Sabtu pagi ibu mertua mengunjungiku ke rumah, sempat terpikir dia akan datang menyambut atau minta maaf tapi anggapan konyol semacam itu adalah hal yang tidak mungkin. Aku tahu dia datang kemari hanya untuk memamerkan keangkuhan dan kekayaannya.Ada papa, mama dan aku di ruang tamu, lantas wanita berpakaian setelah peplum ungu itu melempar kertas ke atas meja berikut amplop warna coklat yang terlihat cukup tebal."Apa itu?" "Surat cerai dan kompensasi anakmu," jawabnya sambil mengedarkan pandangan ke dinding rumah kami memperhatikan bingkai-bingkai yang terpasang dengan aksen jijik."Melempar surat cerai tanpa pemberitahuan dan panggilan untuk persidangan? Aturan dari mana itu?""Kau tahu, bahwa kami punya pengaruh besar? Jangankan untuk surat cerai surat kematian kalian pun bisa kukeluarkan hari ini juga," ujarnya. "Jaga mulutmu!" Mama berteriak dan bangun, begitu pun pengawal yang berdiri di belakang wanita itu, mereka bersiap menembak."Ah, baiklah, bicara dengan orang yang tid
Jangan lupa untuk like komen dan subscribe ya. Cerita ini baru saya lanjutkan setelah beberapa tahun vakum. *"Hei apa yang kau lakukan di sana?" seorang pria berpakaian keamanan dan membawa walkie talkie di tangannya memanggilku."Saya sedang mencari mangkuk, Pak," ujarku."Itu piranti untuk tamu penting," jawabnya."Oh, maaf, Pak," ucapku segera berlalu pergi."Oh ya, kulihat kau bingung, apa tugasmu di sini?" Pria itu menghentikan dan seperti curiga padaku."Saya pelayan, Pak, tapi tadi saya disuruh mengambil mangkok," balasku."Kalau begitu pergilah.""Terima kasih." Aku segera berlalu secepatnya.Acara di mulai, musik diputar dan tamu tamu bercengkerama dengan kolega mereka, dari sudut kulihat mantan ibu mertua sedang mengitari para tamu untuk memperkenalkan calon menantunya, dia terlihat amat bahagia dan bangga, berbeda denganku yang dulu hanya menantu yang tak diinginkan.Mas Bendi datang dan menghampiri tunangannya, si wanita tersenyum lalu melingkarkan tangan ke lengan Mas B
Melihatku keluar dari gerbang rumah ibu mertua, sebuah mobil warna burgundy berhenti hingga remnya berderit tepat di depanku dalam keadaan pintu terbuka, lalu si supir menyuruhku segera masuk, kemudian dia langsung meluncur membawaku pergi.Sebenarnya aku terkejut melihat seseorang yang datang begitu saja, Aku khawatir dia sudah tahu aksi dan rencanaku tapi itu tidak mengurungkan aku untuk segera naik ke mobil itu. "Aku tidak menyangka bahwa kamu akan menjemputku," ujarku di dalam mobil. Sementara pria yang kuajak bicara terlihat tegang dan mengebut dengan kecepatan tinggi."Kau tahu menjemputmu sama dengan mempertaruhkan nyawaku?""Bendi sering melakukan itu, tapi nyatanya dia meninggalkanku," jawabku tanpa menoleh ke arahnya."Artinya kau menuntut lebih dariku agar kau bisa percaya?""Ya," jawabku santai sambil mengangkat kedua bahu.Mobil itu berbelok ke sebuah lorong sempit lalu terus menembus pemukiman penduduk. Aku tahu bahwa dia sedang menghindari kejaran jadi aku tidak mau b
