Share

TETAP RAMAH

Air mata Safa berjatuhan begitu deras. Sakit sekali mendapat perlakuan suaminya yang tak biasa. Ia mengaku salah karena tak meminta izin, tetapi Safa sudah berusaha menghubungi Azril dan tidak mendapat jawaban.

Wanita itu sesegukan sembari menenangkan Zahra yang menangis. Dengan air mata yang membasahi, Safa memberi Zahra ASI perlahan.

"Maafin Bunda, Nak," lirih Safa memandang wajah Zahra yang mulai melahap ASI-nya.

Wajah lemas dan pucat membuat hati Safa teriris. Tidak tega melihat Zahra yang harus merasakan sakit ditambah sikap Azril yang tidak mengerti keadaannya.

"Iya, Sayang, Zahra anak salehah, anak baik. Pelan-pelan, Sayang." Safa mengajaknya berbicara meski hatinya merasa sedih.

Ia menenangkan Zahra agar nyaman dalam meminum ASI, tetapi nyatanya Zahra kembali menangis dan melepas ASI-nya. Safa bingung dan mungkin rasa air susunya hambar karena sejak siang tadi Safa belum sempat kemasukan apa pun.

Jangankan sesuap nasi, air minum pun tidak sempat ia minum karena khawatir pada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status