Share

KEPIKIRAN

"Sayang!" Azril membuyarkan lamunan Safa yang terdiam.

Sejak kedatangannya dari masjid hingga berakhir di meja makan, Safa tak seperti biasanya diam. Seakan ada sesuatu yang dipikirkan bahkan makanannya saja masih utuh.

"Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Azril memegang erat lengan Safa.

Safa ternganga, lalu menggeleng. Ia belum mendapat bukti dan tidak ingin menjadi bahan perdebatan di waktu yang tidak tepat.

Menghela napas panjang, kembali rileks melupakan pikiran buruknya. Ia sepenuhnya percaya pada Azril dan tentu sangat mengenal dirinya.

"Nggak ada, Mas. Mas mau tambah?" Terlihat isi piring Azril sudah habis.

"Sudah cukup, Sayang. Kamu segera habiskan makanannya. Jika memang ada masalah atau aku ada salah, katakan! Jangan diam dan melamun seperti ini." Azril tidak suka melihat Safa yang diam.

Ia lebih suka Safa banyak bicara dan berkomentar. Seolah ia ikut merasa kehilangan dan suasana pun seperti tak hidup lagi.

Bibir Safa melengkung. "Aku habiskan makan dulu, Mas."

Azril men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status