Papa dan Roni sudah masuk ke ruang tindakan UGD, yang mengantar menunggu di luar, mama sibuk mengurus administrasi dan ketika dia datang, mama langsung menarik tanganku, membangunkanku dengan tatapan tajam.Plak!"Kurang ajar, sekarang katakan apa yang sebenarnya sudah kamu lakukan?""Aku meracuni makanan Nyonya Erika, tapi piringnya ditukar sehingga yang kena ibunya Irina, Nyonya batubara terkaya di kota ini!""Apa? Lalu apa hubungan dengan Roni?""Dia mengantarku pulang.""Kena tembak karena mengantarmu pulang?!" Mama membeliak sambil mencengkeram kerah bajuku, lalu mendorongku ke dinding dengan kerasnya."Apa yang akan terjadi selanjutnya, kira-kira apa yang akan kau katakan pada ibu bapaknya anak itu?! Apa kau akan melibatkan kami sebagai tumbalmu?! Kau tidak berfikir sebelum bertindak?" tanya Mama tak memperdulikan orang orang yang lewat."A-aku ha-hanya tidak menduga," ujarku tersedak terkena cekikan mama.Plak!Sekali lagi tamparan itu mendarat, dan membuat bibirku langsung ber
"Kemarilah, kami ingin bertanya?" Kembali keluarga Roni menyeretku ke ruangan yang agak jauh dari tempat itu. Mungkin hari ini adalah rekor terbesar dalam hidupku karena bolak-balik ditarik dan diseret oleh orang yang berbeda."Ada apa Nyonya?" tanyaku pada ibu Roni."Kami akan mempertemukan kamu dan memastikan bahwa kalian tidak bohong dan jawaban kalian sama," jawabnya."Hmm, baik," balasku pasrah. Kurasa aku sedang bermain dengan nyawa, jika Roni mengaku maka kami akan menikah tapi jika pemuda itu malah menyangkalnya maka aku akan dicap sebagai wanita pengkhayal yang memiliki halusinasi tinggi. Mereka juga akan melaporkan ke kantor polisi karena telah membuat cucu mereka menjadi korban tembakan. Masalah sebenarnya akan terungkap ke permukaan, dan ya ... aku akan berakhir di penjara."Tapi mari berdoa, semoga Roni memahami kode yang kau berikan," gumam dalam hati. Aku lalu berjalan beriringan dengan orang tua pemuda yang sudah menolongku dan menemuinya yang sudah dikelilingi oleh
Karena melihat bahwa tidak ada pilihan lain, aku terpaksa ikut dengan rombongan calon mertua baru yang kelihatan lebih cantik dan lembut daripada ibu mertua yang lama. Kupikir jika kami bisa dekat dan punya kedekatan ibu dan anak aku bisa mengandalkan wanita itu untuk melindungiku dari wanita yang selalu ingin membunuh orang, yang bernama ... ah, najis menyebutkan namanya.Erika, ya, Erika."Hmm, mari kita ke mobil," ajaknya dengan suara lembut."Ba-baik, lalu siapa yang akan menjaga Roni?""Kakeknya akan menjaganya," jawabnya."Baik, kalo begitu, Ma, uhm, maaf, Tante," balasku gugup."Oh, Kau boleh memanggilku seperti apa yang kau inginkan," ujarnya menyentuh bahu dan mengajakku pergi, di sudut sana Mama menatap kami dan hanya bisa membuang nafasnya pelan lalu kembali beralih ke dalam ruangan Papa."Apa semuanya akan baik-baik saja di sini, Tante?""Iya, tentu saja.""Apa bersama Tante saya akan aman, apa sekali ini saya bisa menemukan kedamaian?" tanyaku dengan bola mata berkaca-kac
Pukul 6 pagi ponselku berdering, setengah mengantuk kuraba tempat tidur dan menekan tombol angkat."Imelda, Mama udah titipkan pada pelayan yang kebetulan buang sampah di luar, semoga dia menyerahkan yang segera padamu," ucap Mama."Kenapa Mama menitipkannya, kenapa Mama tidak memberikannya langsung padaku?""Hei, Asahan golok, mereka akan curiga kalo mama berkunjung pagi pagi, jadi katakan saja bahwa itu adalah kiriman dari sebuah klinik, laporan tentang kehamilan," ucap Mama dari seberang sana."Bagaimana Mama mendapatkannya, aku senang karena itu berjalan lancar. Oh ya, dari jendela kamar aku bisa melihat pelayan yang Mama titipkan tadi sedang mendorong troli bak sampahnya. Tapi oh ... tiba-tiba dia berpapasan dengan calon ibu mertua, dan wanita itu terlihat menanyai pelayannya," ucapku dengan perasaan tegang."Lalukan sesuatu," perintah Mama."Sebentar ... bentar Ma, aku lihat ibunya Roni bertanya kepada pelayan.""Lakukan sesuatu agar kau bisa mencegahnya turun segera dan susul m
