Share

itu!!

Arin diam menatap lurus ke jalan, membuat Kaisar yang memperhatikan perubahan mimik wajah Arin sedikit penasaran dengan pikiran istrinya.

“Kamu mau ke tempat Agam dulu hari ini?” tanya Kaisar.

Arin mendongak dan menggelengkan kepala.

“T-dak. Bukan begitu, Arin hanya rindu.”

Kaisar tersenyum.

“Kita ke Bandung sekarang saja. Jika omanya Agam mengizinkan, kita ajak Agam menginap di Purwokerto bareng. Gimana?”

“Tapi, Bandung itu jauh.”

“Jauh itu kalau jalan kaki. Kalau naik mobil ya nggak nyampe sehari juga sampai. Dah, nggak usah manyun gitu. Jadi pen gigit nanti.”

Senyum Arin mengembang saat Kaisar mau memahami perasannya. Sejak kemarin Agam memang kerap menghubunginya. Dia mengatakan jika Bayu sudah pergi merantau dan Agam mengharapkan Arin segera kembali.

“Apa di sana ada Bayu?” celetuk Kaisar.

“Nggak. Kata Agam, Mas Bayu merantau. Makanya dia minta kita segera ke sana. Kenapa emangnya kalau ada Mas Bayu? Mas cemburu?” ledek Arin dengan mengusap paha Kaisar lembut

“Nggak lah.”

“Masa?”
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status