Share

Bab 103 Terbongkar semua Kebohongan

Setelah aku mengatakan setuju untuk menjadi istrinya, aku melihat senyuman melengkung di sudut bibirnya.

Ada yang aneh dari senyuman itu, tapi sulit bagiku untuk memahami arti di baliknya.

"Apa yang sedang Mas Arif pikirkan sebenarnya?" gumamku dalam hati.

Namun, aku tidak punya banyak waktu untuk merenungkan hal itu, sebab setelah aku setuju, kini aku harus menandatangani surat pernyataan dari tetua di sana, yang menyatakan bahwa aku akan menikah dengan Mas Arif setelah masa Iddah.

Aku pun menghela nafas dalam-dalam, lalu menggoreskan tinta hitam di atas kertas putih tersebut, menandatangani komitmen baru dalam hidupku.

Aku menyerahkan surat tersebut kepada mereka, seraya memandang mereka satu per satu.

"Kalian akan menikah setelah masa iddahmu selesai," ujar Pak Heri, mengingatkanku tentang keputusan yang baru saja aku buat.

Ada perasaan cemas menghantui pikiranku, tapi aku berusaha mengesampingkannya. Aku hanya terdiam, berusaha menyembunyikan wajah kesalku di depan mereka sem
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status