Sesampainya di rumah sakit aku langsung menemui Papa dan Mama yang sudah dipindahkan ke ruang rawat inap. Aku tanya kabar dan melihat Papa baik-baik saja."Papa ..." Aku langsung mendekat dan memeluknya."Gimana keadaanmu Imelda?"" Baik ibunya Roni memperlakukanku dengan baik Pa.""Oh, Syukurlah," jawabnya."Gimama keadaan Papa, ada yang parah?""Tidak terlalu, pelurunya menembus perut dan hampir memutuskan usus papa," jawabnya."Ngeri sekali, maafkan aku ya, Pa, karena aku papa jadi seperti ini.""Enggak apa-apa gimana keadaan Roni?" "Belum ketemu, Pa," jawabku."Papa dengar kamu hamil dengannya, apa itu benar?" Ayahku itu bertanya dengan nada lembut dan dia tidak terlihat marah sama sekali padahal aku telah mempermalukannya."Tidak, aku tidak hamil, aku hanya pura-pura," jawabku."Satu kebohongan akan berujung pada kebohongan yang lain anakku, jangan begitu," ucap papa"Di luar sana, entah kegaduhan apa yang telah kau lakukan, entah kenapa firasatku merasa bahwa ini tidak bagus,"
"Kalau enggak Mau, kenapa berbuat sejauh ini Mel? kamu tahu kamu pertaruhkan nyawa semua orang! kita akan berurusan dengan gangster terkejam dan sampai hari ini Mama masih menyimpan trauma mendalam. Kau pikir mudah berurusan dengan para pembunuh yag kejam itu, kau pikir kalian tidak akan diburu dan dibunuh?" "Kami tahu.""Kalau tahu kenapa nekat begitu?! Apa karena kau tahu persis bahwa Bendi mencintaimu, ingat tabir Antara cinta Dan benci itu sangat tipis, cinta yang besar tiba-tiba akan menjadi kebencian dan dendam yang akan membuat tamat riwayatmu.""Tidak juga karena aku merasa nyaman Bendi tidak membunuhku karena cinta.""... atau ... kau merasa nyaman karena aku dan Roni akan selalu berada di belakangmu untuk mendukungmu! bayangkan saja Apa reaksi Roni ketika tahu bahwa kau pergi menjarah mantan suami sendiri!" Ucapan dan tatapan mama semakin tajam."Maaf ...""Apa semua perbuatanmu akan bisa terbayarkan dengan kata maaf? kerugian kapal, para mafia akan dendam dan terus mencari
Setelah mengakhiri percakapan dengan suamiku, kuletakkan kembali ponsel ke dalam tas lalu kupandangi adikku yang sedang sibuk dengan roda kemudi dan senandung kecil di bibirnya."Gawat Sis.""Hah, gawat kenapa?""Bendi menelpon Roni dan bercerita tentang apa yang terjadi, lalu dia menanyakan keberadaanku.""Lalu apa jawaban suamimu?""Dia bilang kalau aku tidak di rumah. itu anggapan Bendy akan mengerucut pada diri ini bahwa ...""Tunggu-tunggu ... jangan berpikiran liar dulu. Mantan suamimu belum punya bukti. Malam ini kau bermalam denganku di rumah Mama dan hanya itu yang terjadi. selain dari itu anggap tidak terjadi.""Iya, benar, tapi, bagaimana dengan emasnya?""Jika tak bisa menjemputnya dengan kapal kita bisa menggunakan penyelam robotik dengan pengendali jarak jauh atau mengambilnya secara manual dengan Seabob. Tim kita adalah tim yang handal, kamu tak perlu khawatir, Mel.""Iya, juga.""Jangan beri Bendi alasan untuk semakin mencurigaimu.""Tidak."Sebelum kembali ke rumah, S
