Share

Dipaksa

Malam ini Arin tidur dengan rasa yang gelisah. Dia takut nanti Omanya Kaisar berbicara hal buruk mengenai keluarganya di depan Ibunya. Jika di depannya mungkin dia masih terima. Namun, jika Ibunya sampai sedih dan kepikiran ia sungguh tidak akan tega melihatnya. Arin bernjak menemui Ibunya ke kamar dengan perlahan menggunakan tongkat untuk sampai ke sana karena kakinya belum terlalu sembuh.

“Bu,” panggil Arin dari luar kamar Narsih.

“Rin. Masuk saja, nggak Ibu kunci,” sahut Narsih dari dalam.

Arin memutar gagang pintu dan tersenyum saat mendapati Ibunya menyingkap selimutnya hendak mendekat.

“Ibu di sana saja, Arin ada perlu sebentar sama Ibu.”

Arin duduk di samping Narsih dan menyandarkan kepalanya di pundak sang ibu. “Kenapa?” tanya Narsih.

“Bu, Arin bingung.”

“Apa yang kamu bingungkan? Bukankah pernikahan kalian sebentar lagi? Sudah beristikharh bukan? Jodoh sudah Allah tuliskan untukmu, lalu apalagi yang kamu pikirkan?” taya Narsih dengan mengusap rambut panjang Arin.

“Bukan itu,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status