Share

Bab 100 Menceritakan Kebenaran

Aku, Kalea, melihat wajah Ibuku yang tampak pucat pasi saat mendengar tuduhan yang dilemparkan kepada diriku oleh para warga yang saat itu ikut menggrebek kontrakan Mas Arif kemarin malam.

Aku tak sanggup menatap wajah kedua orang tuaku yang juga tampak terpukul dengan berita tersebut.

Hatiku berdebar kencang, takut akan dampak yang akan menimpa keluargaku.

"Apa? Anakku berbuat m3s*m dengan seorang pria? Ini tidak mungkin, dia anak baik-baik dan dari keluarga baik-baik, kami tidak pernah mendidik dirinya menjadi wanita yang tidak berbudi!" seru ibuku dengan bibir bergetar, seolah tidak percaya dengan apa yang mereka katakan kepada kedua orangtuaku.

"Maaf Bu, saya harus mengatakan, iya, Bu. Kami memergoki mereka berdua di dalam satu kontrakan yang sama dan sudah selesai melakukan perbuatan maksiat di sana," sahut Pak Heri dengan menatap wajah kami yang saat itu sedang tertunduk.

Aku tak bisa menerima ketidakadilan yang menimpa diriku. Bagaimana mungkin mereka mengatakan bahwa aku telah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status