Kami memang merayakan malam itu dengan gembira, anggur dituangkan dan gelembung campagne dilayangkan ke udara tanda selebrasi bahwa kami berhasil memenangkan sesuatu yang besar dalam hidup, untuk pertana kalinya aku berhasil dalam rencanaku, dan aku bangga dengan pencapaian sendiri. "Antar aku pulang, suamiku sudah menunggu di rumah, aku harus sampai dalam tiga puluh menit," ujarku."Kau sedang terluka, Roni harusnya tidak menyadari luka yang kau alami sebab jika dia menyadarinya, maka dia akan tahu kalau kamu sebenarnya habis menjarah mafia," jawab adikku."Uhmm, aku bisa bilang kalau aku kecelakaan," jawabku."Luka akibat gesekan akan beda dengan luka bekas tembakan, Aku yakin Roni menyadarinya sebab dia adalah jaksa yang sering bersinggungan dengan masalah hukum dan penjahat, ayolah, pikirkan ide lain.""Belum lagi jika luka itu akan tertekan dan berdarah lagi, lalu bengkak dan infeksi ketika tidak dirawat," timpal Diki."Mungkin aku akan minta izin untuk menginap dulu di rumah Ma
Dari kejauhan kapal pengiriman itu sudah datang, kami yang sadar bahwa target akan segera mendekat, segera menuju kabin di mana Diki sedang sibuk dengan komputer dan alat pemindainya. Ada beberapa layar yang dibuat menyala bersamaan, layar untuk GPS dan navigasi, layar untuk pemindai radar serta layar yang berisi proyeksi empat dimensi gambar kapal target yang akan kami jarah. "Kau sudah dapatkan skema kapal tersebut?" "Ya dengan kecanggihan teknologi," jawabnya sambil menunjukkan arah kursor dan memperlihatkan kepada kami penampilan kapal itu, meliputi geladak depan, dek atas ke bawah juga penampilan lambung kapan yang saat ini berisi banyak kontainer." "Salah satu dari tumpukan peti kemas itu adalah target kita," ucapku sambil memperhatikan layar. "Bagaimana kita akan tahu mana peti kemas yang paling berharga." "Tentu saja peti kemas yang paling canggih kuncinya." " Menurut penyadap yang kudengar, rencana Bos mafia itu ada dua, jika mereka tidak bisa memindahkan barang d
Beranggotakan enam orang, empat pria dan dua wanita kami berada ke sebuah kapal sewaan berukuran sedang yang memiliki lambung luas dan terbuka dari bagian atas, mirip kapal ikan pada umumnya. Kami sedang bersiap menunggu kapal anak buah Bendi berangkat. Angin laut bertiup lumayan kencang, suara ombak saling bersahutan menghantam dinding batu tepi dermaga. Aku dan "Aku dengar apa yang kau rencanakan," ujar Roni ketika aku kembali dari rumah orang tuaku. Hari itu sudah kususun rencana dengan detail dari mana dan kapan kami akan memulai serangan. Aku dan siska, juga Diki dan beberapa orang berencana untuk pergi memasang penyadap ke pesta yang diadakan bendi di mansion house megahnya. Kedua orang tuaku tidak ikut karena Mama melarang papa untuk terlibat, Siska juga sebenarnya tidak ketahuan terlibat, sebab mama pasti akan membunuhnya jika beliau tahu. "Apa yang hendak kau lakukan, Imelda?" tanya Roni sekali lagi, dia menarik tanganku lalu menatap mata ini dengan intensnya. "Menjarah
"Aku dengar apa yang kau rencanakan," ujar Roni ketika aku kembali dari rumah orang tuaku. Hari itu sudah kususun rencana dengan detail dari mana dan kapan kami akan memulai serangan. Aku dan siska, juga Diki dan beberapa orang berencana untuk pergi memasang penyadap ke pesta yang diadakan bendi di mansion house megahnya. Kedua orang tuaku tidak ikut karena Mama melarang papa untuk terlibat, Siska juga sebenarnya tidak ketahuan terlibat, sebab mama pasti akan membunuhnya jika beliau tahu."Apa yang hendak kau lakukan, Imelda?" tanya Roni sekali lagi, dia menarik tanganku lalu menatap mata ini dengan intensnya."Menjarah Bendi," jawabku tegas.Pria yang tadinya mencekal pergelanganku dengan keras kini perlahan melepaskan tangannya."Kau tidak memikirkan aku dan anak kita?""Sangat," jawabku serius."Mana yang lebih besar obsesi untuk mengikuti keserakahan itu atau memilih hidup tenang dengan kami?" Tanyanya lagi."Dua-duanya, balas dendam dan hidup bahagia," jawabku."Bagaimana jika a
