sudah selesai. Hitung hitung membantu suaminya bekerja. Tentunya dia niatkan beribadah. Biar tidak menimbulkan pertengkaran dan perdebatan jika hasilnya tidak memuaskan.Suara klakson mengagetkan Arin yang sedang berjalan masuk ke dalam ruang tunggu wali murid. Sebenarnya tidak disarankan masuk dan menunggu anaknya, tetapi Arin masih ingin memastikan baik baik saja. Tin!Lagi lagi Arin dibuat kesal karena mobil itu justru membuntutinya jalan ke halaman sekolah, hingga Arin bertambah kesal saat ada Bayu yang di dalamnya“Hai, Rin.” Bayu menyapa dengan senyum

  • Kaya Setelah Dibuang    kesombongan

    “Kenapa dengan Satria? Siapa dia?” tanya Narsih."Teman Shaka, Bu. Dia biasa jahilin Shaka. Nggak hanya saka, yang lain juga. Emang dasar anaknya gitu. Mau marahin juga percuma. Gak bakalan mudeng. Orangtuanya aja gak tahu etitut," adu Arin."Sudah sudah. Kita bicarakan nanti saja. Udah siang ini Shakanya," sela Kaisar yang tidak ingin membahas tentang keburukan orang lain di depan anaknya.Kaisar benar benar mengantar Shaka. Dia meminta Arin untuk menunggu Shaka masuk dan meminta Arin untuk kembali ke mobil."Ada apa sih, Mas?" tanya Arin heran melihat gelagat suaminya yang aneh."Nggak. Shaka udah masuk?""Udah. Barusan udah masuk. Hari ini Satria nggak datang. Aman."Arin mengembuskan napasnya perlahan lalu tersenyum di depan Kaisar."Mas mau tanya apa?""Memang Mas mau tanya?""Hiz! Serius. Mau nanya kali ini sama Arin nggak?""Mau sih. Tapi, kamu harus jawab jujur.""Apa?" tanya Arin serius mendengarkan."Mas mau tanya. Wajah kamu pake formalin ya? Kok awet cantiknya?" kelakar Ka

  • Kaya Setelah Dibuang    Sarapan

    “Kenapa kamu bangunkan Mas kesiangan, Rin? Hari ini Mas akan ke gudang buat cek data yang semalam belum Mas selesaikan,” tanya Kaisar panik saat dibangunkan Arin kesiangan.“Tenang aja. File udah aku cek dan memang ada keanehan di Mellynya. Bukan salah toko atau gudang. Jadi Mas hanya perlu tanyai Melly, kenapa dia sampai berlaku demikian. Kita butuh penjelasan dia mengenai hal ini. Dia harus bertanggung jawab dan Mas harus bisa bertindak bijak. OKe?”Arin memang sudah menyelesaikannya semalam. Dia hanya membereskan beberapa dan itu cukup sangat membantu membuat Kaisar lelap tidur dan puas istirahat sampai pagi.“Ya ampun, begini ini yang kadang bikin Mas nggak mau tidur dulu kalau kerjaan sudah beres. Kamu pasti yang selesaikan. Ya sudah, aku mau mandi dulu. Kamu pasti udah siapkan sarapan, ya?” “Belum. Aku mau sarapan di rumah Ibu bareng kamu.”“Tumben?” tanya Kiasar heran.“Lagi pengin aja. Yuk ah, buruan! Mas mandi, aku mandiin Shaka.”Keduanya gegas beranjak sebelum melakukan ak

  • Kaya Setelah Dibuang    3. pengertian

    “Mas,” panggil Arin.Kaisar yang sedang memeriksa laporan keuangan tempatnya bekerja, menengok sekilas. Wajahnya nampak serius, membuat Arin untung untuk mengatakan perihal kejadian di sekolah tadi.“Kenapa, Rin?” tanya Kaisar saat ia sudah kembali melihat berkas berkasnya dan merasa Arin tidak berkata apapun setelah itu.“Arin bantu ya pekerjaannya?” Arin pun memikirkan untuk membantu saja, daripada mengeluhkan ini itu.“Shaka udah tidur?”“Udah. Boleh ya?”“Ini itu bentar lagi selesai. Ada sedikit perbedaan antara income di aplikasi sama yang Mely tulis.”“Kok bisa?” tanya Arin kaget.Akhir akhir ini memang usahanya agak bermasalah. Selain bisnis yang kian menjamur, juga adanya pesaing yang memakai cara kotor, akhirnya perusahaan pun banyak yang terancam. Meski dalam hal bisnis ini adalah hal yang biasa, tetap saja Arin merasa sedih dan ingin kembali ikut membantu suaminya.“Itulah. Kalau percetakan yang di Gatsu itu nggak lagi beromset banyak, kemungkinan pengurangan karyawan pun h

  • Kaya Setelah Dibuang    3. Mewanti wanti

    “Ma,” panggil Shaka saat kini sudah mulai jam istirahat sekolah.“Udah istirahat, Sayang?”“Udah. Mom nungguin Shaka?” tanya Shaka heran karena melihat Arin yang ada di sekolah. Biasanya Arin akan meninggalkan Shaka di kelas dan Arin akan menyusul Kaisar bekerja. Namun, kali ini ia memang ingin menunggui anaknya itu untuk menjamin keselamatannya.“Iya. Sengaja Mom tunggu, biar nggak ada yang bisa gangguin kamu.”“Hai Shaka, main yuk!” ajak bocah kecil bernama Gendis.“Ma, Shaka main sama Gendis di perosotan sana ya?” tunjuk Shaka pada mainan yang ramai dipenuhi oleh anak anak yang asyik bermain.“Iya. Hati-hati ya, Nak.”Arin melihat dari kejauhan, apa yang sedang dilakukan Shaka. Dia nampak senang anaknya itu punya banyak kawan di sekolah ini. Meski kebanyakan yang berteman dengan Shaka adalah anak-anak perempuan, ia tak masalah. Justru ia merasa lega karena berteman dengan anak perempuan membuatnya merasa aman karena terhindar dari perkelahian antar teman nantinya.Satria mendekati

  • Kaya Setelah Dibuang    aduan

    Ternyata Prameswari hanya mengantar Satria saja. Anak bawaan Bayu itu tidak ditunggui oleh ibunya dan itu adalah hal yang cukup mengagetkan karena setalah Prameswari keluar ruangan, Arin diminta untuk masuk ke dalam ruangan kepala sekolah."Sebenarnya ada hal apa saja yang dipanggil ke ruangan ini?" Tanya Arin heran sekaligus bingung."Maaf jika saya memanggil Ibu secara mendadak dan tiba tiba. Tetapi pas kebetulan ibu berada di sini untuk mengantar, jadi saya berpikir untuk meminta ibu langsung menemui saya di sini.""Tidak masalah. Apa yang sudah terjadi, Pak?""Justru itu hal yang ingin saya tanyakan kepada Ibu Arin. Sebenarnya ada masalah apa ibu dengan orang tua Satria?""Orang tua Satria? Siapa yang sedang Bapak maksud itu?""Bu Prameswari. Beliau tadi melaporkan bahwa, katanya Ibu sudah membuat beliau kesal dengan kata-kata yang tidak patut dan tidak sopan. Jadi, Saya ingin mengetahui masalah apa yang sedang terjadi antara Bu Arin dan Prameswari? Apakah ini karena pertengkar

DMCA.com Protection Status