Aku harus merencanakan semuanya dengan matang, anggota tim yang bisa dipercaya, para profesional yang telah terlatih, serta biaya yang akan kudapatkan dari sokongan mama dan kakek william.Dan ya, aku harus menyusupkan seseorang ke dalam rumah Bendi untuk jadi pelayan sekaligus mata-mata yang bisa memberitahuku detail kegiatan mafia itu, juga meletakkan penyadap sehingga aku tahu jadwal kegiatan pengiriman dan apa saja yang Bendi lakukan.Kedengarannya mudah tapi tidak mudah, Bendi tak akan semudah itu menerima anggota atau mempercayai orang baru untuk bekerja di rumahya, satu-satunya harapan adalah menyogok seseorang yang berpotensi jadi pembelot dalam organisasi gelapnya, mungkin anak buahnya yang dulu dekat denganku atau asisten rumah tangga yang sudah belasan tahun mengikutinya.Namun semuanya tidak ada yang bisa kuharapkan, satu satunya cara adalah melakukannya sendiri atau menyamarkan siska adikku sebagai wanita penghibur yang biasa disewa dari klub-klub malam untuk menghibur
Kalau sungguh aku tertarik pada ide yang diungkapkan kakek maka aku butuh beberapa orang ahli untuk menolongku, satu ahli senjata, satu ahli IT yang pandai meretas dan satu lagi ahli pemindai GPS untuk menentukan koordinat di mana Bendi dan lokasi kapal yang digunakannya untuk menyelundupkan barang.Aku yakin rencana yang digunakan mantan suamiku kali ini bisa sangat detail dan hati-hati, dia tak akan biarkan satu celah yag akan membuat rencananya gagal atau ketahuan aparat korup yang justru akan memerasnya alih-alih menahan.Karena merasa penting untuk memberi Nyonya Erika pelajaran dan balas dendam karena wanita keji itu terus berhasil lolos dari cengkeraman polisi maka aku pun memutuskan untuk pergi berdiskusi dengan Kakek. Lagipula siapa yang bisa menahan godaan uang jutaan dollar yang kalau dirupiahkan bisa jadi miliaran. Aku akan punya modal untuk membeli rumah baru, punya tabungan masa depan untuk calon bayiku, juga bisa membuat Bendi merugi dalam satu rencana cerdik, ya, aku a
Memang beberapa pekan setelah kejadian malam itu, mantan suamiku sering menghubungi kakek. Kadang pagi ketika sarapan, sore ketika kami minum teh di kebun belakang, atau kadang anak buahnya datang, membawakam tas hitam lalu pergi begitu saja. Aku tak bisa mengasumsikan apa yang mereka bawa, tapi biar kutebak saja. Uang!Kalau pun bukan uang, maka itu 20 persen dari kesepakatan. Boleh jadi barang antik, emas batangan atau apa saja.Hmm, sebenarnya aku iri ada Kakek William yang cerdik, kata kata dan pembacaan tenang saja bisa menghasilkan uang ratusan juta, sungguh beruntung menjadi dirinya.Beberapa minggu keadaan membaik, tenang, tanpa gangguan. Tapi tiba tiba, Boom!Setelah masalah satu selesai, kini timbul masalah lain.Secara mengejutkan, Nyonya Erika bisa bebas, itu kabar yang menghebohkan meja makan keluarga kami. Betapa tidak, dia yang sudah kami percayai akan dieksekusi kini terlihat bahagia di layar tivi."Sekali lagi kami gagal membuat dia membayar apa yang telah diperbuatn